Tak terasa pagi telah menjelang, waktunya untuk berangkat sekolah lagi dan mengikuti pelajaran kembali. Saat aku turun bus ada yang memanggilku
“Mel…..”
Saat aku menoleh dan menghentikan langkahku.
“Eh hay Wisnu, kita ketemu lagi” kejutku mendapati Wisnu berjalan disebelahku. “Tadi naik apa kamu berangkatnya?” tanyaku sembari melihat Wisnu berjalan seorang diri juga.
Wisnu membalas dengan tersenyum manis kearahku. “Masa satu bus nggak tau sih Mel, tadi aku berdiri dibelakang ” terang Wisnu.
“Ohh, haha. Maaf Wisnu. Tadi beneran aku nggak tau kalo kamu juga naik bus yang aku naiki juga” balasku sembari mengacungkan tanda V dan meringis kearah Wisnu.
“Iya Mel, nggak apa-apa kali” kata Wisnu dengan tersenyum lagi.
“Oya, denger-denger kamu di kelas jadi ketua kelas ya?” tanyaku mengganti topik pembicaraan.
“Kok tau Mel?” kata Wisnu penasaran.
“Iya, kemarin Tami temen kamu cerita sama aku waktu pulang sekolah nungguin bus itu” balasku.
“Tami itu temen semasa SD ku Mel, ya walaupun sekelasnya baru sekarang sih” cerita Wisnu langsung.
“Iya, kemarin Tami juga cerita begitu sama aku. Katanya dulu waktu SD kamu banyak yang naksir ya” cerocosku tiba-tiba sembari tersenyum geli kearah Wisnu.
Lagi-lagi Wisnu tersenyum manis sembari menoleh kearahku “Ah bisa aja kamu Mel” jawab Wisnu malu-malu.
Aku membalas dengan tersenyum geli kearahnya juga. “Pasti banyak penggemar nih sekarang di kelas kamu?” timpalku sembari menebak.
“Nggak segitu juga kali Mel, lagian temen-temenku yang cewek aja pada bilang kalo aku orangnya ganteng,senyumnya manis & baby face. Trus kalo senyum bisa bikin cewek-cewek pada klepekan” terang Wisnu dengan PD-nya.
Lama-lama aku semakin larut dalam pesona Wisnu yang benar-benar tampan.
Saking merasuknya, tanpa sadar aku kelepasan berucap. “Emang kamu ganteng, trus kalo senyum manis dan terakhir kamu imut-imut.”
Tampak Wisnu langsung terkejut saat mendengar aku mengatakan demikian. “Apa Mel?” ulang Wisnu kaget mendengar ucapanku barusan.
Setelah aku sadar, aku segera menutup mulutku sendiri yang tanpa sengaja kelepasan berbicara begitu pada Wisnu.
“Eh… maaf Wisnu, tadi aku keceplosan ngomong begitu sama kamu. Sekali lagi maaf ya nggak sopan sama kamu” balasku mengumpat rasa malu dan langsung merasa pipiku merona.
“Iya nggak apa-apa kok Mel, santai aja” kata Wisnu yang terlihat salah tingkah juga.
Beruntung sekali saat kejadian itu, langkahku dan Wisnu hampir saja sampai ruangan Tata Usaha yang artinya sudah dekat dengan kelasku, disana udah ada Shella dan Fia yang sedang mengobrol santai sembari menanti kehadiranku.
“Wisnu, ngobrolnya udahan dulu ya. Soalnya kedua temanku udah nungguin disana. Ntar kalo pulang kita ketemu, ngobrolnya dilanjutkan lagi” pamitku.
“Iya Mel, lagian aku juga mau masuk kelas nih. Kapan-kapan mampir dong ke kelasku” kata Wisnu dengan ramah.
“Iya deh kapan-kapan aku main ke kelasmu, tapi kamu juga ya sering-sering main ke kelasku” pintaku lagi.
“Siap deh Mel ” balas Wisnu dengan anggukkan.
“Bye Wisnu ” kataku yang mulai melambaikan tangan kearah Wisnu.
