Chika POV
Sabtu... Entah mengapa rasa nya malas sekali Aku memasuki kelas terakhir hari ini. Disaat para mahasiswi lain sibuk mencari tempat di bangku paling depan, Aku justru lebih tertarik berharap kelas ini di batalkan.
Aku berdo'a dan berharap agar Tuhan bisa mengabulkan keinginan ku yang berharap agar DosGanSum hari ini tidak masuk kelas nya dan mengisi jam pelajaran di dua jam kedepan.
Alih-alih berharap Tuhan mengabulkan do'a ku, justru makhluk bertinggi badan 180cm dan berkaca mata tipis dengan hidung mancung serta bibir sedikit tebal dan berwarna pink itu justru sudah berdiri dengan gagah di depan kelas.
"Astaghfirullahalazim". Aku hanya bisa beristighfar saat bisik hati ku justru mengagumi makhluk ciptaan Tuhan yang sedang berdiri sambil sesekali berjalan menjelaskan materi yang di bahas nya.
Makhluk Tuhan yang saat ini mengenakan meja maroon yang di gulung sebatas siku, buku yang di tangkup manja di tangan kanan serta tangan kiri yang di masukkan kedalam saku celana panjang berwarna hitam sukses membuat ku melafazkan Istighfar berkali-kali saat pikiran ku justru tergoda menikmati penampilan nya.
"Ya Tuhan. Maafkan hati Hamba Mu ini". Aku bergumam kecil seraya berusaha memfokuskan diri kedalam materi yang di sampaikan Pak DosGanSum itu.
Namun apalah daya. Detak jantung, pikiran juga bisikan hati ku saling berkhianat saat Pak Bagas justru secara perlahan lahan berjalan kearah ku sambil menjelaskan materi yang tengah di sampaikan nya.
Dan Aku hanya bisa merutuki nasib saat Dia justru berhenti tepat di sisi sebelah kananku duduk sambil terus memberikan materi secara lisan.
Grogi?. Ya iyalah grogi gimana nggak Pak Bagas masih saja berdiri dan berjalan mondar mandir sambil mulutnya bercuap-cuap memberikan penjelasan materi yang sedang di bahas nya.
Dan Aku terpaksa harus menelan saliva beberapa kali saat tiba-tiba Pak Bagas mengetukkan buku jari kiri nya di meja ku secara berirama.
"Ya Tuhan, cobaan apalagi yang kali ini Engkau berikan kepada Hamba". Aku hanya bisa mengeluh dalam hati tanpa bisa berkonsentrasi dengan materi yang Pak Bagas sampaikan.
###### Chika POV End ########
Bagaskara Adityawarman Gumilang POV
Aku tersenyum kecil saat melihat Chika tampak sok sibuk menulis materi yang ku sampaikan.
Wajah nya memucat saat Aku mendekati posisi duduk nya, semakin dekat semakin menarik perhatian ku untuk mengerjai adik angkat ku sejak kecil itu.
Adik yang memang sengaja ku angkat dengan dalih sebagai pertanggung jawaban atas kecelakaan yang menewaskan kedua orang tua nya yang secara tidak sengaja Aku lakukan.
Ya Aku lah yang menabrak sepeda motor keluarga malang tersebut saat mereka sedang menikmati jalan sore di tempat wisata dadakan sambil menikmati sore menjelang malam di atas sebuah jembatan penghubung beberapa gedung instansi pemerintah di kabupaten tempat kami tinggal.
Di sore naas saat Aku baru saja pulang dari kampus, entah mengapa motor sport yang biasa ku kendarai mendadak hilang kendali dan di saat bersamaan sebuah mobil melaju dengan kencang dan memaksa mendorong laju motor ku ke arah kerumunan warga yang sedang mengantri membeli jajanan.
Sial nya Aku tak bisa mengontrol laju motor ku yang terus di serempet dari sebelah kanan, hingga mobil hitam itu melaju cepat setelah berhasil mengarahkan kendaraanku kepada sebuah motor dengan sepasang suami-istri serta seorang anak berhijab pink yang berada dalam gendongan di tengah motor yang masih mereka tunggangi.
Brakkkk....
Kecelakaan itu tidak dapat di hindari. Sebelum terpental dan membentur aspal jalan, Aku sempat melihat motor yang tidak sengaja ku tabrak itu terpelanting dan menghempaskan tubuh pria yang berada di jok depan motor menghantam bahu jalan. Sementara sang wanita tampak memeluk dengan erat tubuh gadis kecil itu sebelum kepala sang wanita mendarat di seperator jalan.
Aku langsung terjatuh tak sadarkan diri saat mendengar gadis kecil itu menangis dan darah menggenang di sekitar kepala wanita malang tersebut.
Menjelang tak sadarkan diri, sayup-sayup masih ku dengar beberapa warga berteriak untuk mengejar mobil yang menyerempet ku, namun seperti nya mobil itu sudah menghilang di tengah kekacauan yang telah di lakukan nya.
Dan hingga saat ini Aku masih belum mengetahui siapa yang dengan sengaja menyerempet ku hingga membuat Aku sempat menjadi tersangka penabrakan tersebut.
Beruntung banyak saksi yang melihat secara langsung kalau memang ada kendaraan yang sengaja menyerempet ku hingga menabrak keluarga malang tersebut, sehingga pihak kepolisian melepaskan status tersangka ku dan menjadi korban.
Namun, keluarga ku yang merasa sangat bersalah terhadap bocah kecil yang harus kehilangan kedua orang tua itu mengadopsi nya menjadi adik ku dan memberikan nama Gumilang dibelakang nama nya.
Dan akhirnya 40 hari selepas kepergian kedua orang tua dan beberapa minggu selepas kepergian kedua orang tua ku, Chika, gadis kecil yang ternyata sebatang kara itu pun resmi menjadi adik angkat ku.
Namun karena rasa bersalah dan juga trauma saat dekat dengan gadis kecil itu, membuat Aku tidak berani menampakkan batang hidungku secara langsung kepada gadis kecil itu.
Dan sejak saat itulah Aku tidak tinggal serumah dengan Oma ku. Aku lebih memilih tinggal bersama keluarga Ibu ku di negera Paman Sam, hingga enam bulan yang lalu Aku memutuskan untuk kembali ke kampung halaman ku, untuk berjumpa dengan gadis kecil ku.
"Yang benar nyimak nya". Ku pukul bahu Chika dengan buku yang ku pegang saat Ku lihat gadis kecil ku itu tampak mulai terkantuk mendengarkan materi yang kusampaikan.
"Ish Dasar DosGanSum". Gumam nya yang terdengar sedikit samar oleh Ku.
Aku pun mengernyitkan kening ku mendengar gumamnya. Namun gadis kecil ku itu malah berpura-pura sibuk menyimak materi yang ku sampaikan kembali.
##### Bagas POV End #####
Chika berdiri dihadapan Bagas ketika kelas sudah bubar. Gadis mungil itu sengaja di tahan Bagas saat jam pelajaran nya sudah usai.
"Bisa jelaskan arti gumaman Kamu tadi?". Tanya Bagas sambil berdiri di hadapan Chika dengan kedua lengan tangan yang dilipat sebatas dada nya.
"Saya banyak ngegumam pak". Jawab Chika berusaha santai tapi tidak berani mengangkat kepala nya untuk melihat Bagas.
"Dos... Gan... Sum". Eja Bagas setengah berbisik di telinga kiri Chilka hingga Chika tiba-tiba bergidik ngeri mendengar bisikan Bagas.
Bagas melipat senyum nya saat melihat wajah Chika yang langsung bersemburat merah. Entah menahan takut atau menahan malu, entahlah Bagas pun tak tahu.
"Sepertinya itu julukan Kamu buat saya. Betul itu Chika?". Chika menggelengkan pelan kepalanya yang tertunduk.
"Sungguh bukan julukan dari kamu buat saya?". Chika mengangguk lalu menggeleng dengan cepat.
"Ok. Berarti itu memang julukan yang kamu berikan buat saya". Chika menghela nafas nya karena Bagas sibuk mondar-mandir di hadapan nya.
"Jadi kalau Saya boleh tau apa kepanjangan dari julukan kamu buat saya?". Kali ini Chika memberanikan diri mengangkat kepala nya untuk melihat kepada Bagas yang sudah berdiri tegak berjarak satu meter di hadapan nya dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya di masing-masing sisi.
Chika tampak menggaruki pucuk kepala nya yang di balut oleh hijab berwarna senada tunik yang di pakai nya untuk menghindari kecemasan nya mendengar pertanyaan Bagas.
"Apa kepanjangan dari Dos... Gan... Sum?". Tanya Bagas di susul senyum kecil Chika sebelum menjelaskan kepanjangan julukan nya.
###########
DI GATUNG DULU YA...
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN JUGA VOTE NYA YA
###########
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments