Mandiri

Di tempat lain.

"Assalamu'alaikum, Bunda."

"Wa'alaikum salam, Sayang."

"Bund, aku sudah sampai."

"Sekarang lagi di mana?"

"Lagi di warung masakan padang, mau makan siang. Haccim...haccim..."

"Sayang, kamu bersin? Minum es ya?"

"Nggak kok, Bund! Tadi di kereta AC-nya dingin, Bund. Makanya bersin, nanti juga sembuh! Seperti biasa!"

Alergi dingin yang dialami Salman adalah turunan dari sang Bunda.

"Ya sudah, nanti kalau sudah sampai di perumahan, hubungi Bunda lagi ya?"

"Iya, Bundaku sayang."

"Sayang, sayang! Ini Ayah! Lagian yang boleh manggil sayang sama Bundamu cuma Ayah!"

"Waduh, ada pawangnya nih!"

"Nanti kalau sudah sampai di perumahan, jangan lupa kabari Ayah! Kamu naik apa ke sana?"

"Aku sudah telpon Om Alan untuk menjemput, Yah!"

"Ya sudah, hati-hati."

"Siap komandan, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Makanan yang dia pesan sudah datang. Dia makan dengan santai, sambil melihat isi chat di ponselnya. 15 menit berlalu, orang yang dia tunggu datang.

"Boy, sudah lama nunggunya?"

"Lumayan, Om! Aku sampai habis dua piring nih!"

"Itu sih memang kamu lapar!"

"Om mau makan siang sekalian?"

"Aku sudah makan sebelum berangkat ke sini."

"Kalau begitu aku akan bayar ini dulu."

Setelah membayar, dia dan Om Alan meninggalkan warung tersebut dan menuju lokasi perumahan.

Selama perjalanan laki-laki yang dipanggil boy oleh Om Alan itu tertidur, mungkin dia ngantuk berat.

"Boy, kita sudah sampai!"

"Hem.. sudah sampai ya, Om?"

"Iya, ayo turun! Kamu yakin akan bermalam di salah satu unit di sini? Kalau kamu mau, aku akan carikan hotel dekat sini."

"Nggak pa-pa, aku akan tidur di sini saja."

Om Alan menunjukkan satu unit rumah yang siap pakai untuk keponakannya itu.

"Kamu istirahat saja dulu, nanti sore Om akan ajak kamu keliling."

"Oke , Om! Aku mau shalat dulu."

Selesai shalat, dia Berbaring di spring bed yang sudah tersedia di dua kamar di dalam rumah itu.

"Kenapa aku ingat wanita di kereta tadi, ya? Apa iya aku mengenalnya? Bodoh sekali kamu, Salman! Bisa-bisanya tidak mengajaknya kenalan! Tidak tanya juga dia mau kemana!Kenapa otakku jadi ngeblank gini ya? Apa mungkin efek kebanyakan mikir? Bisa jadi sih! Di usiaku yang hampir 20 tahun ini, aku sudah akan menjadi sarjana S1." Batin Salman.

Salman Nanda Haris adalah putra dari Raisya dan Haris. Salman sekolah di SD selama 6 tahun, normal seperti seharusnya. Namun ketika SMP dan SMA, dia menjalani akselerasi. Sehingga dia duduk di bangku SMP selama 2 tahun saja, begitu-pun waktu SMA-nya. Tingkat kecerdasan Salman melebihi saudara kembarnya Salwa.

Salman pergi ke Jogja untuk memantau pembangunan perumahan yang menjadi bagian miliknya. Sekaligus dia akan mengunjungi beberapa universitas ternama di Jogja, untuk menambah hasil observasi dalam pembuatan skripsi. Di usianya yang masih terbilang belia, dia sudah memiliki aset peeumahan dari Ayahnya. Dia dipercaya untuk mengelola sendiri perumahan yang ada di Jogja. Selain itu, Salman punya usaha sendiri, yaitu toko bunga yang cukup terkenal di kotanya. Dia terinspirasi dari kesukaan Bundanya terhadap bunga.Tidak hanya itu, Salman kuliah dengan hasil beasiswa karena IQ-nya yang bagus.

Salman sengaja naik kereta api ke Jogja, karena sudah lama sekali dia tidak naik kereta api. Dan Bundanya tidak mengijinkan dia membawa mobil dengan jarak tempuh yang terlalu jauh.

Salman yang terlelap, akhirnya terbangun dari tidurnya, karena ponselnya berdering.

"Hem... iya Ayah!"

"Assalamu'akaikum, Salman."

"Iya, Wa'alaikum salam. Maaf, aku masih mengumpulkan kesadaranku, Ayah."

"Sudah Ashar, bangunlah! Apa kamu masih capek?"

"Tidak, cuma ngantuk saja tadi. Semalam Raka dan Riky tak membiarkan aku tidur sampai jam 12 malam."

"Ya sudah, cepat mandi! Om Alan-mu itu sebentar lagi pasti menjemputmu. Kamu rentak mobil saja selama di situ! Jangan menyusahkan orang lain!"

"Iya, Ayah! Kalau ada aku rental sepeda motor saja. Sepertinya lebih asyik keliling pakai sepeda motor di sini!"

"Terserah kamu! Yang penting hati-hati."

"Iya, Ayah! Aku mau mandi dan shalat dulu."

"Bagus itu! Lebih baik kamu lupa kepada Ayahmu daripada kamu lupa pada Tuhanmu!"

"Kalau lupa sama Ayah, nanti jatah warisanku nggak jadi, dong?"

"Salman!!!" Ayah Haris menegaskan suaranya.

"Ayah dulu yng mulai, ya sudah salam sayang untuk Bundaku."

"Tidak akan Ayah sampaikan!"

"Pelit!"

"Sudah Ayah tutup dulu! Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Bunda Raisya hanya menggeleng kepala mendengarkan perdebatan mereka di telpon

"Anak sama Ayah sama-sama mau menang sendiri, sama-sama tengil pula! Ayah selalu cemburu kepada anak laki-lakinya, terutama Salman. Sudah tua, masih saja posesif." Batin Bunda Raisya.

Di kost-an

Naila baru bangun tidur jam 4 sore. Ia tertidur karena capek perjalanan. Buru-buru dia mandi dan shalat Ashar. Ponsel Naila bergetar, rupanya sang Ayah menelponnya.

"Hallo, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Ayah, maaf tadi Naila lupa mau langsung menghubungi Ayah."

"Sudah Ayah duga! Kamu sudah sampai, kan?

"Dari Dhuhur tadi, Yah!"

"Ayah takut kamu diculik orang!"

"Haha.. Ayah nih, Naila aman kok!"

"Ingat, Nai! Jangan pacaran dulu! Ayah memang jauh darimu, tapi kamu harus ingat! Ayah akan selalu menjagamu di setiap do'a Ayah."

"Aaa... Ayah! Aku jadi terharu! Peluk jauh dari anakmu ini!"

"Ayah menyayangimu, syukurlah kalau kamu memang sudah sampai! Jangan lupa matiin kompor kalau sudah selesai masak, segala colokan dilepas kalau kamu keluar dari kamar!Kamu kan, pelupa!"

"Iya, Ayah! Terima kasih sudah selalu ngingetin aku."

"Ya sudah, Ayah mau pulang ke rumah dulu! Assalamu'alaikum.

"Wa'alaikum salam."

Setelah bertelpon dengan sang Ayah, Naila mulai merapikan kamarnya lagi. Mengelap debu-debu yang mulai menebal, karena kamar itu sudah ia tinggalkan selama dua minggu. Kemudian Naik menyapu lantai dan mengepelnya. Menjadi pribadi yang mandiri adalah hal yang mudah bagi Naila. Meski usaha Ayahnya sudah bangkit kembali sejak dia SMP, Tapi Naila remaja tidak suka keluar rumah, shoping nggak jelas seperti teman-temannya yang lain. Libur sekolah dia akan minta diantarkan ke rumah Neneknya untuk diajari memasak dan bikin kue.

Naila membuka seprai dan sarung bantalnya. Dia taruh di keranjang untuk dilaundry. Sebenarnya Naila bisa mencucinya sendiri, tapi di kost-an ini tempat penjemuran ada di lantai paling atas. Naila cepat lelah jika harus sering naik turun tangga. Waktu masih SD Naila pernah terjatuh saat naik sepeda dan tulang kakinya geser. Dia hanya akan mencuci pakaian dalamnya sendiri dan menjemurnya di balik jendela kamar mandinya yang buram.

Malam harinya, Naila mengecek semua data yang diperlukan untuk persiapan daftar ulang besok.

"Semuanya sudah beres, tinggal dimasukkan ke map." Naila berbicara seorang diri.

Selesai mengecek semuanya dia masak mie instan untuk makan malamnya. Naila sangat suka mie soto yang dimasak dengan telur dan sawi. Ditambahi dengan irisan cabai rawit dan bawang goreng yang banyak.

"Masyaallah, ini pasti mantap! Mari makan!" Dia kembali bermonolog. Setelah membaca do'a mau makan, dia menyantap makanannya.

Sudah jam 9 malam, Naila belum merasakan ngantuk. Dia menyetel televisi yang berada di pojok atas kamarnya. Mencari program yang menurutnya bagus. Akhirnya pilihannya jatuh pada acara kuis yang disiarkan di salah satu chanel TV. Naila tertawa sendiri tatkala tayangan yang dia tonton dirasa lucu menurutnya. Smpai akhirnya dia terlelap dan mimpi indah. Untung saja dia sempat memasang timer otomatis dari remot TV.

Bersambung.....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terima kasih sudah mampir lagi kakak. Ceritanya masih santai ya, nikmati saja alurnya.

Mohon supportnya untuk karyaku ini. Semoga kita semua diberi kesehatan, amin.

See you again...

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Harmonis banget ya keluarga pak Haris, ayah Salman..tak ada jarak antara Ayah dan anak.. seharusnya seperti itu, namun kadang itu susah lhooo

2024-11-22

1

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Haris

2024-11-12

2

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Raisya

2024-11-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!