Wisnu membalas melambaikan tangannya dan tersenyum lagi ke arahku kemudian menuju kelasnya, sementara aku menghampiri kedua sahabatku yang sedang duduk di depan Tata Usaha.
Sepeninggalan Wisnu yang akan melanjutkan langkah kakinya menuju kelas VII B.
“Siapa tu Mel? Kok sepertinya udah akrab nih kalian berdua” tanya Fia dengan ekspresi menggodaku.
“O… dia namanya Wisnu Fi, aku kenalan sama dia sewaktu beberapa hari kemarin sama Shella lagi nungguin bus” terangku sembari mengumpat rasa salah tingkah.
“Ehm… ternyata PDKT-mu dengan Wisnu berhasil juga ya” geli Shella sembari tersenyum jahil kepadaku.
Aku meringis kearah Shella dan Fia sembari mengumpat rasa salah tingkahku,"Ihh Shella ini ya. Orang aku tadi nggak sengaja juga ketemu dia di bus" protesku yang membuat Shella tertawa.
“Wah… diam-diam Amel udah punya gebetan baru nih, pantes aja Vian waktu beberapa bulan lalu kamu tolak, ternyata penyebabnya ini” tambah Fia mulai mengerti.
“Nggak gitu juga kali Fi, nggak ada hubungannya malah” terangku sembari menampik perasaan yang mendadak aneh bergemuruh di dadaku.
“Nggak apa-apa lagi kalo kamu emang lagi tahap-tahap PDKT sama Wisnu, malah kami dukung lho Mel” support Fia penuh senyum.
“Masa kemarin sore waktu aku main ke rumah Amel, di jalan ketemu Wisnu Fi. Terus nggak taunya Wisnu nanyain Amel dan nitip salam juga lho” cerita Shella pada Fia sembari melirik kearahku.
Fia langsung tersenyum jahil saat mendengarkan cerita Shella.
“Ih… apaan sih kalian ini, malu tau kalo temen-temen lain pada tau” kataku.
“Cie Amel ” geli Fia.
“Nggak apa-apa kali Mel, ntar kalo misal jadian beneran teman-teman lain pada tau kok” geli Shella juga.
“Ah… udahlah nggak usah bahas tentang Wisnu lagi, ntar di kelas aku nggak bisa konsentrasi pelajaran lagi” tampikku yang sudah merasa panas di pipi karena merona.
“Hahaha… Amel, Amel. Segitunya sih, kan tujuanku cuma bercanda doang” gelak Shella sembari merangkulku.
“Iya Shel, aku tau kok maksudmu” balasku yang akhirnya ikutan tertawa kearah Shella.
Fia sendiri hanya geleng-geleng kepala melihatku dan Shella.
“Masuk kelas yuk” ajak Fia mengalihkan pembicaraan.
“Ayo ” balasku dan Shella serentak.
Kami bertiga pun menuju kelas VII G, tapi entah kenapa sewaktu kami bertiga masuk kelas. Shella menghentikan langkahnya saat melihat ada seorang cowok hitam manis dan berpostur tinggi itu sedang memasuki kelas VII F.
Shella pun terpesona dan bergumam “Waw… cowok kelas sebelah ternyata ada yang ganteng juga.”
Aku dan Fia menghentikan langkah sejenak.
“Shel, masuk kelas yuk” ajakku sambil menarik tangan Shella.
Tapi Shella nggak menggubris ajakanku.
“Shel, kamu liatin siapa sih kok segitunya kamu?” tanya Fia semakin bingung.
Saat itu juga cowok yang dilihat Shella tadi melempar senyum ke arah Shella, dan Shella pun semakin tergila-gila saat membalas senyuman cowok tersebut.
Aku kaget saat melihat cowok tersebut “Hah! Itu kan Nugroho. Teman semasa SD ku, ternyata dia juga bersekolah disini” gumamku.
“Siapa Mel nama cowok itu?” tanya Shella saat nggak sengaja menyebutkan nama cowok incarannya.
