Sandra sedang berada di lantai delapan gedung tempatnya bekerja, tadi usai makan siang.
Suasana hatinya sedang tidak baik, memang Periodenya sedang datang saat ini, jadi dirinya lebih sensitif.
Meskipun ia tak akan sampai mengeluarkan emosinya, sedari dulu Sandra bukan orang yang meledak-ledak, dirinya tetap tenang dalam keadaan apapun.
Semilir angin siang itu membawa pikirannya menerawang jauh kembali ke masa lalu.
Saat terbahagia menurutnya, disaat dirinya jatuh cinta untuk pertama kali dengan seorang siswa SMA yang sedang berkunjung ke sekolahnya untuk menghadiri kegiatan Pensi.
Kegiatan rutin tahunan yang dilakukan di sekolahnya.
Akan ada penampilan dari para siswi di sekolahnya juga pelajar dari sekolah lain.
kegiatan itu bertujuan untuk mempererat hubungan antar sekolah, sehingga saat diluar minim terjadi perselisihan, ya meskipun hampir sembilan puluh persen murid di sekolahnya adalah perempuan.
Kebetulan saat itu Sandra anggota OSIS yang menjadi salah satu panitia pensi.
Sibuk tentu saja, Sandra menjadi seksi yang mengatur jalannya acara.
Hingga tak sengaja saat sedang sibuk-sibuknya, ia bertabrakan dengan salah satu peserta pensi dari SMA tak jauh dari sekolahnya.
Lelaki itu tersenyum ramah dan meminta maaf padanya.
Tampan kata yang terlintas di pikiran Sandra saat itu.
Belum sempat menjabat tangan lelaki itu, Sandra di panggil pembina OSIS.
Entah mengapa, senyum ramah lelaki itu menggangu pikirannya, untungnya tak sampai mengganggu kinerjanya.
Pensi baru selesai pukul dua siang, sebagai panitia tentu akan pulang paling belakang, dikarenakan harus membereskan panggung bersama pesuruh sekolah.
Urusan beberes baru selesai jam setengah lima sore, lelah dan letih tapi cukup memuaskan, karena acara berjalan cukup lancar sesuai harapan.
Sandra berjalan bersama Vina, teman sesama anggota OSIS menuju halte, dimana mereka menunggu angkot.
Hari ini ayahnya tidak bisa menjemputnya, karena harus lembur di kantor, alhasil ia harus pulang dengan menaiki angkot.
Sandra dan Vina sedang membicarakan betapa serunya acara pensi tadi, hingga sebuah motor sport berhenti tepat didepan halte.
Obrolan kedua gadis itu terhenti, keduanya menoleh secara bersamaan.
Siswa SMA yang tadi bertabrakan dengannya menghampirinya setelah sebelumnya melepas helmnya terlebih dahulu.
Senyum ramahnya membuat kedua gadis itu terpana sejenak.
"hai...."sapa lelaki itu melambaikan tangannya.
Sandra dan Vina melakukan hal yang sama.
Namun belum sempat berkenalan, angkot yang ditunggu Vina datang, terpaksa gadis itu berpamitan dan menaiki angkot yang akan membawanya pulang.
Tinggallah Sandra dan siswa SMA itu,
"Ada apa ya? apa kamu kehilangan sesuatu di sekolahku tadi?"tanya Sandra membuka pembicaraan.
Lelaki itu menjulurkan tangannya, "kenalin gue Alex, kalau elo?"tanyanya balik.
Sandra yang mengenakan jaket, tak terlihat name tag yang menempel di baju seragamnya.
"aku Sasa, kamu belum jawab pertanyaan aku, apa ada barang kamu yang tertinggal di sekolah ku?"tanyanya lagi.
Lelaki dengan jaket hitam dan celana seragam abu-abu itu menggeleng.
"kalau nggak ada, kenapa kamu nemuin aku?"tanyanya bingung.
"gue pengen kenalan sama Lo,"jawab Alex.
"Oh... gitu, terus?"
"boleh minta nomor hape Lo nggak?"tanya Alex sambil menyodorkan ponsel dengan warna biru tua.
Tak mungkin bisa menolak, Sandra mengambil ponsel itu lalu, mengetikan beberapa digit nomor ponselnya, lalu menyodorkannya kembali.
Alex mengutak-atik ponselnya, lalu menelponnya.
Ponsel dengan casing berwarna merah muda itu diambil Sandra dari Tote bag miliknya, ia menunjukan benda berbentuk persegi panjang dengan gantungan bentuk hati.
"Nanti kalau gue SMS atau telpon, balas dan angkat ya,"ujar Alex mengingatkan.
Sandra mengangguk sembari memasukan kembali ponsel miliknya.
"Lo laper nggak?"tanya Alex.
Sandra menggeleng, tapi perutnya berbunyi, wajar saja, dirinya hanya makan Snack yang disediakan oleh sekolah, jatah nasi kotaknya, ia berikan pada teman sekelasnya.
"Mau makan apa? gue traktir,"ajak Alex.
Untuk menutupi rasa malunya, Sandra melihat jam dipergelangan tangannya,
Melihat hal itu, Alex berucap, "Sebentar doang kok,"
Sandra mengangguk menyetujui.
Alex memberikan helm full face miliknya dan jaket untuk menutupi kakinya.
Karena motor yang tinggi, Alex membantu Sandra menaiki motor miliknya.
Deru motor berwarna hijau membelah jalanan kota, saat di lampu merah Alex mengehentikan motornya lalu menoleh.
"Sa, rumah lo dimana?"tanyanya.
Sandra menyebutkan kompleks perumahan tempat tinggalnya.
Lampu lalulintas berubah menjadi hijau, Alex kembali menjalankan motornya.
Hingga motor itu berhenti di sebuah restoran cepat saji dengan logo orang tua berjanggut.
Alex mengenakan kembali jaketnya setelah diberikan oleh Sandra.
Keduanya masuk ke dalam restoran, Alex menanyakan menyebutkan pesannya dan menawari Sandra pesanan yang diinginkan.
Dua nasi Ayam Crispy dengan softdrink, kentang goreng juga es krim, pesanan keduanya sama.
Alex membawakan nampan berisi pesanannya, sementara Sandra mencuci tangan terlebih dahulu.
"Sa, Lo kelas berapa?"tanya Alex sambil menikmati makanan dihadapannya.
"Kelas dua, kalau kamu?"tanya Sandra balik.
"sama berarti,"gumamnya, "Lo anggota OSIS?"tanya Alex lagi.
Sandra mengangguk,
Keduanya terdiam masih sibuk dengan makanan mereka masing-masing.
Sandra makan seperti biasa, cepat tapi tak berantakan.
"Lo kok nggak jaim sih?"ucap Alex mengomentari cara makan Sandra yang biasa saja, tapi masih tetap rapih.
"aku kalau makan emang begini, lagian buat apa pake acara jaim segala, memangnya aku makan didepan presiden?"
"Ya nggak sih, cuman biasanya kalau cewek kan suka malu-malu,"
"aku nggak biasa soalnya, kata ayah, aku spesial,"
Jawaban tak terduga keluar dari mulut gadis dengan kuncir kuda itu.
"Lo percaya diri ya!"
Sandra meminum softdrink miliknya, "haruslah, kalau nggak pede aku nggak mungkin jadi anggota OSIS,"
"Oh ya kok tiba-tiba kamu ngajak aku kenalan dan makan juga, kamu nggak ada niat jahat sama aku kan?"
Alex yang telah menghabiskan nasi plus ayam, mulai memakan kentang goreng yang dicocol saus, "sama sekali nggak, gue cuman ingin kenal sama Lo aja, memangnya nggak boleh?"
"Ya kali aja, kamu sengaja ngajak aku kenalan dan makan, supaya kamu bisa menang taruhan dari teman-teman kamu,"tebak Sandra.
Alex menggeleng, "Sama sekali nggak sa, gue cuman pengen dekat sama Lo, emang ada yang marah kalau kita dekat?"
"Ada sih, Ayahku paling,"
Alex tertawa, "itu sudah pasti, yang namanya orang tua,"
"Maksud gue, Lo punya pacar nggak? kan nggak lucu kalau kita lagi makan bareng kayak gini, tiba-tiba ada cowok yang mukul gue gara-gara kita bareng,"
Sandra baru saja menghabiskan makanan miliknya, ia meminum softdrink sedikit, "Nggak kok,"
"maksudnya?"
"Nggak bakal ada yang marah, Alex, aku ini jomblo,"
"masa sih? cewek secantik Lo bisa jomblo?"tanya Alex tak percaya.
Wajah Sandra memerah mendapatkan pujian dari lelaki tampan itu, "saingan disekolah kan banyak, aku juga nggak cantik-cantik amat kok, biasa aja,"
"Ya emang di sekolah Lo sebagian besar cewek ya, tapi menurut gue, Lo yang paling cantik dan menarik,"
"iya deh makasih udah muji aku,"
Usai kentang goreng dan es krim habis, Alex mengantarkan Sandra pulang, namun gadis itu meminta cuman sampai gerbang komplek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Femmy Manuhutu Maun
pasti Alexlah yg jadi bos di kantor Sandra
2024-01-30
1