Kawin Gantung
“Bang ... Bang Leon, Abang kapan nikahin aku secara resmi? Apa Abang tau, sewaktu kecil kita kan sudah dinikahkan. Kita hanya tinggal meresmikan hubungan ini saja ke pengadilan agama. Bagaimana kalau kita resmikan sekarang juga?!”
Ajakan nikah dari seorang gadis yang berusia empat tahun lebih muda darinya, membuat Leon kesal setengah mati. Pria itu bersumpah, dirinya tidak akan mau jika dinikahkan dengan gadis berisik itu!
Leon terus berusaha menghindar dari Valerie. Sementara gadis yang kini duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) itu terus mengikuti ke manapun kaki Leon melangkah.
“Lo bisa gak sih, gak ngikutin gue terus! Jadi cewek kok gak ada harga dirinya sama sekali!”
Leon tak habis pikir. Kenapa kedua orang tuanya bisa menikahkan dirinya di usia dini? Terlebih dengan gadis kecil berisik seperti Valerie.
...----------------...
Jadi, beginilah asal mula pernikahan antara Valerie dan Leon, bisa terjadi ....
Semua itu tak lain karena janji yang dibuat oleh dua orang gadis bernama Rania dan Maharani.
Sama-sama memiliki nama panggilan Rani, membuat dua dara ini bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di lingkungan yang sama. Bedanya, Maharani tinggal di sebuah komplek perumahan elite, sementara Rania tinggal di sebuah perkampungan yang ada di belakang komplek perumahan itu.
Perbedaan status sosial, tak menjadi penghalang bagi kedua gadis itu untuk menjalin persahabatan.
Persahabatan itu bahkan terjadi sejak Maharani dan Rania masih duduk di bangku sekolah dasar dan terus berlanjut hingga mereka sama-sama menempuh pendidikan di salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Setiap hari, kedua gadis bernama Rani itu bertemu dan bersenda gurau bersama.
Persahabatan yang begitu erat, membuat kedua dara itu mengikrarkan janji, jika mereka akan menikah di tahun yang sama, lalu mereka akan menjodohkan anak-anak mereka, kelak.
Dengan mata berbinar dan saling menautkan jari kelingking, Maharani dan Rania mengucapkan janji.
“Pokoknya kita harus menikah di tahun yang sama, hamil bersama dan menjodohkan anak-anak kita!” seru Maharani. Rania pun menganggukkan kepalanya dengan mantap.
“Ya! Dan persahabatan ini akan berubah menjadi perbesanan!” lantang Rania.
Kedua gadis yang kini duduk di bangku perkuliahan itu pun terkekeh-kekeh mendengar ucapan Rania.
“Dari sahabat menjadi besan!” tegas Rania sekali lagi.
Walaupun sambil tertawa terbahak-bahak, kedua gadis itu mengangguk dengan mantap.
Dan siapa yang mengira, jika janji itu benar-benar terwujud? Semesta sepertinya benar-benar berbaik hati pada Rania dan Maharani.
Tujuh tahun setelah janji itu mereka ucapkan, Rania dan Maharani menikah di tahun yang sama. Mereka bahkan menikmati masa kehamilan bersama-sama.
Maharani melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Leon Orlando. Sementara Rania melahirkan seorang anak perempuan. yang diberi nama Shaquilla Elmira.
Masalah perjodohan anak-anak mereka pun kembali diperbincangkan oleh Maharani dan Rania. Kali ini, tak hanya kedua gadis itu yang bersepakat. Suami-suami mereka pun ikut bersepakat untuk menjodohkan anak mereka.
“Leon dan Qila harus kita dekatkan sejak lahir. Mereka harus kita sekolahkan di sekolah yang sama. Agar mereka terbiasa bersama-sama hingga tumbuh benih-benih cinta!” ucap Maharani antusias.
Rania pun mengangguk setuju. “Benar. Kamu ingat tidak novel online yang pernah aku ceritakan itu Novel online berjudul Lunara?” tanya Rania.
Maharani mengangguk, “Iya, aku ingat. Novel yang ada di platform Noveltoon itu kan?”
Rania juga menganggukkan kepalanya, menyatakan bahwa apa yang diucapkan oleh Maharani adalah benar.
“Kisah di novel itu, mirip dengan kisah kita. Ibu mereka bersahabat, lalu anak-anak mereka pun selalu bersekolah di sekolah yang sama sejak balita hingga kuliah. Dan akhirnya mereka berjodoh!” seru Rania girang.
“Itu artinya kisah cinta anak-anak kita akan seperti kisah percintaan di novel-novel!” ucap Maharani tak kalah girang.
Kedua sahabat itu bahkan sudah sibuk mencari sekolah walau anak mereka baru saja lahir dua bulan yang lalu.
Mereka begitu bersemangat saat membayangkan kisah cinta kedua anak bayi itu, kelak. Mereka sudah tak sabar, gelar persahabatan mereka berubah menjadi besan.
Namun, takdir berkata lain. Saat Shaquilla berusia tiga tahun, gadis kecil itu harus kembali menghadap sang pencipta.
Pandemi yang menyerang hampir ke seluruh pelosok negeri di dunia, menyebabkan Shaquilla yang mempunyai kelainan jantung bawaan, harus mengembuskan napas terakhirnya di usia tiga tahun.
Tak hanya Rania dan sang suami, Maharani pun ikut menangis histeris saat menyaksikan gadis kecil yang sempat menjadi calon menantunya, kini terbujur kaku.
Perjodohan itu pun berakhir saat itu juga.
“Sepertinya cita-cita kita untuk menjadi besan tak bisa terwujud, Ni,” lirih Rania, saat peringatan tiga puluh hari kematian Shaquilla. Tampaknya, gadis itu telah menerima kepergian sang buah hati karena Rania mulai bisa tersenyum.
Melihat senyuman hadir di wajah sahabatnya, Maharani melirik tajam pada Rania.
“Tidak ada satu keinginan pun yang bisa lolos dari genggaman seorang Maharani. Kalau aku mengatakan kita akan menjadi besan, itu artinya kita akan menjadi besan!” pekiknya.
Rania tertawa kecil. Gadis itu bahkan menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan sang sahabat.
“Bagaimana caranya kita menjadi besan? Apa kamu mau menikahkan Leon dengan aku?!”
Maharani menoyor kepala Rania, saat mendengar ucapan konyol sahabatnya itu.
“Lalu, Aksa mau kamu buang ke mana?! Lagian, kalau kamu menikah dengan Leon, hubungan kita bukan menjadi besan. Tapi malah menjadi mertua dan menantu!” ucap Maharani kesal.
Rania tertawa terbahak-bahak mendengar ungkapan kesal sahabatnya itu.
Tapi, nampaknya, Rania dan sang suami tak sepenuhnya bisa menerima kenyataan itu. Kesedihan kerap melanda sepasang suami istri itu hingga berpengaruh terhadap kinerja Adiyaksa.
Suami Rania yang begitu terpukul karena kematian anak perempuannya. Akibatnya, Adiyaksa sering mengabaikan pekerjaannya di kantor. Bahkan perusahaan tempatnya bekerja kehilangan sebuah tender raksasa karena ketidakbecusan Adiyaksa dalam bekerja. Hal itu membuat suami Rania dipecat dari pekerjaannya.
“Bekerjalah di perusahaanku. Walau perusahaanku itu perusahaan kecil, tapi aku yakin, kalau perusahaan itu akan segera menjadi perusahaan besar jika kita berdua yang mengelolanya,” ucap Kevin— suami Maharani.
Adiyaksa menggelengkan kepalanya, “Tidak perlu, Vin. Perusahaanmu itu sudah mulai berkembang, aku malah takut akan menyebabkan kekacauan di perusahaanmu.”
Kevin menghela napas berat. Padahal dia ingin sekali membantu sahabatnya itu. Namun Adiyaksa menolaknya.
“Aku akan membawa Rania ke Bogor. Kami akan tinggal di rumah orang tuaku. Kami akan memulai hidup baru di sana. Rumah ini membuat kami tak bisa melupakan Qila.”
Maharani dan Kevin saling tatap. Mereka tak percaya kedua sahabat mereka akan meninggalkan Ibukota. Maharani berpindah duduk ke samping Rania dan memeluk sahabatnya sejak kecil itu.
“Kamu benar-benar mau berpisah denganku, Ran? Bagaimana kalau aku merindukanmu? Apa kamu tidak akan merindukan aku? Kamu bisa membeli rumah lain di Jakarta, tidak perlu pindah ke luar kota,” rengek Maharani.
Rania tertawa kecil mendengar rengekan sahabatnya itu. “Jakarta - Bogor itu kan dekat sekali. Kamu bisa langsung ke sana kalau kamu merindukanku. Aku juga akan langsung ke sini kalau merindukanmu.”
“Tapi tetap saja kita tidak bisa bertemu setiap hari! Sejak kecil kita selalu bertemu setiap hari.” Maharani mulai menangis tersedu-sedu.
“Jangan seperti anak kecil. Kita akan atur jadwal berkumpul. Aku juga akan sering menghubungi kamu,” ucap Rania.
Akhirnya kedua sahabat itu pun berpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Rita Riau
seru,,, persahabatan jadi besan,,,
perjodohan,,, awal ngelak ujung bucin. diri ku mampir Thor 🙏🥰
2024-02-02
0
Fendi
hm mama2nya sahabatan, anaknya dijodohkan
2024-01-07
4
Dhani Assyfa
waduh waduh
2024-01-07
4