Selamat membaca, readers :)
~Hidup itu singkat, singkat sekali bahkan. So, maafkan saja yang telah berlalu. Mari berdamai dengan diri sendiri. Aku tahu berpura-pura baik-baik saja, itu menyakitkan. Jadi daripada berpura-pura, lebih baik belajar berdamai dan mengikhlaskan dengan perlahan~ Ina az-Zahra.
******
Setya melajukan mobilnya menuju tempat tinggalnya selama di Jakarta. Ditengah jalan dia melihat taxi mogok, di sampingnya ada dua orang yang tengah kebingungan salah satu dari mereka dirasa tidak asing dimata Setya. Setya pun berniat menolong dan segera menepikan mobilnya.
"Assalamualaikum Pak, Mbak taxinya kenapa ya?" Tanya Setya.
"Wa'alaikumsalam, ini Mas taxi saya mogok padahal saya mau nganter Mbak ini ke tempat tujuannya." Jawab sopir taxi, si penumpangnya hanya diam sambil menatap Setya yang berdiri di hadapannya.
"Saya bantu menghubungi orang bengkel ya Pak, kebetulan saya ada kenalan deket-deket sini juga kok. Kemarin mobil saya juga dari situ ini ada kartu pengenal dari bengkelnya," Ujar Setya sambil mengeluarkan gawai dan kartu pengenal bengkel.
"Eh, kamu Setya bukan? SMA 2 Tunas Bangsa Surabaya?" Kata Tiwi yang sudah selesai mengamati wajah Setya sedari tadi.
"Iya, kamu Tiwi kan anaknya Bunda Qiana? haha. Si cerewet tukang galon eh tukang galau." Racau Setya sambil ketawa.
"Ih, apaan sih kamu lama ngga ketemu tetep aja julidnya ngga insyaf-insyaf. Beda banget sama kembaran kamu." Balas Tiwi tidak terima.
"Eh, aku ngga suka ya kamu sama-samain aku sama kakak aku. Btw, mau kemana bukannya kamu tinggal di Malang ya, ngapain kesini?" Tanya Setya.
"Emh, iya iya sorry. Eh iya aku mau kerumahnya Qia nih, aku udah berhasil ngehubungin Qia lohh," Ujar Tiwi dengan bangga, padahal Setya lebih dulu bertemu dengan Qia setelah 8 tahun berlalu.
"Oh ya, tau dari siapa kamu? Emang dimana rumah si Qia. Sini aku anter aja kamu biar ngga nyasar," Ucap Setya pura-pura kepo, padahal hanya alibinya saja.
"Ini nih alamatnya, dari mana aku tau kamu ngga perlu tau dan ngga usah kepo. Buruan deh kalo mau nganter aku capek banget nih." Sewot Tiwi sambil mengeluarkan uang untuk membayar taxinya, bagaimana pun dia sudah menempuh separuh jalan.
"Ye, gituh aja sewot loh. Yuk buruan, jalan dan masuk ke mobil. Pak duluan ya, Bapak hati-hati," Ujar Setya sambil berjalan menuju mobilnya.
Di sepanjang perjalanan Tiwi bercerita banyak hal, tapi Setya hanya diam saja karena pikirannya sedang tertuju pada Qiana takut kalau dia bertemu malah Qia semakin membenci dirinya.
"Kok kamu, kayak tau jalan ke rumah Qia sih Set ngga perlu maps gitu. Bukannya kamu juga baru beberapa hari disini?" Tanya Tiwi kepo dengan tingkah Setya.
"I..iya kebetulan ini deket daerah RS punya temen aku Tiw. Baru aja tadi dari daerah situ, jadi tau deh." Jawab Setya gelagapan, jelas taulah si Setya baru aja dia jadi penguntitnya Qiana tadi.
"Itu tuh kayaknya, Set" kata Tiwi sambil nunjuk rumah kecil yang banyak tanamannya. Setya hanya diam saja takut keceplosan. Dia pun memarkirkan mobil di halaman rumah Qiana, Tiwi ngacir duluan sambil berlarian dengan semangat.
Ting...tong..ting...tong
Ceklek
"Assalamualaiakum, Bunddaaaa aku rindduuu." Heboh Tiwi yang langsung merengkuh tubuh Qiana dalam pelukannya.
"Waalaikumsalam, Tiwilkuuu aku jugaa rinduu." Jawab Qiana tak kalah heboh sambil membalas pelukan Tiwi.
"Ehm." Dehem Setya dibelakang Tiwi, membuat lepas kangen Qiana dan Tiwi terpaksa disudahi.
Qiana terpaku, bingung kenapa ada Setya juga ke rumahnya.
