Mata itu

Suara langkah kaki kecil yang terdengar samar perlahan mendekat kearah tempat Billy duduk. Meski sadar ada yang sedang memperhatikan nya sedari tadi, namun Billy justru memilih bersikap diam sembari menatap keluar jendela.

"Terima kasih atas bantuan mu, dan maaf bila aku telah merepotkan, " Ucap pemilik kucing kecil.

"Nama ku Serena. Bagaimana aku akan memanggil mu?" Tanya Serena kepada Billy yang sedang asyik menikmati pemandangan dibalik jendela.

Billy menoleh untuk memastikan melihat raut wajah Serena, orang yang mengajak nya berbicara. Tatapan mata Billy terhenti saat melihat sepasang bola mata Serena, ada perasaan damai ketika memandang nya.

"Terima kasih juga telah menemukan Snow kucing kesayangan ku," Imbuh Serena seraya menyodorkan tangan kanannya guna berjabat dengan Billy.

Tersadar dari lamunan sejenak, akhirnya Billy beranjak dari tempat duduknya dan meraih tangan Serena.

"Tak perlu sungkan untuk itu, aku hanya sekedar lewat dan menolong kucing mu. Karena ku lihat kucing itu berlari kebingungan tanpa arah dan hampir saja ter tabrak sepeda jadi aku sedikit membantu nya," Jelas Billy.

"Panggil saja Billy," Imbuh Billy seraya menyambut tangan Serena.

"Baiklah," Kata Serena singkat.

Mereka lalu duduk di satu sofa yang sama di dalam ruangan tersebut. Billy sedikit kaget karena tiba-tiba saja Serena menggeser duduknya hingga tepat berada di samping nya dan berkata lirih.

"Apakah dokter itu kerabatmu?" Tanya Serena penasaran.

"Dokter yang kau maksud itu adalah teman ku," Billy menjawab rasa penasaran Serena.

"Pantas saja kalian terlihat akrab. Apakah kalian teman satu sekolah dulunya?" Serena kembali bertanya.

"Ya, waktu SMA," Jawab Billy singkat.

"Beruntung nya aku bertemu dengan kalian berdua, dan semoga snow baik-baik saja," Kata Serena dan kemudian menoleh ke arah Billy. Namun pria di sebelah nya tidak merespon dan hanya mengangguk kan kepalanya.

Ketika Billy merasa sedikit jenuh, ia melihat ada majalah yang tergeletak di atas meja dan bermaksud untuk mengambil nya. Namun tidak di sangka teryata Serena pun juga berniat untuk mengambil majalah tersebut. Tangan Billy lebih dulu yang mendarat di atas majalah langsung disusul jari jemari Serena diatasnya. Rasa hangat itulah yang dirasakan Billy saat bersentuh tangan dengan Serena, segera Billy menyadari dan menarik tangan nya mengurungkan niat untuk mengambil majalah tersebut. Serena mengambil majalah tersebut dan menyodorkan kepada Billy.

"Silakan jika mau melihat nya," Kata Serena lembut.

"Tak apa, ambillah," Ucap Billy masih tanpa ekspresi.

"Ok," Serena menjawab singkat, kemudian mulai membuka majalah itu lembar demi lembar.

"Apakah kau memelihara kucing juga dirumah?" Tanya Serena kepada Billy memecahkan kecanggungan diantara mereka.

"Tidak," Jawab Billy.

"Tapi kau menyukai kucing kan?" Tanya Serena lagi.

"Tidak juga," Balas Billy.

Karena merasa sedikit tidak nyaman duduk berdekatan akhirnya Billy bangkit untuk berpindah posisi menyusuri seisi ruangan tersebut.

Tidak lama setelah itu Bobby keluar dari ruang praktek nya. Serena menoleh dan segera meletakkan majalah yang ada di pangkuan nya di meja.

"Bagaimana keadaan Snow?" Tanya Serena kepada Bobby dokter yang telah membantu memeriksa kucingnya.

"Dia baik-baik saja, tadi dia hanya terkejut mungkin karena ketakutan dan luka di kakinya itu akan segera membaik," Jawab Bobby menjelaskan.

"Kau boleh melihat kucing mu di dalam," Lanjut Bobby mempersilahkan Serena masuk.

Serena langsung masuk kedalam melihat kucing kesayangan nya. Sementara itu Bobby menghampiri Billy teman nya.

"Siapa gadis yang kau bawa bill," Goda Bobby sambil tersenyum jahil.

"Tidak tahu, hanya bertemu dijalan," Cetus Billy sekenanya.

"Mustahil, mana mungkin orang asing mampu membuat mu sepagi ini untuk minta bantuan ku," Ledek Bobby lagi.

"Andai tadi dia tidak menangis mana mungkin aku membawanya kesini agar tidak menjadi tontonan orang-orang," Keluh Billy.

"Kau tak perlu membohongi ku, Bagaimana mungkin dia bisa keluar dari jok depan. Bertahun-tahun lamanya aku berteman dengan mu tak pernah kau membiarkan ku duduk disana ataupun orang lain. Oh ya kecuali nenek mu tentunya," Ungkap Bobby menambah panas suasana hati Billy.

"Terserah kau dan imajinasi mu itu," Tukas Billy melangkah pergi menyusul Serena kedalam.

Bobby berlari kecil mengikuti temannya yang menjauh.

Ketiga orang itu telah berada di ruangan sama kemudian Bobby angkat bicara.

"Biarkan kucing mu disini sementara, aku telah memberikannya vitamin agar dia tidak lemas. Nanti sore kau bisa menggambilnya kembali," Saran Bobby kepada Serena.

"Kau bisa mempercayakannya kucing mu kepadaku, tinggalkan saja nomor kontak yang bisa dihubungi agar lebih mudah nantinya." Sambung Bobby menjelaskan.

"Baiklah," Jawab Serena mengikuti Bobby yang berjalan menuju meja kerja.

Sembari menunggu mereka berdua Billy melihat ke arah kucing kecil yang sedang terbaring mungkin sedang ter tidur pikirnya. Dengan langkah perlahan Billy mendekati mengelus kepala kucing kecil itu pelan.

"Hai, nama mu snow?" Gumam Billy kepada Snow.

"Maafkan aku jika membuat mu terkejut tadi," Lanjut Billy. Kucing kecil itu tiba-tiba bangun dan menatap ke arah Billy.

"Semoga kau lekas membaik snow, kau kucing yang manis." Imbuh Billy sambil tersenyum tipis.

Sebenarnya Billy penyayang hewan terutama kucing dan anjing karena mereka menggemaskan menurut nya. Namun hanya saja tadi ia tak terlalu suka Serena banyak menanyakan pertanyaan kepadanya.

Mendengar perbincangan Bobby dan Serena telah usai, akhirnya Billy berhenti mengelus dan perlahan menjauh dari ranjang tempat snow terbaring.

Serena berjalan ke tempat snow untuk berpamitan sebentar, setelah itu berjalan keluar. Setelah diluar pintu Serena baru sadar bahwa ponsel nya sengaja ditinggal dalam jok motor yang di kendarai nya.

"Maaf di daerah sini dimana aku bisa menemukan kendaraan umum?" Tanya Serena kepada kedua pria dibelakang nya.

"Ponselku tertinggal di dalam motor yang berada di parkiran taman kota," Jelas Serena menceritakan.

"Didaerah sini jika ingin naik kendaraan umum sedikit jauh, dan bila menggunakan aplikasi tentunya juga harus menunggu lagi. Karena ini jam padat lalu lalang." Sahut Bobby sambil mengeluarkan ponsel nya dan menunjukkan ke arah Serena bahwa disana terlihat jam menunjukkan pukul 08.30. Memang jam macet meskipun akhir pekan.

"Jangan khawatir Billy akan mengantarkan mu," Imbuh Bobby yang menoleh ke arah Billy.

"Sungguh tak apa?" Tanya Serena memastikan, karena menurut nya dilihat dari raut wajah Billy menunjukkan tanda keberatan.

"Tak perlu sungkan dengan bantuan kecil ini," Cetus Bobby yang lagi-lagi mendahului menjawab.

"Ya, masuklah ke dalam mobil." Jawab Billy memberi keputusan. Meskipun ia engan sekali.

"Awas saja kau Bobb," Bisik Billy kepada Bobby sebelum pergi.

Mereka berdua Serena dan Bobby akhirnya pergi setelah berpamitan kepada Bobby. Senyum Bobby terlihat mengembang penuh kemenangan melihat temannya yang masuk perangkap.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Zhari25

Zhari25

Hati berdebar!

2023-07-19

0

Nakayn _2007

Nakayn _2007

Suka banget sama plotnya, jangan lantaran artis, author anak hebat!

2023-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!