Terjadi lagi

Langkah Billy terhenti saat di depan mobil, tangannya merogoh saku celana untuk mengambil kunci dan Serena masih dibelakang. Setelah membuka pintu mobil ia melemparkan tubuhnya di atas kursi kemudi, menarik napas dalam dan menghembuskan nya. Sungguh hari yang tidak terduga pikir Billy, ia melihat keluar jendela mendapati Serena jalan menuju kearah pintu depan dan tidak lama kemudian pintu depan terbuka.

"Duduklah dibelakang," Cetus Billy.

"Yah sudah terlanjur," Goda Serena mempercepat gerak agar segera berada di atas kursi.

"Lagi pula lebih enak di depan, bisa bebas melihat pemandangan sepuasnya." Tambah Serena menjelaskan alasanya.

Billy pun hanya bisa menggeleng kan kepalanya dan melanjutkan mengemudi karena malas berdebat. Mobil pun mulai meluncur meninggalkan halaman klinik hewan. Namun saat Billy menoleh ke samping untuk memastikan sudahkah Serena menggenakan sabuk pengaman, ia justru mendapati Serena hanya memandangi nya dan tidak mengenakan sabuk pengaman.

"Pakailah sabuk pengaman mu dengan benar, jangan malah melamun." Kata Billy sedikit kesal.

"Aku tak melamun, aku hanya mengagumi wajah mu!" Sanggah Serena tersenyum menggoda.

"Kau sungguh tampan," Ucap Serena lirih dan tersenyum memalingkan wajah menghadap jendela.

Billy hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Serena yang semakin tak terduga, ya walaupun memang benar kenyataan bahwa Billy memang menawan tapi tidak disangka Serena akan langsung mengatakan tanpa basa basi dan secara gamblang bahkan mereka belum saling mengenal dekat.

"Apakah kau hari ini bekerja?" Tanya Serena menatap Billy

"Tidak," Jawab Billy singkat.

"Tempat tinggal mu di daerah sini,?" Tanya Serena lagi karena sebentar lagi memasuki kawasan taman kota.

"Tidak," Jawab Billy mulai terganggu.

"Lalu dimana tempat tinggal mu?" Tanya Serena sambil melemparkan senyuman.

Billy hanya terdiam tanpa menjawab dan lagi-lagi hanya menghela napas dalam, ia tidak ingin menggubris Serena dan lebih memilih fokus menatap kedepan menyetir dengan tenang.

"Apa kau lapar? bagaimana kalau kita pergi membeli sarapan dulu." Ajak Serena.

"Biar aku yang traktir, anggap saja sebagai ucapan terimakasih." Imbuh Serena.

"Tidak perlu, aku tidak biasa sarapan," Jawab Billy berbohong.

Merasa tertolak namun tidak pantang menyerah akhirnya Serena kembali berusaha.

"Bagaimana kalau minum?" Tanya Serena kembali.

"Tidak usah, lain kali saja. Aku sedikit terburu-buru karena ada urusan yang harus segera aku kerjakan." Tegas Billy agar Serena bisa diam.

"Baiklah mungkin lain kali saat kita berjumpa," Kata Serena penuh semangat.

"Bagaimana bila kita bertukar nomor, kau bisa menyimpan nomor ku, dan aku tetap akan mentraktir mu saat senggang." Usul Serena

"Ponsel ku mati, kehabisan baterai," Jawab Billy memberikan alasan.

"Ya sudah, mungkin lain kali kita akan bertemu," kata Serena.

"Di sebelah mana kau parkirkan kendaraan mu?" Tanya Billy.

"Di parkiran ujung selatan," Jawab Serena seraya memberikan arahan kepada Billy

Tidak lama dari itu akhirnya mereka berdua telah sampai, Billy sangat merasa lega sebentar lagi akan berpisah dengan Serena gadis yang membuat kepalanya pusing.

"Sudah sampai," Kata Billy seolah-olah menyuruh Serena agar segera turun.

"Ya," Jawab Serena.

Billy telah turun terlebih dahulu, tapi tidak dengan Serena dia masih di dalam mobil. Kemudian Billy mendatangi dari pintu sebelah kanan dan membuka pintu serta menyuruh segera keluar.

"Ayo keluarlah." Perintah Billy.

