"Mana uangku?" Pinta seseorang yang kini nampak tengah berkacak pinggang di depan Kirana.
"Mas, maap tapi malam ini aku tidak bisa mendapatkan uang." Joshua murka, dia menjambak rambut isterinya hingga tangis Kirana pecah dan membuat adiknya keluar.
"Kak?" Teriak adik Kirana berusaha melepaskan kakaknya dari cengkeraman mahluk mengerikan itu.
"Heh, mau apa kau?" Joshua melempar tubuh mungil adik Kirana yang bernama Keenan.
"Keenan!" Pekik Kirana hendak melepaskan diri, namun dia gagal hingga tubuhnya terasa melayang dan terjungkal akibat dorongan Joshua.
"Hari ini kau jangan menginjakkan kaki lagi di sini. Sebelum kau mendapatkan uang untukku!" Joshua menarik tubuh Keenan masuk ke dalam gudang dan melemparkannya.
Kirana menangis di luar rumah dan seseorang yang sejak tadi memperhatikan Kirana, masih mengenakan piama.
Orang itu tidak menyangka bila Joshua ternyata bersikap demikian pada Kirana, sejak dulu Joshua memang selalu terobsesi untuk mengalahkannya dalam berbagai hal, namun selalu gagal. Hingga saat Alvin menyukai Kirana dan Joshua tahu, Joshua menjadi sangat gigih dan terus mengejar Kirana hingga akhirnya Alvin harus belajar di luar Negri dan saat kembali ternyata Kirana sudah menikah dengan Joshua.
Sejak tadi Alvin memang mengikuti Kirana dari belakang, dia memperhatikan gadis itu hingga masuk dan semua perlakuan Joshua itu, dia lihat semuanya. Dia juga tidak lupa mengabadikannya dalam siaran ponsel.
Kirana nampak keluar pagar, Alvin melotot saat dalam lamunannya tiba tiba Kirana kini tengah menatapnya tajam, Alvin menelan salivanya melihat penampilan Kirana yang nampak sangat lusuh.
"Ran.." Alvin memanggil Kirana lirih hingga wanita itupun menunduk dan melihat dirinya.
"Apa kakak punya uang?" Tanya Kirana dengan sangat hati hati, Alvin mengangguk mengiyakan.
"Tolong maju ke sana." Kirana menunjuk sebuah tempat kosong, dimana disana kamera cctv tidak akan melihat mereka.
Alvin mengangguk setuju dan melajukan kendaraannya menuju tempat dimana Kirana tadi menunjuk, Alvin merasa sangat sakit dan pedih teramat di hatinya. Dalam hatinya dia tidak pernah menyangka bila perlakuan Joshua selama ini terhadap Kirana ternyata seperti itu.
Alvin sampai di tempat yang di tunjuk Kirana, dan di belakang nampak Kirana berjalan ke arah mobilnya menuju kursi penumpang, dengan sigap Alvin membukakan pintu itu dan duduk kembali.
"Kenapa kau butuh uang? Dan berapa jumlahnya?" Kirana menatap Alvin sayu, kini hanya pria ini satu satunya harapan Kirana.
Kata cinta yang semalam terus terngiang dalam ingatan Kirana sanggup membuatnya gila, dan mungkin bila Alvin melakukan hal seperti semalam dan dia lebih menikmatinya juga, dia mungkin juga tidak akan sesakit itu.
"500 ribu." Lirih Kirana, Alvin terpaku mendengar jumlah yang di sebutkan Kirana.
"Apa? Hanya segitu?" Tanya lagi Alvin berusaha memperjelas apa yang dia dengar.
"Ya hanya segitu, dan apa kau serius dengan ucapanmu tadi?" Alvin mengangkat alisnya, dia agak bingung dengan pertanyaan Kirana itu.
"Yang tadi? Yang mana?" Alvin menatap Kirana lembut, sangat berbeda dengan apa yang di lakukan Joshua kepadanya.
"Janjimu." Alvin mengangguk pasti, dia adalah seseorang yang selalu memegang teguh janjinya.
"Ya, aku serius." Kirana tersenyum kecut, berarti ucapan Alvin semalam bukan karena dia sedang mabuk saja.
"Apa kau mencintaiku?" Pertanyaan itu lolos dari bibir Kirana, dia ingin tahu apakah Alvin akan memilih nama baiknya atau perasaanya.
"Kau semalam sudah banyak mendengarnya kan? Untuk apa lagi bertanya demikian." Kirana meneguk salivanya, dia kini menoleh ke arah Alvin.
"Apa aku boleh bekerja kepadamu?" Alvin mengangkat alisnya, apa maksud Kirana dengan kata kata itu.
"Apa maksudmu?" Alvin menatap Kirana dan sontak Kirana menundukkan pandangannya, meremas bajunya yang sudah compang camping.
"Aku ingin bekerja kepadamu kak, dengan cara apapun. Dan apapun yang kamu minta, akan aku penuhi." Alvin terbelalak, benarkah demikian? Alvin agak ragu.
"Termasuk tubuhmu?" Kirana mengangguk dan sontak anggukan itu mampu membuat Alvin menganga tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Kau serius?" Kirana kembali mengangguk, senyum licik kini terlintas di bibir Alvin dan mulai melajukan kendaraannya.
"Baik, ayo ikut aku." Alvin membawa Kirana kembali ke apartemennya dan sontak bayangan semalam yang tergambar dalam benak Kirana perlahan kembali terbuka.
"Kamu bersihkan tubuhmu, dan memasaklah untukku." Kirana terbelalak, ternyata keinginan Alvin bukanlah hal yang dia bayangkan.
Kirana mengangguk dan memasuki sebuah kamar mandi, dan mandi disana. Kirana sedikit bingung dengan perlakuan Alvin terhadapnya.
Sedangkan di luar, Alvin kini tersenyum kecut memandangi setiap sudut kota dari kaca dalam jendela apartemennya.
"Aku tidak menyangka, akan di persatukan dengan cara seperti ini." Lirih Alvin meletakkan tangannya pada kaca hingga sebuah teriakan membuatnya tercekat kaget.
"Ada apa?" Alvin melihat Kirana yang tidak mengenakan apapun, Alvin menutup matanya dan hampir mimisan.
Baik Kirana maupun Alvin kini merasakan perasaan mereka masing masing, Alvin akhirnya mengambil kemejanya dan memberikan kemeja itu ke dalam kamar mandi.
"Pakai ini." Ucap Alvin tanpa melihat Kirana karena dia hanya menunjukkan tangannya saja.
Kirana mengenakan kemeja Alvin, dia merasa bila Alvin tidak berniat buruk terhadapnya, dia menjadi terasa lebih tenang.
"Habis mandi langsung masak ya?" Pinta Alvin saat Kirana keluar mengenakan kemeja Alvin, namun lagi lagi tubuh Kirana yang tercetak sempurna nampak sangat manis, bila saja Alvin tidak mengingat misinya untuk menaklukan dulu hati Kirana dia mungkin sudah memakan lagi gadis itu kali ini.
Kini langkah Kirana menuju dapur dan melihat apa saja yang bisa dirinya masak, dengan cekatan Kirana memasak untuk Alvin dan menghidangkannya dengan cepat, Alvin yang melihat kelihaian Kirana menjadi sangat terpesona.
"Berapa gaji yang kamu inginkan?" Alvin duduk di sebuah kursi makan dimana makanan sudah tersaji di atas meja di hadapannya dan sungguh makanan itu sungguh menggugah selera.
"Aku tidak tahu, aku hanya butuh 300 ribu satu hari, dan..." Kirana tidak melanjutkan ucapannya, 300 ribu sehari itu artinya 9 juta satu bulan, gaji sebanyak itu memang sangat tinggi.
"Baik, aku akan membayar mu 500 ribu sehari, dengan catatan. Kamu harus berada di tempat ini saat kurang dari jam 6 malam dan pulang jam 8 pagi." Kirana mengangguk setuju dengan penawaran tersebut.
"Ini gajimu hari ini, dan ingat sore nanti kamu sudah harus berada di sini." Kirana mengangguk setuju, kini dia benar benar menjadi wanita rendahan dan menjual tubuhnya, tapi dia juga merasa bila Alvin bukanlah sosok seburuk yang ada di pikirannya.
"Baik kak, aku akan melakukannya." Jawab Kirana pasti dan penuh keyakinan.
"Ayo makan, dan nanti saat aku bekerja kamu boleh pulang, dan saat aku kembali kamu harus sudah di sini. Selain itu panggilan yang tepat saat di rumah bukanlah kakak tapi sayang. Mengerti?" Kirana meneguk salivanya, rupanya Alvin kini ingin bermain dengan Kirana.
"Baiklah kak, eh! Sayang." Ujar Kirana dan langsung makan bersama dengan Alvin.
Kini Kirana menjadi seorang wanita yng menjual tubuhnya demi uang, sekaligus menghilangkan harga diri yang selama ini sudah menjadi harga matinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
IF
wkwkwkkw
2023-09-23
1
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
Kirana perjuangan mu untuk membebaskan keenan ga semulus paha model, aku sih berharap nya s Alvin bisa membebaskan Kirana dan adiknya
2023-07-22
3
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
hampir mimisan ini maksudnya gimana ya thor, masa iya Alvin liat Kirana ga pake baju mimisan ☺
2023-07-22
3