Bab 4. Aku dicintai

Kirana sama sekali tidak menyangka bila sosok yang akan menjadi pahlawan dalam hidupnya adalah kakak iparnya sendiri, orang yang hampir dia benci beberapa jam lalu.

Alvin mandi dan mulai membersihkan tubuhnya mengenakan kemeja dan jas di tubuhnya, Alvin punya ide jahil saat itu rupanya.

"Ran?" Kirana melongokkan sedikit kepalanya menatap Alvin yang berdiri di depan cermin.

"Iya sa..sayang?" Alvin terkekeh dengan panggilan itu, tapi dia sangat senang meski sangat jelas terdapat nada keterpaksaan.

"Bisa bantu aku pakaikan ini?" Kirana mengangguk dan masuk kedalam kamar itu.

Dengan teliti Kirana memasangkan dasi di leher Alvin tanpa sadar sejak tadi Alvin tengah memperhatikan wajahnya, Alvin merasa masih dalam mimpi indahnya, dia seolah berada pada dunia lain yang belum dia jamah sebelumnya, karena dunia itu hanya selalu ada dalam angannya.

"Ran? Sejak kapan suamimu berlaku kasar?" Alvin mengangkat dagu Kirana, hingga nampak jelas bibir Kirana yang semula terluka.

"Kenapa bertanya demikian?" Kirana menepuk nepuk dada Alvin, dia juga merasa hal yang sama. Dia seolah berada di alam mimpi, mimpi yang memberinya harapan bahagia.

"Aku hanya ingin tahu, kenapa suamimu tidak menyentuhmu?" Kirana enggan menjawab dia memalingkan wajahnya dan hendak pergi.

"Aku mohon jawab aku." Alvin memeluk Kirana dari belakang menghentikan langkah wanita yang kini sudah menjadi miliknya itu.

"Aku tidak bisa, seseorang mempertaruhkan nyawanya bila aku menjawab ini." Alvin mengerti, pasti adik Kirana dalam bahaya bila dia bertindak gegabah.

"Bisakah kau bercerai dengan suamimu?" Kirana terbelalak mendapatkan penawaran itu dari Alvin.

"Aku tidak bisa." Alvin tertegun, seorang suami yang sudah tega menyiksa isteri dan adik iparnya sendiri malah masih di bela oleh Kirana yang tidak lain adalah korban di sana.

"Kenapa tidak bisa? Apa kamu takut?" Kirana mengangguk mengiyakan, seulas senyum pahit terlintas di bibir Alvin sebelum akhirnya sebuah pelukan dia beri untuk Kirana.

"Aku akan melindungi mu Ran." Kirana terpaku, lidahnya kelu hingga satu katapun tak berhasil keluar dari bibirnya.

Pukul sembilan Alvin berangkat ke kantor, tapi sebelum itu dia juga memberi sandi rumah dan mengaktifkan sidik jari Kirana agar saat Alvin tidak di rumah Kirana bisa keluar masuk seenaknya.

Alvin memberikan uang sebanyak satu juta untuk Kirana, awalnya Kirana menolak. Tapi, dengan sedikit paksaan dari Alvin akhirnya Kirana mau menerimanya.

Hari itu juga Kirana kembali menuju kediaman suaminya Joshua. Joshua yang memang berubah menjadi pengangguran akibat menggelapkan dana perusahaan dan di pecat secara tidak hormat pada akhirnya berada di rumah.

"Kamu pulang juga, mana uangnya?" Kirana memberikan uang seratus ribuan sebanyak lima lembar.

"Nah gitu dong, baju siapa itu?" Tanya Joshua menyelidiki setiap sudut pakaian Kirana.

"Punya tamu yang membeliku tadi, aku kebelakang." Joshua yang sudah senang mengibas ngibaskan tangannya dan menyuruh Kirana pergi dari hadapannya.

Di depan sebuah pintu kayu, Kirana menghela nafasnya dan membuka ruangan gelap itu, nampak Keenan yang meringkuk di atas keramik tanpa alas sedikitpun.

"Ke..Ke..nan hiks.. hiks.." Air mata Kirana berjatuhan hingga isak itu berhasil membangunkan Keenan.

"Kak.." Lirih Keenan lemas, selain di kurung di ruangan gelap Keenan juga tidak di beri makan.

"Badan kamu panas." Ucap Kirana menempelkan tangannya di kening Keenan.

"Kak, aku lapar," Kirana mengangguk faham, wajah tirus dengan badan kurus menjadi pemandangan berat bagi Kirana.

"Heh! Lapar?" Sentak Joshua dari belakang tubuh Kirana.

