How To Marry You ?
Hembusan nafas kasar terdengar dari mulut seorang wanita, sudah tiga bulan ini, dirinya tak bekerja secara tetap.
Sejak kepindahan dirinya kembali ke ibukota setelah sepuluh tahun kepergiannya karena suatu alasan.
Sudah banyak lamaran yang dirinya ajukan, baik via email ataupun via jasa pengiriman ke beberapa perusahaan besar, belum lagi saat dirinya mendatangi job fair, namun tak satupun dirinya mendapatkan panggilan kerja.
Hal ini terpaksa ia lakukan guna mengumpulkan uang untuk putranya yang beberapa tahun lagi akan memasuki sekolah menengah pertama.
Suaminya hanya mau menanggung dirinya saja, ia mengerti mengapa seperti itu.
Ini semua salah orang tuanya dulu yang memaksanya untuk menikah usai lulus kuliah dengan salah satu anak kenalan orang tuanya.
Fakta bahwa dirinya telah memiliki seorang putra ditutupi oleh kedua orang tuanya hingga pernikahan sudah setahun berjalan.
Mengetahui fakta tersebut, suaminya marah dan berucap hanya akan menanggung biaya hidupnya bukan putranya.
Karena kecewa lelaki itu pergi bekerja di ibu kota dua tahun yang lalu.
Hubungan yang awalnya dilandasi dengan kebohongan tak akan berjalan dengan mulus.
Lelaki yang terlanjur kecewa itu tak sekalipun menjenguknya selama dua tahun kebelakang, hanya mengiriminya uang itupun tidak seberapa.
Sejak kedua orang tuanya meninggal dengan waktu yang berdekatan, dirinya memutuskan untuk menyusul suaminya ke ibukota.
Dan disinilah dirinya sekarang, tinggal di Apartemen sederhana yang hanya ada satu kamar tidur, ruang tamu, dapur plus kamar mandi.
Cukup sempit untuk ditinggali mereka bertiga.
Bahkan setiap malam, putranya terpaksa tidur dengan kasur lantai yang dibeli dengan harga tak sampai tiga ratus ribu rupiah di ruang tamu.
Ibu mana yang tega terus menerus melihat putranya harus menjalani hidup seperti itu.
Hingga tak sengaja ia bertemu dengan sahabatnya sewaktu sekolah dasar.
Rena namanya, sudah bekerja selama dua tahun di kantor pengacara yang juga merangkap sebagai perusahaan jasa penyedia layanan keamanan dan detektif swasta.
Rena mengaku akan resign dari pekerjanya, dikarenakan harus mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan disalah satu kota di Kalimantan Timur.
Perusahaan meminta agar Rena yang mencari sendiri penggantinya.
Rena menawarkan padanya untuk mengantikan posisinya sebagai staf administrasi di perusahaan itu.
"Entar gue bakal ngajarin elo selama seminggu sebelum gue mengundurkan diri, lagian
ijazah sarjana lo sesuai kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan,"jelas Rena.
"masalah gaji gimana Ren?"Tanyanya.
"Gajinya standar UMP disini kok, cuman lo tenang aja, bos baik sering ngasih bonus ke karyawannya, sering ditraktir juga, gue sebenernya males resign, cuma sebagai istri yang baik, gue harus mengikuti Risky dinas ke Kalimantan,"Jelas wanita yang baru empat bulan menikah.
"Bener juga sih, masa iya pengantin baru mesti LDR-an, tapi bos-nya nggak galak kan?"tanyanya lagi.
"nggak sama sekali, ramah, murah senyum, yang utama ganteng banget sumpah, kayak aktor Korea cuman kulitnya nggak putih, cewek-cewek di kantor pada nge-fans sama beliau,"ucap Rena dengan wajah berbinar.
"Baguslah, seenggaknya gue kayaknya bakal betah disitu,"sahutnya lega.
Keesokan paginya sesuai pengarahan dari Rena, setelah mengantar putranya ke sekolah, dirinya mendatangi perusahaan tempat sahabatnya berkerja.
Ojek yang ditumpanginya berhenti tepat di sebuah gerbang pintu masuk sebuah gedung dengan delapan lantai.
Wanita dengan setelan formal itu, menghampiri resepsionis dan menanyakan keberadaan kantor HRD, belum sempat resepsionis menjelaskan, namanya dipanggil.
Itu Rena, sahabatnya yang tadi ia kirimi pesan, bahwa dirinya telah sampai di kantor.
"Kepagian Lo datangnya, tapi nggak apa-apa, Lo udah sarapan belum?" tanya Rena.
"udah tadi pagi,"jawabnya.
Rena melihat pergelangan tangannya, "masih setengah jam lagi, temenin gue sarapan dulu yuk,"ajaknya.
Ia mengangguk dan mengikuti sahabatnya, setelah berterima kasih dengan resepsionis bernama Santi itu.
Kantin terletak di lantai satu, ada beberapa karyawan yang tengah sarapan.
Rena memesan dua porsi roti bakar dan dua cangkir teh hijau.
"Khusus karyawan, kita dapat jatah sarapan dan makan siang gratis dari perusahaan, jadi Lo tenang aja nggak bakal kelaparan kalau disini,"jelas Rena sambil memakan roti bakar miliknya.
