Ema dan keluarga besar nya sudah menjalani kehidupan baru dan Status ema yang sudah janda mengurus 3 anaknya tanpa bantuan dari suaminya pun sudah terbiasa ia jalani. Hanya saja usaha dagang nya yang naik turun membuat ema tak patah semangat demi ketiga anaknya yang bergantung padanya. Yaa ema kini hanya mendapatkan penghasilan seadanya dari usaha dagang nya membuka warung kopi kecil kecilan, usaha nya yang naik turun membuat ema merasa bingung karena dia harus menyekolahkan 2 anaknya Alika dan Anindia. Alika yang sudah lulus kelas 6 akan memasuki sekolah menengah pertama namun karena terpentok dengan biaya yang harus dikeluarkan ema tidak sedikit dan dia tidak mempunyai tabungan membuat ema dilema dilanda kebingungan. Sedangkan biaya pendaftaran jumlah nya tidak sedikit.
"Alika boleh mama bicara?" Tanya ema pada alika yang sedang fokus bermain dengan adik lelakinya.
"Iyaa mah ada apa?" Sahut alika dengan sesekali melirik adiknya.
"Alika kan sudah besar jadi alika sudah paham keadaan mama yang seperti ini." Ujar ema mengusap rambut alika dengan lembut.
"Memang nya ada apa mah?" Sahut alika sembari memangku adiknya agar tidak rewel.
"Jika alika berhenti sekolah dulu 1 tahun tidak apa-apa kan? Mama tidak punya biaya saat ini dan Mama tidak tahu harus minta sama siapa. Mama sudah berusaha kesana kemari Namun hasilnya tetap nihil. Insyaallah tahun depan Alika akan sekolah SMP sesuai keinginan alika dan nanti Alika satu sekolah dengan Naswa dan Nindi. Bagaimana?" Ujar ema memberi saran pada alika agar tidak kecewa karena putus sekolah untuk yang kedua kalinya.
"Iyaa mah tidak apa-apa alika mengerti." Jawab alika masih dengan mengajak adiknya bermain.
Hati alika sangat kecewa karena Lagi-lagi dirinya yang harus dikorbankan demi mengerti keadaan.
Kini waktu telah berlalu Alika sudah beranjak remaja. Alikapun sudah mengalami siklus menstruasinya. Alika sangat menyayangi mama dan adik-adiknya. Alika selalu jadi anak yang terdepan jika ada perintah dari keluarganya seperti kakek nenek dan yang lain nya sangat suka menyuruh alika kesana kemari. Alika senang melakukanya karena sambil bermain sepeda diluar rumah alika selalu pergi bersama teman-teman nya naik sepeda. Kakek dan neneknya sangat menyayangi alika Disaat yang lain sibuk dengan sekolahnya berbeda dengan alika yang sibuk dengan pekerjaan rumahnya. Yaa alika sudah remaja berusia 13 tahun sudah mulai suka memperhatikan penampilanya Namun lagi-lagi alika selalu menjadi sasaran keluarganya dirumah. Alika sudah mulai diajarkan mencuci piring menyapu mengepel dan mencuci baju nya sendiri. Sudah tidak ada ART dirumahnya jadi semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh diri masing-masing. Setiap pagi alika bergelut dengan tugas rumah nya yang sangat besar Disaat yang lain bermain dan sekolah berbeda dengan alika yang seperti asisten rumah tangga dirumah keluarganya sendiri. Setiap pagi habis subuh alika sudah disibukkan mencuci piring dan bajunya sendiri. Setelah yang lain brangkat sekolah barulah alika mulai menyapu dan mengepel Kakek dan neneknya masih tidur setelah sholat subuh mereka tidur lagi. Ema juga masih tidur karena adik ema kiki sedang rewel karena demam. Meski sudah 4 tahun kiki masih jadi anak yang manja. hanya alika yang bergelut dengan kegiatan nya pagi-pagi Karena setelah kakek nenek bangun alika harus pergi ke pasar untuk keliling menjual dagangan ema. Ema menjual kue basah yang dijual keliling dan ema menyuruh alika untuk berjualan keliling menggunakan sepedanya. alika tidak pernah menolak semua perintah dari keluarganya dan alika selalu bahagia apa pun yang ia kerjakan Meskipun hati nya selalu ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua nya. Namun alika sudah di didik keras menjadi anak yang mandiri dan tidak manja. Ketegaran Alika membuat sodara yang melihatnya merasa iba. Alika dan Nindia juga Naswa tidak terlalu akrab Karena perbandingan dari orangtua nya Nindia menjadi anak yang sedikit tidak menghargai kakaknya. Naswa selalu bermain bersama dengan nindia tanpa melibatkan Alika. Bagi alika sikap seperti itu sudah biasa ia terima, Beruntung alika mempunyai banyak teman diluar sehingga selesai berjualan alika pun bermain dengan teman-teman seusianya. Alika semakin susah diatur Selain dirinya yang sudah puber alika juga sudah remaja beda dengan adik-adik nya yang masih SD.