"Mas, tolong jangan lagi siksa Keenan. Aku akan memeberimu uang dan terus seperti itu, tapi izinkan aku membawa Keenan ke panti, setidaknya dia bisa makan disana." Isak Kirana memohon belas kasih dari suaminya.

"Bawa saja dia, aku tidak perduli. Tapi perlu kau tahu kau akan lebih menderita." Keenan terperanjat dan bersimpuh di kaki Joshua.

"Tidak, jangan siksa kak Kirana lagi aku mohon." Ucap Keenan membela Kirana.

"Bagus, kau akan tetap disini. Bila kau berani keluar!" Tangan Joshua menunjuk nunjuk ke arah Kirana dan Keenan seolah dirinya mengancam bila mereka berani berontak maka dia akan bertindak.

"Aku mengerti kak." Keenan memeluk Kirana, namun bell rumah itu akhirnya bersuara.

"Ck, siapa?" Joshua berjingkrak membuka pintu, hingga sosok yang tidak dia inginkan terlihat di sana.

"Ada apa?" Tanya pria itu ketus, Alvin yang berada di ambang pintu terkekeh.

"Tidak, aku hanya membawa beberapa makanan untukmu." Jawab Alvin santai.

"Aku tidak butuh, keluar kau!" Alvin manggut manggut, dia sekilas menatap ke dalam ruangan dan nampak Kirana yang tersenyum ke arahnya.

"Baik, baiklah tapi aku akan berikan ini pada adik iparku saja bila kau tidak mau. Kamu mau adik ipar?" Kirana berdiri, namun Alvin malah berjalan menabrak pundak Joshua dan melangkahkan kakinya ke dalan rumah itu.

"Ini untukmu." Alvin tidak menyerahkan itu pada Kirana melainkan pada Keenan, Keenan tersenyum penuh semangat.

"Ini untukku kak?" Tanya Keenan dengan mata berbinar.

"Iya, untuk kamu adik ipar." Kirana tertegun sejenak, bukankah itu sebuah arti terlalu dalam untuk di tafsirkan.

"Kak, aku makan ya?" Alvin mengangguk menatap wajah Keenan yang pucat, Alvin kembali tertegun saat memperhatikan gaya makan Keenan yang seperti orang kelaparan.

"Wah ini makanan ternikmat yang pernah aku makan kak." Keenan makan dengan lahapnya di hadapan Alvin dan Kirana.

"Hei, siapa yang memeberimu izin masuk?" bentak Joshua, Alvin terkekeh dan berdiri kemudian.

"Memangnya ini rumah siapa?" Tanya Alvin dengan penuh percaya diri.

"Ya jelas ini rumahku!" Alvin tertawa mendengar ucapan Joshua.

"Rumahmu? Benarkah? Aku rasa rumah ini adalah rumah peninggalan ayahku, dan lagi nama yang tertera dalam sertifikat rumah ini adalah namaku." Ancam Alvin seraya mendekati Joshua hingga membuat pria itu ketar ketir dan mundur beberapa langkah.

"Ck, kalian sama saja!" Joshua membanting pintu rumah itu dan keluar, Kirana sudah tau akan kemana pria itu pergi, bila tidak ke klub pasti ke rumah selingkuhannya.

"Keenan, apa Kamu baik baik saja?" Alvin kini terang terangan memperlihatkan wajah khawatirnya, dia memeriksa suhu tubuh Keenan dengan punggung tangannya.

"Panas sekali." Alvin menatap Kirana yang nampak menunduk, entah apa yang dipikirkan wanita itu hingga wajahnya saja tidak bisa di lihat oleh Alvin.

"Kita ke Dokter ya Keenan?" Keenan menggeleng tapi dia melihat sebuah cahaya tulus dari mata Alvin.

"Kak, apa kakak bisa jaga kak Kirana? Aku sakit kak. Kak Kirana selalu di jahati oleh Kak Joshua." Air mata berlinang dari pipi Keenan.

"Ran?" Alvin mengangkat dagu Kirana hingga nampak wajah itu kini tengah terisak, wajah polos dan cantik itu sungguh membuat Alvin jatuh cinta.

"Aku mencintai kalian jadi kalian jangan. seperti ini, kalian harus tetap saling menjaga. mengerti?" Kedua orang di hadapan Alvin mengangguk.

Keenan dan Kirana, kini benar benar merasa bila mereka ada yang mencintai, setidaknya mereka memiliki harapan hidup kedepannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

baru 4 bab udah sesak dada ku. ada ya laki laki dayus seperti itu. Ayo Alvin keluarkan Kirana dan Keenan dari neraka dunianya Joshua. 😢😢😢😢😢

2024-04-20

1

IF

IF

gila itu si Joshua

2023-09-23

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Alur ceritanya makin mantap 👍👍

2023-07-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!