Chika tampak menggaruki pucuk kepala nya yang di balut oleh hijab berwarna senada tunik yang di pakai nya untuk menghindari kecemasan nya mendengar pertanyaan Bagas.
"Apa kepanjangan dari Dos... Gan... Sum?". Tanya Bagas di susul senyum kecil Chika sebelum menjelaskan kepanjangan julukan nya.
"Saya nggak minta kamu nyengir Chika".
Chika berdecak pelan mendengar ucapan Bagas. Pria dewasa dan jomblo itu masih memberikan Chika tatapan penuh tanya yang tergambar jelas di wajahmu matang nya.
"Dosen, Ganteng, Mesum". Ucap Chika setengah berbisik namun cukup terdengar jelas di telinga Bagas.
Bagas menaikkan alis kanan nya mendengar ucapan pelan Chika. Pria dewasa itu tertawa dalam hati namun sengaja bermurung dalam wajah. Dan hal itu sukses membuat gadis kecil nya itu beringsut ketakutan saat Bagas mulai berjalan untuk mengikis jarak di antara mereka.
"Saya nggak dengar. Bisa ucapkan lebih keras lagi?". Ucap Bagas mendekati Chika dan meletakkan wajahnya berjarak 30 cm samping wajah kanan Chika.
Degub jantung Chika berdetak dengan kencang, saat dengan tidak sengaja di melihat dengan jelas wajah tampan pria dewasa itu dibalik ekor mata nya yang terbingkai kacamata nya.
Gadis mungil itu bahkan menelan saliva nya dengan kasar, saat angin AC yang sepoi-sepoi membawa harum tubuh Bagas yang berbalut parfum maskulin yang menyegarkan itu hinggap di indera penciuman nya.
"Astaghfirullahalazim. Jauhan atuh Pak Bagas. Kan saya jadi grogi". Protes Chika lalu dengan refleks mendorong tubuh Bagas menjauh dari nya. Bagas tertawa dalam hati nya melihat tingkah lucu Chika.
"Eits... Dilarang pegang pegang bukan Mahram". Kali ini Bagas yang protes yang di hadiahi tatapan sinis Chika.
"Ish, siapa juga yang mau deket deket sama Bapak". Ucap Chika kesal.
"Biarpun Bapak itu Dosen Ganteng tapi Bapak itu Mesum". Ucap Chika kebablasan mengucapkan kepanjangan dari julukannya untuk Bagas.
" Jadi DosGanSum itu.... ".
" Dosen Ganteng tapi Mesum ". Jawab Chika lantang yang lalu menutup mulut nya dengan tangan kanannya setelah selesai berucap dan sebelum Bagas melanjutkan ucapannya yang dipotong paksa oleh Chika.
Bagas tertawa lebar dalam hati namun menampilkan wajah masam nya mendengar ucapan Chika. Sementara Chika sendiri sudah tidak karuan antara ketakutan juga kebingungan akan bagaimana nasib nya kelak di pelajaran Bagas semester ini.
Pluk
Bagas memukul pelan bahu Chika dengan menggunakan buku absen milik nya. Chika hanya meringis pelan sambil mengusap bekas pukulan Bagas yang ternyata cukup keras bagi gadis mungil itu.
"Saya nggak mesum. Kalau ganteng emang iya". Ucap Bagas bangga, hingga membuat Chika mengerucutkan bibir nya.
"Sekali lagi kamu ucap Sum di belakang DosGan, saya pastikan nilai kamu di jam pelajaran saya semester ini nol besar!". Ucap Bagas yang kini membuat kedua bola mata Chika membulat.
" Nggak bisa gitu dong Pak ". Protes Chika.
"Protes, saya tambah hukuman kamu dengan sepanjang pelajaran saya setiap semester nilai Kamu Nol!". Ucap Bagas tegas.
"Kalau begitu saya lapor ke dewan Dekan". Ucap Chika tak mau kalah.
"Silahkan, tapi pasti Kamu yang akan di salahkan, karena sudah berani mengatai Dosen kamu mesum". Ucap Bagas tak mau kalah.
"Ini namanya diskriminasi Pak". Chika kembali tidak mau kalah.
"Itu hukuman bukan diskriminasi Chika". Ucap Bagas.
"Sekarang saya tanya sama Kamu, apa saya pernah melecehkan Kamu?". Tanya Bagas.
"Apa Bapak tidak merasa ucapan Bapak beberapa hari lalu terhadap saya termasuk pelecehan?".
"Mungkin bagi Bapak sudah biasa mengajak lawan jenis Bapak untuk menghangatkan ranjang Bapak. Tapi hal itu tidak berlaku untuk saya".
"Saya sangat merasa di lecehkan oleh ucapan Bapak tersebut". Chika tertunduk menahan segala kesal juga amarah kepada Bagas.
Terlebih dia kecewa dengan ucapan Bagas yang seolah mengajak lawan jenis ke ranjang nya adalah hal yang biasa dilakukan oleh seorang Bagaskara A.G. setidaknya nama itulah yang Chika kenal dari sang Dosen Ganteng itu.
