2

Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan Wisnu di bus yang sama kami naiki.

"Hy Mel..." sapa Wisnu tiba-tiba saat berdiri di sebelahku.

Aku terkejut dan pastinya sudah merasakan salah tingkah,"Eh Hay Wisnu.." balasku penuh senyum.

"Oh iya, tumben nih kamu sendirian?" tanya Wisnu.

"Iya, mungkin Shella berangkat sekolah dianter Papanya" jawabku sembari menahan salah tingkah.

"Ohh..." respon Wisnu sembari manggut-manggut,"oh iya, perasaan kita satu bus terus. Kok aku nggak pernah ketemu kamu ya" ucap Wisnu.

Aku mengangkat satu alisku saat Wisnu berkata demikian,"Iyalah Wisnu, kita kan baru satu sekolah ini. Itu pun sering ketemunya di bus" balasku dengan ekspresi geli.

"Oh iya juga ya Mel" balas Wisnu dengan tertawa yang pasti membuatku ikutan tertawa,"eh Mel, kapan-kapan boleh dong main ke rumahmu" ucap Wisnu lagi.

Aku mengangguk dan tersenyum,"Boleh dong, main aja" jawabku.

Bus sudah sampai ke gang menuju sekolah kami, aku dan Wisnu lagi-lagi berjalan bersebelahan.

"Oke, next time aku ke rumahmu yaa" ucap Wisnu sembari berjalan menuju kelasnya dan tak lupa untuk melambaikan tangan padaku.

Aku membalas lambaian tangan dari Wisnu dengan perasaan berbunga-bunga.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Sore ini aku terkejut mendapati Shella tiba-tiba datang berkunjung ke rumah dengan bertujuan sekadar main kesini.

“Hy Mel, baru selesai mandi ya” sapa Shella dari ruang tamu,"kok sepi rumahmu?" tanya Shella sembari melihat sekitar di rumah.

“Eh, kamu Shel....” kejutku, “iya Shel, seger banget sore-sore gini kalo habis mandi. Tumben banget kamu kesini” lanjutku sembari duduk di kursi ruang tamu juga, tepat di seberang kursi Shella.

"Iya, Mia lagi main. Ardi di kamar. Ibu sama Ayah pergi" terangku pada Shella.

Shella hanya manggut-manggut, beberapa menit kemudian Mia pulang dan menyalami Shella dengan hormat.

"Hy Mbak Shella..." sapa Mia penuh senyum,"aku mandi dulu ya" pamit Mia lalu pergi mandi.

"Oh iya, sana mandi dulu biar seger" angguk Shella,"kepingin main aja kesini. Sebenarnya aku kesini belum mandi lho” cengir Shella malu-malu.

“Wah… pantes aja Shel, dari tadi aku bau aroma therapy alami banget. Ternyata kamu belum mandi” geliku mendengar ungkapan Shella yang belum mandi.

“Hahaha, wangi kan Mel kalo bau alami itu. Lalat aja sampai pingsan mencium aroma therapy ini,” gelak Shella.

“Ah kamu itu ada-ada aja Shel, dimana-mana lalat suka bau yang busuk bukan yang wangi-wangi” sambungku yang ikutan tergelak.

“Sayangnya lalat yang satu ini suka bau wewangian Mel, makanya kalo mencium bau busuk langsung deh masuk UGD” terang Shella yang langsung membuatku terpingkal-pingkal karena banyolannya sendiri.

 “Oya Mel, tadi sewaktu aku mau kerumahmu. Aku sempet ketemu Wisnu di jalan” cerita Shella kemudian dengan senyuman jahil.

Aku sedikit terkejut saat Shella bercerita seperti itu, entah kenapa ada getaran aneh di dada. Sementara Shella terkikik melihatku dengan wajah merona.

“Terus… terus… terus…” potongku kemudian saat Shella bercerita demikian.

“Ye… denger nama Wisnu aja udah nyala tuh sinyal” geli Shella meledekku.

“Apaan sih, emang kamu pikir aku sinyal hp apa?” protesku sembari mengatur desiran hebat di jantung.

“Dia nyapa aku Mel, manggil namaku Shella gitu…” cerita Shella yang ingin melanjutkan lalu ku potong. “sabar kenapa sih Mel, orang belum selesai cerita udah kamu potong lagi” dengus Shella tapi ikutan geli.

Aku meringis saat Shella memprotesku yang dari tadi memotong pembicaraannya terus.

“Hehehe, maaf deh Shel. Terus gimana lanjutannya?” tanyaku mulai nggak sabaran.

Shella melanjutkan ceritanya,“Setelah manggil aku, kemudian dia nanyain kamu Mel” cerita Shella.

“Ha! Dia nanyain aku, terus?” balasku nggak percaya.

“Sempet aku ejek gini ’cie… ada apa nih nanya-nanya Amel? Dia trus bilang nggak apa-apa kok(sambil salah tingkah gitu deh Mel), setelah itu aku bilang kalo mau kerumahmu eh nggak taunya Wisnu nitip salam gitu buat kamu” terang Shella dengan ekspresi masih geli.

“Kurang kerjaan banget sih tuh anak, jelas-jelas di sekolah ketemu. Pake nitip salam segala” gerutuku tapi terselip perasaan salah tingkah.

“Hahaha, nggak apa-apa kali Mel. Yang penting kamu suka kan dapat salam dari Wisnu? Maklumlah dia nitip salam buat kamu, orang kita nggak sekelas sama dia, gimana bisa ketemu? Udah gitu kelasnya berjauhan lagi, yang satu kelasnya di atas paling ujung. Sedangkan kita deket sama TU jadi kalo rame ketahuan deh, hehehe…”cengir  Shella.

“Iya aku akuin, kalo aku seneng dapat salam dari Wisnu, iya juga Shel. Kan kelas VII B berjauhan dengan kelas VII G,” kataku sambil menggangguk.

“Maka dari itu nggak salah dong kalo Wisnu nitip salam buat kamu,” terang Shella.

“Aduh, kenapa aku malah semakin penasaran ya sama itu orang. Semoga aja nanti kelas VIII sekelas sama dia. Jadi bisa tau deh kebiasaan sampai kesehariannya di rumah kayak gimana” harapku sembari tersenyum senang.

“Ye… harapanmu terlalu tinggi Mel untuk tau tentang dia selanjutnya seperti apa” gelak Shella.

“Iya juga Shel, mungkin dengan berjalannya waktu akan terungkapkan semua siapa dia sebenarnya,” kataku mengikuti perintah Shella.

“Hahaha, kamu itu ada-ada aja nih, emang dia penjahat apa pake diintrograsi segala” geli Shella.

“Iya Shel, dia kan penjahat cinta” sambungku sambil tersipu malu.

“Cie…. yang udah mulai getar-getar cinta waktu ketemu itu” ejek Shella mulai heboh.

“Apaan sih kamu Shel, nggak kok…” tampikku.

Shella semakin geli saat melihat wajahku semakin merona, lalu banyak hal yang kami ceritakan di ruang tamu rumahku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Mira Andani

Mira Andani

mampir thor

2023-09-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!