...****...
Sesampainya di apartement Shasa merebahkan tubuh mungil nya di atas ranjang. Pikirannya masih melayang mengingat perbincangan di ruang kerja papa nya tadi, sebelum ia memutuskan untuk pulang.
...~ Flashback ~...
Selesai makan malam papa Daniel mengajak Shasa dan mama Nia ke ruang kerja papa Daniel untuk membicarakan sesuatu.
“Shasa papa mau ngomong serius sama kamu” ucap papa Daniel.
Shasa mengangguk kepala sambil menatap mama Nia yang duduk di sebelahnya.
“Sebelumnya papa mau tanya sama Shasa. Shasa sudah punya pacar?” tanya papa Daniel.
“Kan papa tau kalau Shasa gak mau pacaran, Shasa masih ingin fokus ngejar cita-cita” jawab Shasa merasa aneh dengan pertanyaan papa Daniel.
“Kalau suka sama seseorang ada gak?” kini berganti mama Nia.
Shasa terdiam sejenak lalu menggelengkan kepala dengan wajah polosnya.
“Syukurlah kalau begitu” ucap mama Nia tersenyum manis.
“Emang ada apa sih ma? Tumben banget papa sama mama nanyanya gitu” tanya Shasa penasaran mematap papa dan mama bergantian.
Bukan menjawab pertanyaan sang putri, mama Nia beralih menatap suaminya untuk segera mengutarakan tujuan mereka.
“Shasa masih ingat sama daddy Andrew dan mommy Dira?” tanya papa Daniel.
“Masih dong pa, mereka kan sahabat papa dan mama kan” jawab Shasa.
“Iya benar sayang. Dan kami berencana menjodohkan kamu dengan putra tunggal mereka” ucap papa Daniel.
Bagai petir di siang hari, Shasa terdiam menatap papa Daniel dan mama Nia bergantian. Pikiran Shasa langsung kosong seketika mendengar perkataan papa.
'Dijodohkan? Dengan putra tunggal mereka? Bukankah itu berarti kak Edwind sahabat kak Al? Bagaimana bisa aku menerima perjodohan ini? Kak Ed sama hal nya dengan kak Al yang membenciku. Tapi melihat wajah papa dan mama yang penuh harapan padaku membuatku tidak tega untuk menolak. Bagaimana ini?' batin Shasa bergejolak.
“Sayang” ucap mama Nia menyadarkan lamunan putrinya dengan usapan lembut di bahu.
“I-iya ma” jawab Shasa gugup.
“Papa tidak memaksamu menerimanya sayang. Papa hanya berusaha memberikan pasangan yang terbaik untuk putri kesayangan papa dan mama ini” ucap papa Daniel.
Papa Daniel bangkit duduk di samping putrinya. Kini Shasa diapit kedua orang tuanya. Shasa menatap papa Daniel dengan mata berkaca-kaca, ia paham betul bagaimana sayangnya sang papa begitu pula sang mama padanya.
“Papa yakin Edwind bisa menjagamu dan melindungimu dengan baik sayang. Dia memang pria yang terkesan dingin dan angkuh, tapi papa tau di dalam dirinya ada hati yang lembut dan hangat” ucap papa Daniel.
Mama Nia mengangguk setuju, baginya Ken dan Ed adalah putra kembar mereka yang dingin, cuek dan angkuh. Tapi di balik sikap mereka mama Nia tau ada hati yang hangat dalam diri mereka.
“Apa papa dam mama sangat menginginkan perjodohan ini?” tanya Shasa.
“Tentu saja nak, kami akan bahagia jika kalian berdua menerima perjodohan ini, tapi kami juga tidak bisa memaksa kalian” ucap papa Daniel merangkul putrinya.
“Ini masih rencana kami sayang, jadi kami selalu berdoa pilihan kami menyatukan kamu dan Ed adalah pilihan yan tepat untuk kebahagian kelian berdua” tutur mama Nia mengusap punggung putrinya.
“Tapi Shasa kan masih kuliah pa ma” lirih Shasa.
“Kamu kan kuliah sayang bukan anak SMA, lagian banyak kan yang udah nikah tapi masih bisa kuliah” ucap mama Nia.
“Lagian kan beberapa bulan lagi kan kamu wisuda sayang” sambung papa Daniel.
“Jadi Shasa masih bisa kuliah kan pa ma?” tanya Shasa terdengar ragu.
“Tentu saja sayang” jawab mama Nia.
“Jadi bagaimana nak?” tanya papa Daniel menunggu jawaban dari putrinya.
Lagi-lagi Shasa terdiam memikirkan tentang perjodohan ini. Ingin rasanya Shasa menolak perjodohan ini, tapi mana bisa ia melihat raut wajah kecewa dari orang tuanya. Jika menerima perjodohan ini Shasa masih ragu, mengingat sikap Ed yang membencinya sedari dulu sama seperti kakaknya.
“Shasa” lirih Shasa melirik kedua orang tuanya yang menunggu jawaban darinya.
“Iya sayang” ucap papa Daniel tak sabar.
“Shasa ngikut keputusan kak Ed saja pa ma” lirih Shasa akhirnya.
“Jadi kamu setuju kan nak?” tanya papa Daniel memastikan.
“Shasa setuju pa, tapi jika kak Ed menolak Shasa juga gak apa-apa” jelas Shasa.
“Syukurlah, kalau begitu nanti mama telpon mommy Dira buat kasih kabar kalau kamu ngikut keputusan Ed. Semoga keputusan Ed nanti yang terbaik dan kalian akan nikah. Mama pasti seneng banget, ya kan pa” ucap mama Nia tersenyum bahagia.
“Tentu” jawab papa Daniel memeluk istri dan anaknya.
Shasa merasa bahagia melihat wajah bahagia papa dan mama nya. Kalau saja ia menolak, sudah pasti saat ini Shasa melihat wajah kecewa kedua orang tuanya. Dan Shasa tidak mau itu terjadi, semoga keputusannya saat ini benar.
‘Semoga keputusanku saat ini benar, dan jika perjodohan ini tidak berlanjut semoga papa dan mama tidak merasa kecewa’ batin Shasa.
Setelah berbincang sebentar Shasa pun pamit pulang dengan alasan besok ada kuliah pagi.
“Kenapa gak nginap aja sih sayang?” mama Nia menahan tangan Shasa yang akan masuk mobil.
“Nanti kalau weekend Shasa janji nginap deh ma. Kan besok Shasa ada jam kuliah pagi ma. Jarak kampus Shasa dari sini kan jauh ma belum lagi macetnya. Kalau dari apartement kan deket ma sambil jalan pagi” jelas Shasa tersenyum manis.
“Iya ma kasian juga kan kalau putri papa yang cantik ini besok telat terus di marahin dosennya” ucap papa Daniel merangkul istrinya.
“Bilang sama mama kalo ada dosen yang marahin kamu, biar mama sate nanti”
Shasa tertawa mendengar ucapan mamanya. Shasa pun memeluk mama nya sebentar dan berganti pada papanya.
“Shasa pamit dulu ya pa ma” pamit Shasa masuk ke mobil.
“Kamu yakin nyetir sendiri sayang biar sopir mama yang nyetir ya. Takutnya nanti ada apa-apa di jalan” cemas mama Nia.
“Mama tenang aja kan ada bodyguard papa yang kekeh untuk ngawal Shasa” cibir Shasa melirik papanya yang tertawa.
“Yaudah hati-hati ya sayang” ucap mama Nia sambil tersenyum melambaikan tangan.
“Dadah pa ma. Shasa pulang dulu ya” pamit Shasa menyalakan mesin mobil dan mulai melaju meninggalkan mansion Rossler.
...~ Flashback Off ~...
Shasa berguling di atas ranjang sambil mengacak rambutnya. Sekarang ia mulai merasa frustasi mengingat kejadian tadi dimana ia memberi semua keputusan pada Ed.
“Kenapa gak aku nolak aja sih tadi. Kan aku tau kalau kak Ed pasti nolak perjodohan ini. Kenapa juga sih kak Ed sama kak Al benci banget ke aku? Salah aku dimana juga?” gumam Shasa sedih dengan posisi terlentang di ranjang.
“Papa sama mama pasti kecewa kalau kak Ed nolak perjodohan ini” lirih Shasa membayangkannya.
Shasa kembali mengacak rambutnya, lalu bangkit mengambil baju tidur untuk ganti. Selesai ganti baju Shasa kembali berbaring di atas ranjang dan memilih tidur, berharap saat bangun nanti ini semua hanya mimpi.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Nah loh?
kok bisa kakak kandung dan kwnnya membenci shasa yaaaa????
2023-07-27
0