Bukannya membantu sang istri yang tergeletak di lantai karena tak sadarkan diri, Hardi malah melenggang pergi dan masuk ke dalam kamar. Tubuhnya terasa kelelahan setelah pertarungan panasnya bersama Euis si wanita cantik pemilik warung kopi itu.
Hardi berselonjor di atas tempat tidur sembari memainkan ponselnya. Iya tersenyum sendiri melihat sebuah Video adegan panasnya bersama Euis yang memang sengaja direkam tadi.
"Kamu memang benar-benar menggairahkan Euis, walaupun aku baru memainkannya hanya sekali denganmu. Beda sekali sama Istriku yang bodoh itu. Setiap diajak bercinta kerjaannya hanya diam mematung. Seperti bercinta dengan boneka saja!" Gumamnya sambil berdecak sebal.
Hardi melirik ke arah pintu kamar, mencoba memastikan Apakah istrinya itu sudah sadar atau belum dari pingsannya? Namun malas jika harus menghampirinya langsung. Iya sudah terlalu lelah karena tenaganya sudah ia kuras untuk menggenjot Euis wanita idamannya sekarang.
"Hmm....sudahlah! Biarkan saja dia. Paling-paling dia hanya berpura-pura buat mencari perhatian dariku" Hardi tersenyum sinis.
"Tidak semudah itu membodohiku, Asih!" Kamu pikir aku percaya dengan semua sandiwaramu itu?" Gumamnya lagi lalu kembali fokus pada Video panasnya bersama Euis.
Malam pun semakin larut, tanpa disadari Hardi sudah tertidur di atas ranjang. Sementara benda pipih itu tergeletak begitu saja di samping tubuhnya. Jika Hardi enak-enakan tidur di atas kasur, sedangkan Asih masih tergeletak di lantai keramik yang ada di ruang depan tepatnya di samping sofa.
Waktu terus berputar dan tak terasa jam dinding kamar sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Asih akhirnya tersadar karena tubuhnya merasakan dingin yang amat sangat, bahkan sampai menggigil kedinginan.
Dengan tertatih-tatih Asih mencoba bangkit dari posisinya. Iya berpegangan pada sofa lalu menarik tubuhnya dengan sekuat tenaga. perlahan Asih Melangkahkan kakinya sambil menyasar dinding hingga akhirnya ia pun tiba di kamar, dan terlihat di mana Hardi yang masih tertidur pulas di atas ranjang.
"Ya Tuhan... A Hardi, sebenarnya terbuat dari apa hatimu? hingga tega melihat aku tergeletak sendirian di depan," gumam Asih dengan wajah sedih.
Iya berjalan mendekati nakas yang terletak tepat di samping ranjang. Mengambil obat asma dari dalam nakas tersebut lalu meminumnya dengan secangkir air putih yang memang sudah tersedia di atas nakas tersebut.
Sembari menunggu obat itu bereaksi, Asih duduk di depan ranjang sambil memperhatikan wajah lelah Hardi yang tengah terlelap. Tiba-tiba bayangan mesra Hardi bersama Euis kembali terlintas dipikirannya.
Sayang saat itu Asih tidak memiliki keberanian untuk mengintip apa yang mereka lakukan di dalam warung tersebut. Dengan melihat kemesraan mereka saja, Asih sudah merasa lemas dan putus asa. Jika ia harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri dimana suaminya telah menggempur wanita lain.
"Sebenarnya apa yang kurang dariku a? perasaanku selalu menuruti apapun keinginanmu. Menjadi istri yang penurut, melayani kebutuhanmu dengan baik dan soal ranjang pun aku tidak pernah sekalipun menolaknya, walaupun Sebenarnya aku sudah lelah dengan pekerjaan rumah yang tidak berkesudahan" gumam Asih dalam hati.
Tiba-tiba Hardi menggeliat lelaki itu berbalik dan kini berbaring dengan posisi miring membelakangi Asih yang duduk di tepian ranjang mereka. Handphone milik Hardi yang tadinya tertutup dengan sebagian tangan Hardi, kini terpampang jelas tergeletak di atas kasur.
Tatapan Asih langsung tertuju pada benda pipih tersebut karena layarnya yang masih menyala. Pada awalnya Asih tidak terlalu penasaran, namun karena yang terlihat adalah gambaran Video yang sudah tidak terputar rasa penasaran Asih pun mendadak muncul.
Perlahan ia meraih benda pipih tersebut lalu memperhatikannya dengan seksama. Betapa terkejutnya Asih setelah menyadari Siapa yang beradegan di dalam Video tersebut.
"A Hardi...???" detak jantung Asih berpacu semakin cepat. Seluruh tubuhnya terasa panas dan lututnya pun ikut menggigil.
"Bukankah ini A Hardi dan ini....?" Asih menghentikan ucapannya. Iya Mencoba memberanikan diri untuk mengklik tanda Play, Video itu pun kembali berputar.
Pernah bergemuruh dan terasa sesak. Untuk menarik nafas aja terasa sangat sulit baginya. Air bening itu kembali lurus dan membasahi kedua belah pipinya.
"Ya Tuhan... kamu tega sekali a, kamu bahkan tidak malu mengabadikan adegan menjijikan kalian ke dalam sebuah Video, urat malu kalian sudah benar-benar putus hingga kalian berbangga bisa melakukannya" gumam Asih di sela Isak tangisnya itu.
Di tengah kesedihannya sebuah pesan chat tiba-tiba masuk ke ponsel milik Hardi tersebut. Asih sempat melihat nama yang mengirim nya pesan, tetapi hanya beberapa detik setelah itu menghilang dan membuat Asih semakin penasaran.
Karena mendengar isak tangis Asih, Hardi tiba-tiba terbangun dan sepertinya ia tampak kesal, karena tidurnya sudah diganggu oleh istrinya itu.
"Heh, kamu ngapain di situ? pake Acara nangis segala lagi!" bentak Hardi sembari mengucek matanya yang masih terasa blur.
Asih tidak sanggup berkata apa-apa lagi. Iya menangis sesenggukan dengan bibir yang bergetar hebat. Perlahan-lahan meletakkan ponsel milik Hardi yang ia pegang ke atas tempat tidur. Tepatnya di samping tubuh Hardi. Hardi tersedak kaget setelah mengetahui bahwa ponselnya ada di tangan Asih. Iya meraih benda Pipih itu dengan begitu kasar dan hendak menyimpannya.
"Kamu sudah melakukan hal apa? kenapa ponsel aku ada di tanganmu? kamu mulai berani-beraninya ya, untuk ikut campur urusan ku!" geram Hardi.
"Aku tidak sengaja melihat Video senonoh mu bersama Euis dan sepertinya ia mengirim kamu sebuah pesan chat" ucap Asih sambil menyekat air matanya dan menggelengkan kepalanya secara perlahan.
"Apa?! Pekik Hardi setelah mendengar jawaban dari Asih barusan. Walaupun begitu, Hardi sama sekali tidak menampakkan rasa penyesalan apalagi rasa bersalah terhadap Asih, istri yang sudah 3 tahun ia nikahi tersebut.
Terlihat Hardi tengah mengetikkan sebuah pesan balasan untuk Euis, dengan lincah jari jemari Hardi bermain di layar benda pipih tersebut hingga akhirnya ia pun kembali menyimpan ponselnya ke dalam nakas. Hardi melanggar begitu saja melewati Asih yang masih menunggu penjelasan darinya. Sikap acuh tak acuh yang diperlihatkan Hardi memang bukan hanya kali ini saja, sudah hampir setiap hari Hardi bersikap seperti itu padanya. Namun demi mempertahankan keutuhan rumah tangganya Asih terpaksa bersabar dan mencoba memahami sikap Hardi yang seperti itu.
"A, a Hardi belum menjelaskan padaku soal pesan apa yang dikirim Euis dan Video menjijikan bersama Euis barusan! ucap Asih.
Hardi menghentikan langkah nya lalu berbalik menatap Asih dengan wajah yang malas.
"Penjelasan seperti apa yang ingin kamu dengarkan lagi hah? Semuanya kan sudah jelas?" Jawab Hardi dengan entengnya.
"Jadi benar video menjijikan itu adalah Videomu bersama Euis?" tanya Asih kembali.
"Kalau iya emangnya kenapa? Kamu mau protes?" Tanya Hardi sarkas setelah ia menganggukkan kepalanya tanpa beban.
"Ya ampun a Hardi! Apa kamu melakukan ini? Memangnya apa salahku hingga kamu tega menduakan aku," lirih Asih.
Hardi tersenyum sinis. Ehm, sebenarnya kamu itu istri yang baik Asih. Kamu selalu melayani aku dengan sangat baik. Kamu cantik dan cukup menarik Namun ada satu kelebihan Euis yang tidak ada pada dirimu.
Apa itu? Euis mencoba berbesar hati mendengarkan alasan Hardi yang lebih memilih Euis dari pada dirinya. Walaupun ia tahu bahwa ia akan kecewa setelah mendengar penjelasan dari lelaki itu.
"Jujur saja aku tidak puas denganmu, aku kadang pergi ke club malam dan mencari wanita malam untuk mencari kepuasan kebutuhan biologis aku, namun aku tak menemukannya disana. Kemudian aku berjumpa dengannya, wanita yang berstatus janda itu. Walau aku baru dua hari bertemu dengannya, dengan perasaan suka sama suka, aku pun sengaja bercinta dengan Euis, kami saling adu mekanik di ranjang tua milik Euis, dia sungguh hebat sekali, hanya dia yang bisa memuaskan aku, dia lebih sangar dan lebih nikmat ketika berhubungan intim. Tidak seperti kamu! yang hanya diam dan diam, seperti patung saja, Aku heran aja sama kamu Asih? Sudah beberapa tahun kita menikah, kok masih aja kamu bersikap polos seperti itu. Kamu itu masih terlalu lugu dan tidak terlihat menggairahkan!" tutur Hardi.
"Hanya soal itu a?" tanya Asih kesal.
"Ya hanya soal itu, memang terdengar begitu sepele, namun hal seperti inilah yang paling banyak membuat rumah tangga hancur berantakan, tidak salah kalau suami selingkuh dan mencari kepuasan batin di luaran rumah karena sang istri tidak bisa memuaskannya," lanjut Hardi sambil tersenyum miring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments