Prakk
Suara pintu mobil di tutup dari luar, kemudian Billy melangkahkan kaki memasuki halaman rumah. Disambut dengan seekor anjing berwarna hitam besar hampir seukuran domba dewasa.
Bingo nama anjing yang kini berlari cepat sambil mengibaskan ekor nya tanda senang akan kehadiran Billy. Dengan sekejap kini bingo sudah mendaratkan pelukan kepada Billy, anjing itu sangat senang bila tuanya datang.
"Hai bingo. Dimana nenek, apakah ada di dalam?" Tanya Billy kepada anjingnya yang sibuk berlari kecil kegirangan. Bingo langsung berlari kedalam sambil menggonggong mencari sang nenek. Billy bangkit dan mulai melihat lihat seisi pekarangan rumah Nenek nya.
"Masih tetap sama seperti sebelumnya," kata Billy lirih kepada dirinya sendiri.
"Teryata kau yang datang rupanya nak," Ucap suara dari balik punggung Billy.
"Dasar anak nakal," Gumam sang Nenek sambil memukul punggung cucunya itu.
"Maafkan aku karena sekarang jarang mengunjungi mu Nek." Timpal sang cucu sambil memeluk Nenek nya tercinta.
"Teryata masih ingat jalan pulang kau anak nakal, hampir satu tahun kau tidak mengunjungi ku. Mungkinkah kau sekarang sudah di culik oleh gadis yang lebih cantik dari ku di kota?" Goda sang Nenek.
"Mana mungkin! Hanya Nenek lah wanita tercantik, dan terbaik di dunia ini," Puji Billy.
"Masih saja sama, pandai membual. Masuklah aku sedang memasak udang kesukaan mu." Pinta sang Nenek
"Nenek memang terbaik," Ungkap Billy sambil tersenyum hangat kepada Neneknya.
"Jangan lupa ikat Bingo dulu di samping, dan berikan makanan kepada nya," Perintah Sang Nenek kepada Billy.
"Siap, akan segera dilaksanakan." Goda Billy sambil tersenyum manis.
Billy segera mengambil makanan yang telah di sediakan untuk anjingnya itu, dan membawa Bingo ke samping untuk mengikatnya terlebih dahulu. Setelah selesai Billy bergegas masuk untuk membantu Nenek menyiapkan makanan karena waktu sudah menunjukan pukul 14.05 tiba waktu nya untuk makan siang.
"Malam ini kau akan menginap di sini kan?" Tanya sang Nenek kepada Billy.
"Tidak, aku harus kembali malam ini Nek ada berkas yang harus ke persiapan untuk mengajar besok. Untuk malam ini maaf aku tidak bisa menemani mu," Jawab Billy menjelaskan dengan hati-hati.
"Ya sudah aku mengerti, seperti biasa kau terlalu sibuk," Ucap sang Nenek sedikit kesal pada cucunya.
Selesai mempersiapkan hidangan dan menata nya di atas meja makan untuk makan siang ke dua orang itu pun duduk saling berhadapan.
"Billy," Suara sang nenek berubah menjadi serius.
"Nak, kini Nenek sudah tidak semuda dulu lagi dan mungkin tidak akan bisa menemani mu untuk waktu yang lama. Umur mu juga sudah bisa dikatakan matang bagi seseorang pria untuk berumah tangga. Lepaskan lah semua belenggu yang ada di hati mu itu nak, aku yakin pasti akan ada wanita diluar sana yang tulus dan memiliki hati baik. Jangan lah kau menyimpan dendam yang teramat dalam kepada Ibu mu, sudahilah karena itu hanya akan menyiksamu nantinya. Sudah saat nya untuk menatap kedepan, jika kau terus keras kepala seperti ini justru Nenek akan merasa semakin bersalah." Imbuh sang Nenek menasehati Billy.
"Apa yang baru saja Nenek katakan? tak perlu cemas Nenek akan tetap sehat hingga melihat ku menua nantinya," Sela Billy
"Lihatlah Nenek sudah tua sekarang," Ucap sang Nenek.
"Tidak Nenek masih terlihat cantik dan muda," Sanggah Billy.
"Tak perlu menghawatirkan apa pun untuk kedepannya, karena aku bahagia seperti ini Nek." Tambah Billy meyakinkan.
"Jika kau semakin tua siapa yang akan sudi memilihmu," Cetus sang Nenek.
"Aku akan tetap tampan selamanya," Goda Billy sambil menyuapi sang nenek makanan.
"Ayo cepat makan agar tidak dingin atau ingin aku yang menyuapi?" Goda Billy lagi-lagi kepada sang Nenek.
Sang Nenek hanya tersenyum melihat tingkah cucunya yang berusaha untuk menghibur. Seusai mereka makan Billy merapikan meja dan membersihkan piring dan gelas yang kotor sementara itu membiarkan sang Nenek beristirahat.
Perlahan senja mulai hadir nampak ke dua orang sedang asyik mengobrol di teras depan rumah mereka, ya Billy dan Nenek nya sedang asyik bercerita menceritakan keseharian mereka dan sesekali sang nenek menggoda Billy agar mau menemui putri salah satu temannya. Tahu akan niat yang di maksud maka dengan cepat Ia segera memberikan alasan karena sudah pasti Billy akan menolak.
Dering ponsel milik Billy membuat ke dua orang yang sedang asyik berbicara tiba-tiba terhenti, ia mengangkat ponsel dan sedikit menjauh. Samar terdengar di telinga sang Nenek bahwa ia akan segera kembali ke kota. Perbincangan di telepon lumayan cukup lama dan setelah usai Billy kembali menghampiri sang Nenek yang masih duduk bersandar di bangku halaman depan rumah.
"Nek maaf aku harus segera kembali, ada salah satu dosen yang mengalami kecelakaan." Tukas Billy.
"Baiklah, tunggu sebentar." Ucap sang Nenek yang segera bangkit dari tempat duduknya.
"Bawalah sebagian lauk dan sayur nya." Perintah sang Nenek yang masuk ke dalam rumah.
Rutinitas seperti biasa sang Nenek selalu mengemasi sedikit lauk dan sayur untuk di bawa oleh cucu kesayangan nya itu. Dirasa cukup kemudian tas berisi lauk dan sayur itu diserahkan kepada Billy.
Setelah berpamitan kepada Nenek nya, Billy langsung masuk kedalam mobil.
Mobil melaju langsung ke arah salah satu Rumah sakit yang ada di kota. Baru saja ia menerima kabar bahwa Pak Broto yang merupakan kolega dan salah satu dosen pembimbing waktu menyelesaikan S1 nya dulu mengalami kecelakaan. Akibatnya Pak Broto langsung di larikan ke Rumah sakit karena luka yang di alaminya cukup parah.
Sesampainya di tempat parkir Billy bergegas memarkirkan mobilnya dan langsung masuk ke tempat informasi guna menanyakan dimana ruangan nya. Terlihat di ujung lorong nampak beberapa teman dan kolega sesama dosen sedang menunggu di luar ruangan ICU.
"Bagaimana keadaan pak Broto,?" Tanya Billy kepada Tyo temanya yang sedang menunggu di depan ruangan tersebut.
"Operasi baru saja selesai dan semuanya berjalan lancar namun kita harus menunggu sementara karena kondisi nya yang belum stabil." Jawab Tyo salah satu temannya.
"Oh ya untuk Billy bisa kah kamu membantu menjaga Pak Broto sebentar, hingga keluarga nya datang? maaf karena kami harus melanjutkan rapat lagi." Pinta Tyo kepada Billy.
"Baiklah tidak apa, lagi pula aku senggang. Lanjutkan saja kesibukan kalian biar aku yang menunggu di sini." Jawab Billy.
"Keluarga dan anak nya sedang dalam perjalanan kesini kemungkinan tidak sampai tengah malam nanti mereka akan sampai," Pinta Tyo menjelaskan.
"Jika ada apa-apa kau bisa segera menghubungi ku," Imbuh Tyo.
"Iya iya kalian lanjutkan saja rapatnya sebelum semakin malam." Billy mengantarkan Tyo dan yang lainnya untuk keluar. Setelah melihat teman dan kolega nya pergi kini Billy kembali menunggu di luar ruangan pak Broto.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Michel Lee
penasaran next apa lagi
2023-07-21
0
Mariloly Salas Sandoval
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
2023-07-21
0
うacacia╰︶
Aku senang sekali ketika membaca cerita ini, semua masalah di kehidupan sehari-hari terasa jauh seketika.
2023-07-21
1