"tapi ada satu pantangan yang nggak boleh dilanggar sama karyawati disini,"
"Apa itu?"tanyanya.
"nggak boleh godain bos, apalagi pakai baju seksi ke kantor, bos paling nggak suka cewek dengan penampilan nggak rapih dan seronok, ngerti kan maksudnya? pokoknya, pakai baju juga sewajarnya, rok harus selutut atau dibawahnya, terus kemeja juga nggak boleh yang pres body, apalagi kayak Lo nih, jangan sampai bos liat kancing kemeja Lo kebuka, bisa langsung dipecat tanpa pesangon,"jelas wanita berambut sebahu berwarna cokelat gelap.
Ia melihat dirinya sendiri, kemejanya memang pres body, karena memang dadanya yang besar tapi sebenarnya tubuhnya kurus,"terus kalau gue nggak pakai kemeja gue pakai apa dong?"tanyanya bingung.
"Lo bisa lapisi pake blazer, sweater atau cardigan juga boleh, bebas kok, yang penting sopan, dan nggak menonjolkan bentuk dada aja,"Rena menyeruput teh nya, "Lo mau nggak blazer punya gue, soalnya nggak bakal gue pakai juga, kan di Kalimantan gue bakal jadi ibu rumah tangga,"
"serius Lo?"tanyanya menyakinkan.
Rena mengangguk, "pulang kerja Lo mampir ke rumah gue dulu,"
Ia menunjukan kedua jempolnya.
Sarapan telah selesai, Rena mengajaknya, menuju toilet terlebih dahulu, untuk membantu memperbaiki penampilannya.
Rena mengatakan jika HRD hanya menerima, karyawan dengan penampilan rapih.
"Udah oke, diantara temen SD gue, Lo emang paling cantik San, ternyata udah gede Lo masih cantik,"puji Rena sambil melihat penampilan sahabatnya.
"Lo juga cantik Ren,"pujinya balik.
"Entar Lo gue antar ke ruangan HRD, Lo bilang apa adanya, kalau Lo temen SD sekaligus tetangga gue dulu, paling Lo entar disuruh ngisi data diri doang,"
Ia mengangguk sambil mengikuti sahabatnya menuju lantai dua.
Dirinya diantarkan oleh Rena hingga menemui pimpinan HRD,
Di ruangan itu, ia diwawancarai, tentang pengalaman kerja juga hubungannya dengan Rena.
Pimpinan HRD juga menjelaskan tentang tata tertib di kantor, termasuk larangan yang tak boleh dilanggar, karena ancamannya adalah dipecat tanpa pesangon.
Dirinya akan menjalani masa Training selama tiga bulan ke depan, jika kinerjanya baik, maka akan tanda tangan kontrak selama satu tahun, jika kerjanya memuaskan maka kemungkinan akan diangkat menjadi karyawan tetap.
HRD juga menjelaskan gaji dan tunjangan-tunjangan yang akan diterimanya.
Untuk masalah pekerjaan semua akan diajarkan oleh Rena.
Pimpinan HRD yang bernama Mega lestari itu, meminta maaf padanya, tidak bisa mengajaknya mengelilingi gedung, dikarenakan kesibukan pekerjaannya.
Mbak Mega biasa disapa, menelpon Rena untuk menjemputnya di ruangannya.
Mbak Mega meminta Rena untuk mengajaknya melakukan room tour keseluruhan gedung.
Setelah keluar dari ruangan itu, Rena berucap, "nggak usah room tour segala ya Sa, pegel gue, yang penting Lo tau Kantin dilantai satu, HRD dilantai dua, keuangan dan admin dilantai tiga, lantai empat bagian marketing dan perencanaan, lantai lima ruang rapat dan ruang arsip, lantai enam ruangan bos dan sekertaris, lantai tujuh tempat tinggal bos, itu nggak boleh kita datengin sama sekali, terus lantai delapan ruang gym sama ruang istirahat karyawan, ada taman kecil, kalau lagi suntuk kita bisa kesana, oh gue lupa, rumah dua lantai dibelakang gedung, itu mes petugas keamanan, Lo juga jangan sampai kesana, terus Lo jangan sembarang naik lift, yang warna gold itu khusus buat bos sama temen-temennya juga tamu VIP,"jelas Rena panjang lebar.
"berarti kemungkinan ketemu bos kecil dong ren?"tanyanya.
"yup, betul sekali, bos itu jarang di kantor kalau siang, paling sore atau malem, bos juga sering ke luar kota dan luar negeri,"
Ia mengangguk mendengarkan dengan seksama penjelasan sahabatnya.
"Sebenarnya bos baru dua tahun ini jadi pengacara, tapi perusahaan jasa penyedia keamanan sama detektif udah dari beliau masih kuliah, hebat ya bos kita, padahal masih seumuran sama kita loh,"
"tipe pekerja keras plus pinter ya ren,"
"kalau gue bilang, bos itu hidupnya nyaris sempurna, udah ganteng, pinter, belum sampai tiga puluh tapi udah punya prestasi yang bagus, salut gue,"
"mudah-mudahan gue betah disini ya Ren, makasih banget, dari dulu Lo selalu baik sama gue,"
"sama-sama San,"ujar Rena sambil memeluknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments