Tatapannya tertuju pada seseorang.....
Wanita muda yang tengah terisak tangis di samping motornya.
Bergegas Hardi menghampiri wanita itu lalu menarik tangannya dengan kasar.
"Kamu sedang apa kamu di sini? bukankah aku sudah bilang untuk menungguku di rumah saja.!" Geramnya dengan Wajah kesal menatap wanita yang tidak lain ternyata Asih, istrinya sendiri.
"Apa benar dugaanku a? ternyata selama ini kamu memang berkhianat di belakangku!" ucapnya dengan bibir bergetar hebat.
Hardi semakin kesal yang menarik tangan Asih dan memerintahkan wanita itu agar segera naik ke motornya.
"Naik!" titah Hardi dengan wajah memerah.
Sementara Euis yang melihatnya, bergegas masuk lalu mengunci pintunya dari dalam. Wanita itu tidak ingin ikut campur dengan pertengkaran pasangan tersebut.
"Heh, biarkan saja mereka bertengkar yang penting aku sudah mendapatkan lembaran merah ini," gumamnya sambil tersenyum licik. Euis mengipas-ngipaskan lembaran uang kertas berwarna merah tersebut ke wajahnya. seolah-olah lembaran uang itu adalah sebuah kipas.
Hardi memaksa Asih untuk naik ke atas motor nya kemudian membawa wanita itu kembali ke kediaman mereka. Asih hanya terisak dan bibirnya benar-benar kaku setelah menyaksikan penghianatan yang dilakukan oleh suaminya tersebut walaupun hanya mendengar desahannya saja dari luar warung.
Setibanya di kediaman mereka, Hardi kembali menarik tangan Asih dengan kasar dan membawanya memasuki ruangan tersebut.
"Sejak kapan kamu berada di sana, Asih? kesal Hardi sembari mendorong tubuh Asih keatas sofa yang ada diruang depan.
"Sejak kamu pergi meninggalkan rumah ini tadi a." Asih mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu lekat.
"Apa kamu tidak punya kerjaan lain yang bisa kamu lakukan selain memata-matai kegiatanku Asih?" Hardi mendengus kesal sembari bertolak pinggang di hadapan istrinya itu.
"Ini pertama kalinya aku mengikuti kegiatanmu a Hardi. Selama ini aku selalu percaya bawa kamu memang sibuk dengan pekerjaanmu. Aku bahkan tidak pernah mempercayai jika ada gosip miring yang beredar tentangmu di luaran sana. Namun entah kenapa kali ini aku tiba-tiba penasaran dan ternyata kamu berselingkuh dengan wanita lain, si penghuni warung kopi itu!" kesal Asih, sambil terisak. Air mata kekesalan itu terus meluncur di kedua pipinya tanpa bisa ia bendung lagi.
Bukannya meminta maaf dan mengakui perbuatannya, Hardi malah tersenyum-senyum sambil menggelengkan kepalanya
"Jikalau benar aku berselingkuh dengan Euis si pemilik warung itu, memangnya kamu mau apa? kamu minta pisah? silahkan saja! aku tidak takut sama sekali" ucap Hardi tanpa beban.
"Ya Tuhan....Euis? Seperti namanya tak asing ditelinga, tega sekali kamu a! Memang apa kurangnya aku hingga kamu lebih memilih Euis dari pada aku?" tanya Asih sambil menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak dan untuk sekedar menarik nafas pun ia kesulitan.
"Banyak...banyak sekali Asih, bahkan satu Euis aja lebih baik darimu berpuluh-puluh kali lipat," Hardi tiba-tiba menjawabnya sambil menyeringai.
"Ya Tuhan a..." nafas Asih mulai memburu asmanya kembali menyerang setelah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh suaminya itu barusan.
"Walaupun aku baru mencobanya sekali, yang pasti Euis jauh lebih cantik dan lebih seksi darimu, juga lebih hebat soal ranjang yang sangat jauh dibandingkan dirimu!" Bisik Hardi pelan di samping telinga Asih yang wajahnya sudah mulai memucat, tetapi dengan penuh dengan penekanan.
Hingga pada akhirnya ....
brughhh......
Asih pun jatuh tergeletak di lantai dan tak sadarkan diri.
Bukannya membantu sang istri yang tergeletak di lantai karena tak sadarkan diri, Hardi malah cuek saja melenggang pergi dan langsung masuk ke dalam kamar. Tubuhnya yang terlelah setelah pertarungan panasnya bersama Euis si wanita cantik pemilik warung kopi itu.
Hardi kemudian berselonjor di atas tempat tidur sembari memainkan Handphonenya. Iya tersenyum sendiri melihat sebuah Video adegan panasnya bersama Euis yang memang sengaja direkam tadi.
"Kamu memang benar-benar menggairahkan Euis, walaupun aku baru memainkannya sekali denganmu. Terasa jauh berbeda dengan Istriku yang bodoh itu. Setiap diajak bercinta kerjaannya hanya diam mematung. Seperti bercinta dengan boneka saja!" Gumamnya sambil berdecak sebal.
Hardi melirik ke arah pintu kamar, mencoba memastikan Apakah istrinya itu sudah sadar atau belum dari pingsannya. Namun malas jika harus menghampirinya langsung, Iya sudah terlalu lelah karena tenaganya sudah ia kuras untuk menggenjot Euis wanita idamannya sekarang.
"Hmm....sudahlah! Biarkan saja dia. Paling-paling dia hanya berpura-pura untuk mencari perhatian dariku" Hardi tersenyum sinis.
"Tidak semudah itu membodohiku Asih!" kau Pikir aku percaya dengan semua sandiwaramu itu?" Gumamnya lagi, lalu kembali fokus pada Video panasnya bersama Euis.
Malam pun semakin larut, tanpa disadari Hardi sudah tertidur di atas ranjang. Sementara benda pipih itu tergeletak begitu saja di samping tubuhnya. Jika Hardi enak-enakan tidur di atas kasur, Asih masih tergeletak di lantai keramik yang ada di ruang depan tepatnya di samping sofa.
Waktu terus berputar dan tak terasa jam dinding kamar sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Asih akhirnya tersadar karena tubuhnya merasakan dingin yang amat sangat, bahkan sampai menggigil kedinginan.
Dengan tertatih-tatih Asih mencoba bangkit dari posisinya. Iya berpegangan pada sofa lalu menarik tubuhnya dengan sekuat tenaga. perlahan Asih Melangkahkan kakinya sambil menyasar dinding hingga akhirnya ia pun tiba di kamar, dan terlihat di mana Hardi yang masih tertidur pulas di atas ranjang.
"Ya Tuhan... A Hardi, sebenarnya terbuat dari apa hatimu? hingga tega melihat aku dan mendiamkan aku tergeletak sendirian di depan," gumam Asih dengan wajah sedih.
Iya berjalan mendekati nakas yang terletak tepat di samping ranjang. Mengambil obat asma dari dalam nakas tersebut lalu meminumnya dengan secangkir air putih yang memang sudah tersedia di atas nakas tersebut.
Sembari menunggu obat itu bereaksi, Asih duduk di depan ranjang sambil memperhatikan wajah lelah Hardi yang tengah terlelap. Tiba-tiba bayangan mesra Hardi bersama Euis kembali terlintas dipikirannya.
Sayang saat itu Asih tidak memiliki keberanian untuk mengintip apa yang mereka lakukan di dalam warung tersebut. Dengan melihat kemesraan mereka saja, Asih sudah merasa lemas dan putus asa. Jika ia harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri dimana suaminya menggempur wanita lain.
"Sebenarnya apa yang kurang dariku a, perasaanku selalu menuruti apapun keinginanmu. Menjadi istri penurut, melayani kebutuhanmu dengan baik dan soal ranjang pun aku tidak pernah sekalipun menolak, walaupun Sebenarnya aku sudah lelah dengan pekerjaan rumah yang tidak berkesudahan" gumam Asih dalam hati.
Tiba-tiba Hardi menggeliat, lelaki itu berbalik dan kini berbaring dengan posisi miring membelakangi Asih yang duduk di tepian ranjang mereka. Handphone milik Hardi yang tadinya tertutup dengan sebagian tangan Hardi, kini terpampang jelas tergeletak di atas kasur.
Tatapan Asih langsung tertuju pada benda pipih tersebut karena layarnya yang masih menyala. Pada awalnya Asih tidak terlalu penasaran, namun karena yang terlihat adalah gambaran Video yang sudah tidak terputar rasa penasaran Asih pun mendadak muncul.
Perlahan ia meraih benda pipih tersebut lalu memperhatikannya dengan seksama. Betapa terkejutnya Asih setelah menyadari Siapa yang beradegan di dalam Video tersebut.
"A Hardi...???" detak jantung Asih berpacu semakin cepat. Seluruh tubuhnya terasa panas dan lututnya pun ikut menggigil.
"Bukankah ini A Hardi dan ini....?" Asih menghentikan ucapannya. Iya Mencoba memberanikan diri mengklik tanda Play dan Video itu pun kembali berputar.
Pernah bergemuruh dan terasa sesak. Untuk menarik nafas aja terasa sangat sulit baginya. Air bening itu kembali lurus dan membasahi kedua belah pipinya.
"Ya Tuhan... kamu benar-benar tega sekali a, kamu bahkan tidak malu mengabadikan adegan menjijikan kalian ke dalam sebuah Video, urat malu kalian sudah benar-benar putus hingga kalian berbangga bisa melakukannya" gumam Asih di sela Isak tangisnya itu.
Di tengah kesedihannya sebuah pesan chat tiba-tiba masuk ke Handphone milik Hardi tersebut. Asih sempat melihat nama yang mengirim nya pesan tersebut, tetapi hanya selang beberapa detik setelah itu menghilang dan membuat Asih semakin penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments