Pelacur Tapi Perawan

Pelacur Tapi Perawan

Bab 1. Rintihan Kirana

Episode 1. Rintihan Kirana

PLAK!

Sebuah tamparan keras tiba tiba terdengar menggema di sebuah ruangan di mana nampak seorang pria berkacak pinggang tengah memarahi sosok wanita yang kini jatuh tersungkur di atas lantai.

"Apa kau bilang tadi? Kau tidak mau lagi ke klub malam!" Sentak pria tersebut dengan muka memerah padam dan tangan yang terus ditunjuk tujukan pada wanita itu.

"Mas, aku ini istrimu. Kenapa mas? Kenapa kau tega seperti ini kepadaku?" Lirih sosok wanita yang di ketahui adalah istri dari pria tersebut.

"istri? Hei Kirana, meski status kita hanya demikian tapi ingat satu hal, kau hanyalah bonekaku!" Pria itu menekan kedua pipi Kirana dan membantingkannya keras.

"Aku tidak mau tahu, aku mau malam ini kau harus pergi ke klub malam lagi, dapatkan uang untukku." Sentak pria tersebut hingga membuat wajah Kirana tersedu dalam kepayahan.

"Baik, Mas. Ta..pi.. aku mau kau berhenti menyiksaku Mas." Pria itu berdecak dan melempar sebuah pakaian terbuka pada Kirana.

" Cepat pergi, aku tidak mau melihatmu lagi. Dan bila kau berani lagi membantahku, akan aku pastikan adikmu yang sakit itu akan mati!" Sentak pria tersebut sehinga buru buru Kirana mengenakan pakaian itu dan segera keluar rumah.

"Hei lihat seorang Pelacur mau cari mangsa tuh." Seorang wanita dengan wajah khas ibu ibu nampak menyindir Kirana.

"Iya ih, jijik banget! Apa suaminya gak jijik ya sama dia?" Ucap seseorang yang tengah berjalan bersama wanita tadi.

Hal semacam itu memang sudah menjadi makanan sehari hari bagi Kirana, kata kata kasar dan ejekan seolah sudah membuat tebal telinganya hingga dia sudah terbiasa tidak mendengarkannya.

Kirana melirik ke sebuah klub yang biasanya dia datangi, tapi kemudian dia merasa bila dia tidak ingin masuk dan kembali berjalan, langkahnya yang kecil berpadu dengan hembusan angin yang seakan menentangnya.

'Tuhan, kenapa kau begitu jahat kepadaku.' Isak Kirana dalam hati, beban hidupnya sangat berat. Sang adik sakit dan dia tinggal di gudang rumah suaminya.

Dia selalu berusaha menjaga adiknya, namun sang suami selalu saja menyiksa mereka hingga kondisi adiknya kian memburuk. Kirana menatap langit yang nampak cerah penuh bintang tatapannya nanar dengan dada yang sesak.

"Ayah, Ibu. Apa kau bisa melihatku? Aku ingin bersama kalian." Lirih Kirana seraya mengangkat tangannya tinggi tinggi seperti ingin menggapai bintang.

Namun khayalannya buyar saat melihat sebuah klub yang nampak sepi, Kirana tersenyum lembut. Dia merasa bila klub itu tidak akan berbahaya baginya.

Kirana melangkahkan kaki jenjangnya memasuki tempat tersebut, suara klub yang biasanya ramai namun berbeda dengan di sana yang sangat tenang dan hanya ada beberapa pengunjung saja.

Kirana duduk di sebuah sofa, dia tidak ingin bicara atau apapun. Hingga jam menunjukkan pukul 10 malam, Kirana menghela napas tak sadar dirinya malah tertidur.

Mata Kirana seketika menatap punggung seseorang yang dia kenali, itu adalah punggung dari kakak iparnya.

Kirana menatap pria itu yang sudah terbawa pengaruh minuman beralkohol, Kirana ragu untuk mendekat karena dia takut bila pria itu akan menganggapnya buruk.

Ya, selama ini tidak ada yang tahu apa yang dilakukan oleh Joshua yang merupakan suami Kirana tersebut, mereka menganggap bila hubungan Kirana dan Joshua sangatlah harmonis.

Kirana menatap sekeliling, tidak ada seorangpun di sana yang nampak di kenali oleh Kirana, Kirana mendekat dan menepuk punggung kakak iparnya lembut.

"Kak? kak? Apa kakak masih bisa dengarku?" Tanya Kirana, pria itu bergumam tak jelas membuat Kirana mengangkat alisnya sebelah.

"Pergilah sana, aku sedang tidak mau diganggu halusinasi." Ucap pria itu, namun Kirana menggeleng dia melihat wajah pria itu sudah memerah pertanda bila pria itu tengah mabuk berat.

"Kakak bawa mobil?" Tanya Kirana menundukkan tubuhnya hingga membuat belahan dadanya terlihat oleh pria tersebut.

Glek..

Pria itu menelan salivanya dan memberikan sebuah kunci pada Kirana, Kirana tersenyum dan menerima kunci tersebut.

"Berapa yang harus aku bayar untuk menyewamu selama satu malam? Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku cintai." Ucap kakak ipar Kirana, Kirana terkekeh saat ini mungkin Kakak Iparnya menganggap bila dia tengah menawarkan tubuhnya.

"Tidak kak, aku akan membawa kak Alvin pulang dulu. Setelah itu aku juga akan pulang ke rumahku." Ucap Kirana, Kakak Iparnya mengangguk setuju.

Dengan susah payah Kirana membantu Alvin berdiri dan membawanya pada sebuah mobil yang ditunjuk oleh Alvin, Kirana yang memang mahir berkendara langsung tersenyum dan mendudukan Alvin di kursi penumpang.

Kirana melajukan kendaraan roda empat tersebut, membelah kota yang masih sedikit ramai. Sedari tadi Alvin terus memperhatikannya hingga membuat Kirana sedikit salah tingkah.

Alvin menunjuk sebuah Apartemen dan dengan cepat Kirana melajukan kendaraan tersebut ke tempat yang ditunjuk Alvin, tidak hanya disana. Alvin yang memang mabuk berat itu tidak bisa berjalan stabil hingga membuat Kirana harus membantunya.

Kirana membantu Alvin berjalan menuju huniannya, Kirana terkejut saat melihat hunian mewah dan rapi itu. Kirana membantu Alvin menuju kamarnya, setelah sebelumnya Alvin menekan nekan tombol dan membiarkan ibu jarinya untuk di pindai sebagai kunci hunian tersebut.

Kirana membaringkan Alvin di atas tempat tidur besar itu, dia melepaskan sepatu Alvin dan kaos kakinya.

"Kak Alvin, aku pulang dulu ya." Ucap Kirana seraya membalikkan badannya.

"Ran?" Panggil Alvin yang seketika Kirana membalik dan alangkah terkejutnya dia saat tangannya ditarik hingga terhempas di atas kasur.

"Kak, ini sudah malam. Aku harus pulang," Ucap Kirana saat tiba tiba tubuh Alvin menghimpitnya dari atas.

"Tolong, tinggalah sebentar. Meski ini halusinasi atau hanya apapun itu, aku menginginkan mu Ran." Ucap Alvin seraya dengan paksa dia mencium bibir Kirana.

Kirana membulatkan matanya dan berusaha mendorong dada bidang Alvin, namun nahas tenaga Alvin lebih besar dari miliknya. Alvin yang merasakan adanya penolakan tidak menghiraukannya.

Alvin mulai melakukan serangan lanjutan dengan mengecup sekitaran leher kirana dan mengigitnya membuat Kirana menjerit menahan sakit dan napasnya mulai memberat, Alvin kian liar dia mulai membuka baju Kirana yang memang sangat terbuka itu, Alvin merobeknya hingga tak berbentuk.

"Kak aku mohon lepaskan Aku." Kini isak Kirana kian menjadi, dan memohon belas kasihan dari Alvin.

"Ran, aku sangat mencintaimu sayang. Aku hanya ingin malam ini, aku tahu ini hanya halusinasiku saja. Ran, aku bodoh sudah mencintai adik iparku sendiri tapi asal kau tahu perasaan ini seolah akan membunuh ku di setiap detiknya." Mata Kirana membulat mendengar penuturan tersebut, hatinya tercabik dan meringis menahan sakit menjadi butiran butiran air mata.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

ini kisah Kirana kembarannya kiana bukan sih kak?
Mbak baru mau maraton lagi dikarya kak Nuah yang sudah tamat

2024-04-20

1

Nur Adam

Nur Adam

lnjur

2023-10-15

0

Sesye Pattiasina

Sesye Pattiasina

lanjut thor
ceritanya bagus👍👍

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!