༺ღ༒ welcome ༒ღ༻
"Ya ampun Lingga!! Kenapa kamu berkeliaran saat sakit?! "
"Ayolah Bunda ... Aku sangat bosan setelah berhari-hari tidak jalan jalan, " ucap Lingga.
Lingga melirik sekilas, ternyata tidak ada Zia disana. Akhirnya dia pun berbisik pada Bunda nya.
"Zia tidak ikut? " Tanya Lingga.
"Dia hanya tidak ingin bertemu dengan Karrel, entah apa masalahnya dengan Karrel, " ucap Valensia.
Lingga tidak percaya dengan ucapan Valensia. Akhirnya dia pun memilih untuk diam saja.
"Hai Bunda .... Apa kabarnya? " Tanya Karrel disertai senyuman.
"Bunda sangat baik, Nak Karrel. Apakah kamu baik-baik saja? " Tanya Valensia kemudian.
"Iya Bunda .... Karrel baik, " ucap Karrel.
"Bunda? Kar ... Kau sama Lingga saudaraan? " Tanya Jarrel.
"Ahh ... Ngaco kau!! Bunda Valensia yang pingin aku panggil seperti itu. Maka kalian harus juga, " ucap Karrel bangga.
"Ahhh .... Begitu, hai Bunda ... Saya Jarrel, " ucap Jarrel.
"Dia cenayang Bun .... Apapun yang dia omongi selalu jadi kenyataan, " ucap Lingga menjelaskan.
"Saya Gio Bunda. "
"Kalau Gio anaknya baik-baik Bun .... Tapi banyak isu yang beredar kalau dia lgbt. "
"Saya Zeroun Bun ... "
"Nah .... Zeroun juga kena rumor lgbt bareng Gio Bunda .... Tapi kalau dilihat-lihat memang fakta, " ucap Lingga.
"Astaga!! Aku kutuk kamu punya istri peragawati!! " Ucap Zeroun dengan nada tinggi.
"Ya ampun ... Aku bercanda saja loh, jangan sampai peragawati juga lah ... "
Seisi kamar VIP tertawa mendengar ucapan Lingga. Mereka semua tahu kalau Lingga tidak suka memiliki istri peragawati, entah apa yang dia pikirkan.
"Nah ... Masih takut juga kau sama peragawati. Memangnya apa sih masalah nya? " Tanya Zeroun akhirnya.
"Adalah .... Mau tahu saja kamu, " ucap Lingga membuat Zeroun berdecak.
Kriet!!
"Lingga .... Kamu sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, jadi bereskan semua pakaian mu. "
"Ayah .... Lingga masih sakit nih, kok malah di suruh. "
Erick berdecak. "Sakit tapi masih sempat berkeliaran, " ucap Erick.
"Ya ampun, Yah .... Lingga bisa mati kebosanan kelamaan di rumah sakit. " Lingga mencoba memberi pembelaan.
"Sudah jangan bertengkar. Biar Bunda yang membereskan pakaian Lingga, " ucap Valensia.
"Nah begitu loh, Yah .... Bunda mah baik tapi kalau Ayah, " ucap Lingga tak berdosa.
"Mau Ayah kutuk kamu? " Tanya Erick berniat bercanda.
"Kutuk jadi kaya sih, mau banget. " Jawab Lingga.
"Ya tidak ... Dikutuk nikah sama peragawati, " ucap Erick dengan nada songong.
"Astaga!! Jangan dong, Yah ... Maafin Lingga deh, " ucap Lingga walau sedikit terselip tidak ikhlas.
"Astaga .... Kalian malah bertengkar. Ayo bantuin biar pulang cepat, " ucap Jarrel yang memang membantu Valensia.
"Jarrel tinggalnya dimana? " Tanya Valensia.
"Rumah Jarrel sebenarnya ada di bogor, tapi udah di jual sama nenek. Mama sama papa ninggalin Jarrel bareng Abang di Jakarta, " ucap Jarrel.
"Memangnya mama papa mu kemana? " Tanya Gio.
"Ada di Seoul, South Korea. " Jawab Jarrel.
"Oh iya ... Lupa aku, " ucap Gio.
"Memangnya ada urusan apa di Korea? " Tanya Erick.
"Jarrel tidak tahu, Yah. Yang pasti mungkin karena restoran cabang yang di kelola mama, " ucap Jarrel.
"Kamu kok tidak pernah bilang kalau tinggal berduaan? " Tanya Zeroun.
"Aku kan pernah bilang .... Masa kalian lupa? "
"Lah iya kah? Soalnya terakhir datang, orang tua mu masih tinggal di Jakarta. "
"Makanya jangan pelupa .... Emm atau memang aku tidak pernah bilang ya? " Gumam Jarrel bertanya.
"Nah kamu sendiri saja juga tidak tahu, " ucap Lingga.
"Semuanya sudah selesai, ayo kita pulang. " Ajak Valensia.
"Temannya Lingga mau menginap? " Tanya Erick menawarkan.
"Emm .... Boleh saja, Yah. Tapi apa tidak merepotkan? " Tanya Gio.
"Ya ampun .... Tidak perlu berpikir seperti itu, itu tidaklah merepotkan bagi kami, " ucap Lingga.
⚘⚘⚘
"Busettt ..... Besar bet rumahnya, memangnya tidak ada pelayan atau apa gitu, Bun? " Tanya Zeroun.
"Ada kok, kenapa emangnya? " Tanya Valensia balik.
"Tidak apa-apa, Bun. Ero hanya heran rumah segini besarnya yang tinggal tiga orang, " ucap Zeroun.
"Tidak akan .... Rumah sebesar ini ramai juga kalau ada kalian, " ucap Lingga.
Lingga dan semuanya memasuki rumah itu. Sepi yang dirasakan hingga seorang wanita yang umurnya pasti tidak muda lagi berjalan tergopoh gopoh mendekati mereka semua.
"Aduh .... Maaf nyonya, tadi saya sedang didapur, " ucap wanita yang namanya Rara itu.
"Tidak apa-apa, Buk ..... Jangan lari-lari seperti tadi, bahaya. "
"Iya maaf, tuan. Saya tadi merasa bersalah banget, " ucap Rara.
"Sudahlah ... Aku mau ke kamar, mau mandi terus pergi ngelihat kondisi villa ku, " ucap Lingga.
"Kau punya villa? " Tanya Karrel.
"Iya ... Mau ikut? " Tawar Lingga.
"Boleh saja tapi mobil kami kemana? " Tanya Jarrel.
"Ya ampun .... Kalian kira aku miskin? Di garasi banyak noh mobil, " jawab Lingga.
"Bi Rara .... Sampo Zia habis, " ucap Zia dari atas.
"Itu ada di gudang penyimpanan, Non. " Jawab Bi Rara.
"Zia?! " Pekik ke empat sahabat Lingga.
"Ehh .... Ada tamu? Sini duduk, Zia mau mandi dulu soalnya pengen shopping random, " ucap Zia.
"Ling, Zia siapa mu? " Tanya Karrel.
"Ehm .... Tanya sama Bunda saja, aku tidak bisa menjawab untuk sekarang, " ucap Lingga dan akhirnya bubar ke kamarnya.
"Tunggu lah!! " Teriak Karrel dan Zeroun bersamaan.
Gio dan Jarrel pun menyusul.
"Busett .... Kamar kau sendiri yang warnanya gelap, " komentar Karrel.
"Memangnya kau tahu kamar Zia sama orang tua ku warna apa? " Tanya Lingga.
"Orang tua mu warna cream gitu trus Zia warna biru, " jawab Karrel.
Lingga mendatarkan wajahnya. Walaupun ada benarnya, tapi kali ini dia kesal dengan wajah songong Karrel.
"Tonton tuh televisi. Gantian kita mandinya, " ucap Lingga.
"Lah lalu? Itu kami? " Tanya Gio.
"Terus isi koper kamu itu apa kalau bukan baju mu? Kalau baju mu habis pinjam punya ku, " ucap Lingga dengan nada sedikit kesal.
Gio menyengir lebar. "Jangan marah-marah, Bang. Aku kan cuma nanya doang, " ucap Gio.
Lingga tidak menggubris ucapan Gio. Yang dia ingin kan hanyalah mandi secepatnya.
Berlama-lama kemudian.
"Sabunnya Ketua wangi mawar. Ini nih contoh anak agak laen, " ucap Zeroun.
"Aku suka wangi bunga mawar jadi minta beliin sabun itu saja. Awalnya bukan mawar kok, malahan sabun kayak Karrel yang aku pakai, " ucap Lingga.
Tok tok!!
"Iya!! Tunggu!! " Ucap Lingga sedikit berteriak.
Kriet!!
"Kenapa? " Tanya Lingga.
"Kakak mau makan siang di luar atau bawa bekal saja? " Tanya Zia.
"Ehmm .... Tunggu dulu ya, mau kakak tanya teman kakak. "
"Oyy!! Makan di luar atau bekal? " Tanya Lingga sedikit berteriak.
"Bekal, ketua!!! " Teriak Jarrel.
"Bekal dek. Memangnya siapa yang masak hari ini? " Tanya Lingga.
"Aku, Kak. Makanya aku nanya sama Kakak, " ucap Zia.
"Ohh .... Semangat masaknya dek, " ucap Lingga di sertai senyuman.
Zia tersenyum balik dan berlalu dari sana.
⚘⚘⚘
"Wahh ..... Villa bali, " gumam Gio.
"Di bali juga aku punya villa tapi atas nama Zia, " ucap Lingga.
"Oh.. Hebat banget keluarga kalian. Apa lagi aku dengar orang tua mu punya perusahaan dan restoran, ya? " Tanya Jarrel dengan mata yang meliar.
"Iya... Kantor ayah ku besar banget gedungnya. Lalu bunda ku punya kafe di dekat hutan gitu, " ucap Lingga bangga.
"Tapi rumah kalian sederhana banget. Uang nya kalian kemanain? " Tanya Gio.
"Kami donasi ke panti asuhan dan panti jompo. Donatur untuk anak kurang mampu dan keluarga kurang mampu gitulah, " ucap Lingga
Tok tok!!
"Siapa? " Tanya seorang pria paruh baya dari dalam salah satu villa.
"Lingga, kek. " Jawab Lingga.
Kriet!!
"Oh.. Masuk sini, Nak. " Ajak Kakek yang bernama Syahrul itu.
"Maaf kakek cuman bisa menyediakan teh hijau dan kue putu, " ucap Kek Syahrul.
"Tidak apa-apa, Kek. Kami sudah senang di layani dengan baik, " ucap Gio dengan senyuman.
Kakek Syahrul tersenyum dan ikut duduk di depan Lingga yang sedang asik minum teh hijau.
"Ada apa dengan wajahmu, Nak? Kenapa jadi seperti itu? " Tanya Kek Syahrul.
"Ah ini bukan masalah kok, Kek. Biasa Kek, anak jaman sekarang kan suka adu jotos, " ucap Lingga.
Kakek Syahrul menganggukkan kepalanya.
"Mereka semua teman mu? " Tanya Kek Syahrul.
"Iya kek. Di sebelah saya satu sekolah dengan saya, namanya Karrel. Lalu disebelah Karrel ada Jarrel sebelah lagi Gio dan disebelah Gio ada Zeroun, " ucap Lingga memperkenalkan temannya.
"Oh ... Jadi sebelah Lingga itu teman mu, kakek kira dia kembaran mu. "
"Uhuk!! Uhuk!! " Karrel memegang lehernya yang sakit.
Setelah selesai dengan drama batuk, Karrel menghela nafas panjang. " Entah kapan lagi aku dengar ada yang bilang kita tidak kembar, Ling. "
Lingga terkekeh mendengar nya. Memang ada benarnya ucapan dari Karrel, banyak yang bilang mereka berdua kembar.
"Yang namanya Zeroun dan Gio itu pacaran, ya? " Tanya Kek Syahrul.
"Ekhem!! "
Gio dan Zeroun menoleh cepat. Mereka terdiam sesaat dan akhirnya menggeleng canggung.
"Mesra tidak kenal tempat nih contohnya, " ucap Jarrel.
Plak!!
"Ishh ... Jangan begitu lah, " gumam Gio.
TBC.
Eps selanjutnya
"Kakak ingin kuliah di Korea, "
"Yah... Aku disini bareng siapa? "
"Kan dengan Karrel. Kakak yakin akan memberinya tugas untuk menjaga dirimu, "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Faa
semangatt
2024-01-02
0