"Kemanaa itu anak sudah jam 9 malam belum juga pulang! sudah mulai susah diatur itu anak." Ujar ema sambil celingukan kesana kemari mencari keberadaan alika.
"Ada apa ema? Kenapa kamu gelisah sekali?" Ucap abah mengagetkan ema yang berada di depan gerbang rumahnya.
"Alika main dari habis magrib sampai jam segini belum juga pulang abah. Anak itu sudah mulai lagi susah diatur!" Jawab ema dengan wajah kesalnya.
"Yaa sudah biar abah yang menunggu dia di depan. Kamu masuk saja dan tidurin anak kamu itu sudah malam! Biar alika urusan abah." Titah abah menyuruh ema masuk ke dalam.
"Yaa sudah kalau begitu ema masuk dulu yaa bah?" Sahut ema sembari melangkahkan kakinya masuk kedalam.
"Iyaa." Singkat abah sambil mendudukan dirinya diatas kursi.
Hari sudah semakin malam dan jam sudah menunjukan jam 11 malam alika belum juga pulang. Alika lupa waktu, dia malas pulang karena dirumahnya tidak ada yang welcome dengan dirinya. Adik yang dia sayang sudah tidak mau bermain dan menganggap dirinya. Kakek dan nenek juga sudah berubah kasih sayang nya terhadap alika begitu juga ema yang selalu mengorbankan alika dalam setiap hal. rasanya alika hidup bagaikan anak tiri yang tertekan. Alika sudah merasa bosan diluar akhirnya dia memilih untuk pulang kerumah Karena alika bingung tidak tahu harus kemana.
"Assalamualaikum." Ucap alika sembari mendorong sepeda membawanya masuk.
"Waalaikumsalam! Dari mana saja kamu alika! Lihat sudah jam berapa ini?! Kamu itu anak perempuan jam segini masih keluyuran! Apa kata tetangga nanti! Mama tidak mau nama keluarga jadi rusak karena ulah kamu yaa!" Pekik ema menunjuk nunjuk wajah alika dengan jarinya.
"Alika tidak kemana-mana mah. Alika hanya main dirumah Eka tetangga gang sebelah. Kita juga hanya mengobrol berdua saja! Alika bukan anak yang mama sebut!" Kesal alika yang selalu saja mendapat amarah ibunya.
Alika kini sudah mulai berani menjawab omelan mamanya Karena alika sudah terlalu kesal. Kesalahan sekecil apapun dia selalu mendapat omelan yang menyakitkan dan alika segera meninggalkan mamanya masuk ke kamar untuk tidur. Alika menangis sejadi-jadinya. Dirinya sudah ingin pergi sekali dari rumah itu Perjuangan nya demi mendapatkan kasih sayang selalu sia-sia. Ketulusan nya membantu ekonomi keluarga juga tak pernah dilihat oleh ibunya. Dimata ema Alika anak yang susah diatur Padahal alika sudah sangat menuruti semua perintah keluarga nya tapi kebaikan nya tak pernah terlihat. Alika putus asa tak tahu lagi harus berbuat apa.
***
Hari telah berganti pagi. Alika yang selalu berjualan keliling sudah mulai bosan karena kondisi pasar yang sepi meskipun masih jam sembilan pagi. Alika pulang dengan wajah yang lemas dan lesu karena dagangan nya masih banyak hanya laku beberapa saja.
"Assalamualaikum.." Ucap alika sembari mendorong sepedanya masuk ke dalam.
"Waalaikumsalam, Eehh anak mama sudah pulang jualan. Gimana jualan nya hari ini?" Ujar ema dengan nada lembut yang dibuat-buat.
"Hari ini sepi pembeli mah. Pasarnya pun juga sepi. Alika sudah mendatangi 3 pasar namun hanya 10 kue saja yang laku terjual." jawab alika kecewa sekaligus kesal.
"Yaa sudah nggak apa-apa. Sini mana uangnya?" Tanya ema dengan menengadahkan tangan nya dihadapan alika.
Alika menyerahkan uang hasil jualan nya pada ema Dan alika mendapat upah jajan nya 3000 rupiah. Alika tetap menerimanya dengan ikhlas Jika protes pun hanya omelan yang ia dapat jadi percuma saja meminta uang jajan lebih. tak lama setelah alika pulang ada yang memanggil nya dari luar.
"Alikaaa Alikaaa Alikaaa Main yuu.." Panggil sahabat alika yang tak lain adalah Eka.
Alikapun keluar dengan hati riang namun mama ema juga ikut keluar. Mama ema memarahi teman alika yang datang kerumah.
"Alika tidak main hari ini! Dia harus menjaga adiknya karena saya mau ada acara undangan pernikahan digedung. Jika mau kamu main saja disini menemani alika menjaga adiknya dirumah!" Pekik ema dengan wajah tegasnya membuat nyali eka menciut.
"Eka ayoo masuk! Kita main dirumahku saja hari ini." Titah alika yang masih berdiri di depan pintu.
"Baiklah kalau begitu sepedanya aku taruh sini saja yaa?" Sahut eka dan memarkirkan sepedanya dipinggiran gerbang.
"Iyaa aman ko disitu. Ayo masuk! Kita nonton drakor saja yaa?" Ujar alika pada teman nya dengan ramah.
"Terserah kamu saja." Jawab eka pasrah takut salah bicara.
"Kamu mau minum apa eka?" Tanya alika yang menuju dapur.
"Terserah kamu alika yang pasti dingin yaa jangan panas. Hari-hariku sudah terasa panas soalnya." Jawab eka yang suka ceplas ceplos.
"Ha Ha Ha Bisa saja kamu eka" Tertawa alika sembari melangkahkan kakinya menuju dapur nya.
Alika membuatkan minuman untuk eka dan mama ema sudah siap dengan gaun nya yang sederhana namun elegan terlihat mewah. Mama ema ditemani nenek Iffah, Mereka berdua sudah berangkat ke acara pernikahan. Alika dan eka menonton drakor kesukaan nya, Adik alika si kiki bermain mobil-mobilan dirumahnya. Eka sangat kagum melihat kemegahan rumah alika tapi kenapa alika harus jualan keliling jika keluarganya sudah kaya raya? Masih banyak pertanyaan di pikiran eka Sampai tidak fokus melihat drakor yang di tonton bersama alika. Alika yang melihat eka pun jadi bertanya.
"Kamu kenapa eka? Tidak suka yaa main dirumahku?" Tanya alika membuat eka terkejut.
"Aahhh tidak. Aku sangat suka sekali disini cuma aku hanya penasaran saja." Sahut eka sembari celingukan kesana kemari.
"Penasaran kenapa?" Tanya alika yang sudah duduk disebelah eka.
"Kamu mempunyai keluarga yang kaya raya tapi kenapa kamu berjualan keliling alika?" Tanya eka penasaran tentang kehidupan keluarga alika.
"Aku memang dulu dari keluarga kaya raya ka. Namun nasib dan takdir yang merubah semuanya. Usaha kakek ku bangkrut dan bisnis mamaku ditipu Akhirnya kita jatuh miskin. Untuk menghidupi keluarga masing-masing yaa seperti ini. Mamaku menjual kue basah dan kakek ku usaha playstation di samping rumah. Beginilah kehidupan keluargaku sekarang ka. Nggak selamanya kita menjadi orang kaya. Ada kalanya kita merasakan perihnya menjadi orang yang serba kekurangan." Jawab alika panjang lebar dan bijaksana.
Alika sudah menjadi anak yang berfikir dewasa. Alika anak yang hitam manis cantik dan aktif di dunia luar. Hari-hari alika pun seperti biasanya Berjualan keliling demi biaya sekolah adiknya nindia. Tapi yang menjadi nindia tidak tahu cara menghargai orang lain. dia hanya tahu sekolah minta uang jajan dan bermain. Alika yang keliling kesana kemari menjual kue basah mamanya hanya bisa menjalaninya dengan ikhlas. Mungkin adiknya memang belum tahu apa-apa hanya terbawa pergaulan.
***
Hari silih berganti saatnya ema mendaftarkan Alika sekolah di Sekolah Menengah Pertama namun alika sudah tidak mau sekolah. Alika sudah tidak mau bergelut dengan pelajaran yang membuat otak nya menjadi pusing. Pengertian alika dengan keadaan ekonomi ema dia memutuskan untuk lulusan SD saja. Biar adik-adiknya saja yang sekolah agar menjadi anak yang sukses dan bahagia. biarkan alika yang merasakan pahitnya kehidupan tapi jangan adik-adiknya. Begitu besar hati alika sangat menyayangi adik-adiknya. Ema pun menuruti keinginan alika yang sudah tidak mau sekolah lagi.
***
Alika sudah semakin beranjak dewasa. Usia alika sudah 16 tahun. Adiknya kiki sudah sekolah kelas 1 SD dan nindia kelas 2 SMP. Alika memutuskan untuk mulai bekerja tapi ema tidak mengijinkan Karena dikeluarga ema tidak pernah ada yang bekerja sama orang. Alika terus membujuk mama nya agar diijinkan untuk bekerja dan akhirnya ema menuruti keinginan alika untuk bekerja. dia berusaha mencari kerja kesana kemari meski tanpa sebuah ijasah tapi alika punya tekat yang sangat kuat.
"Saya mau mendaftar jadi karyawati disini mbak Apa bisa?" Tanya alika yang sudah sampai disebuah toko kue besar disana.
"Langsung menemui bos nya di dalam. Mari saya antar." Titah seorang pelayan mengantar alika masuk kedalam.
Alika berjalan mengikuti pelayan itu dibagian pabrik. Ternyata si bos sedang mengawasi pabrik. Pelayan itu bicara dengan bos nya Akhirnya bos itu menghampiri alika. Alika yang selalu berpenampilan tomboy menggunakan kaos celana dan topi nya yang tidak pernah ketinggalan membuat bos nya itu terpesona akan penampilanya yang urakan namun masih terlihat manis dan cantik.
"Apa kamu ingin bekerja disini?" Tanya si bos catering yang sudah berada dihadapan alika.
"Iyaa pak. Saya ingin sekali bekerja."
"Sudah pernah kerja dimana sebelumnya?" Tanya si bos menatap alika dengan tatapan intens.
"Baru pertama kali akan bekerja pak." Jawab alika tegas namun pasti.
"Ijasah terakhir?" Tanya lagi si bos dengan menengadahkan kedua tangan nya diperutnya.
"SD pak." Jawab alika kembali menatap bos nya yang banyak bertanya.
"Berapa usiamu?" Tanya lagi si bos mengangkat dagunya dan melihat tubuh alika hingga kaki.
*Saya 16 tahun pak." Sahut alika sudah sedikit mulai kesal dengan tatapan bos nya yang membuatnya risih.
"Apa yang membuat kamu tekat ingin bekerja disini?" Tanya si bos ingin memastikan tujuan alika.
"Hanya ingin mencari pengalaman pak. Tapi saya benar-benar niat bekerja pak bukan untuk main-main." Sahut alika memastikan bos nya.
"Mmm.. Baiklah mulai besok kamu sudah boleh bekerja disini. Besok berangkat jam 5 subuh sudah sampai pabrik dan kamu dibagian pembuatan kue basah nanti akan ada partner kamu yang akan mendampingi kamu. Gaji disini sepuluh ribu perhari, Akan ada bonus lembur setiap jam nya. Lembur satu jam dapat bonus lima ribu rupiah. gaji disini perminggu sudah dapat makan dan minum. Makan jajan sepuasnya asal tidak dibawa pulang. Bagaimana apakah masih minat?" Ujar bos panjang lebar memberi persyaratan kerja.
"Minat pak! besok aku berangkat jam lima pagi sudah sampai sini!" Sahut alika bersemangat.
"Bagus! Saya suka cara kamu bertekad! Selamat bekerja sama semoga betah bekerja disini." Ujar bos bangga memiliki karyawati seperti alika sembari menjabat tangan alika.
"Terimakasih pak saya permisi dulu." Jawab alika mengulurkan tangan nya.
"Silahkan." Sahut si bos mempersilahkan alika kembali pulang.
Bos catering sangat menyukai ketegasan alika. Si bos sangat mengagumi alika. bagi si bos alika anak yang unik dan langka. Esok harinya alika sudah mulai bekerja untuk pertama kalinya. Alika berkenalan dengan semua karyawan pabrik disana, banyak yang menyukai alika karena alika anak yang penurut dan cepat nyambung jika dijelaskan.
Hari demi hari alika lalui dengan bekerja. Bos yang semakin kagum dengan cara alika bekerja akhirnya menaikan gaji alika dari sepuluh ribu perhari menjadi lima belas ribu perhari Alika sangat bahagia. Alika selalu menabung dan Alika bercita-cita ingin mempunyai handphone Agar sama seperti teman yang lain nya Namun lagi-lagi impian nya harus ia pendam karena celengan alika hilang dikamarnya. Ada yang hasut pada nya Siapa lagi jika bukan keluarganya. Alika yang bekerja setiap hari dari subuh sampai magrib harus merelakan uang nya yang hilang dan Tak kehilangan ide Alika akhirnya berusaha lagi untuk menabung tapi kali ini bukan dicelengan. Dia menabung di pabriknya. Teman pabriknya ada yang membuka tabungan dan akhirnya menabung di pabrik agar tidak ada lagi orang yang usil pada dirinya. Alika sudah semakin cerdik menyikapi sifat keluarganya dan di satu kejadian Alikapun pulang jam 7 malam saat itu Ada seorang pria bertanya alamat padanya.
"Maaf mbak mau numpang tanya." Ucap pria paruhbaya seusia kakeknya.
Alikapun menghentikan sepedanya secara mendadak."Iyaa mas mau tanya apa?" Tanya alika yang ingin membantu pria paruh baya itu.
"Rumah bapak mubarok sebelah mana yaa?" Tanya lagi pria paruh baya dengan sopan.
"Oooh itu tetangga saya Pak. Bapak ikutin saya saja dari bleakang nanti saya tunjukan rumahnya." Jawab alika yang mendorong sepeda nya sembari berjalan.
"Baik mbak kalau begitu." Sahut pria paruh baya.
Si Pria mengikuti alika dari belakang dan Tak sengaja ada sepasang mata yang melihat alika berbincang dengan pria itu dan mengikuti alika. Sepasang mata itupun mengira alika ada main dengan pria tersebut karena gang yang menuju rumah alika sangat gelap dan mempunyai pikiran yang tidak-tidak. Orang sepasang mata itupun tak lama sepulang dari masjid datang kerumah menghampiri kakek. Orang itu bicara panjang kali lebar sama dengan luas pada kakek. Orang itu menfitnah alika yang bukan-bukan Sehingga kakek jadi naik darah dibuatnya. Setelah orang itu pulang kakek langsung masuk dan memanggil alika dengan teriak.
"Alikaa..Alikaaa!" Teriak kakek memanggil alika yang masih berada dikamarnya.
"Iyaaa kek ada apa kek! Kenapa kakek teriak teriak?" Jawab alika pada sang kakek yang sudah ada dihadapan nya.
"Sini kamu!" Pekik sang kakek menarik tangan alika menuju ruang keluarga.
Nenek, ema dan yang lainya ikut keluar dari kamarnya masing-masing."Ada apa kek? kakek tenang dulu jangan marah-marah." Jawab alika yang berjalan sembari tangan nya ditarik oleh sang kakek.
"Kamu memang dilahirkan karena suatu kesalahan dari ibumu. Tapi kakek mohon jangan kau ulangi kejadian yang menimpa ibumu waktu dulu!" Pekik sang kakek yang sudah naik darah pada alika.
Alika bingung mendengar ucapan kakek, apa yang dimaksud dari ucapan kakek nya Alika sungguh tidak mengerti.
"Abah tolong abah jangan bicara yang tidak-tidak! Tahan emosi abah! Istighfar bah." Ujar ema panik dan berusaha menenagkan abah.
"Astaghfirullahal'adzim. alika sini duduk kakek mau bicara!" Titah kakek yang sudah duduk disofa ruang keluarga.
"Iyaa kek." Sahut alika sembari duduk disebelah kakek nya.
"Kakek barusan mendengar dari seseorang. dia melihat kamu sedang bercumbu di gang ujung sana menuju rumah! Apa itu benar Alika!?" Tanya kakek dengan tatapan intens.
"Bercumbu? kakek dengar dari siapa kek?" Jawab alika yang merasa heran.
"Dari tetangga gang sebelah! dia melihat kamu bercumbu dengan seorang pria di ujung gang menuju rumah. jawab jujur!" Pekik sang kakek dengan membulatkan matanya yang merah padam.
Alika diam sesaat dan melepas tawa nya."Haa Haa Haa Haa.."Kakek lain kali jangan asal percaya omongan orang. Kalau tidak tahu tanya dulu kek jangan asal marah dulu yang di nomer satukan!" Ujar lagi alika pada kakeknya yang masih emosi.
"Apa maksud kamu alika jangan bercanda!" Jelas kakek menegur alika dengan nada tinggi.
"Alika! Jangan kurangajar sama kakek. yang sopan jika diajak bicara!!" Pekik ema dibelakang alika.
"Yaa ampun mah, Kek, tadi alika sedang naik sepeda, Tapi ada yang menghentikan mendadak dan dia tanya alamat yang di carinya. dia mencari alamat nya pak mubarok tetangga kita dan akhirnya aku menyuruh dia mengikuti ku dari belakang nanti akan aku tunjukan. setelah sampai depan rumah pak mubarok alika tinggal dan pulang kerumah. Lalu bercumbunya dibagian mana nya? Haa Haa Haa Haa.." Jawab alika menjelaskan nya panjang lebar agar keluarga nya mengerti."Kakeekk..kakekk! Masa iyaa alika mau bercumbu sama yang usianya sama dengan usia kakek? Lebih baik alika menjomblo seumur hidup deh dari pada harus mencumbu kakek-kakek seperti orang itu. ada-ada saja kakek ini. Orang gila ko di dengerin." Tambah alika sambil menertawakan kakeknya yang asal percaya omongan orang sembari melangkahkan kakinya meninggalkan mereka diruang keluarga.
"Alikkaaa! Yang sopan bicara sama kakekmu! dia orangtua yang harus kamu hormati!" Teriak ema yang melihat alika berjalan melangkah menuju kamar nya.
"Maaf mah tapi ini sudah terlalu lucu menyangkut nama alika dan orangtua itu." Jawab alika menoleh dan kembali keruang keluarga dengan nada yang tegas.
"Maafin kakek sudah mencurigai kamu yang tidak-tidak. Lain kali kakek akan bertanya dulu pada alika sebelum memarahi." gumam kakek menjatuhkan tubuhnya duduk diatas sofa dengan nada yang masih didengar oleh lain nya.
"Sudah alika maafkan kek tenang saja! Sudah yaa alika mau tidur kek! Alika capek sekali tadi harus membuat kue sebanyak seribu kue. Besok alika harus berangkat subuh lagi. Good night semuanya." Pamit alika sembari mencium pipi kakek nya dan melangkah pergi menuju kamarnya.
Alika pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan omelan mama dan kakeknya lagi. Yaa alika semakin berani menjawab omelan orangtua nya. Itu semua karena Alika sudah lelah dengan perlakuan keluarga nya yang sangat keras terhadap dirinya. Alika semakin asyik dengan dunia pekerjaan nya Merasa bebas tak ada yang mengatur dan tak ada yang mengomelinya setiap saat. Alika bagaikan burung yang keluar dari sangkarnya terbang bebas sesuai keinginan nya.
...****************...
BERSAMBUNG
***
Bonus foto casual alika saat bersepeda diusia 13 tahun..
*ALIKA*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
Alika trllu bnyk pengorbanan mu buat adik2nya...
2023-12-06
1
Miss Ra
🥰🙏
trimakasih banyak atas dukungan nya..
2023-07-20
1
Nino
Gak bisa berhenti!
2023-07-20
2