“Dia namanya Nugroho Shel, anaknya baik kok nggak neko-neko lagi” ulangku memberitahu Shella.
“Waw… ini dia cowok yang selama ini aku cari-cari” kata Shella semangat.
“Mau aku kenalin langsung sama dia Shel?” tawarku.
“Boleh Mel, tapi kapan-kapan aja deh” pinta Shella.
“Jangankan kapan-kapan Shel, nanti pun sewaktu istirahat aku juga mau kok” senyumku
“Makasih Amel, you’re are my best friend” puji Shella dengan teriak kegirangan.
“Iya Shel sama-sama. Yang penting kamu seneng” balasku yang masih merasa geli melihat wajah Shella yang gantian merona.
“Wah… wah… teman-temanku udah punya incaran sendiri-sendiri nih, sementara aku belum” protes Fia.
“Tenang Fi, pasti suatu saat kamu juga nemuin incaranmu kok” hiburku yang mendapatkan anggukkan dari Shella juga.
Kami pun akhirnya masuk kelas bersamaan.
“Seneng deh tadi di luar kita ketemu orang-orang incaran kita” gelakku sambil duduk dibangku.
“Iya Mel, jantungku hampir copot sewaktu pertama kali ketemu temen SD-mu. Apalagi waktu lihat dia senyum sama aku” balas Shella kegirangan.
“Ye… dasar kalian. Ngomongin cowok aja langsung semangat 45 nih” ucap Fia.
“Hahaha…. Kamu tau aja Fi, lagian siapa suruh sih kita berdua jatuh cinta duluan” gelak Shella.
“Jangan pesimis gitulah Fi, masih banyak waktu untuk menemukan kekasih hati” hiburku.
Fia membalas dengan tersenyum dan berkata” Iya Mel, aku percaya kok sama kalian. Nikmatin aja rasa-rasa itu.”
Aku dan Shella saling pandang kemudian tersenyum tersipu di hadapan Fia.
Sadar bahwa jam dinding akan menunjukkan pukul 07.00, aku segera mengalihkan pembicaraan.
“Oya, hari ini apakah kita punya PR?” tanyaku saat mengeluarkan buku dari tas.
“Setauku nggak ada deh Mel, terakhir kemarin kan bahasa Indonesia disuruh ngerjain tugas kemudian dikumpulkan” terang Fia sembari mengingat-ingat tugas dua hari yang lalu.
“Tapi minggu depan kita dapat tugas kelompok mencari kliping bahasa Indonesia kan?” sambung Shella.
“Iya Shel, minggu depan kita ngumpulin tugas Bahasa Indonesia kliping tentang berita yang ter-update akhir-akhir ini” anggukku.
“Kelompoknya 3 orang kan?” tanya Fia.
“Iya Fi, 3 orang. Pas kan dengan kita yang anggotanya 3 orang” kata Shella.
Aku dan Fia tersenyum sambil menggangguk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tiga hari telah berlalu, tugas kliping sudah selesai dan siap untuk di kumpulkan hari ini. Tepat jam pertama, guru Bahasa Indonesia masuk kelas VII G dan langsung menagih tugas kelompok kami. Setelah itu dilanjutkan pelajaran seperti biasa sampai istirahat.
“Ke kantin yuk” ajak Fia padaku dan Shella saat terdengar bel istirahat tiba.
“Aku nggak ikutan ah” jawabku sembari memasukkan buku bahasa indonesia ke dalam tas ranselku.
“Ya udah, mending aku sama Shella aja yang ke kantin” terang Fia pada Shella.
“Ok deh” balas Shella bersemangat.
Tak lama mereka ke kantin, beberapa menit kemudian Nugroho datang ke kelasku dan menghampiri ke bangkuku.
“Eh Nugroho, ada apa nih tumben main kesini?” tanyaku penasaran.
“Aku mau nanya sesuatu dong Mel” respon Nugroho sembari melihat sekeliling teman-teman yang ada di kelasku.
Melihat tingkah Nugroho yang aneh, aku semakin penasaran.
