Masa remajaku sudah berakhir sejak aku memutuskan untuk jauh lebih mandiri dan bertanggung jawab penuh atas diriku sendiri. Hanya ucapan terimakasih untuk kalian dimasa lalu, di masa remajaku. Karena telah mempertemukanku dengan berbagai warna-warna kehidupan. Meski tak semua warna cerah yang hadir, kadang kelabu bahkan hitam pekat pun ikut hadir. Tapi tetapku ucapkan terimakasih, untuk setiap pelajaran, untuk setiap kenangan. ~Ina az-Zahra
Author POV
"Duh, telat 30 menit. Belum lagi katanya anak si Bos besar mau keliling hari ini. Perut lapar banget juga, aahh... kacau banget pagi ini." keluh Qiana sambil berlarian ke ruangannya.
Sesampainya di ruangan, Qiana langsung mulai mengecek pekerjaannya. Selang waktu 2 jam Qiana keluar ruangan sambil membawa beberapa dokumen, ia berjalan santai menuju gudang penyimpanan Limbah B3 untuk menyesuaikan data yang dilaporkan bawahannya karena Limbah B3 yang dihasilkan RS akan diangkut oleh pihak ke-3.
"Bu Qia, kok lemes banget Bu kelihatannya?" Sapa bawahan Qiana yang bertemu di depan tempat penyimpanan Limbah B3.
"Eh, Santi. Gapapa kok San cuman belum sarapan aja hehehe tadi kesiangan." Jawab Qiana dengan cengirannya.
"Yah si Ibu, Santi kira lagi sakit. Ternyata belum sarapan." Jawab Santi.
"Yuk ah, bantu saya ngecek limbah yang udah kekumpul, besok mau ada pihak ke-3 yang mau ngambil Limbahnya," Ajak Qiana. "Siap Bu!!!" Ucap Santi dengan semangat 45.
Dalam waktu satu jam Qiana dan Santi telah menyelesaikan pekerjaannya. Qiana memutuskan untuk membeli sarapan dan membawa ke ruangannya.
"Saya beli makan ke kantin dulu ya San, nanti tolong dokumennya kamu bawa ke ruangan saya aja ya. Makasih" Ucap Qiana sambil berjalan menuju kantin.
"Siap Bu, laksanakan!" Jawab Santi sambil mengangkat tangannya dan menruhnya di dekat pelipis, ikut hormat ala-ala Akmil si Santi, pikir Qiana.
Qiana POV
Perutku udah ngga bisa diajak kompromi lagi jadi aku putuskan untuk beli makanan di kantin RS dan aku bawa ke ruangan aja makan sambil kerja, huuufft. Di jam segini biasanya kantin sepi soalnya udah lewat jam sarapan, jam makan siang juga masih sejaman lagi, jadi ngga bakal riweh deh. Langkah kakiku pun ku percepat, sampai di kantin aku bertemu dengan anak pemilik RS dan seorang pria entah siapa karena dia duduk membelakangiku.
Aku berjalan sambil menimbang-nimbang, apa aku harus menegur Pak Bagas atau tidak, mungkin saja Pak Bagas lupa dengan pegawainya sepertiku ini. Tapi kalau nggak di sapa tiba-tiba dia inget aku kerja di sini gimana?. Emh, yaudah deh aku coba sapa aja SKSD (Sok Kenal Sok Deket) dikit nggak apa-apa kali ya.
Author POV
"Pagi, Pak Bosss." Sapa Qiana yang kini sudah berdiri dI belekang kursi yang di duduki Setya.
"Hah, suara itu. Apa yang berdiri di belakangku ini beneran Qia? Duh deg-degan gini" Batin Setya.
"Hay, Qi. Tumben jam segini ke kantin? Gimana aman Limbahnya, masih sesuaikan sama baku mutu?" Tanya Bagas, mata Qiana berbinar terang sangking senangnya. Ternyata anak pemilik RS tempat dia bekerja mengingatnya bahkan sampai tgas Qiana pun dia tahu. Ada untungnya SKSD sama bos, pikir Qiana. Padahal selama ini Qiana tipe perempuan yang sangat sulit berbaur dengan lawan jenis, mungkin karena Bagas termasuk atasannya jadilah Qiana bersikap SKSD seperti itu.
Sebetulnya Qiana dan Bagas sering bertemu di RS, tapi dasar Qiana yang selalu merasa dirinya itu sulit untuk diingat orang, jadilah dia bersikap dan berfikir lurus tanpa memperdulikan orang lain, kecuali atasannya dalam bekerja. Takut di pecat, hihihihi.
"Yah ni Pak Boss, belum sarapan tadi, jadilah mampir bentar. Kalo limbah mah aman terkendali Bos. Bisa saya antar untuk berkeliling dibagian limbah jika Bapak berkenan." jawab Qiana.
"Sip, deh. Sepertinya hari ini cukup dengan laporan tertulis, karena saya tidak bisa berkeliling ke bagan limbah hari ini. Musti ngurusin peralatan medis. Nih kenalin temenku dari Surabaya kayaknya bakal nyambung sama kamu Qi sama-sama orang Jawa hehehe. Kalau mau makan gabung aja disini ngga usah sungkan." Sambung Bagas sambil memperkenalkan Setya pada Qiana.
"Apa bener yang gue liat tadi Qiana dan sekarang yang dibelakang gue Qia? Apa Qia gue," Batin Setya.
Mau tidak mau Setya pun bangkit dan menoleh kebelakang. Betapa kagetnya Qiana, melihat sosok yang dirindukannya selama 8th, ah bukan, bukan dirindukan melainkan dihindarinya. Begitupun Setya tak kalah kagetnya dengan Qiana. Ada rasa senang yang teramat luar biasa bagi Setya bertemu dengan sosok yang paling dirindukannya selama 8 tahun ini.
"Ya Tuhan, kenapa bisa bertemu dengan orang dimasa laluku. Disaat hati sudah berdamai dengan luka," Batin Qiana sambil bengong melihat makhluk tampan di depannya, bingung dengan situasi yang tiba-tiba menyeret kesadarannya masuk dalam waktu 8 tahun silam.
"Haii, Qiana az-Zahra lama tidak berjumpa," Sapa Setya dengan raut wajah dinetralkan, sedangkan Qiana tegang karena tak mudah menyembunyikan ekspresi keterkejutannya.
"H..h..hai juga Set" balas Qiana gugup.
"Ehm, yaudah Pak Bos aku pesen makan dulu. Maaf ya ngga bisa gabung aku makan di ruanganku aja, kerjaan numpuk banget. Lanjutin ngobrol kalian have fun," Kata Qiana, sambil berlari menuju stan Soto Lamongan Mbok Sum.
"Eh, kok buru-buru gituh sih tuh anak. Kalian udah kenal lama Set? kok kayaknya Qiana agak gimana gituh liat muka loh langsung tegang gitu mukanya," Bagas heran dengan tingkah laku Qiana.
"Ehmm, ya gitu deh. Dia temen SMA gue, temen main, temen belajar, temen kemana-mana gue. Mungkin dia kaget aja soalnya udah 8th kita ngga pernah ketemu. Dia ngilang semenjak lulus SMA." Jawab Setya sambil melamunkan masa putih abu-abunya.
"Hem, kalau dari penglihatan gue sih kalian pernah ada something wromg gituh nggak sih?" Tanya Bagas yang sudah mulai kepo dengan masa lalu pegawainya dan sahabatnya ini.
"Entahlah Gas," Kata Setya.
Setya POV
Qiana yang dulunya chubby dengan lesung pipinya ngga terlalu dalem, yang selalu ada saat gue butuh. Sekalipun gue dingin dan cenderung kasar yang susah banget mengekspresikan apa yang gue rasa. Sekarang setelah 8th dia berubah jadi gadis yang jauh lebih dewasa, pipinya udah ngga chubby. Tapi apa dia masih singgle di usia 26th, secara kebanyakan cewek nikah diusia 23-25th. Dan apa dia udah maafin kesalahan-kesalahan gue dimasa lalu. Bodoh banget gue dulu. Aaahh andai waktu bisa diputar ke masa lalu bakal gue perbaiki kesalahan gue.
Qiana POV
Aduh gila banget, bisa ketemu si Setya. Mana tambah ganteng tuh anak. Mata gue duh khilaf Tuhan, maaf. Ngapain tuh anak ke Jakarta ya, mana Pak Bagas kenal lagi sama tuh anak. Ya Tuhan, lindungi hamba-Mu ini. Kesalahan dimasa lalu, warna terhitam itu muncul kembali meleburkan warna lainnya yang udah nemenin gue selama 8th, pudar sudah.
```
Ini cerita pertamaku, semoga kalian suka ya. Tolong kasih masukannya yaa, biar author bisa memperbaikinya. Makasih, buat yang udah suka sama support author. 💙
```
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Whiteyellow
like
2021-05-10
0
BELVA
slm kenal ya ka
2021-02-05
0
BELVA
mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja rimba
2021-01-16
0