"Sebentar, kenapa ini sulit di buka," Ucap Serena sambil berusaha membuka sabuk pengaman.

"Mungkin kau salah, lurus kan dulu posisi mu dan buka perlahan," Kata Billy memberikan solusi.

"Tetap tidak bisa," Jawab Serena menyerah.

Seketika spontan Billy pun membantu Serena. Sungguh adegan yang sangat tidak terduga sama sekali oleh mereka, bahkan Billy pun juga tidak tahu akan ber reaksi seperti ini. Setengah tubuh Billy masuk ke dalam, tangan kanan nya menggapai ujung bawah sabuk dan tangan kiri meraih ujung atas sabuk mencoba mengendur kan. Namun apa yang terjadi justru wajah mereka saling berhadapan mata mereka saling berbagi tatap. Serena hanya ter diam mematung dengan posisi kedua tangan di silangkan ke depan dadanya. Ada perasaan aneh yang terasa di saat keduanya masing-masing bisa merasakan setiap hembus nafas. Kemudian tak lama dari itu Serena berdehem untuk menyadarkan mereka. Billy tak hilang kendali ia langsung mempercepat gerak tangannya itu. Tidak lama setelahnya untung saja permasalahan cepat terselesaikan, dan Billy pun keluar dari mobil disusul dengan Serena dibelakang nya.

"Terima kasih untuk bantuan mu hari ini, dan tumpangan nya," Kata Serena memecah kecanggungan di antara keduanya.

"Ya tak apa, kau cepat lah kembali aku pamit." Tegas Billy yang langsung berpamitan.

Kakinya yang panjang segera melangkah meninggal kan Serena yang sedang berdiri di luar. Suara mobil langsung terdengar dan tak lama dari itu perlahan mobil sudah melaju.

"Hati-hati di jalan!" Teriak Serena yang terdengar samar di kuping Billy karena jarak yang mulai menjauh.

Selama perjalanan pulang menuju rumah Billy masih teringat akan momen yang baru saja terjadi, pikirannya sedikit kacau karena tidak biasanya seperti ini. Namun lagi-lagi Billy menampiknya karena ia tidak ingin terlihat dengan gadis atau wanita manapun saat ini.

Bayangan masa lalunya tiba-tiba terlintas dimana saat itu Billy melihat kedua orang tuanya bertengkar, Ibu nya ingin meminta cerai karena sudah tidak tahan lagi dengan sikap ayahnya yang jarang menemani keluarga karena terlalu sibuk bekerja hingga melupakan anak dan istrinya. Walaupun masih kecil ia tahu bahwa ayahnya sangat sayang dan peduli dengan keluarga nya. Hanya saja tuntutan ibu nya lah yang membuat ayahnya semakin tertekan, tapi masih tetap bertahan dengan kondisinya.

Hingga suatu hari mereka berdua bertengkar hebat suasana hari itu sangat kacau Billy menyaksikan Ibunya melangkah keluar meninggalkan rumah dengan membawa barang-barang yang telah disiapkan dan memasukkan nya dalam mobil. Billy kecil menangis sejadi-jadinya saat itu dan sang ayah mencoba menenangkan nya berjanji akan membawa ibu nya pulang lagi kerumah. Tidak di sangka kejadian naas menimpa sang Ayah disaat ingin menyusul Ibu nya tiba-tiba dijalan depan rumah mereka mobil yang sedang dikendarai oleh ayahnya mengalami sebuah kecelakaan.

Truk pengangkut bahan bakar menabrak mobil ayahnya dikarenakan sopir truk yang mengantuk. Seketika itu pun terjadi ledakan yang dasyat yang menewaskan ayahnya tercinta dan dua orang sopir truk terluka parah. Ayahnya meninggal di tempat karena tidak bisa menyelamatkan diri.

Suara klakson mobil belakang yang menandakan lampu sudah berganti hijau, menyadarkan Billy dari lamunannya. Masa yang sangat menyakitkan bagi Billy dan masih memendam amarah terhadap Ibu nya.

Sejak saat itu Billy tidak berminat untuk menikah, karena pikir nya itu hanya akan mempersulit nya saja.

Tidak terasa mobil terhenti di depan rumah yang sederhana namun memiliki halaman yang luas.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Codigo cereza

Codigo cereza

Wah seru!

2023-07-20

0

Hazel Nolasco

Hazel Nolasco

Bikin deg-degan tiap babnya.

2023-07-20

0

Yusuo Yusup

Yusuo Yusup

Wah, chapter sebelumnya keren banget, sekarang buruan update lagi biar gak ada putus asa.

2023-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kucing kecil
2 Mata itu
3 Terjadi lagi
4 Pesan
5 Pertemuan
6 Ujung lorong
7 Dan lagi
8 Karena takdir
9 Perjalanan bersama?
10 Senyum tipis
11 Hujan
12 Peduli?
13 Getaran di dada
14 Wajah yang memerah
15 Rasa tak terduga
16 Dalam pelukan?
17 Rasa yang tersirat
18 Lampu Hijau
19 Pagi yang indah
20 Kopi istimewa
21 Malam tak terduga
22 Pintu
23 Bisakah bertemu Nenek lagi?
24 Ucapan Nenek
25 Bukan mimpi
26 Senjata makan tuan Serena
27 Ke pasar
28 Bingo
29 Jeruk
30 Tawa Kecil
31 Album foto
32 Kisah masa lalu
33 Berbagi kabar baik
34 Alasan atau ancaman
35 Manis
36 Kaki yang terluka
37 Kursi roda
38 Tangis
39 39
40 Tetesan air
41 Menjadi yang pertama
42 Jadikan sebuah pengalaman
43 Hadiah kecil
44 Bimbang
45 Resah
46 Kesal
47 Gantungan kecil
48 keyakinan tanpa kepastian
49 Berat
50 Dress coklat
51 Terpukau
52 Maskulin
53 Sebelum pulang
54 Menggemaskan
55 Menakjubkan
56 Hal penting
57 Pengganti
58 Berlibur
59 Makan bersama
60 Pulang
61 Memerah
62 Kenyang?
63 Cemburu
64 Pelukann
65 Teman rasa keluarga
66 Ketiduran
67 Salah kamar
68 Obat flu
69 Membaik
70 Amnesia
71 Hadiah
72 Bunga
73 Foto
74 Tiongkok
75 Ragu
76 Kecelakaan beruntun
77 Bertahanlah!
78 Polisi
79 Keluar
80 Tersadar sesaat
81 Sadar
82 Menunggu
83 Bubur
84 Semangat!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Kucing kecil
2
Mata itu
3
Terjadi lagi
4
Pesan
5
Pertemuan
6
Ujung lorong
7
Dan lagi
8
Karena takdir
9
Perjalanan bersama?
10
Senyum tipis
11
Hujan
12
Peduli?
13
Getaran di dada
14
Wajah yang memerah
15
Rasa tak terduga
16
Dalam pelukan?
17
Rasa yang tersirat
18
Lampu Hijau
19
Pagi yang indah
20
Kopi istimewa
21
Malam tak terduga
22
Pintu
23
Bisakah bertemu Nenek lagi?
24
Ucapan Nenek
25
Bukan mimpi
26
Senjata makan tuan Serena
27
Ke pasar
28
Bingo
29
Jeruk
30
Tawa Kecil
31
Album foto
32
Kisah masa lalu
33
Berbagi kabar baik
34
Alasan atau ancaman
35
Manis
36
Kaki yang terluka
37
Kursi roda
38
Tangis
39
39
40
Tetesan air
41
Menjadi yang pertama
42
Jadikan sebuah pengalaman
43
Hadiah kecil
44
Bimbang
45
Resah
46
Kesal
47
Gantungan kecil
48
keyakinan tanpa kepastian
49
Berat
50
Dress coklat
51
Terpukau
52
Maskulin
53
Sebelum pulang
54
Menggemaskan
55
Menakjubkan
56
Hal penting
57
Pengganti
58
Berlibur
59
Makan bersama
60
Pulang
61
Memerah
62
Kenyang?
63
Cemburu
64
Pelukann
65
Teman rasa keluarga
66
Ketiduran
67
Salah kamar
68
Obat flu
69
Membaik
70
Amnesia
71
Hadiah
72
Bunga
73
Foto
74
Tiongkok
75
Ragu
76
Kecelakaan beruntun
77
Bertahanlah!
78
Polisi
79
Keluar
80
Tersadar sesaat
81
Sadar
82
Menunggu
83
Bubur
84
Semangat!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!