Chapter 2 : Armand de Rhodes

Armand menatap perkamen yang ada di atas meja kerjanya. Dia memijat pangkal hidungnya lelah. Semua perkamen itu adalah laporan penyerangan yang terjadi pada Abela.

Armand tahu setengah dari orang yang dia kenal adalah musuhnya. Orang-orang yang berusaha menyingkirkannya dengan banyak alasan. Tapi tetap saja, menargetkan orang terdekatnya sudah diluar batas. Dan Armand tidak bisa diam saja.

"Bagaimana menurutmu Ray?" tanya Armand pada asistennya.

Ray menatap waspada Tuannya itu. "Saya harap yang mulia tidak gegabah dalam mengambil keputusan," katanya dengan hati-hati.Armand mengangguk sedikit menanggapi.

"Mereka adalah orang-orang yang ingin anda naik tahta." Ray menunduk melihat lantai kantor, tidak berani memandang Armand. Sedang Armand menyipitkan matanya sebelum membuang wajahnya keluar jendela kantor yang terbuka.

"Mereka tidak ingin aku naik tahta, Ray. Mereka hanya ingin memanfaatkan kekacauan dari pertikaian yang mungkin terjadi," kata Armand tenang.

"Ada desas-desus di dalam kota, Tuanku. Ada yang menyebarkan jika Tuan muda sebenarnya adalah pangeran kedua." Ray masih belum mengangkat kepalanya.

"Omong kosong, Bastian adalah anakku." Suara Armand terasa sangat dingin saat mengatakan itu.

"Dan Tuan, sejak penyihir jahat itu hilang. Tidak ada yang bisa mengendalikan monster-monster lagi. Meskipun kita bisa menghindari serangan dengan mantra yang dibuat di sekeliling kerajaan kita, oleh para penyihir yang ada di menara kerajaan."

"Kau benar Ray, salahku membunuhnya terlalu cepat. Tapi .... " Armand tidak meneruskan kata-katanya. Saat itu dengan jelas Armand mendengar suara penyihir itu mengucapkan terimakasih karena Armand berhasil membunuhnya, dengan pedang yang dia punya.

Armand sejak itu memiliki firasat, jika penyihir itu sengaja membuat monster hilang kendali agar orang-orang memburunya. Sejak memiliki perasaan itu Armand selalu merasa menyesal.

"Tidak Yang Mulia, keputusan Tuan menghabisinya adalah hal yang tepat. Mengingat banyak prajurit kita yang gugur. Setiap kali penyihir itu berbuat onar."

Armand masih menatap langit di luar sana lewat jendela kantornya. Langit sangat terang, berbeda dengan hari-hari pada dua tahun yang lalu. Armand masih ingat saat-saat yang menegangkan. Setiap langit berubah warna menjadi merah. Semua orang akan bersembunyi di bungker yang mereka buat di bawah tanah rumah mereka. Bersembunyi dari monster-monster yang sengaja di lepas penyihir jahat itu.

"Hari ini, jika tidak ada yang harus aku kerjakan. Aku lebih baik pergi ke rumah Abela. Mungkin saja ada penyerangan yang lainnya." Armand berdiri dan merapikan pakaiannya. Ray hanya mengangguk sopan.

"Selesaikan rumor tentang Bastian hari ini juga Ray." Perintah Armand sebelum dia menghilang di balik pintu.

**

Ghotel masih belum terbiasa dengan kehidupan dari orang yang telah dia rasuki. Perempuan ini sepertinya sangat baik hati. Semua orang menyukai dan menghormatinya. Semua surat yang datang penuh simpati. Atau kalangan umum yang mampir ke kediamannya hanya untuk mengantar hadiah yang sederhana. Ghotel merasa terkesan, di hidupnya yang panjang dulu tidak ada yang berani mendekati atau bersikap ramah padanya. Semua orang selalu ketakutan.

Ghotel ingat, setiap dia ingin menjalin hubungan pertemanan dengan orang lain. Itu berarti dia harus menyamar dan menyembunyikan identitasnya. Tidak ada yang pernah menerima dia apa adanya.

"Madam Abela, Tuan Duke Armand menyampaikan kalau dia akan berkunjung," kata Lui, butler Abela.

Abela hanya menanggapi dengan senyuman canggung. Dari percakapannya dengan para pelayan. Ghotel tahu kalau Abela dan Duke memiliki hubungan istimewa. Tampaknya mereka berdua peduli satu sama lain. Bahkan anak-anak mereka juga sudah dekat.

Tapi Ghotel belum bisa terbiasa dengan sentuhan fisik yang diberikan Duke. Rasanya sangat aneh, bukan hanya sentuhan kulitnya, tatapannya saja sudah membuat Ghotel mual. Sulit membayangkan orang yang sudah menghabisinya bisa bersikap selembut itu.

"Nyonya, apa yang nyonya tunggu. Kami akan membantu anda berdandan," kata pelayan Abela bersemangat. Ghotel hanya bisa pasrah saat mereka mendandaninya.

"Apa Duke Armand akan menginap nyonya? Apa nyonya perlu gaun tidur yang bagus?" tanya pelayan yang sedang menyisir rambut Abela.

"Tidak." Ghotel menjawab terlalu cepat. "Maksudku, aku tidak tahu," katanya lagi.

"Sayang sekali, Tuan Armand pasti sangat mengkhawatirkan anda nyonya."

Ghotel tidak menjawab, jauh di dalam dirinya, dia merasa bersalah telah mengambil alih tubuh orang yang baik hati ini. Dan lebih merasa bersalah lagi jika ternyata dia hanya sementara berada di dalam tubuh ini sampai pemiliknya kembali. Bagaimana jika Abela kembali dan beberapa hal telah berubah karena ulah Ghotel?

"Apa ... Armand, ekhmm ...." Ghotel membersihkan tenggorokannya, masih sulit baginya untuk menyebut nama orang itu dengan santai. "Apa dia memang selalu memperlakukanku dengan sangat baik?"

"Tentu saja, nyonya. Tuan Duke sangat baik pada nyonya." Pelayan itu mengatakannya denga ceria sambil menata rambut Abela.

**

Armand dengan santai duduk di ruang rekreasi rumah Abela. Menunggu nyonya rumah itu datang. Dia sudah mengkonfirmasi sebelumnya kalau dia akan berkunjung. Jadi pemilik rumah ini seharusnya tidak terlalu lama membuatnya menunggu.

Armand tersenyum menyambut Abela yang masuk dengan wajah yang di tekuk.

"Apa yang membuatmu kesal?" tanya Armand menatap Abela dari kepala ke kakinya.

"Karena kau datang, para pelayan itu membuat keributan untuk mendandaniku."

"Begitukah? Aku merasa tersanjung, biasanya kamu tidak pernah berganti pakaian dulu sebelum bertemu denganku," jawab Armand menahan tawa.

"Benarkah?" Abela menatap Armand sedikit senang, itu berarti dia tidak perlu berdandan dulu jika Armand datang lagi.

"Benar, beberapa kali aku hanya akan masuk ke kamarmu saat kamu memakai gaun malam." Armand mengatakannya dengan tenang, dia menyembunyikan senyumnya di balik cangkir teh yang dia angkat ke depan bibir. Ekspresi Abela sangat menghibur.

"Jadi? Apa kamu sudah berusaha mengingat tentang dirimu?" tanya Armand memulai percakapan serius.

"Sudah dua minggu aku masuk kedalam tubuh ini ...."

"Masuk kedalam tubuh ini?" Armand memotong perkataan ceroboh Ghotel.

"Maksudnya bangun dan tidak mengingat apa-apa ... Aku rasa, wanita ini ... Maksudku, aku adalah orang baik." Ghotel tergagap sedikit.

Ghotel sadar, pasti ada alasan kenapa dia harus masuk kedalam tubuh Abela. Mungkin Dewa hanya ingin membuatnya merasakan bagaimana menjadi manusia normal. Atau Dewa ingin dia melakukan satu dua kali kebaikan sebelum Dewa menukar jiwanya dengan Abela yang asli.

"Kau memikirkan sesuatu lagi ...." kata Armand pelan. "Di saat seperti ini, seharusnya Orlando pulang. Tapi akan lebih aman jika dia ada di asrama sekolah. Maaf, untuk sementara kamu tidak bisa bertemu dengannya dulu, Abela." Armand terlihat menyesal.

"Tidak apa-apa," Ghotel tersenyum lemah, dia tidak kenal siapa anak laki-laki Abela. Tapi entah kenapa, membuatnya sangat melankolis hanya dengan mendengar nama anak itu. Apa ini hanya ingatan dari tubuh dan pikirannya Abela?

Armand memandang Abela, kekasihnya itu dengan tatapan yang tidak biasa. Dia perlahan mendekat dan duduk di samping Abela. Tangannya menjangkau tangan Abela, mengecupnya lembut di atas sarung tangan Abela yang berwarna hitam. Armand tersenyum, melihat alis Abela yang terangkat sebelah.

Abela tersentak saat sebelah tangan Armand menarik pinggangnya mendekat. Wajah Armand sangat dekat dengan wajahnya. Abela menelan ludah gugup. Sementara Armand menyeringai sebelum menempelkan bibir mereka.

.

.

Terpopuler

Comments

Luke fon Fabre

Luke fon Fabre

Nguras emosi

2023-07-22

0

Agnes

Agnes

Gemesin banget nih!

2023-07-22

0

comic_0389996001

comic_0389996001

Ayo thor, semangat update! Kami siap menunggu 😍

2023-07-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Baroness Abela Isla
3 Chapter 2 : Armand de Rhodes
4 Tidak bisa Dipercaya
5 Jangan
6 Ratu
7 Setelah Penyihir Tiada
8 Aura
9 Bastian
10 Ibu?
11 Kamar Armand
12 Emas diantara Maroon
13 Ke Timur
14 Keturunan Penyihir
15 Duke Estonia
16 Berburu Monster
17 Ide Abela
18 Tulip Kering
19 Catatan Penyihir
20 Ingatan Yang Asing
21 Orlando dan Duke
22 Mimpi
23 Latihan Pedang
24 Menerima Kenyataan
25 Pesta Dansa
26 Putri dari Wilhemn
27 Balkon
28 Kau indah
29 Pangeran Kedua
30 Ekspedisi Monster
31 Beri Aku Lebih Banyak
32 Wanita Keras Kepala
33 Memulai Perjalanan Ekspedisi
34 Tubuh dan Wajah
35 Ruang Bawah Tanah Kastil
36 Keresahan Abela
37 Kebenaran yang Tertunda
38 Kebenaran
39 Kehilangan
40 Keputusan Armand
41 Tulip dan Mawar
42 Tidak Terbiasa
43 Nama
44 Calix
45 Arabela
46 Mossie
47 Bukan Ibu
48 Bintang dan Langit
49 Kastil Penyihir
50 Apresiasi
51 Sayap Kiri Kastil
52 Didalam Selubung
53 Abela dan Arabela
54 Pilihan Abela
55 Waktu
56 Armand pada Arabela
57 Calix dan Bastian
58 Anakku?
59 Yang Tidak Terlihat
60 Yang Armand Pikirkan
61 Orlando
62 Kontrak Dengan Penyihir
63 Kontrak Dengan Penyihir 2
64 Menikahi Armand
65 Mendekat
66 Waktu Yang Terhenti
67 Amarah
68 Salah Paham
69 Pada Siapa
70 Yang Terasa
71 Pernikahan
72 Cinta
73 Hari Pernikahan
74 Penyesalan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Baroness Abela Isla
3
Chapter 2 : Armand de Rhodes
4
Tidak bisa Dipercaya
5
Jangan
6
Ratu
7
Setelah Penyihir Tiada
8
Aura
9
Bastian
10
Ibu?
11
Kamar Armand
12
Emas diantara Maroon
13
Ke Timur
14
Keturunan Penyihir
15
Duke Estonia
16
Berburu Monster
17
Ide Abela
18
Tulip Kering
19
Catatan Penyihir
20
Ingatan Yang Asing
21
Orlando dan Duke
22
Mimpi
23
Latihan Pedang
24
Menerima Kenyataan
25
Pesta Dansa
26
Putri dari Wilhemn
27
Balkon
28
Kau indah
29
Pangeran Kedua
30
Ekspedisi Monster
31
Beri Aku Lebih Banyak
32
Wanita Keras Kepala
33
Memulai Perjalanan Ekspedisi
34
Tubuh dan Wajah
35
Ruang Bawah Tanah Kastil
36
Keresahan Abela
37
Kebenaran yang Tertunda
38
Kebenaran
39
Kehilangan
40
Keputusan Armand
41
Tulip dan Mawar
42
Tidak Terbiasa
43
Nama
44
Calix
45
Arabela
46
Mossie
47
Bukan Ibu
48
Bintang dan Langit
49
Kastil Penyihir
50
Apresiasi
51
Sayap Kiri Kastil
52
Didalam Selubung
53
Abela dan Arabela
54
Pilihan Abela
55
Waktu
56
Armand pada Arabela
57
Calix dan Bastian
58
Anakku?
59
Yang Tidak Terlihat
60
Yang Armand Pikirkan
61
Orlando
62
Kontrak Dengan Penyihir
63
Kontrak Dengan Penyihir 2
64
Menikahi Armand
65
Mendekat
66
Waktu Yang Terhenti
67
Amarah
68
Salah Paham
69
Pada Siapa
70
Yang Terasa
71
Pernikahan
72
Cinta
73
Hari Pernikahan
74
Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!