Kembali Bertemu

🚩Jacob PoV

Lampu kabin perlahan menyala. Aku meregangkan tubuh, merasakan persendian berdekuk pelan.

Suara lembut mengalun dari speaker. Pramugari mengumumkan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing.

Aku melirik jam digital di pergelangan tangan. 12. 32 PM.

Ketika menunggu bagasi turun, aku mengambil ponsel dari dalam tas selempang. Notifikasi pesan masuk berbunyi, ketika aku mengaktifkan koneksi internet. Pesan itu dari Aleia.

...💬...

| J

| A

| C

| O

| B

| Bagasinya udah turun?

Aku tertawa pelan, melihat pesan spam yang kreatif dari gadis manis itu. Sebentar, dia bertanya apakah aku sedang menunggu koperku turun?

...💬...

^^^| Nungguin ya?^^^

| Kok tau sih!

Aku sudah menduganya. Hal itu membuatku mengingat perkataan Eyang dua hari lalu, ketika kami video call.

...📹...

“Apa kamu nggak mau punya istri dokter?”

“Bukan perkara tidak mau, hanya perkara waktu.”

Eyang tertawa pelan, “itu pengorbanan yang harus kamu lakukan demi sebuah hubungan. Aleia gadis yang baik. Dia juga gadis yang perhatian. Jadi…”

“Eyang,” potongku dengan senyum kecil. “Sekarang aku akan pulang dulu. Oke. Nanti masalah Aleia, istri apapun itu…”

“Iya,” sela Eyang. “Kamu sudah 27 tahun! Kamu harus memikirkan tentang dirimu. Juga membangun keluarga.”

...📹...

Membangun keluarga? Keluarga yang hanya bisa bertahan selama tujuh tahun? Seperti yang Eyang ajarkan pada anaknya?

Kenapa menuntutku untuk berkeluarga? Bukannya aku ingin menyalahkan Eyang, karena sejujurnya aku masih takut dengan perpisahan. Para orang tua bisa move on, mencari pasangan baru. Sedangkan anak? Bisakah seorang anak mencari orang tua lain yang utuh?

Akankah kasih sayang mereka sama?

Aku merasakan hantaman pelan di betisku. Reflek membuatku menoleh ke samping.

Rasa kesalku seolah hilang begitu saja, melihat pria tua berompi porter yang sibuk menelisik setiap koper yang berwarna merah. Bapak setinggi bahuku itu melepaskan troli yang sudah berisikan kardus besar berwarna coklat.

Dua puluh menit kemudian, aku mencari sosok cantik yang sudah menungguku.

Aleia tersenyum manis. Mata besar itu bertambah lebar. Wajahnya berbentuk heart shape. Bibir mungilnya mengulas senyum yang berlesung pipi.

Terakhir kami bertemu, Aleia memiliki rambut pendek sebahu. Sekarang, helaian lembut bergelombang itu terlihat menyentuh pinggulnya. Midi dress berwarna peach, memberikan kesan cerah pada kulit putih langsat itu.

Aku merentangkan tangan, memeluk Aleia ke dalam dekapanku. Tubuh itu terasa mungil. Dan wangi. Aroma floral itu begitu segar.

“Oh my God! Long time no see!” ujarnya pelan.

Aku tertawa pelan, “baru juga tiga bulan?”

Awal Maret, Aleia dan adiknya berlibur. Entah ia sengaja, atau murni kebetulan, dia menyempatkan diri untuk menemuiku di lobi apartemen. Membawakan kue dan hadiah ulang tahun.

Aku masih ingat, tatapan malu-malu itu. Saat Aleia menyodorkan kotak persegi yang berisikan jam tangan.

“Lihat ini,” aku mengangkat pergelangan tangan.

Aleia terkesiap kaget. Ia menutup mulut dengan kedua tangannya. Menyembunyikan senyum yang merekah.

“Suka nggak?” tanyanya dengan mata yang berbinar. Aku melihat rona pipinya sedikit memerah.

“Hmmm, suka apa enggak ya?” tanyaku dengan tawa kecil di ujung kalimat.

“Ish…” rengut Aleia sambil memonyongkan bibirnya.

“Udah makan belum?”

Aleia menggeleng cepat, “belum. Nungguin kamu baru makan!”

...***...

Jet lag membuatku tidur selama tujuh jam!

Usai makan siang di sebuah restoran yang menyediakan makanan laut, Aleia mengantarku pulang.

Notifikasi di ponselku sudah dibanjiri dengan wacana. Entah siapa yang mengatakan kepulanganku ke Indonesia, yang jelas teman-temanku mengajak untuk bertemu muka.

Enam grup chat, dengan namaku di-mention pada masing-masing pesan. Jariku menggulir pesan ke bawah. Begitu banyak pesan pribadi dari temanku yang lainnya.

Well, rata-rata perempuan.

Hanya ada satu pesan grup yang tidak akan pernah aku abaikan.

...💬...

...Cinema Cloud 14...

...➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖...

🟠Jeju Orang.e

Bang Jek pulang ya!

Bawain oleh-oleh nggak? @jac

🔴Kimono

@jac Seperti biasa!!!

Gue cuman pengen COKLAT!

🔵Elang

Gue malah pengen kita tu ketemuan!

@Jeju Orang.e lu belum balikin jas gua ya?

🟣Kinanti

Sabi lah! Gue bisa banget

Kan udah lama nggak ketemuan

🟠Jeju Orang.e

Baru lusa maren kita ketemu yang…

@Elang kata lu buat gue aja.

Sekarang dimintain lagi, gimana sih.

🔵Elang

Bukan ama lu! Kepedean banget jadi orang.e

Enak aja lu! Kapan gua bilang buat elu?!

🟠Jeju Orang.e

Idih, emang gue suka benar! Lagian si Jek wolf nggak keluar-keluar

Woi! @jac

@Elang Ada maren itu. Waktu nungguin hujan di midi.

...💬...

Aku tertawa pelan membaca pesan teman-temanku itu. Jariku mulai mengetik, membalas pesan dari Elang.

Satu jam kemudian, aku sudah menunggangi motor menuju pusat kota. Banyak kenangan yang melintas di kepala. Namun satu nama kembali mengusik jiwa dan raga.

Aku mengembuskan napas dalam. Mencoba menghapus memori akan senyum manis itu di pikiranku.

Dari sekian banyak mantan kekasihku, hanya satu itu yang berhasil membuat kenangan berarti. Dia gadis yang menyenangkan. Begitu mudah tertawa oleh lelucon datar yang sering aku lontarkan begitu saja. A lovely girl with vintage heart.

Hanya dua bulan kami berpacaran. Dan aku menyesali itu.

Menyesal karena sudah membuatnya kecewa padaku. Jika Winona menuliskan namaku di daftar Big Mistake…

Aku tidak akan menyalahkan gadis itu.

Pukul sembilan malam, aku sudah berada di parkiran. Mall selalu saja bisa menarik lautan manusia di akhir pekan.

Langkahku langsung menuju coffee shop yang terletak di sisi kanan.

Aroma kopi memenuhi penciumanku. Obrolan ringan terdengar riuh di sekeliling. Senyum kecil tertarik di sudut bibirku, di saat aku melihat lukisan Picasso selebar lima puluh centimeter menghiasi dinding seberang.

Lukisan itu tiruan, pastinya.

Tangan Elang melambai di udara. Senyum merekah di wajah perseginya. Di sisi kiri pria itu, aku melihat Kinanti melebarkan mata. Gadis berambut pirang itu sedikit menundukkan wajahnya.

Aku melihat Kim mengangkat ponsel, mengarahkan kamera itu padaku.

“Nggak nyangka si ayang Jek mau aja diajak ketemuan guys!!” ujar Kim histeris. Ia menaikkan letak kacamatanya. Di tengah-tengah rekaman, Kim melirik ke arahku dan ponselnya secara bolak-balik.

Heru tertawa, ia menarik kursi di sebelahnya. “Duduk dulu dong bro!” ujar pria berjambang itu.

“Makin tua aja lo!” ujarku dengan kekehan kecil.

Tawa teman-temanku terdengar. “Beda tampilan kalau udah jadi bapack-bapack,” komentar Kim. “Mana coklat gue?” Kim menadahkan tangannya.

Aku membuka tas, lalu mengambil bungkusan sebesar ibu jariku. “Nih satu-satu makannya.”

Kim mengerutkan keningnya, menatap coklat itu dan wajahku bergantian. “Pelit banget sih jadi orang! Gue nggak mau permen coklat! Maunya yang…”

“Sini gue aja.” Heru mengambil coklat itu dari tangan Kim.

Sementara mereka heboh, aku mengangkat tangan, ingin memesan minuman.

Aku melirik singkat, pada menu di papan yang terletak di dinding meja order.

“Tau nih… masa iya ekspektasi selalu dihancurkan oleh realita.” Kim menarik tasku, “nggak ada yang lain nih lo sembunyiin!”

Kinanti mendorong lepas tangan Kim, “lu main tarik-tarik aja. Ada yang marah ntar lihat lu dekat gitu ama Jacob.”

“Siapa?” tanya Kim terdengar kesal.

“Ya Kinan lah!” Heru tertawa geli usai mengucapkan jawaban itu.

Kinan mendecih pelan. “Apaan sih! Bukan gue…” Kinan menaikkan dagunya, menunjuk ke arah kiriku.

Napasku tertahan saat menatap kembali mata itu.

Dunia terasa berhenti berputar. Hanya menyisakan detak jantungku yang berdegup pelan. Seolah setiap detaknya, menjadi hitungan mundur untuk memutus kontak mataku dengan Winona. “

Dari sudut mata, aku melihatnya berdiri.

“Bentar ya!” ujarku sambil berdiri.

“Si Jek sparrow masih belom move on!” seru Heru dengan tawa mencemoohnya.

Aku tidak memperdulikan apapun kicauan teman-temanku. Fokusku berada pada satu subjek.

Dan wanita itu kini sudah semakin mempercepat langkahnya ke pintu keluar.

“Winona!” panggilku cepat.

Mengucapkan nama itu secara lantang memberikan kesan yang berbeda. Dan aku tahu, masih ada sedikit rasa yang tinggal di dada.

Terpopuler

Comments

Aimi.。*♡🌸

Aimi.。*♡🌸

itu cewek yang mau dijodohin sama neneknya mau ditaruh di mana

2023-07-19

1

🍧·🍨Kem tình yêu

🍧·🍨Kem tình yêu

Suka banget sama cerita ini, thor!

2023-07-18

0

Jeremiah Jade Bertos Baldon

Jeremiah Jade Bertos Baldon

Pengen lebih banyak!

2023-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!