Bagas terdiam mendengar rentetan ucapan Chika. Sungguh Dia tidak pernah berpikir kalau ucapan nya itu sudah menyakiti gadis kecil kesayangan nya itu.
"Maaf kalau hal itu membuat Kamu tersinggung". Chika mengangkat kepalanya lalu melihat kearah Bagas.
Mata gadis mungil itu sibuk mencari kebohongan dari ucapan yang terlontar dari mulut Bagas.
Namun naas, tampak nya Pria dewasa itu sungguh menyesali ucapan beberapa hari lalu kepada Chika.
"Saya maafkan. Tapi jangan di ulangi lagi terhadap Saya. Atau Saya akan tuntut Bapak". Ancam Chika hingga membuat Bagas tertawa dan kemudian mengacak acak pucuk kepala Chika hingga Chika pun menjadi kesal.
"Ish... Bapak apa-apaan sih. Hijab Saya jadi berantakan tau". Chika pun menyingkirkan tangan Bagas yang masih ingin mengacak-acak pucuk hijab nya.
Bagas akhirnya menjadi kesal sendiri kenapa Dia baru besok berkunjung ke rumah sang Oma untuk bertemu dengan Chika.
Kalau saja sejak jauh-jauh hari mereka bertemu sudah bisa dipastikan kepala gadis mungil ini sudah berada di dalam dekapan nya. Namun kini hal tersebut tidak bisa dilakukan nya.
Bagas bahkan menjadi takut, jika gadis kecil nya itu tau penyebab meninggal nya kedua orang tua nya yang di akibatkan oleh nya.
Apakah Chika bisa memaafkan nya. Walaupun sejak kecelakaan itu terjadi Chika sudah di angkat sebagai bagian dari keluarga Gemilang, namun Oma sudah menjelaskan kepada Chika, bahwasanya Chika adalah anak angkat di dalam keluarga Gumilang.
Dan ternyata Chika tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia justru berterima kasih kepada keluarga Gumilang yang sudah sudi menerima nya sebagai anak angkat di dalam keluarga mereka.
Chika merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Gumilang dan tidak tinggal di Panti Asuhan. Walaupun sampai saat ini Dia masih tidak mengetahui perihal keluarga Gumilang mengadopsi nya sejak kecelakaan yang menyebabkan kedua orang tua nya meninggal sehingga menjadikan nya seorang anak yatim piatu yang sebatang kara.
"Chika...". Sebuah teriakan kencang mampir kedalam telinga sepasang makhluk yang sedang saling menatap dalam hening.
Entah apa yang ada dalam pikiran Chika, kalau pikiran Bagas kan lagi mikir kesalahannya dimasa lalu, nah kalau Chika mungkin sedang mikirin seperti nya Dia akan berubah haluan mulai membuka diri untuk menyukai lelaku dewasa yang tengah berdiri gagah di dihadapan nya.
"Astaghfirullahalazim". Gumam Chika menyadarkan diri nya dari kehaluan nya memikirkan sang Dosen Ganteng.
Bagas melirik Chika dengan heran saat mendengar gumaman nya.
"Eh maaf, kirain udah nggak ada Bapak". Ucap Lia saat tiba di depan pintu ruang belajar.
"Hem...". Bagas pun kembali ke meja nya dan merapikan perlengkapan milik nya yang masih berserakan di atas meja kelas dosen.
"Udah selesai Chik?". Tanya Lia diangguki Chika. Chika pun menyengklak tas ransel nya ke punggung nya.
"Balik yuk, kita nongkrong di cafe nya si Dewa. Dia lagi ultah, nyuruh gue ngajak Elo". Ucap Lia sambil merangkul bahu Chika dan berjalan santai menuju pintu kelas.
"Nggak ikutan ah, kasian Oma Gue sendirian". Ucap Chika malas.
"Jangan gitu lah. Kasian tuh Dewa udah ngarepin Lo dari awal ketemuan". Ucap Lia. Chika memutar malas kedua bola mata nya.
"Kami balik duluan Pak". Ucap Chika dan Lia bersama saat melintas di hadapan Bagas yang juga akan keluar kelas.
"Please Chika, ikutan ya". Lia pun memelas.
"Nggak bisa Lia. Gue mau bantuin Oma Gue. Besok abang Gue mau pulang dari Amrik". Ucap Chika gembira.
Lia spontan menghentikan langkah kaki nya lalu berdiri di hadapan Chika, sehingga membuat Chika pun terpaksa menghentikan langkah nya, namun sayang saat Lia tiba-tiba berhenti di hadapan Chika, Chika yang terkejut justru terhuyung kebelakang dan
Brugh....
##########
HAYO HAYO HAYO APAAN TUH YANG BRUGH...
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA...
##########
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sinar Gemilang
semangat🥰🥰🥰
2023-08-05
1