I'm coming Jogja

Pagi ini Naila akan kembali ke Jogja. Jam 7 Pagi Ayah mengantarnya ke stasiun. Sebenarnya Ayahnya ingin mengantar menggunakan mobil sampai ke Jogja. Tapi Naila menolak, karena tidak mau Ayahnya kelelahan. Dan Naik kereta lebih santai daripada naik mobil. Dengan berat hati Naila terpaksa jauh dari Ayahnya, demi cita-citanya meneruskan usaha Ayahnya. Bukan Ayahnya tidak mampu membayar biaya kuliah Naila di Universitas yang bagus di kotanya. Namun Naila yang sangat ingin merantau dan menimba ilmu di Jogja.

"ATM-mu tidak lupa kamu bawa kan, Nai?"

"Tidak, Ayah! Sudah aku bawa semua."

"Kamu hati-hati dan jaga diri! Ingat, jangan lupa shalat 5 waktu! Sesibuk apapun jangan lupakan shalat!"

"Siap, yah! Ayah jaga kesehatan, jangan suka bergadang! Makan teratur, dan cepat cari Ibu baru!"

"Iya, bawel! Kenapa gadis kecil Ayah ini makin hari makin bawel?" Ayah menarik hidung Naila.

"Aku sudah dewasa, Yah! Bukan gadis kecil lagi! Dan lagi, aku bawelnya cuma sama Ayah!"

"Ya-ya, Ayah tahu itu! Sebentar lagi Ayah akan punya mantu."

"Tidak! bukan mantu untukku! Tapi Kak Freya!"

"Iya, Freya!" Kamu kan masih kuliah?"

"Ya sudah, aku mau masuk dulu, sebentar lagi kereta akan berangkat. Ayah pulang ya, nanti aku hubungi kalau sudah sampai."

"Baiklah, Ayah akan pulang."

Naila mencium punggung tangan Ayahnya. Kemudian dia masuk ke dalam gerbong kereta api tempatnya duduk.

Karena masa pandemi, semua orang wajib menggunakan masker, termasuk Naila dan penumpang lainnya. Di kereta api kelas bisnis, memang penumpang tidak padat. Kadang dalam satu baris kursi hanya ada 1 orang, berbeda dengan kelas ekonomi.

Saat ini Naila sudah duduk di kursinya, setelah dia menaruh tasnya di bagasi atas. Naila menggunakan earphone untuk mendengarkan musik dari ponselnya. Perjalanan selama 5 jam, akan membuatnya jenuh jika tidak sambil melakukan sesuatu mataku mendengarkan musik.

Tidak lama kemudian, datang penumpang lain yang duduk di hadapan Naila. Seorang pemuda tampan dengan memakai celana jeans biru tua dan hem kotak biru dongker, dan memakai kacamata hitam.Jika dilihat dari outfitnya yang branded, sepertinya dia bukan dari kalangan biasa. Naila tetap cuek mendengarkan lagu-lagu dari ponselnya, dan sesekali bermain game. Dia tidak begitu memperhatikan orang di hadapannya.

Kereta sudah mulai berangkat. Laki-laki di depan Naila membuka laptop dan spertinya serius mengerjakan sesuatu di laptopnya. Sesekali Laki-laki tersebut melirik Naila.

Baterai ponsel Naila mulai melemah, karena dipakai untuk memutar musik sekaligus main game. Rupanya dia lupa membawa cahangger. Sifat pelupanya memang melekat sejak dia SMP.

Naila membuka earphondnya.

Tinut...tinut.. suara daya HP lemah berbunyi. Laki-laki di depan Naila sontak mendongak.

"HP-nya lemah, Mbak! Dichas dulu!"

Naila melihat ke arah laki-laki tersebut.

"Saya lupa bawa changger, Mas." Ujar Naila dengan sopan.

"Oh, sebentar! Saya bawa tadi! Ini, mungkin Mbak mau pinjam, pakai saja dulu! HP-ku masih penuh." Laki-laki itu tersenyum di balik maskernya.

"Iya, saya pinjam dulu, Mas! Terima kasih sebelumnya." Aku menangkupkan kedua tanganku.

Naila mulai mengechas Ponsel-nya. Diantara mereka tidak ada yang mempeekenalkan diri. Naila memang tidak suka memperkenalkan diri terlebih dahulu, apa lagi terhadap seorang laki-laki. Ayahnya yang mewanti-wanti itu. Laki laki tersebut membuka kacamatanya dan melanjutkan pekerjaannya di laptop. Naila tidakvberani melihat laki-laki di depannya. Ada kekhawatiran yang dia rasa, karena baru pertama kali dia bertemu dengan laki-laki tersebut. Meski kelihatannya dia baik, tapi Naila harus tetap waspada.

Naila memutuskan untuk membaca buku. Di tengah perjalanan, karena ada sedikit goncangan, buku Naila jatuh di bawah meja lipat yang digunakan untuk menyangga laptop. Saat Naila akan mengambilnya, saat itu pula laki-laki itu juga hendak mengambil buku Naila. Malang tidak bisa ditolak, dahi mereka berdua terbentur.

"Au....!" Pekik mereka bersamaan. Tatapan mata mereka bertemu. Naila langsung berdiri dan duduk di kursinya. Untung saja hanya ada dua penumpang yang berada di seberang kursi mereka.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Ibu-ibu di sebelah.

"Oh tidak, Bu! Tidak apa-apa, kami hanya terbentur." Ujar kaki-laki tersebut.

"Duh! kenapa hatiku jadi dag-dig-dug! Stop Naila! Untuk saat ini dilarang jatuh cinta!Mata itu, kenapa aku seperti mengenalnya?"Lirih Naila dalam hati.

"Hati-hati, Nak."

"Iya Bu, Terima kasih." Kali ini Naila tang berucap.

"Maaf, tadi tidak sengaja. Aku ingin membantu mengambil bukunya." Ujar laki-laki tersebut.

"Iya tidak apa, aku juga tidak sengaja." Naila kembali menunduk."

"Kenapa suaranya mengingatkan aku kepada seseorang yang lama tidak aku jumpai."Batin laki-laki tersebut.

Naila melanjutkan membaca bukunya.

"Haccim..haccim..." Laki-laki di depan Naila bersin, dia tidak kuat dengan AC.

"Ini Mas, pakailah!" Naila mrnyodorkan tisyu kepadanya.

Laki-laki itumengambil tisyu dari tangan Naila dan mengucapkan terima kasih. Kemudian dia membuka maskernya, dan mengelap hidungnya dengan tisyu.

deg...

Jantung Naila kembali berdetak dengan kencang.

"Salman! Apa benar dia Salman? Salman tidak suka potongan rambut seperti itu! Dulu dia selalu memotong cepak rambutnya. Tidak-tidak! Mana mungkin aku bertemu dengannya si sini? Di dunia ini banyak orang yang memiliki wajah yang sama." Batin Naila.

"Kenapa, Mbak? Jijik ya?"

"Ti-tidak! Maaf saya hanya tidak sengaja melihat anda."

"Saya alergi dingin, Mbak! Nggak kuat sama AC. Kayaknya nggak bakat jadi orang kaya, hehe.. " Ujar laki-laki tersebut menampakkan sikap tengilnya.

Naila tersenyum di balik maskernya.

"Apa itu memang kamu, Salman?" Naila membatin lagi. Dia mengingat kata-kata teman kecilnya dulu. Salman alergi dingin, dia tidak terlalu suka minum es.

Naila tidak ingin gegabah, dia takut salah orang. Meskipun benar itu Salman, Naila takut teman kecilnya itu juga tidak ingat kepadanya. Dia akan merasa lebih sedih lagi.

Waktu berjalan begitu cepat, kereta sudah sampai di stasiun Jogja. Naila mengambil ransel dan kopernya. Laki-laki di hadapan Naila membereskan laptopnya, dan memasukkan ke dalam tas ranselnya. Naila mengembalikan changger yang ia pinjam. Kemudian pamit untuk turun terlebih dahulu.

"I'm coming Jogja!" Ujar Naila tersenyum bahagia saat keluar dari stasiun.

Dari stasiun, Naila naik taksi menuju tempat kost-nya. Perjalanan dari stasiun ke kost-an Naila kurang lebih 30 menit. Ayah Naila sengaja mencari tempat kost yang dekat dengan kampusnya. Karena Naila tidak mau memakai sepeda motor. Dia lebih suka jalan kaki ke kampus. Jarak dari kost-nya ke kampus hanya 300 meter.

Saat ini Naila sudah smester 4 di fakultas Ekonomi dan Bisnis, dia mengambil prodi Manajemen.

"Berapa,Pak?"

"50 ribu, Cah Ayu."

"Inu, Pak! Maaf, Kembaliannya ambil Bapak saja ya! Itung-itung buat beli bumbu dapur."

"Masyaallah, terima kasih cah Ayu."

"Injeh sami-sami, Pak." Ujar Naila, sedikit berbahasa Jawa.

Naila sudah sampai di kamar kostnya.

"Hufh... akhirnya sampai juga. Selamat datang kembali di kamar sweety Naila!" Ujar Naila kepada dirinya sendiri.Dia membongkar bawaannya dan merapikan baju-baju ke dalam lemari.

Tempat kost Naila termasuk lengkap. Karena ada kamar mandi dan dapur di dalam. Sebenarnya kamar itu bisa untuk dua orang. Tapi Naila menempatinya sendiri, karena untuk menjaga privasinya. Farah sahabatnya, memang orang asli Jogja. Naila kenal dengannya satu tahun lalu saat mereka sama-sama OSPEK di kampus. Kadang sesekali Farah menginap di kost-an Naila untuk mengerjakan tugas kuliah.

Bersambung.....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ayo tebak, beneran Salman bukan ya?

Kalian kan paling pintar kalau disuruh nebak😊

Tetap dukung author ya kakak🤗

Terima kasih banyak, untuk kalian-kuh 😘

See you again...

Terpopuler

Comments

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Duo "S" Salman Saudara Kembar Salwa,,,🤗🤗

2024-11-12

2

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Dari awal sudah curiga laki² itu pasti Salman, benih kerinduan mulai terasa di hati Naila..

2024-11-22

0

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Hemmm...Si Salman Benar Iya..??🤔

2024-11-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!