Disalah satu ruangan dikantor polisi kini Randi dipertemukan dengan orangtuanya. Mereka tengah duduk diruang tunggu.
Randi telah menceritakan perihal kejadian yang menimpanya sore hari tadi.
" Apaaaaaa! Jadi kmu membunuh orang?!"
Plak plaaaaak tanpa aba-aba Bambang menampar kedua pipi putranya.
" Tidak kah kmu berfikir sebelum kamu bertindak haa? " Bambang berbicara dengan dada naik turun, nafasanya memburu amaharnya kini memuncak diubun-ubun.
"Tapi paaah aku melakukanya untuk..
Randi bahkan tak sempat menyelesaikan ucapanya. ,
" Untuk apa? "Bambang bahkan memotong ucapan yang diucapakan sang anak sebelum ia selesai menjelaskan.
" Apun yang terjadi appapun alasanya, membunuh orang itu kejahatan Randiii! " Suara Bambang bahkan menggelegar riruang besuk itu.
Besok dua hari lagi pernikahanmu.Apa yang mau aku katakan pada calon istri dan besanku! Kurang ajaaar!" Bambang nampak sangat murka
" Sabar pah, sabar!" ucap Fatimah seraya terisak.Ia tak bisa berbuat apa-apa ataupun membela sang anak karna kali ini perbuatanya sudah benar-benar fatal.
Kendati ia melakukanya untuk menlong sahabatnya, namun membunuh tetaplah tidak bisa dibenarkan. Itu merupakan sebuah kejahatan.
" Ayo mah kita pulang, biar hukum yang menyelesaikan masalah ini ucap bambang seraya pergi meninggalkan ruangan itu. "
Ran, maf mama tak bisa berbuat apa-apa. Mafkan mama, ikuti prosedur yang ada dan Jika kamu harus menjalani hukuman maka jalani hukumanmu. Pertanggungjawabkan apa yang sudah kamu lakukan.
Fatimah meninggalkan anaknya dengan berat hati.
"Maaaah! Amel gimana? pernikahanku gimankacau. Randi terlihat sangat kacau.
" mama tidak tau ran, mama pusing. Baik-baik kamu disini.. Fatimah brucap seraya membalikan badan, tanpa randi tau airmata fatimah sudah luruh dipipinya. "
"Aaaaaarrrggggggghhh Randi menyugar rambutnya dengan fursatsi.Ia menyesali apa yang sudah ia lakukan.Namun apalah daya smua sudah terjadi, dia harus ihlas menjalani hukumannya, namun satu hal yang ia fikiran. "
Bagaimana dengan Amel dan keluarganya pasalnya undangan sudah disebar dan dua hari lagi prnikahan sudah harus digelar.
" Apa yang harus aku lakukan ya Tuhan." Randi berucap seraya wajahnya menengadah keatas.
Petugas lapas datang dan Randi dibawa lagi kedalam sel.
Sementara dirumahnya Amel nampak makin gelisah, ia lantas mencoba menghubungi Fatimah.
Dreet dreeet
tiba-tiba diponsel Fatiman terdengar bergetar, ia lantas mengambil ponselnya yang ada didalam tas, Fatimah saat ini masih berada dalam mobil karena mereka masih dalam perjalanan dari lapas.
" siapa yang telfon mah? "
Bambang bertanya seraya menengok kearaah istrinya yang kini nampak ragu mengangkat telfon.
" Emm Amel pah, pasty dia mau menanyakan randi. Aduh mama masty jawab apa ya pah?" Fatimah nampak kebingungan.
" angkat saja dulu mah. Ujarnya lagi, bambang memerintahkan Fatimah untuk mengangkat telfon dari calon menantunya.
"Hallo, Amel! "
" Halo tantee, tante apa randi sudah pualng?
Amel telfon dari tadi tak diangkat bahkan sekarang nomornya tak aktif tan, amel hawatir. " Bahkan Amel berbicara dengan suara yang sedikit bergetar.
"Meel, tenang dulu.. Randi baik-baik saja, Fatimah bingung hendak menjelaskan apa.
" anu apa tante, sykurlah kalau memang randi baik. Aku hanya hawatir tan, aku memang sejak pagi mencemaskan Randi. Ujarnya namun kali ini sedikit tenang.
" mel tante sma om mau kerumah kamu sekarang yaa, ada hal penting yang mau kami sampaikan" Fatimah memutuskan untuk berbicara secara langsung agar lebih jelas.
Deeeg.. Amel merasa ada yang tidak baik-baik saja sekarang.
" I-iya tante Amel tunggu, Tante hati-hati dijalan." ucap Amel
" ya sayang tante tutup telfonya kalau begitu" Fatimah mematikan sambungan telfonya
Tuuut telfon terputus.
Stelahnya Amel membritahukan pada orangtuanya bahwa calon mertuanya akan berkunjung.
" Ma pah,, panggil dengan wajah sedkit mendung. "
" ya nak, ada apa?" Laily menghampiri sang putri yang sedari tadi wajahnya nampak murung.
" Tante Fatimah dan om Bambang mau kesni." Amel berbicara dengan sedikit menunduk.
"Kesni?? Heran Lail "
" Iya mah, Amel meyakinkan ibunya. "
Laily nampak memicingkan matanya ia heran kenapa calon besanya mendadak mau bertemu padahal smua pembicaraan mengenai pernikahan putra putrinya sudah jelas, tinggal menunggu hari H nya saja.
" Sudah lah mah, mungkin ada hal yang mau dibahas lagi barang kali. Aswatama berusha menjelaskan lantaran ia melihat raut wajah yang tak biasa dari istrinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Raisa anti
btul kata pak bambang
2024-07-15
0
Nisa Amalia
sukaaa ceritanya..
2023-10-09
1
Atha Diyuta
Trimakasih kaa.. Ditunggu kritik dan saranya. Trimakasih atas smngtnya
2023-07-21
0