"Eh, ayok pada masuk aja duduk dulu. Masak tamu berdiri aja disini hehe," Kata Qiana kaku
"Iya ayok masuk, aku capek banget nih Qi. Tadi taxi yang aku naiki mogok ditengah jalan, untung ketemu dia nih jadi bisa nganter ke rumah kamu ngga kemaleman. Btw Qi, aku laper pake banget nih. Ada makanan ngga? dan bentar-bentar itu mata kamu kenapa Qi, sembab gituh. Abis nangis ya kamu?" Cerocos Tiwi sambil mendudukan diri di sofa ruang tamu disusul dengan Setya yang duduk di hadapannya memperhatikan Qiana lekat.
"Ah, engga nangis kok lagi kecapekan aja tadi, terus ketiduran jadi kayak sembab deh. Dan karena ketiduran aku jadi belum masak juga deh, kita makan diluar aja ya abis isya' bentar lagi," Kata Qiana.
"Oh ketiduran, aku capek banget Qi ngga kuat buat keluar lagi. Mending deliv aja ya lewat ojol. Sekalian sama si kutu kupret nih, kasihan dia bolak-balik ngga dikasih makan mana diem aja dari tadi," Ucap Tiwi sambil melirik Setya.
"Aku langsung balik aja, besok pagi aku ada kerjaan mau cepet-cepet istirahat," Kata Setya dengan ragu, satu sisi ingin makan malam bareng di satu sisi takut membuat Qiana Risih. Karena sedari tadi Qiana hanya sibuk dengan gawainya.
"Eh, jangan dong aku nggak enak nih kamu udah bolak-balik daerah sini. Kan kata kamu tadi abis dari RS deket sini mana belum pulang udah nganter aku lagi. Gini-gini kan aku tau berterimakasih Set, ya ngga Qi?" Tawar Tiwi dan meminta pembelaan pada Qiana.
"Iya Tiw. Udah kalian makan malam disini aja ini aku udah pesen banyak," Kata Qiana sambil memainkan gawainya. Qiana sendiri bingung harus bagaimana menyikapi kedatangan Setya, akhirnya diapun mencoba berdamai dengan keadaan.
"Iya deh aku makan disini, makasih ya Qi Tiw." Jawab Setya canggung.
Tak lama berselang makanan pun tiba, Qia cepat-cepat membawanya ke ruang makan dan menatanya. Setelah selesai Qia memanggil Tiwi dan Setya yang berada di ruang tamu. Mereka berdua menyusul Qiana, Setya menggunakan kesempatan ini dengan baik dilihatnya setiap sudut rumah Qiana. Ada perasaan nyaman disana. Mereka pun makan malam dadakan bersama. Di hati Setya ingin sekali meminta maaf pada Qiana atas kesalahan masa lalunya dan bersikap seperti sedia kala pada Qiana. Tapi dia takut jika Qiana tidak mau memaafkannya, akhirnya dia memilih diam dan melanjutkan makan malamnya. Setidaknya dia tidak diusir dari rumah Qiana, Setya sudah bersyukur dan merasa ada harapan untuk menyelesaikan masalahnya.
Setelah makan malam, Setya berpamitan pada Tiwi dan Qiana. Tiwi pun segera menata barang bawaannya kedalam kamar sebelah kamar Qiana.
Setiya POV
Aku percaya tidak ada yang kebetulan dimuka bumi ini, semuanya telah direncanakan oleh Sang Pencipta. Akanku jadikan kesempatan ini untuk memperbaiki masa lalu. Untuk 1 bulan kedepan, setidaknya aku berada disekitar Qiana di tempat kerja. Dan setelah proyek perluasan bisnisku berjalan baik di Jakarta aku akan menetap disini. Memperjuangkan apa yang seharunya aku perjuangkan dari dulu.
Qiana POV
Ingin sekali aku bersikap biasa saja pada Setiya, tapi rasanya susah. Setelah kejadian itu, dia dulu yang berubah yang aslinya jail dan humoris jadi kaku dan dingin banget. Ah, sudahlah lebih baik aku istirahat besok waktunya berkunjung ke panti bertemu dengan banyak anak kecil. Oh iya sewaktu aku masih duduk di kelas 10 SMA, aku pernah bermimpi ingin memiliki panti asuhan dan merawat anak kecil yang banyak memberikannya perhatian dan kasih sayang. Dan sekarang aku masih mengumpulkan uangnya untuk mewujudkan mimpiku yang satu itu. Untuk saat ini aku baru mampu menjadi donatur kecil untuk sebuah panti yang satu yayasan dengan RS tempatku bekerja.
Mohon dukungannya yaaa 💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Whiteyellow
boomlike untukmu
2021-05-10
0
Radin Zakiyah Musbich
Ceritanya seru kak 👍👍👍
ijin promo ya 🍜🍜🍜
jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"
kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,
jangan lupa tinggalkan like and commen ☀️☀️☀️
2021-01-06
0
Kanjeng Netizzen
Kisahnya hampir mirip Kaisang dan willo ttg masalalu krn kesalah pahaman berujung sampai bertahun2 yg kurangnya keterbukaan dan komunikasi
2021-01-01
1