Keluarga ini begitu ramah begitu menyenangkan dan tampak begitu saling mengasihi. Di sore hari Leticia datang dari bekerja di rumah tuan muda Georges. Dia dengan ramah menyapaku dan membuatku tersenyum. Keramahan Leticia membuatku lebih merasa nyaman di rumah ini.
Sehabis makan malam aku membantu mereka mencuci piring dan membersihkan meja makan. Kemudian kami semua berkumpul dihalaman rumah sambil bersenda gurau dan menikmati cahaya bulan purnama . Mereka banyak bertanya tentang diriku.
" Felicia apakah kau memiliki orang tua ?" tanya Leticia
" Tidak. Mereka sudah meninggal ketika aku masih berusia dua belas tahun. " aku menggelengkan kepalaku dan menjawab lirih. Masih ada sesak di dada ketika teringat hari kepergian orang tuaku untuk selamanya.
" ow, maafkan kami. Bagaimana dengan saudaramu ?"
" aku anak tunggal. "
" Lalu kau berangkat kapal pesiar dengan siapa ?"
Fernandes tiba - tiba bertanya.
Aku terdiam menghentikan aktifitasku mengunyah jagung bakar. Aku berusaha mengingat kenapa aku bisa berada di kapal pesiar dan dengan siapa aku disana.
Aku menggelengkan kepalaku dengan sedih.
" Sudahlah kalian jangan terlalu bertanya mengenai kejadian itu, tampaknya nona Felicia masih trauma. " Sanches menegur Fernandes.
" maafkan aku nona. " Fernandes berkata dengan sungguh - sungguh.
" Tidak . Tidak apa - apa. Aku memang belum dapat mengingatnya. Aku hanya ingat aku disana bersama seseorang dan tangan kami terlepas ketika kapal mulai oleng. " pandangan mataku menerawang memandang langit.
Aku memang lupa akan kejadian itu. Entahlah apakah aku mengalami gangguan pada otak ku atau karena memang aku tidak ingin mengingatnya.
Saat ini hatiku tidak memiliki perasaan sedih ketika tidak bersama dengan tangan yang melepaskanku. Aku tidak merasa kecewa atau kehilangan.
Malam semakin larut ketika kami mulai beranjak masuk kedalam rumah. Aku memilih tidur di ubin semen yang dingin beralaskan karpet dengan pertimbangan tidak ingin mengganggu tidur Melisa di ranjangnya yang sempit.
Kamar kecil ini memiliki dua tempat tidur yang kecil dan tersisa sedikit ruangan sempit ditengah.
Dengan gaya pria gentelment Fernando melarangku tidur dilantai dan memaksaku untuk tidur di tempat tidur miliknya. Bahkan Fernandes sang ayah pun mempersilahkan aku untuk tidur dengan Leticia istrinya sementara dia akan tidur di kursi rotan di ruang tamu.
Akhirnya perdebatan aku menangkan dengan segera menggeletakan tubuhku di karpet. Dan akhirnya Leticia datang memberiku selimut . Keluarga yang baik. Mereka begitu menghormati aku meskipun aku hanya lah tamu biasa yang hilang sebagian ingatan.
Aku merasa nyaman diantara mereka.
\
Pagi yang cerah, bahkan sebelum matahari muncul, keluarga ini sudah sibuk dengan kegiatannya masing - masing. Tampak kesibukan di dapur, aku segera membantu Elisabeth dan Leticia menyiapkan makanan dan bekal sekolah.
Setelah sarapan pagi yang sederhana, nasi putih dengan ikan goreng kecil, anak - anak berangkat ke sekolah , Elisabeth dan Leticia berangkat bekerja di rumah tuan Georges diantar oleh Fernandes dengan pick up .
Aku memutuskan untuk mengikuti Sanches pergi ke tepi pantai, melihat nelayan yang mulai kembali dari mencari ikan.
Kami berjalan kaki beriringan. Fernandes akan segera menyusul setelah mengantarkan yang lainnya.
Aku melihat laut biru di kejauhan dan buih - buihnya dipinggiran pantai. Jantungku berdegup kencang ketika melihat lautan dan semakin kencang ketika garis pantai mulai terlihat dan ombak kecil berlarian kejar - kejaran meninggalkan buih - buih putih di pantai. Mataku berkunang - kunang tapi aku tetap diam dan mengikuti langkah Sanches. Tak dapat aku dengar dan mengerti dengan jelas perkataan Sanches disisiku.
Ketika jari jemari kaki ku mulai menyentuh buih - buih air laut. Tubuhku bergetar. Langkahku sempoyongan. Nafasku sesak. Jantungku berdegub dengan kencang . Mataku mulai gelap dan kaki ku tidak sanggup berpijak lagi. Sayup - sayup aku mendengar Sanches memanggil - manggil namaku .
************
" Nona Felicia.... Nona Felicia bangun nona . " Sanches tampak sangat panil ketika dia menoleh kesamping dan melihat Felicia tiba - tiba jatuh pingsan. Untung saja dia sudah mulai curiga ketika Felicia tidak kunjung menjawab pertanyaannyà, sehingga membuatnya menoleh dan bisa segera menangkap tubuh Felicia yang oleng.
" Tolong bantu saya, nona ini pingsan. " Sanches berteriak memanggil Nelayan yang berada di dekatnya. Bebrapa orang nelayan datang dan membantu mengangkat Felicia. Mereka meletakan Felicia di bale kayu kecil tempat para nelayan berteduh.
Semua bergerombol dan memandang Felicia sambil berbisik - bisik.
" Sanches, apakah wanita ini yang kau temukan terdampar ?" Salah seorang nelayan yang membantu mengangkat Felicia bertanya.
" iya benar. "Sanches tampak panik dan mulai mengoleskan minyak ke daerah kening dan leher Felicia.
Orang - orang yang awalnya berkerumun, tampak menyeruak ketika seorang pria muda dengan tubuh tinggi datang.
" Pagi tuan Georges," sapa mereka bergantian. Semua tampak hormat kepadanya. Georges tidak mengatakan apa - apa hanya diam dan menganggukan kepala kemudian menghampiri Sanches dan Felicia yang terbaring.
" Kenapa dia ?" tanya Georges.
" Dia tiba - tiba pingsan tuan. " jawab Sanches dengan hormat.
" Bagaimana bisa itu terjadi ?" Pertanyaan Georges membutuhkan jawaban pasti.
" Dia tiba - tiba pingsan saat kami berada di tepi pantai. " Jawab Sanches segera.
" Kenapa kau bawa dia kepantai Sanches ." Kalimatnya datar tapi mengandung pertanyaan.
" maaf tuan saya tidak enak meninggalkannya sendiri di rumah . Dan nona bilang kalau dia ingin ikut bersama saya memilih ikan. " Sanches berbicata dengan menunduk tampak ragu menatap Georges.
" Angkat dia dan bawa masuk ke mobil ku. " Georges memberi perintah kepada beberapa nelayan.
Seorang nelayan yang masih muda dan bertubuh besar mengangkat Felicia seorang diri dan membawanyaa ke mobil besar milik Georges.
" Manuel kau ikutlah bersamaku dan kau juga Sanches. Aku akan membiarkan nona ini tinggal dirumahku. " Georges memberi perintah
" ya tuan ?" Sanches tampak bingung dan ragu.
" Rumahmu terlalu kecil untuk menambah satu penghuni lagi. " Georges tampak mengerti keraguan Sanches dan mulai mengemudikan mobil melaju menuju kediamannya.
Sebenarnya yang membuat Sanches bertanya bukan alasan yang diberikan oleh tuan nya. Tetapi rasa heran dalan diri nya. Sepanjang sepengetahuannya sudah lama sekali Georges tidak pernah menerima tamu . Dia tidak pernah mengijinkan orang yang tak dikenal untuk tinggal di rumahnya. Georges hanya tinggal sendiri dengan beberapa pelayan tua yang sudah merawatnya sedari bayi.
Tapi kenapa saat ini dia tiba - tiba memutuskan sesuatu yang tidak biasanya. Georges adalah tuan tanah yang baik hati tetapi juga dingin. Setiap warga di kota kecil ini menghormati dia. Meskipun dia selalu menolak ketika warga mencalonkan dirinya sebagai pemimpin daerah, tapi kharisma yang dimilikinya melebihi pemimpin daerah itu sendiri.
Sesampainya mereka di rumah Georges, dia memerintahkan Manuel untuk mengangkat Felicia ke kamar tamu di lantai bawah, sementara Sanches pergi kearah pintu belakang untuk memberi kabar kepada Elisabeth dan Felicia agar mereka merawat Felicia yang pingsan.
Ketika Elisabeth bertanya kenapa tuan Georges membawa Felicia kerumahnya, Sanches hanya mengangkat bahu tak mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Febri Ana
aku mampir thor
2023-04-02
0
❤️yoomi❤️
mulai ada titik kebahagiaan 😍
2021-03-22
0
Nia Basuki
semangatttt thor
2021-02-08
0