༺ღ༒ welcome ༒ღ༻
Sudah tiga hari Karrel menunggu Lingga untuk bangun. Dia menjadi khawatir akan ucapan dokter kalau memang Lingga tidak akan bangun.
Tok tok!!
Kriet!!
"Kak Karrel .... Ini ada makanan dari Bunda, " ucap Zia.
"Hm ... Letakkan diatas meja sofa itu, " ucap Karrel dengan nada dingin.
Sepertinya Karrel masih seperti dulu yang sangat membenci Zia. Tapi Zia tahu Karrel tidak seperti yang dipikirkan.
"Aku sudah meletakkannya, kalau begitu aku pamit pulang dulu ya Kak, " ucap Zia.
"Ya sudah, aku juga tidak peduli. Tapi ... Jaga dirimu baik-baik, " gumam Karrel diakhir kalimat.
Zia hanya mengedikkan bahunya lalu pergi dari sana. Tampak Karrel menghela nafas gusar.
"Ling ... Kapan Ling? Kapan kau akan memukuli ku karena menganggu pacarmu itu? Kapan kau akan merangkulku seolah tidak ingin melepaskan ku dimanapun? Kapan kau akan menjadi ketua yang manja saat kita menginap di apartemen mu lagi karena kau lelah? Kapan kau akan bangun, Ling? "
Banyak pertanyaan yang diajukan oleh Karrel. Tapi tidak ada satupun yang dijawab oleh makhluk berwajah tampan itu.
Karrel menghela nafas dan pergi disofa duduk disana lalu mengambil makanan yang dibawakan Zia tadi.
"Steak daging? Apakah bunda tahu kesukaan ku? Atau dia seperti Jarrel si cenayang? " Tanya Karrel dalam hati.
"Biar lah ... Yang penting makan, " ucap Karrel dengan nada pelan.
Itulah Karrel. Dia terlihat jenius apabila jouska atau berbicara dan menjawab sendiri. Tapi mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa Karrel gila.
"Shh ... Ahh sakit sekali kepala ku, " gumam seseorang membuat Karrel mendongak.
"Ketua!! Ketua kau sudah sadar? Apa kau mengenalku? "
"Hei otak pendek ... Jauhkan tanganmu dari tubuhku, " ucap Lingga dengan lirih.
"Aku akan panggilkan dokter. Ketua disini saja jangan kemana-mana, " ucap Karrel.
"Bahkan hanya sedekar berjalan saja, aku tidak sanggup bego ... " Ucap Lingga lirih.
⚘⚘⚘
"Jangan berisik!! " Tegas Lingga tapi terdengar dengan nada pelan.
"Ahh ya tuhan .... Terimakasih kau telah datang kembali ke dunia, ketua. "
"Memangnya kamu tahu aku dari mana? " Tanya Lingga.
"Pasti kau dari taman bunga dengan pakaian putih, kan? " Tanya Zeroun ngasal menjawab.
"Ck! Bego tapi sayangnya benar. Darimana kamu tahu? "
"Aku pernah koma saat kecil karena kecelakaan. Itu menewaskan kedua orang tuaku, jadi aku ada disebuah taman dengan pakaian mirip pangeran disney dan disitu taman bunga, " ucap Zeroun.
"Ahh ... Tapi mengapa banyak yang mengira manusia koma itu ada ditempat dia dirawat? " Tanya Lingga.
"Entahlah, tapi karena ibu ku pencinta drakor jadi aku ada lihat ibuku melihat drakor yang judulnya entah apa itu. Disitu profesor serta guru dari dokter magang gitu kecelakaan. Terus dia dirawat, ternyata dokter magang muridnya itu bisa melihatnya lalu dia juga bisa masuk kedalam tubuh murid magangnya bukan orang lain, " ucap Gio panjang lebar.
"Lah terus? Profesornya hidup? " Tanya Zeroun yang ternyata terlihat menarik dimatanya.
"Iya hidup. Yang awalnya profesornya benci sama muridnya jadi barengan terus, nempel terus senyum terus gitulah. "
"Ahh ... Aku pernah melihatnya, ghost doctor kan? " Tanya Karrel memastikan.
"Iya! Baru ingat, ghost doctor. "
"Kau pencinta drakor? " Tanya Lingga.
"Tidak ... Tapi aku ngefans dengan Kim Bum dan Rain. Nah ... Pemain ghost doctor itu ya dua orang yang aku sebut, " ucap Karrel.
"Si Rain itu ... "
"Umurnya sudah 41 tahun ditahun 2023. Dia sudah menikah dan memiliki dua anak, " ucap Karrel memotong ucapan Jarrel.
Karrel pun berniat menganggu Lingga. Dia memegang perut keras Lingga lalu memegang tangan cowok itu.
"Hei!! Berhenti melakukan itu!! "
Tok tok!!
Kriet!!
"Kak Lingga sudah bangun?! " Pekik Zia tak percaya.
"Apa yang kau lakukan disini? " Tanya Lingga.
"Membawa makanan Kak Lingga, dititipkan sama Bunda kakak. "
"Letakkan di meja sana dan pergi dari sini, "
"Baik Kak, " ucap Zia akhirnya dan benar dia pergi dari sana.
Dengan segera, Zeroun mengambil bekal yang dibawa oleh Zia. Dibukanya bekal itu, harum dari cake stroberi menguar.
"Wahh ... Tahu saja aku menyukai stroberi, " ucap Zeroun.
"Apakah ada pisang? " Tanya Jarrel.
"Ada ... Berarti bekalnya untuk kita semua, " ucap Zeroun.
"Aku tidak suka pisang dan stroberi, tidak terlalu maksudku karena saat ini aku tidak selera. Kalian makan saja, " ucap Lingga.
"Tunggu dulu Ketua, disini ada cake coklat. Berbagilah denganku, kita makan bersama, " ucap Karrel.
"Tidak perlu .... Makanlah, " ucap Lingga.
"Ck! Aku tahu kau suka dengan stroberi dan coklat. Kalau kau tidak ingin makan stroberi maka makan coklat bersama ku, kau butuh energi. "
"Huftt ... Aku membenci pertengkaran, kalau begitu aku menyetujuimu. "
"Kapan Ketua bisa berjalan? " Tanya Jarrel.
"2 3 hari lagi mungkin aku bisa berjalan. " Jawab Lingga.
"Ck! Mending ngesot daripada susah payah buat jalan, " ucap Karrel dengan santainya.
⚘⚘⚘
"Shalom ... "
"Loh Zia? Kenapa cepat sekali pulangnya? Tidak jadi nunggu Kak Lingga? " Tanya Valensia beruntun.
Zia menggeleng. "Zia ingin tapi Kak Lingga sendiri yang mengusir Zia, " ucap Zia.
"Loh kenapa seperti itu? " Tanya Erick.
"Mungkin karena disana ada teman Kak Lingga. Kak Lingga kan jarang memperkenalkan Zia sama temannya, " ucap Zia.
"Ehmm .... Apakah ada hubungannya dengan masalah Lingga? " Tanya Valensia menduga.
"Jangan berburuk sangka, itu tidak baik. Kalau begitu ayo kita masuk, " ucap Erick.
"Zia kekamar dulu Bun, Yah. "
"Iya ... Istirahatlah nak, kamu sudah banyak beraktivitas hari ini. "
"Iya Bunda ... "
Zia pun menuju lantai 2 tempat dimana kamarnya berada.
Dikamar
Zia berdiri dengan tangan yang bertumpu dipembatas balkon. Dia menatap jalan raya yang sangat ramai dari bawah.
"Sebenarnya itu tidaklah menyakitkan tapi .... Kenapa aku menangis? " Tanya Zia sembari menyeka air matanya.
Zia pun mendongak menatap langit biru keputihan. Hingga akhirnya dia tersenyum.
"Akan aku cari tahu apa yang terjadi, " gumam Zia.
⚘⚘⚘
Sudah tiga hari Lingga menunggu, akhirnya dia bisa berjalan-jalan merasakan sejuknya udara.
"Oyy otak rel kereta!! Jangan lama-lama diluar, sebentar lagi orang tuamu datang. "
Lingga menoleh. "Ck! Iya, aku akan kesana. "
Karrel pun mendekati Lingga. Dia pun memeluk Lingga dari belakang, tapi itu tidak membuat Lingga mengusirnya sedikitpun.
Bahkan banyak cewek dan cowok yang berpapasan dengan mereka menjadi berbisik-bisik bahkan ada yang terangan kaget.
"Aku kira kau akan marah karena telah membohongimu, " ucap Lingga.
"Aku tidak akan pernah bisa marah dan meninggalkan dirimu, jadi tetaplah disampingku, Lingga. "
Lingga terdiam.
'Apakah ini yang dinamakan sahabat tidak akan terpisah? Apakah itu akan terjadi? ' Pikir Lingga.
"Sudahlah ... Hei! Kenapa malah melamun? Ayo! "
Lingga kaget karena Karrel memukul pelan punggungnya disertai teriakkan melengking cowok itu.
"Jangan dipikirkan yang tadi .... Aku tahu kau memikirkan hal itu, " ucap Karrel.
Lingga tidak menjawab. Dia pergi dari sana diikuti oleh Karrel dibelakangnya.
TBC.
Eps selanjutnya
"Sabunnya Ketua wangi mawar. Ini nih contoh anak agak laen, "
"Aku suka wangi bunga mawar jadi minta beliin sabun itu saja. Awalnya bukan mawar kok, malahan sabun kayak Karrel yang aku pakai, "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments