“Mungkin aku bisa berlari dari siapapun dan kemanapun aku mau, tapi aku tak bisa lari dari takdir Tuhan yang telah di rencanakan-Nya kepadaku” Ina az-Zahra.
Setelah mencoba berdamai dengan masa lalunya semalam, Qia kini telah disibukkan dengan rutinitas kerjanya di RS meninggalkan Tiwi yang masih belum memulai aktivitasnya di Jakarta.
Tok..tok..tok
"Masuk," Kata Qiana.
Ceklek..
“Selamat pagi menuju siang Bu Qia, ini laporan terbaru yang Bi Qia minta,” Kata Santi dengan meletakan beberapa map di meja Qiana.
“Oke, makasih San.” Jawab Qia tanpa menatap Santi, matanya mungkin tampak fokus dengan layar komputer di hadapannya tetapi jiwanya sedang melalang buana.
“Oh iya Bu, ada satu lagi nih hampir aja lupa. Tadi Santi dapet pesen dari Pak Bagas, katanya nanti jam makan siang Ibu diajak makan siang bareng di mall sebrang, hp Ibu katanya ngga bisa dihubungi,” Ucap Santi sambil mengingat apa saja yang diucapkan Bagas tadi.
“Oh iya Hp.” Teriak Qia panik karena melupakan Hpnya, segera Qia meraih tas kerjanya dan mengobrak-abrik isinya. Dannn eng ing eng Hpnya ada di samping komputernya, Santi yang melihat itupun menahan tawanya, tak tahan akhirnya tawa Santi pun pecah.
“Ha…ha…ha Bu Qia hari ini kayak ngga fokus banget sih haduh bisa-bisanya ngga liat hp Ibu sendri disitu. Dan apa hp Ibu ngga bunyi atau bergetar gitu sewaktu Pak Bagas ngehubungi ibu?” Tanya Santi sambil mengatur nafas karena keasyikan ketawa. Qiana? Jangan ditanya malu banget dia.
“Ah, kamu San udah ah sana cek anak-anak gih. Kasih tahu suruh nyiapin barang-barang yang mau kita bawa ke panti nanti jam 2” Kata Qiana mencoba mengalihkan perhatiannya.
“Siap Bu Qiana.” Jawab Santi sambil bergegas menuju pintu.
“Ahhh… ini hp bikin malu aja. Tumben juga Pak Bagas ini tiba-tiba ngajakin makan siang bareng, selama kerja disini ngga pernah tuh si pak bos ini ngajakan makan bareng. Yaudah deh mending aku telpon balik Pak Bagas aja kali ya.” Gumam Qiana sambil mengotak-ngatik Hpnya.
Tut...tut...tut....
“Assalamualaikum Pak Bagas,” Sapa Qiana.
“Wa alaikumsalam Qi, kamu kemana aja aku hubungi dari tadi juga? Udah tahu kan dari Santi, nanti aku tunggu di loby RS, kita ke mallnya bareng aja ada banyak hal yang perlu kita bahas,” Ucap bagas.
“Oke pak, kalau gituh saya lanjut kerja dulu ya. Assalamualaikum," Kata Qiana sebelum mengakhiri panggilannya.
“Wa'alaikumsalam," Ucap Bagas sambil tersenyum dengan melihat layar gawainya.
Bagas merasa bersyukur sekali semanjak 2 bulan menggantikan Papanya mengelola RS dan bertemu Qiana beberapa kali untuk membahas perihal pekerjaan, staff perempuan ini berbeda dengan staff perempuan lainnya menurut Bagas. Terlalu profesional dan tidak genit seperti staff RS kebanyakan saat berbincang dengan Bagas.
Banyak pengetahuan baru yang dia dapat ketika berbincang dengan Qiana, perihal RS dan seisinya, yang biasa orang awam memandang hanya pada dokter dan perawat saja. Ternyata tidak sesederhana itu, ada banyak pekerja RS di bidang lainnya yang tentu saja menyokong perkembangan RS, seperti Qiana yang memiliki fokus bidang pengolahan limbah RS yang di dalamnya begitu kompleks dengan tata cara pengolahan yang berbeda-beda di setiap jenis sampah yang dihasilkan.
Pikir Bagas dulu sampah ya sampah semuanya sama, ternyata jika di pelajari mendetail sangatlah kompleks, dan berpengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup bumi dan seisinya termasuk manusia. Terlebih limbah RS yang di dalamnya ada limbah infeksius, limbah medis, limbah B3, yang tentunya perlu penanganan khusus.
***
Pikiran Qiana kini dipenuhi dengan tanda Tanya penasaran yang luar biasa, ada apa gerangan sampai tiba-tiba Bosnya mengajaknya makan siang bareng. Dibilang deket ngga sedeket itu, cuman sesekali Bosnya memang terlihat sangat antusias berbincang dengan Qiana, tapi itu pun membahas masalah pekerjaan.
Di sisi lain Setya tengah kalut dengan pemikirannya juga selama satu bulan kedepan dia akan membantu Bagas di RS ini untuk menangani masalah yang terjadi, sambil menyelam minum air pikirnya karena di sini juga dia perlu sesekali memantau proyeknya.
Keputusannya juga menguntungkan baginya untuk bisa meminta maaf pada Qiana atas kesalahannya di masa lalu, dengan satu bulan di tempat kerja yang sama membuatnya memiliki kesempatan lebih banyak tentunya. Dia sudah menceritakan ke Bagas atas kebodohannya pada Qiana di masa lalu dan Bagas berniat membantu Setiya dengan memasukkannya ke bagian Charity karena kebetulan selama 1 bulan kedepan Qiana juga merangkap dibagaian ini menggantikan temannya yang sedang cuti melahirkan.
Jam makan siang pun tiba, Qiana segera bergegas menuju loby setelah mendapat pesan dari Bagas bahwa dia sudah menunggunya di loby.
“Haa…” Qiana membuang nafasnya kasar karena dia tadi berlarian menuju loby.
“Maaf Bos telat,” Kata Qiana.
“It’s oke, Qi. Kita masih punya banyak waktu yuk kita jalan,” Kata Bagas menenangkan. Qiana belum sadar ada sepasang mata lain yang menatapnya penuh kerinduan, ya dia Setya.
“Hai Qi.” Sapa SetYa canggung.
Mata Qiana mengerjap beberapa kali, betul dia sudah memaafkan Setya tapi dia masih belum sepenuhnya siap bertemu secara intens seperti ini. Yang kemarin dikantinlah,di rumahnya, dan sekarang di tempat dia kerja. Haa mungkin dunia memang selebar daun kelor, pikir Qiana.
“Ehmm, hai.” Jawabnya singkat sambil menenangkan pikirannya yang mulai pecah.
Mereka bertiga jalan berdampingan menuju mall depan RS, ya mereka jalan kaki tidak menggunakan kendaraan. Sesampainya di mall mereka langsung menuju salah satu restoran yang cukup terkenal disitu mereka masuk ke ruang VIP karena sebelumnya Bagas terlebih dahulu mereservasi. Setelah makan siang dengan hening, akhirnya Bagas membuka suara.
“Qiana, untuk bagian charity kan selama 1 bulan kedepan kamu yang mengambil alih sementara waktu. Nanti kamu dibagian charity dibantu sama temen saya Setya, dia nanti bisa membantu kamu mengembangkan panti yang satu yayasan sama RS. Gimana kamu keberatan?” Kata Bagas memecah keheningan.
“Apapun yang Pak Bagas perintahkan selama itu baik untuk RS dan yayasan saya akan menerimanya pak. Saya juga masih perlu belajar banyak sebetulnya tentang bagian charity ini.” Jawab Qiana tulus.
“Oke, saya harap kamu bisa mengambil pelajaran banyak dari Setya ini. Soalnya dia di Surabaya punya banyak panti asuhan dan panti sosial lainnya.” Semangat Bagas mempromosikan Setya.
“Ah kamu Gas, nggak sebanyak itu kali.” Kilah Setya salah tingkah mendengar pujian yang dilayangkakn Bagas.
“Hahaha, kamu ini selalu aja merendah. Yaudah ayok kita balik ke RS habis ini kita ke panti. Ini kesempatan kamu buat mengembangkan charity ya Qia.” Ajak Bagas sambil berdiri meninggalkan meja makan di susul Setya dan Qiana.
***
Sesampainya di panti Qiana dan Setya terlihat canggung jalan berdua menyusuri panti dengan balita menggemaskan digendongan Qiana.
Beberapa jam yang lalu
Mohon dukungannya dan terimakasih sudah mampir di novel pertamanya author💙
Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya dan dijauhkan dari virus yang lagi tenar di masa sekarang.
Dirumahsaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Whiteyellow
maaf baru komen lagi thor🤗😍
2021-05-23
0
BELVA
mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya ka
2021-02-05
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-15
1