Seorang wanita diam-diam masuk ke kamar Camelia. Dia membawakan Camelia sebungkus nasi yang di bungkus dengan daun pisang.
"Bangunlah, kamu Camelia kan? bangunlah dan makan dulu!" kata wanita itu dengan suara yang begitu lembut.
Camelia membuka matanya dengan malas, dia sangat lelah. Tubuhnya benar-benar remuk oleh pria yang tidak dia dengar suara dan tidak lihat wajahnya itu.
Camelia berbalik dan meraih sprei yang tak lagi bersih itu untuk menutupi tubuhnya.
Melihat Camelia sudah bangun dan duduk, wanita yang hanya pakai daster itu langsung membuka bungkusan nasi yang dia bawa.
"Makan dulu ya, namaku Laila. Aku melihatmu dayang kemarin, aku masakan kamu sayur bunga pepaya, sama seperti lauk yang ada di rantang makanan mu kemarin. Caramu datang, persis seperti aku Camelia... !" wanita itu menjeda ucapannya dengan air mata menetes di pipinya.
"Bedanya, yang mengantarmu kemari ayah tirimu kan? sedangkan aku, yang membawaku kemari justru suamiku!" tangis wanita pecah.
Camelia pun menjadi sangat simpatik pada wanita di depannya itu.
"Kak...!"
Kata Camelia mengusap lengan Laila.
"Sekali kita masuk di tempat ini, kita tidak akan bisa keluar Camelia. Maka makanlah, setidaknya kamu harus hidup, karena kalau kita menurut, atau kita bisa mengumpulkan uang yang banyak, maka setahun sekali kita boleh pulang ke rumah kita. Kamu akan bertemu ibumu, aku akan bertemu orang tuaku. Makanlah Camelia!" kata Laila menyuapkan nasi itu untuk Camelia.
Camelia memakan makanan itu, dia ingin sekali bertemu dengan ibunya.
Malam hari telah tiba, itu adalah hal yang paling membuat Camelia merasa jijik pada dirinya sendiri. Karena meskipun dia sangat tidak rela, tidak suka pada pekerjaannya itu. Tapi tubuhnya tetap saja bereaksi pada setiap sentuhan pria yang membayarnya.
Camelia memang punya daya tarik yang luar biasa, tiga hari berturut-turut dia tak pernah semalam pun tidak dapatkan pelanggan yang banyak uang. Gandara sangat senang, dia bahkan selalu memasang harga tinggi bagi siapa yang mau bermalam dengan kembang lentera malam nya itu.
Sampai pada pagi harinya, Camelia mengeluh kesakitan pada Laila. Laila tahu itu akibat dirinya melayani tamu lentera malam empat hari berturut-turut. Laila yang kasihan pun memberikannya ramuan yang biasa dia minum jika dia tidak mau melayani pelanggan. Itu adalah ramuan yang terbuat dari rempah dan empon-empon.
Setelah meminum ramuan itu, siang harinya Camelia datang bulan. Saat itu Gandara sangat marah, dia sudah memasang pengumuman di lentera malamnya dan sudah banyak yang ingin bermalam dengan Camelia. Karena kesal, Camelia malah di kurung di gudang dan hanya boleh di beri makan satu kali sehari, dan air minum satu gelas sehari.
Laila sangat merasa bersalah. Dia ingin membantu Camelia. Tapi malah membuatnya semakin menderita.
Laila menemui Camelia dari jendela ruang bawah tanah itu.
"Maafkan aku, aku malah membuatmu terkurung di sini. Aku bawakan kamu buah, ini ada pisang, ambilah!" kata Laila yang membawakan beberapa buah pisang untuk Camelia.
"Tidak apa-apa kak, aku malah berterimakasih. Aku benar-benar tidak kuat!" kata Camelia.
"Jangan menyerah Camelia, ingat ibumu. 11 bulan lagi kamu akan bertemu ibumu. Jangan menyerah!" kata Laila.
Karena semangat dari Laila, pada akhirnya Camelia yang sudah hampir menyerah dan memilih mengakhiri hidupnya saja kembali bersemangat. Semua itu karena harapan, dia masih bisa bertemu dengan ibunya.
Satu minggu berlalu, Camelia di lepaskan karena datang bulannya sudah selesai. Bertepatan dengan saat dia di lepaskan. Saat itu juga ada seorang gadis muda yang baru datang di bawa dalam sebuah mobil Toyota kijang pintu lima yang hits di tahun 1980an.
"Bawa dia masuk!" seru Gandara.
Camelia benar-benar muak melihat semua itu, bukan hanya dari orang-orang yang memang menjual dengan sengaja untuk mendapatkan uang. Tapi Gandara bahkan menculik gadis-gadis tak bersalah untuk bekerja di Lentera Malam.
Dan entah keberanian dari mana, Camelia mendorong Arini hingga terjungkal dari atas tangga. Camelia melepaskan ikatan gadis muda itu dan menyuruhnya berlari pergi.
Tapi apa yang di lakukan Camelia itu percuma saja. Gadis itu tak bisa berlari terlalu jauh. Dia sudah di tangkap oleh Erma dan di seret masuk lagi ke dalam lentera Malam.
Semuanya Camelia, dia mendapatkan tamparan keras dari Gandara.
Plakkk
"Berani-beraninya membuat ulah denganku! kamu pikir siapa kamu!" bentak Gandara yang emosi.
Camelia hanya menundukkan kepalanya dengan air mata mengalir di pipinya. Pipinya terasa sangat panas, tapi hatinya lebih panas. Tempat ini benar-benar nerakaa, benar-benar nerakaa.
"Bagus, karena kamu berani melawan. Ini akan jadi pelajaran untukmu dan semua orang di tempat ini!" ucap Gandara pelan namun lebih penekanan di setiap katanya.
"Kalian semua dengar!" teriak Gandara membuat semua kembang di lentera malam keluar dari kamarnya.
"Wanita sok pintar ini ingin melawan Gandara. Kalian lihat semua, ini akan jadi akibat kalau kalian melawan Gandara. Malam ini masukkan sekaligus lima pria ke dalam kamarnya, sampai jam sembilan pagi!" Gandara memberi perintah itu dengan mata yang melotot tajam ke arah Camelia.
Laila dan semua kembang yang ada di lentera malam begitu terkejut, mereka menunjukkan wajah yang begitu takut. Lima pria sekaligus, akan jadi apa Camelia besok pagi.
Tapi Gandara memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Meski Camelia terus berusaha menolak dan memberontak untuk tidak masuk ke dalam kamar, tetap saja tenaganya kalah di bandingkan dengan Arini dan Erma yang di bantu penjaga lentera malam lainnya. Beberapa pria yang bekerja menjadi tukang pukul Gandara.
Akhirat Camelia pun terkurung di kamarnya, bersama lima orang tamu yang bahkan tak di perduli kan lagi berapa bayarannya.
Laila sampai terisak ketika mendengar teriakan lirih dari Camelia. Teriakan minta di lepaskan, teriakan meminta ampun dan minta para pria itu menghentikan apa yang mereka lakukan. Teriakan kesakitan Camelia itu membuat para kembang semakin ketakutan dan memilih masuk ke dalam kamar mereka.
Sementara Laila hanya bisa menangis di depan pintu kamar Camelia. Tepat jam sembilan pagi Arini menghampiri kamar Camelia.
"Untuk apa kamu di sini?" tanya Arini pada Laila.
Laila pun hanya melangkah mundur dan menundukkan kepalanya. Pintu terbuka, lima pria itu keluar dengan wajah puas mereka. Begitu Arini pergi, Laila langsung masuk ke dalam kamar Camelia.
Keadaannya begitu mengenaskan, tubuhnya benar-benar penuh dengan pukulan, tamparan, cakaran dan sangat lengket dengan cairan yang menjijikan. Camelia merasa tulang-tulangnya semua patah.
"Camelia...!" lirih Laila.
Tapi Camelia yang tadinya memejamkan matanya lantas membuka matanya dengan lebar seketika. Rasa sakit dan hancurnya harga dirinya membuat tekadnya kuat untuk semakin melawan Gandara.
"Aku akan menghancurkan tempat ini kak, aku akan menghancurkan tempat terkutuk ini hiks... hiks..!" Tangis Camelia pecah di pelukan Laila.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Diaz
sabar Camelia, semangat 💪💪💪
2023-08-28
2
ria
doa dari orang yg teraniaya pasti terkabul camelia..
semoga kamu bisa melewati ini semua..
2023-07-23
3
ria
semangat camelia😭😭😭
2023-07-23
3