༺ღ༒ welcome ༒ღ༻
Setelah melihat-lihat keadaan pemukiman villa Lingga. Lima bersahabat itu kembali kerumah dan saat ini sedang berada di ruang tv menonton dracin rekomendasi Zeroun.
"Kak Lingga!!! Aku butuh bicara empat dengan Kakak, " ucap Zia yang ternyata datang dengan Hani.
"Dia Kakak mu? " Tanya Hani tiba-tiba.
"Ehmm .... "
"Tidak perlu bertanya. Ayo ke taman belakang, yang lain jangan ada yang ikut. "
Lingga menarik lembut tangan Zia menuju taman belakang.
"Ada apa, Dek? " Tanya Lingga.
"Ehmm .... Sebenarnya Zia malu buat bilang tapi ini harus di bilang sekarang, " ucap Zia dengan kepala menunduk.
"Dek ... Seperti yang pernah Kakak bilang, kalau ingin bicara dengan Kakak, kepala harus di angkat lalu mata menatap mata Kakak. "
Zia pun memberanikan diri mengangkat kepalanya dengan mata yang menatap mata tajam Lingga tapi tersirat pandangan teduh.
"Apa yang ingin adek bicarakan? " Tanya Lingga.
"Sampai kapan sahabat Kakak dan Zia bertanya kita ini seperti apa? " Tanya Zia.
"Kakak tidak tahu. Tapi Kakak ingin sampai adek dan Karrel bersatu, " ucap Lingga.
"Tidak mau!! Karrel jahat! " Sentak Zia membuat Lingga sedikit terperanjat.
"Iya .... Kakak tahu tapi Kakak yakin ada alasan di balik itu semua, Zia. Karrel itu terlahir dari orang yang bukan sembarangan pengajaran anaknya, " ucap Lingga.
"Lalu sampai kapan Zia akan di giniin? " Tanya Zia.
"Kapan kamu mau ini selesai? " Tanya Lingga balik.
"Secepatnya."
"Kalau begitu akrab lah dengan Karrel. Adek sudah akrab dengan Gio, Zeroun dan Jarrel, kan? " Tanya Lingga di akhirnya yang dibalas anggukan oleh Zia.
"Kalau begitu apa susahnya akrab dengan Karrel tanpa memikirkan apa yang terjadi di antara kalian? " Tanya Lingga.
"Karena aku juga bosan menjauh darinya yang tiada arti. Mungkin kata-kata Kakak sangat membantu, " ucap Zia dan akhirnya tersenyum.
"Adek ku sangat pintar. Semoga kamu di beri umur yang panjang ya dek, " ucap Lingga.
"Memangnya Kakak mau kemana? " Tanya Zia yang ternyata peka.
"Kakak ingin kuliah di Korea, " ucap Lingga.
"Yah... Aku disini bareng siapa? " Tanya Zia dengan rasa kecewa.
"Kan dengan Karrel. Kakak yakin akan memberinya tugas untuk menjaga dirimu, " ucap Lingga.
Zia menunduk dengan jari yang menoel lengan kekar Lingga. Bibir mengerucut ke depan, wajahnya yang imut membuat Lingga gemas dengan pipi chubby adiknya.
"Kakak seperti akan pergi dari Zia selamanya .... Zia tidak mau, " ucap Zia dengan suara pelan.
Lingga pun mencubit pelan pipi chubby Zia membuat gadis itu mendongak.
"Zia harus mau, Zia harus kuat juga. Nanti di acara pernikahan Karrel dan Zia tiba, Kakak pulang, bagaimana? " Tanya Lingga.
Zia pun tampak menimang dan akhirnya mengangguk walau wajahnya masih kelihatan lesu. Lingga yang tak tega melihat wajah lesu adiknya pun langsung memeluk gadis kecil didepannya.
"Kakak akan selalu ada buat Zia, ya? Kakak tidak akan sanggup juga kalau harus meninggalkan Zia, tapi Kakak harus, " ucap Lingga.
"Kakak akan pulang dengan jas dokter, kan? " Tanya Zia.
"Iya! Dan Kakak ingin pulang dengan Zia sudah menjadi pramugari nya Karrel, " ucap Lingga.
"Memangnya Karrel jadi apa? " Tanya Zia.
"Pilot. "
"Kakak harap, Kakak adalah penumpang pertama dari captain Karrel, " ucap Lingga.
⚘⚘⚘
"Kalian lama sekali sih! Bicarain apaan? " Tanya Hani dengan nada kesal.
"Mentang-mentang pacaran, mesra di rumah calon mertua, " cibir Karrel dengan roti gembung ditangannya.
"Daripada komentar, mending kau urus itu keju rotinya, " ucap Zeroun.
"Kan pembicaraan berduaan itu berarti privat, Han. Sudah deh ayo bantuin aku masak, " ucap Zia.
"Lah kan ada Bi Rara? " Tanya Hani.
"Dia pergi kerumah orang tuanya karena Bapak Bi Rara meninggal, " ucap Zia.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun, " ucap Gio.
"Astagfirullah!! Ingat agamanya bang!! " Teriak Jarrel.
Plak!!
"Goblok!! Kamu juga ya, Jar! " Sentak Lingga kepada Jarrel yang sibuk mengelus lengannya.
"Astaga .... Sugar daddy satu ini, " ucap Jarrel.
"Sugar daddy apa?!! Umur aku masih setara dengan kalian!! " Ucap Lingga dengan nada tinggi.
"Woyy!!! Ini rumah bukan hutan, njirr!! " Teriak Hani.
"Barbar banget cewek mu, Zer. " Komentar Jarrel.
"Ck! Diamlah, " ucap Zeroun dengan nada datar.
Akhirnya mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Setelah pengucapan beda agama itu, Jarrel dan Gio dirundung rasa bersalah dan takut.
"Aku tahu kalian gelisah. Tidak apa-apa, lagian karena di kelas kita lebih banyak yang islam mungkin kita sampai terbawa bawa karena terbiasa dengar itu, " ucap Karrel.
"Seperti kau pernah saja, " cibir Jarrel.
"Tidak ... Tapi aku tinggal di pemukiman yang ada orang islam kuat banget imannya, " ucap Karrel.
"Kakak!! Semua makanannya sudah siap, ayo makan, " ucap Zia.
"Iya dek! " Jawab Lingga.
"Ayo kita ke ruang makan, " ucap Lingga.
"Sederhana banget rumah mu ini, padahal anak CEO. " Komentar Jarrel.
"Kan tadi aku sudah mengatakannya kalau uang kami itu di kemanakan, " ucap Lingga.
"Mau kemana, Zia? " Tanya Karrel.
"Zia mau belanja random bareng Hani, Kak. " Jawab Zia.
"Zi .... Aku pinjam tas selempang mu ya, " ucap Hani yang datang dengan baju tomboy.
"Cewek mu itu tomboy amat dah, " gumam Jarrel ke Zeroun.
"Sudah lah makan itu makanannya, " ucap Lingga dan langsung berdiri dari duduknya.
"Kau mau kemana? " Tanya Gio.
"Buat susu coklat. " Jawab Lingga tak berdosa.
"Uhuk!! Uhuk!! Ketua minum susu?! " Pekik Zeroun.
"Iya kenapa? Salah kah? " Tanya Lingga membuat Zeroun langsung menggeleng.
"Busett .... Ternyata ketua kita yang cool banget ini suka minum susu, " ucap Karrel.
"Kita gabung bareng mereka, Zi? " Tanya Hani tak percaya.
"Iya ... Apakah di matamu itu salah? " Tanya Zia.
"Ehmm.. Tidak, tapi ... "
"Kalau begitu bergabung lah bareng kami semua, " ucap Lingga yang dibalas anggukan oleh Zia.
Lingga pun duduk di kursinya lagi lalu memminun susu coklat yang dia buat tadi.
"Zi ... Nanti tolong belikan susu lagi, ya. Stok nya habis, " ucap Lingga.
"Hm? Sepuluh kardus itu semuanya habis? " Tanya Zia yang dibalas anggukan oleh Lingga.
"What the?! Sepuluh kardus habis dalam satu minggu?! " Pekik Jarrel tak percaya.
Lingga tidak menggubris ucapan temannya itu. Dia sibuk dengan makanan di depannya.
⚘⚘⚘
"Ling .... Kau bersungguh-sungguh untuk meninggalkan diriku di Korea? "
Lingga hanya diam tidak menjawab ucapan Karrel. Saat ini mereka berada di taman belakang berduaan.
"Kamu tidak bisa menampikkan kenyataan kalau aku memang bersungguh-sungguh, " ucap Lingga akhirnya.
"Apa kau tidak kasihan dengan adikmu? " Tanya Karrel membuat Lingga menoleh.
"Adik? " Beo Lingga.
"Jangan kau kira aku tidak tahu kalau Zia itu adikmu. Tapi tenang saja karena aku tidak memberitahu pada semua orang, " ucap Karrel.
"Huftt ... Aku hanya berharap kalian berada dalam satu pesawat sebagai pilot dan pramugari. Aku berharap kalian dekat, " ucap Lingga.
"Aku tahu ... Dan kau akan menjadi penumpang pertama ku, " ucap Karrel.
Lingga tersenyum tipis mendengarnya. Walaupun Karrel belum memberi alasan pasti dia membully Zia, tapi dia merasa Zia akan aman disamping Karrel.
"Kita akan selalu bersama kan, Ling? " Tanya Karrel tiba-tiba.
"Aku tidak yakin tapi aku berharap kita selalu bersama. " Jawab Lingga dengan nada suara tenang seperti biasa.
"Kau sangat tenang. Apa kau sudah tahu? " Tanya Karrel.
"Tahu tentang apa? "
"Ahh .... Kau belum tahu, ya. Ya sudah lupakan saja. "
Lingga tidak menggubris. Dia kembali menghirup aroma dari kelopak bunga mawar, aroma nya sungguh menenangkan.
"Kenapa kamu bertanya tentang hal yang sensitif? " Tanya Lingga akhirnya.
Karrel menggeleng. "Aku hanya kepikiran tentang hal itu, jadi aku bertanya. "
"Oyy!! Disini ternyata kalian, " ucap Zeroun tiba-tiba.
"Ada apa? " Tanya Lingga.
"Kami mencari kalian, tahu nya ada disini. " Jawab Gio.
"Duduk sini, " ucap Lingga sembari menepuk tempat kosong disebelahnya.
"Banyak banget bunganya, " gumam Jarrel.
TBC.
Eps selanjutnya.
"Nge drakor dulu, Zi. Filmnya Chan eun woo ada yang baru, "
"Iya kah? Apa judulnya? "
"Island judulnya. "
"Kalau begitu, nge drakor dulu lah. Dikamar mu ya, Zi. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Mawar_Jingga
cantik taman nya kak
2023-11-08
0