PERSELINGKUHAN MASHUR

Hari telah berlalu. Nenek iffah semakin kesini semakin menyayangi alika. Anindia kategori anak yang pendiam halus dan sangat penurut dan alika adalah anak yang aktif mudah bergaul dan cerewet. perbedaan antara Alika dan anindia sangat jauh sekali, hampir semua orang menyukai Anindia yang kalem dan pendiam. keluarga ema hanya tinggal 1 tahun saja dirumah lugu neneknya. mashur juga ikut pulang ke indonesia dan tinggal bersama. mashur ijin 6 bulan cuti kerja di indonesia. Karena ada berita kakek zhafar sudah membeli rumah di indonesia dan juga yang sudah direnovasi. Satu keluarga pindah ke kota agar lebih dekat dengan jalan raya dan jika ingin kemana mana sangat dekat dari rumah. Mereka sudah mulai pindah ke rumah yang besar halaman teras yang luas jumlah kamar pun ada 6. 1 ruang tv, 1 ruang makan dan ruang kumpul keluarga beserta garasi mobil. rumah yang sangat megah dan mewah. Setelah kepindahan keluarganya nya mashur brangkat lagi ke turki karena waktu cuti 6 bulan sudah habis dan harus mulai bekerja lagi di turki. kini sudah 2 bulan tholib dan mashur di turki. Tibalah saatnya kakek zhafar yang pulang ke indonesia menikmati hasil jerih payah nya selama ini. sudah 4 minggu kakek di indonesia. Kakek zhafar adalah orang yang sukses diantara kakak nya. rumah kakek sangat ramai. Anak-anak bermain dengan riang tiba-tiba saja hari sudah malam dan sudah waktunya makan malam. kakek zhafar mengajak semuanya untuk makan malam diluar. Tak lama mereka selesai makan malam diluar mereka kembali kerumah baru mereka. Mereka sudah waktunya untuk istirahat malam. hanya beberapa minggu saja kakek baru tiba di indonesia sudah harus berangkat lagi ke turki karna problematika yang rumit di turki. saat semuanya tidur ada telfon dari turki jam 2 pagi.

KRIING! KRIIING! KRIING!

"Hallo Assalamualaikum" kakek Zhafar menerima telfon itu dengan wajah datarnya.

"Waalaikumsalam abah gimana kabar abah? sehat?" Tanya menelfon dari turki dengan wajah dingin nya.

"Alhamdulillah abah sehat! gimana kabarmu dan gimana kabar pabrik di turki?" Tanya abah sembari duduk disofa dan menyandarkan dirinya.

"Alhamdulillah aku baik bah! Cumaa kabar pabrik kurang baik bah." Jawab Tholib dengan mengusap wajahnya kasar.

"Ada apa dengan pabrik? Apa ada masalah?" Tanya kakek panik sembari menegakkan tubuhnya yang masih duduk disofa.

"Kaki tangan kesayangan abah sudah mulai ngelunjak dan berbuat curang bah." Sahut tholib diseberang telfon nya.

"Maksud kamu bagaimana?" Tanya kakek tak mengerti maksud anaknya.

"Fawaz asisten abah sudah mulai bekerja sama dengan orang penghuni asli turki dan akhirnya ada pengawas pemerintah turki datang melakukan pemeriksaan pabrik dan pabrik dipaksa untuk tutup karena ilegal!" Jelas tholib panjang lebar berdiri disamping nakas.

"APAAAH..! lalu bagaimana kondisi pabrik sekarang?" Tanya kakek panik sembari mondar mandir di depan nakas tempat dirinya menelfon.

"Abah harus segera berangkat ke turki! karena minggu depan akan ada penyitaan berkas untuk menutup pabrik!" Jelas tholib yang juga ikut panik dengan mondar mandir.

"Baiklah abah akan segera berangkat ke turki! Pagi ini juga abah berangkat ke jakarta untuk perpanjang visa nya!" Ujar kakek tegas dengan wajah dingin dan membulatkan matanya tajam.

"Baiklah bah kalau begitu! Aku tutup dulu telfon nya. akan aku tunggu kedatangan abah segera! jaga kesehatan abah yaa? assalamualaikum." Ucap tholib menegaskan dan memberi salam pada kakek.

"Waalaikumsalam!" Sahut kakek dan menutup telfon nya dengan nafas yang memburu.

Nenek, Ema dan selfi bangun dari tidurnya! karena mendengar suara abah yang sangat keras saat telfon dengan tholib. Abah panik lemas dan bingung. Baru saja pulang ke indonesia sudah ada masalah seperti ini. Ini berurusan dengan 1 usaha yang sudah di bangun dari nol. abah jadi mempunyai pikiran yang negatif takut pabrik ditutup dan bangkrut. sumber dari mana lagi abah akan mendapatkan penghasilan. Satu satunya usaha untuk membahagiakan keluarga nya harus kandas. apa iya harus bangkrut begitu saja karena kecurangan asisten nya yang sudah sangat dipercaya selama bertahun-tahun. Tak butuh waktu lama abah mengambil koper dan menyuruh nenek iffah menyiapkan pakaian nya.

"Siapkan semua baju kamu dan aku kedalam koper!" Titah kakek pada nenek iffah.

"Baju untuk kemana bah? Ke turki atau ke jakarta?" Tanya nenek iffah dengan wajah yang tidak mengerti.

"Bawa semua baju! Kita ke jakarta perpanjang visa tidak lama. Setelah selesai kita langsung berangkat ke turki!" Ucap kakek masih dengan tatapan tajam nya menuju ke satu arah tanpa menoleh kepada siapapun.

"Kita? Aku ikut abah lagi ke turki?" Tanya nenek iffah memastikan.

"Iyaa kamu ikut abah ke turki! Terkadang jika pikiranku buntu kamu yang punya ide jenius! Siapkan semuanya jangan sampai ada yang tertinggal! Biarkan anak-anak tinggal dirumah ini! Aku tunggu diruang tengah!" Titah kakek dan langsung beranjak keruang tengah dengan langkah tegas.

"Baiklah jika itu mau mu! aku bereskan dulu." Sahut nenek iffah dengan melangkahkan kaki menuju kamarnya.

"Ema dan Selfi bingung melihat situasi yang mendadak seperti ini. Selfi Yang sudah lulus kuliah dan ikut menetap dirumah itu Akhirnya memulai pertanyaan."

"Abah mau berangkat lagi ke turki?" Tanya selfy dengan wajah sendunya.

"Iyaa terpaksa abah harus ke turki lagi meninggalkan kalian lagi disini! abah harus memperbaiki keadaan pabrik dulu. tholib anak muda tidak begitu pengalaman soal pabrik. Baru diserahkan sebentar saja sudah ada kasus seperti ini, apalagi jika abah angkat tangan?" Sahut abah menjelaskan pada selfi sembari menepukkan tangan nya diatas sandaran sofa.

"Apakah abah akan tinggal lama lagi di turki?" Tanya selfi yang sedih karena harus berpisah lagi dengan orangtua nya.

"Yaa jika kasus tidak mudah diatasi mungkin mama mu dan tholib yang pulang ke indonesia! abah akan menetap di turki!" Sahut abah masih dengan wajah datarnya dan memberi pengertian pada anak ketiganya itu.

"Abah sudah tua! aku ingin abah tinggal disini lama. aku masih sangat rindu sama abah." Ujar selfi yang masih ingin bersama abahnya.

Abah semakin sedih mendengar selfi berkata seperti itu. abah memeluk selfi erat tak terasa hingga meneteskan air mata. ema hanya bisa menatap meraka berdua dengan perasaan sedih. Ema ingin mendekati takut di diamkan oleh abahnya karena dulu ema sudah membuat abahnya kecewa.

"Ema! sedang apa kamu disitu? Sini duduk bersama abah! Abah mau menyampaikan sesuatu." Titah abah dengan melambaikan tangan nya memberi kode pada ema agar menghampirinya.

"Iyaa bah!" Sahut ema sambil melangkahkan kakinya menuju sofa yang di duduki oleh abahnya.

"Ema! abah titip adik-adik mu yang masih sekolah. dan abah titip rumah ini! Dijaga baik-baik. apa perlu menambah satu Asisten lagi?" Ujar abah dan menanyakan tujuan nya pada ema.

"Tidak usah bah! biar atun saja sudah cukup! pekerjaan yang lain kami bisa mengerjakan sendiri. biar nanti atun yang akan kami suruh mengurus kebutuhan Naswa dan Hamid." Sahut ema dengan wajah sendunya mengerti dengan keadaan abah nya sekarang.

"Baiklah kalau itu mau mu! nanti abah kasih uang belanja untuk kebutuhan adik-adik mu." Ujar abah masih dengan wajah datarnya menahan emosi dan kecewa yang sangat dalam.

"Iyaa abah! ema mau tanya gimana kabar mashur disana?" Tanya ema dengan ekspresi malu-malu meong.

"Suami mu baik-baik saja! dia bekerja di bagian pengiriman. jadi tidak ada masalah nya dengan kasus ini. apa kamu rindu dengan suami mu?" Tanya abah yang mengerti maksud anak pertamanya itu.

"Tidak! aku lebih suka dengan keadaan tanpa suami seperti ini!" Sahut ema ragu karena dirinya masih belum bisa mencintai suaminya sampai sekarang.

"Yaahh baiklah! kamu akan menitipkan apa untuk suamimu?" Tanya abah sedikit melirik ke arah ema yang duduk diseberang sofa sebelah kiri.

"Titip salam saja bah untuk dia!" Sahut ema yang spontan mengucapkan nya hingga membuat abah terkekeh.

"Ha Ha Ha Ha! Emaaa.. Ema! Kamu memang tetap lugu dari dulu tidak pernah berubah!" Ujar abah terkekeh dengan ucapan ema yang spontan keluar dengan sendirinya.

"Abah bisa saja! Hehehehe." Sahut ema tersipu malu dengan jawaban abahnya.

Perbincangan Pun selesai setelah nenek keluar dari kamar bersama ART yang sudah membantu nenek membereskan pakaian nya di dalam koper. Hari sudah subuh. waktunya abah dan nenek pergi ke stasiun kereta untuk berangkat ke jakarta.

"Abah dan mama tidak sarapan dulu?" Tanya ema menatap kedua orangtua nya secara bergantian.

"Tidak usah..! di kereta banyak makanan kita bisa beli makanan di kereta! Ini masalah waktu agar cepat sampai dan berangkat ke turki..!" Sahut abah sambil memeluk bahu istrinya dengan mesra.

"Abah dan Mama jaga kesehatan yaa..? baik-baik disana! Jangan telat makan..!" Ujar ema memperingati kedua orangtua nya.

"Abah tidak akan pernah telat makan selagi masih ada mama mu disamping abah..!" Sahut abah sembari melirik ke wajah istrinya.

"Iihhh abah..! Lagi serius malah nge gombal..!" Ucap ema mengerucutkan bibirnya dengan tersenyum simpul.

"Ha Ha Ha Ha Ha..! Agar tidak ada ketegangan..! Yaa sudah Abah berangkat yaa..? kalian jaga rumah dan adik kalian..! kunci rumah jika hari sudah malam..!" Titah abah dengan melangkahkan kakinya menuju taxi online yang sudah dipesan.

"Iyyaa abah..!" Sahut ema mengikuti langkah orangtua nya menuju mobil yang sudah siap didepan pintu gerbangnya.

Abah dan nenek berangkat ke stasiun menggunakan taksi online yang sudah di pesankan. mereka berdua berangkat ke jakarta. setelah perjalanan panjang nya mereka sudah sampai dijakarta dan abah langsung pergi ke kedutaan untuk perpanjang visa dan berkas yang lain nya. beruntung mengurus visa tidak membutuhkan waktu lama. hanya satu hari abah sudah bisa berangkat ke turki. kemudian pergilah ke bandara untuk memesan tiket pesawat ke turki. Tiket nya ada di waktu pemberangkatan jam 3 sore. abah ke bandara jam 10 pagi dan abah langsung bergegas pulang ke hotel menjemput nenek iffah dan menyiapkan semuanya untuk ke bandara. Tak lama kini waktu telah berlalu. Abah dan nenek sudah sampai di bandara jam 2 siang. karena mereka ingin makan siang terlebih dahulu. Perut mereka sudah sangat lapar karena hanya sarapan roti saja di pagi hari. tak lama setelah selesai makan pesawat sudah siap untuk lepas landas. Abah dan nenek sudah duduk di kursi pesawat dengan tenang. pesawat kini telah lepas landas. mereka berdua sudah meninggalkan indonesia. Hanya butuh satu hari untuk sampai di turki. Tholib sudah menunggu abah dan mama nya di bandara untuk menjemputnya. tak lama mereka akhirnya bertemu dan saling berpelukan untuk melepas rindu.

"Bagaimana kabarmu nak..?" Tanya abah sembari memeluk tholib dan menepuk bahunya.

"Aku baik bah..! Abah dan mama bagaimana..?" Sahut tholib dan menanyakan kabar mereka dengan bergantian memeluk mama nya.

"Alhamdulillah kami sehat..! Dimana mobilnya..?" Tanya abah dengan celingukan mencari mobil jemputan yang sudah disiapkan oleh tholib.

"Disebelah sana abah..! ayo tholib bantu bawa koper abah dan mama..!" Titah tholib sambil menyeret koper mereka berdua.

Setelah semuanya melangkah kini mereka sudah berada di dalam mobil. tholib yang menyetir, abah di sebelah supir dan nenek di kursi belakang. mereka kini melakukan perjalanan menuju pabrik. disebelah pabrik adalah rumah kontrakan mereka. Setelah sampai rumah dan membuka pintu tanpa diketuk terlebih dulu karena itu kebiasaan abah. Begitu terkejutnya abah dan nenek saat membuka pintu rumahnya.

"MASHUUURRR..!!" Teriak abah dengan membulatkan matanya lebar dengan tatapan tajam merah padam tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Tak disangka sahabat nya itu sedang bercumbu dengan ART yang bekerja di pabrik. abah yang begitu sangat terkejut mendadak jatuh pingsan. karena tak menyangka sahabat nya itu sekaligus suami dari anaknya berani berselingkuh. Apalagi selingkuh dengan ART. Sangat memalukan sekali. Dipabrik semuanya sudah tahu bahwa mashur adalah menantu dari pemilik pabrik. Tholib akhirnya membawa abah ke kamarnya didampingi nenek. nenek yang bingung hanya bisa menangis.

"Abbaah bangun abah..! Ingat abah kesini untuk membuat pabrik stabil..! Tidak usah pedulikan yang lain itu hanya cobaan abaah. ! Ayoo bangun baah..! Tholib panggil dokter sekarang..!" Teriak nenek dengan air mata yang terus membasahi pipinya.

"Iyaa mah..!" Sahut tholib langsung berlari kecil menuju telfon yang berada diatas nakas.

Tholib kini sedang menelfon dokter dan alhamdulillah dokter sedang tidak ada pasien dan segera datang. Tholib yang emosi melihat mashur ingin menghajar wajahnya habis habisan. Tapi ia urungkan dan berfikir ulang karena abahnya sedang terbaring lemah diatas kasur tak berdaya. Tholib mengurungkan niatnya dan kembali menuju kamar abah nya. Tak perlu menunggu lama dokter kini telah datang. Dengan cepat dokter memeriksa keadaan abah.

"Bagaimana keadaan suami saya dok..?" Tanya nenek iffah masih dengan isak tangisnya.

"Alhamdulillah keadaan nya baik-baik saja..! Beliau hanya syok saja..! besok juga akan membaik seperti biasanya..!" Sahut dokter yang sudah memeriksanya dan mengeluarkan secarik kertas untuk memberikan resep obat.

"Alhamdulillah..!" Sahut nenek merasa lega kala mendengar suaminya baik-baik saja.

"Ini nanti diminumkan obat nya satu hari 2 kali saja saat bangun tidur dan saat mau tidur..! Kalau begitu saya permisi dulu..! Assalamualaikum..!" Ucap dokter dan membereskan alat yang ia bawa dan melangkah pergi.

"Waalaikumsalam..! Terimakasih dok..!" Ucap nenek dan mengantar dokter menuju pintu.

"Sama sama..!" Jawab sang dokter dan pamit pergi.

Tak lama Abah akhirnya sadar dari pingsan nya. Nenek dan tholib sangat lega karena abah sudah sadar dari pingsan nya. Abah mencari sosok mashur tapi sayang nya tidak ada. Mashur sudah kembali bekerja di pabrik seakan-akan tidak ada masalah. Namun abah menyuruh tholib untuk memanggil mashur tapi tholib menolaknya. Abah kembali menyuruh tholib dengan nada tegas. Akhirnya tholib menuruti perintah abahnya. setelah tholib

mencari mashur ternyata dia ada di pabrik.

"Mashur..! Kamu dipanggil abah dikamar nya sekarang juga..!" Panggil tholib dengan nada gelegar dan penuh emosi membuat semua orang yang berada disana menoleh ke arahnya.

Mashur sudah menduga ini pasti akan terjadi. namun mashur hanya pasrah saja jika disuruh menceraikan ema pun ia tak masalah. Toh mashur tahu pabrik ini sebentar lagi akan hancur dan mertuanya akan bangkrut tanpa sisa. Jadi sudah tidak ada lagi yang harus dipertahankan dengan ema. mashur menikahi ema kala itu karena ingin menguasai harta sahabatnya. Mashur tahu ema tidak pernah mencintai mashur. Ema hanya menjalankan takdirnya dengan pasrah dan ikhlas tapi tidak bagi mashur. Mashur yang selalu mengharapkan cinta ema dan hartanya tidak pernah dia dapatkan hingga sekarang. Dan mashur akhirnya sakit hati. Untuk mengungkapkan rasa sakit hatinya mashur membalasnya dengan cara berselingkuh dengan para wanita kesepian di negeri orang. Tak lama mashur menghampiri mertuanya yang sedang terbaring lemah di kamarnya.

Tok! Tok! Tok

"Boleh aku masuk..?" Ucap mashur yang hanya menunjukan kepalanya sedikit.

"Yaa masuk mashur..! aku sudah menunggumu dari tadi! Mah bisa keluar sebentar..?" Ujar abah dengan nada datar dan dingin nya menahan emosi.

"Aku ingin disini saja..! Jangan suruh aku keluar..!" Sahut nenek masih duduk disamping abah.

"Yaa sudah kalau begitu..!" Ucap abah tak mau berdebat dengan istrinya. "Mashur..! apa hubunganmu dengan wanita itu! Dia seorang ART mashur..?" Ujar abah dengan nada sedikit teriak membulatkan matanya yang merah padam menahan rasa kecewanya.

"Aku hanya ingin menghilangkan kesepianku saja bah..!" Jawab mashur dengan santainya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Jika kamu membutuhkan nya kamu bisa pulang dulu ke indonesia menemui istrimu mashur..! Bukan dengan cara seperti ini..! Ini sangat memalukan..! Apalagi kamu melakukan nya dengan asisten rumah tangga..! Jangan merendahkan dirimu sendiri..!" Ujar abah panjang lebar menatap langit-langit atap rumahnya karena sudah kecewa dengan sahabat sekaligus menantunya.

"Maaf..! aku hanya pria normal dan aku khilaf..!" Sahut mashur sedikit tidak tulus meminta maaf pada ayah dari istrinya.

"Hanya itu yang keluar dari bibirmu! Pulang lah ke indonesia! kasian istrimu dia sangat setia padamu mashur!" Titah abah tanpa menatap wajah menantunya.

"Yaa nanti akan aku urus semuanya!" Jawab mashur masih dengan nada santainya.

"Aku dan istriku tidak akan mengungkit masalah ini lagi, apalagi di depan ema. Jika kamu janji akan berubah maka aku memaafkan mu!" Ujar abah memberi peringatan pada mashur agar tidak melakukan nya lagi.

"Iyaa! Akan aku usahakan. aku permisi dulu untuk melanjutkan pekerjaanku." Sahut mashur dan ijin pamit keluar dari kamar mertuanya.

"Baiklah kalau begitu silahkan!" Ujar abah masih dengan wajah datarnya.

Mashur akhirnya bergegas kembali ke pabrik. Dia sangat bahagia karena dia akan pulang bersama selingkuhan nya dan akan menikah lagi di indonesia. dia ingin mengambil kesempatan selama abah tidak ada di indonesia. semuanya sudah direncanakan dengan matang. Jika dibandingkan selingkuhan nya dengan ema yaa lebih cantikan ema kemana-mana. Ema masih muda dan cantik, sedangkan selingkuhan nya itu usianya yang sepantaran dengan mashur gemuk dan berwajah pas-pasan Tapi harta selingkuhan nya itu luar biasa. ART itu mempunyai usaha tembaga di indonesia. Bahkan sudah banyak pesanan ke luar kota. Mashur tergiur akan harta dan usahanya yang berlimpah. wanita itu janda beranak 3. Ketiga anaknya adalah perempuan. Tak lama kemudian semua berkas dan tiket pesawat semuanya sudah beres pulanglah mashur dan ART itu. ART itu bernama Zalimah biasa dipanggil imah. Mereka berdua pulang bersama ke indonesia. Setelah sampai di bandara jakarta mereka berdua berpisah. Meskipun satu kota tapi mereka menggunakan kendaraan masing-masing. Mashur menggunakan taxi online untuk pulang ke rumah ema dan imah menggunakan Bus. Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang sampailah mereka berdua dirumah masing-masing. Ema yang tak tahu mashur akan pulang sangat terkejut.

"Assalamualaikum." Ucap mashur melangkahkan kakinya masuk tanpa mengetuknya lebih dulu.

"Waalaikumsalam.." Semuanya serentak termasuk Alika dan Anindia.

"Anindia dan Alika pun berlari kencang melihat abinya sudah pulang. Berbeda dengan ema yang berjalan pelan menyambut suaminya dengan mencium tangan nya saja."

"Abbiii.." Teriak nindia dan alika berlari menghambur kepelukan mashur.

Namun sayang seribu sayang. Mashur hanya menyambut anindia tanpa menghiraukan alika yang juga berlari menghampirinya. Mashur menggendong dan memeluk anindia. Alika yang menunggu giliran untuk dipeluk tak dipedulikan oleh mashur. mashur sangat tidak menyukai alika. mashur mengira alika anak yang nakal dan susah diatur. alika hanya celingukan menunggu pelukan sembari memainkan tangan nya dan kaki yang digoyang-goyangkan seperti saat dirinya menari. Setelah ditinggalkan mashur masuk ke dalam alika tetap berdiri pada tempat nya melihat mashur anindia dan ema berlalu begitu saja. Dengan wajah yang sedih dan kecewa ingin menangis dan teriak sekencang mungkin. Tapi alika anak yang kuat dan tegar. tak dipedulikan sudah terbiasa bagi alika. Ema menyambut suaminya dan menyiapkan makanan untuk suaminya makan malam. mashur dan anindia masih bergelut dengan bercanda diatas kasur. Alika hanya sibuk bermain sendiri bersama teman nya diluar rumah. Karena dirumah pun dirinya juga tak pernah dianggap ada. Sudah waktunya makan malam alika masih asik bermain diluar bersama teman nya. Ema memanggilnya untuk ikut makan malam bersama. Akhirnya tak lama mereka kini telah selesai makan malam. Ema sibuk menidurkan anak-anak nya dikamar. Alika dan anindia kini sudah terlelap bersama mimipinya dan tak disangka kedatangan mashur diberi kejutan yang luar biasa oleh ema.

"Abi aku ingin bicara. Tapi jangan disini. Kita bicara dikamar." Titah ema dengan menggandeng tangan mashur untuk memasuki kamarnya.

"Memang nya mau bicara apa?" Tanya mashur menghentikan langkahnya dan melepas tangan nya yang ditarik oleh ema.

"Sudah ayoo!" Titah ema kembali menarik tangan mashur hingga masuk ke kamarnya.

"Yaa baiklah! Sekarang sudah dikamar! Kamu mau bicara apa?" Ujar mashur dan kembali melepas tangan nya yang digenggam oleh ema.

Tanpa basa basi ema langsung memberikan tes peck yang selama 3 bulan ini ia simpan di laci tiolet nya. ema ingin mencoba membuka hati untuk suaminya itu. Saat memberikan tes peck Mashur begitu sangat terkejut. mashur berfikir takut pernikahan nya dengan imah akan gagal jika ema mengandung lagi anak yang ketiga..

"Appa ini ema?" Tanya mashur dengan ekspresi yang tidak mengerti dengan maksud istrinya.

"Aku sedang hamil anak kamu bi! Usia kandungan nya sudah hampir 4 bulan." Ujar ema dengan senyum lebarnya antusias memberi kejutan untuk suaminya.

"Hamil anak siapa kamu?" Tanya mashur dengan tatapan curiga dan tak percaya jika istrinya telah hamil anaknya.

Ema sangat terkejut dengan pertanyaan mashur. Dia terdiam membulatkan matanya tak menyangka mashur akan meragukan kehamilan dirinya. Dan akhirnya.

"PLAAAAK!"

Tangan ema melayang menampar pipi mashur dengan spontanitas. Tak kuasa menahan rasa sakit dan airmata ema pun mengalir deras bak air terjun tanpa henti.

"Apa maksud kamu bertanya seperti itu? Kamu pikir aku wanita jalang yang mengumbar kehormatanku pada pria diluar sana Hah! Aku selama bertahun tahun menjaga kehormatanku dan setia padamu! Aku yang lelah mengurus anakmu dengan tulus dan sepenuh hati. Inikah balasanmu!" Ucap ema dengan nada tinggi nya dan membulatkan matanya yang merah padam dengan tajamnya menatap mashur penuh rasa kecewa dan luka yang dalam dihatinya.

"Aku tidak bermaksud menyinggung mu! aku pergi sangat lama di turki dan saat pulang tiba-tiba dapat kabar kamu sedang hamil anakku. Wajar kan aku terkejut?" Sahut mashur sambil menyentuh pipinya yang panas setelah ditampar oleh ema.

"Apa kau lupa saat kau cuti kerja 6 bulan kemarin kamu di indonesia? Dengan siapa lagi aku berhubungan jika bukan denganmu sebagai suamiku!?" Ujar ema masih sangat emosi dengan pria yang ada dihadapan nya itu.

"Baiklah maafkan aku! jika pertanyaanku membuatmu sakit hati. Tapi ema, aku ingin anak lelaki bukan perempuan lagi! Jjika yang kamu lahirkan nanti adalah lelaki aku akan sangat bahagia. tapi jika kau nanti melahirkan anak perempuan lagi makaaa..makaa maafkan aku. aku akan menceraikanmu." Ujar mashur panjang lebar yang takut akan kehilangan imah dan tak bisa memiliki hartanya.

"Appaah!! Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga kamu tega melakukan ini semua padaku mashur?! Aku yang bertahun tahun mengabdi padamu mencoba ikhlas menjalani takdirku yang seperti ini. Lalu sekarang kamu tega memperlakukan aku seperti ini! Apa salahku padamu?!" Teriak ema membalikan badan nya dan kembali lagi ke hadapan suaminya sembari mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Ema kecewa, sakit hati dan terluka. goresan yang amat dalam membuat luka dihati ema. Ema menganggap hidup ini tak berpihak padanya. Hidup ini sangat kejam bagi ema. Gerbang perceraian seakan sudah berada didepan matanya. Sakit dan pilu rasanya ingin menjerit meratap dan berlutut pada tuhan. Ingin rasanya mengadu apa kesalahan nya selama ini sehingga tuhan menghukum dirinya seakan tuhan sangat kejam padanya. ema tak tahu lagi harus berbuat apa dan membayangkan bagaimana nantinya jika anak ketiganya adalah perempuan. Akankah dirinya mengurus 3 anaknya sendiri tanpa sosok suami. Ataukah anak nya nanti adalah lelaki dan meneruskan rumahtangga nya yang seakan suaminya sudah tak ingin lagi bersamanya.

****************

BERSAMBUNG

***

* Bagaimana kehidupan Alika dan Ibunya?? Lanjut episode 4 yaahh..*

Jangan lupa Like dan Komen serta dukungan dari kalian..

Semoga suka dengan ceritanya..

🥰🙏

Terpopuler

Comments

Ray

Ray

baca lagii👍

2023-11-02

1

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

bagus emma!!!

2023-10-04

1

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

😡😡😡🤬

2023-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!