“Tanya aja lagi, nggak ada yang ngelarang kan?” responku dengan ekspresi geli.
“Temenmu yang tadi pagi balas senyumku itu siapa namanya Mel?” tanya Nugroho lagi.
Aku terkejut saat mendengar Nugroho bertanya demikian. “Lhoh, bukannya ini yang tadi pagi diceritain Shella ke aku ya” batinku sembari mengingat-ingat cerita Shella tadi pagi tentang Nugroho. “Kok sekarang malah Nugroho yang gantian nanyain Shella. Jangan-jangan.....” tebakku yang masih merasa geli.
Saking gelinya aku mengingat-ingat cerita Shella tadi pagi, sampai hanyut ke dalam lamunan yang benar-benar membuatku menahan geli. Nugroho menyenggol sikutku dan membuatku langsung buyar lalu menoleh kearah Nugroho dengan cengiran kuda.
“Ckckck, Mel, Mel.Kamu itu ditanya malah melamun sih? lagi mikirin siapa kamu?” tanya Nugroho keheranan sembari menggelengkan kepala.
Cepat-cepat aku menggeleng dan masih meringis kearah Nugroho sembari mengacungkan tanda V kearahnya. “Hmm, tentang cewek yang tadi pagi itu kan?” tebakku sembari memasang ekspresi geli melihat tampang Nugroho yang sudah memerah.
Nugroho menggangguk tersipu dan pastinya tak bisa tersembunyikan olehku.
“O… temenku yang tadi itu namanya Shella. Ada apa nih nanyain dia?” tanyaku langsung menginvestigasi.
“Anaknya manis ya” ungkap Nugroho malu-malu.
Mendengar ungkapan langsung dari Nugroho, aku langsung terkejut dan refleks tertawa terpingkal-pingkal.
“Cieee…. Nugroho jangan-jangan naksir nih sama Shella” ledekku sembari tersenyum jahil pada Nugroho.
“Iya Mel, habis dia manis sih. Kan aku suka sama cewek manis. Tapi kamu jangan ngomong Shella dulu kalo aku naksir dia” terangnya.
Mendengar pengakuan Nugroho, aku makin terpingkal-pingkal karena merasa geli sekali. Langsung Nugroho membekap mulutku dengan tangannya. “Hihh, Amel ini deh. Nggak bisa apa ketawanya dikecilin suaranya” gerutu Nugroho merasa tersipu.
Suara gelak tawaku terhenti saat Nugroho memprotes demikian.
“Nggak perlu disembunyiin kali, Shella juga udah paham Nug” terangku yang ternyata masih menahan gelak tawaku.
“Maksudmu Mel?” tanya Nugroho yang masih bingung
“Nug, asal kamu tau aja kalo Shella juga sebenarnya suka sama kamu waktu pertama kali liat kamu masuk kelas VII F” terangku akhirnya.
Ekspresi Nugroho berubah terkejut dan wajahnya terlihat memerah. “Yang bener Mel?” tanya Nugroho nggak percaya.
“Beneran Nug, tadi Shella juga bilang begitu sama aku waktu di kelas” anggukku sembari meyakinkan Nugroho.
“Jadi Shella juga suka aku dong” tanya Nugroho memastikan ceritaku baru saja.
Aku menggangguk mantap kearah Nugroho, mencoba meyakinkan Nugroho sekali lagi. Sadar bahwa ceritaku tak berbohong, Nugroho langsung girang sekali.
“Wah nggak disangka-sangka akhirnya cintaku terbalaskan juga. Ya udah Mel, kalo begitu aku balik kelas aja deh. Salam ya” senyum Nugroho diperlebar dan kemudian meninggalkan kelas VII G
“Cie…. Yang cintanya terbalaskan. Ok deh, awas mentang-mentang udah tau kalo cintanya terbalaskan, masuk kelas jangan nabrak pintu ya” geliku dan tentunya tak sabar untuk kuceritakan ulang pada Shella.
Nugroho menggangguk dan membalas dengan senyumnya sambil kembali ke kelas VII F.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments