Cinta Tak Harus Memiliki

Cinta Tak Harus Memiliki

Bab 1

Rani duduk di sebuah taman menanti sang kekasih yang ingin bertemu sembari memainkan HP, bahkan Rani belum sempat pulang ke rumahnya saat ini ia masih memakai seragam putih abu-abu menandakan bahwa ia baru pulang sekolah.

Sudah hampir satu jam Rani menunggu sang kekasih namun tak kunjung terlihat batang hidung sang kekasih, sampai membuat Rani mulai jenuh dan bosan lalu ia pun memutuskan bangkit dari bangku taman hendak pergi dari situ.

"Ran" panggil Seorang pria, suara yang familiar di telinga Rani

Rani yang telah melangkahkan kaki langsung berhenti saat mendengar namanya di panggil, kemudian Rani menoleh sembari mengembangkan senyuman bersamaan sang kekasih mendekat ke arahnya.

"Maaf ya, sudah membuat kamu menunggu lama. Tadi aku ada kerjaan sebentar" ucap Sang kekasih dengan tulus sembari menggenggam tangan Rani

Rani hanya menjawab dengan anggukan, lalu keduanya kembali duduk di bangku taman menikmati senja di sore hari sembari Rani menyandarkan kepalanya di pundak sang kekasih dan dengan setia mendengarkan cerita sang kekasih.

"Apakah tak masalah, aku akan meninggalkan kamu disini?" tanya Sang kekasih sembari menatap kedua bola mata Rani memperlihatkan bahwa keduanya tak ingin berpisah

"Mau bagaimana lagi, jika itu permintaan kakaknya Kak Putra"

Rani tak bisa mencegah sang kekasih untuk tidak pergi jika sudah keputusan tersebut di tentukan oleh kakaknya sang kekasih, ia juga percaya di luar kota sang kekasih pasti benar-benar kuliah apalagi sang kekasih kuliah melalui jalur beasiswa.

Putra kembali menggenggam tangan Rani sembari menatap kedua bola mata Rani, sepasang kekasih itu berbicara melalui kontak mata dan sepasang kekasih itu sangat sedih karena akan berpisah.

"Aku harap kamu disini tetap setia menjaga cinta kita, aku disana juga akan tetap setia menjaga cinta kita. Insyaallah aku akan sempatkan pulang jika libur semester" Putra berusaha meyakinkan Rani

Lagi-lagi Rani hanya bisa mengangguk, kemudian Rani memeluk sang kekasih menumpahkan kesedihannya yang akan berpisah dengan sang kekasih dengan kurun waktu yang cukup lama.

Putra juga membalas pelukan Rani, bahkan ia mengelus punggung Rani memberi kekuatan agar mereka bisa menjalankan hubungan jarak jauh ini dan berharap keduanya sama-sama bisa menjaga kesetiaan cinta mereka.

Karena tinggal berapa hari lagi Putra akan pergi dari kota A ini, hari ini ia ingin menghabiskan waktu seharian bersama Rani, sepasang kekasih itu segera bangkit dari bangku dan hendak mengelilingi kota A.

Setelah keduanya naik ke atas motor matic milik Putra, Putra segera melajukan motor matic miliknya meninggalkan taman kota kemudian bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya.

Rani memeluk pinggang sang kekasih dengan sangat erat, sepasang kekasih itu menikmati angin sejuk yang menghembus wajah mereka karena kaca helm yang mereka pakai di buka.

Putra menghentikan motor matic miliknya di sebuah danau, tempat yang tak di ketahui siapa pun kecuali mereka berdua bahkan tempat tersebut menjadi saksi perjalanan cinta mereka yang sudah dua tahun.

"Ohh ya, setelah lulus nanti kamu mau lanjut kuliah dimana?" tanya Putra pada Rani untuk memecahkan kesunyian di antara mereka berdua

"Mungkin tetap di kota ini, di universitas Kak Raya dulu" jawab Rani seadanya

"Ohh ya, aku pernah baca novel tentang kisah cinta kakakmu loh. Ceritanya bagus banget, andai kamu udah lulus sekolah mungkin aku ingin kisah cinta kita seperti kakakmu" kata Putra teringat dengan novel tentang kisah cinta kakaknya Rani yaitu Raya yang berjudul Karena Ketulusan

"Kalau kamu mau, tunggu aku tahun depan. Datang ke rumah temui kedua orang tuaku dan sampaikan niat baik kamu ingin melamar aku" kata Rani dengan senang hati jika memang sang kekasih ingin mengajaknya menikah

"Akhh andai aku anak orang kaya seperti Kak Kevin, mungkin sekarang aku akan melamar kamu" kata Putra sembari menatap ke arah danau

Putra sadar diri ia hanya anak orang biasa tentu tak mungkin mudah untuk melamar Rani anak pemilik perusahaan skincare terbesar di kota A ini, bahkan bisa menjadi kekasih Rani sudah menjadi suatu kebanggaan baginya.

Dulu saat ini jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Rani sang adik kelas, agak minder dan beruntungnya adik sepupunya ternyata sahabatnya Rani sehingga ia bisa minta tolong dengan adik sepupunya minta di comblang.

Karena Rani sering main ke rumah adik sepupunya dan bertemu dengannya akhirnya Rani juga memiliki rasa padanya, makanya mereka berdua akhirnya bisa menjadi sepasang kekasih hingga detik ini.

"Aku akan yakinkan kedua orang tuaku, kamu tentu ingat papaku dulu juga bukan anak orang kaya jika tidak menikah dengan mamaku kehidupan papaku akan selamanya biasa saja" kata Rani memberi semangat pada sang kekasih agar tak berkecil hati

Putra tersenyum, ia tentu selalu ingat cerita perjalanan kehidupan kedua orang tua Rani bahkan lika-liku sebelum hadirnya Rani juga Putra tau karena Rani sangat terbuka dengannya menceritakan apa pun setiap kali bertemu.

Matahari di ufuk barat mulai turun, bahkan kini hari telah berubah menjadi ke kuningan menandakan hari sebentar lagi akan gelap, Putra mengajak Rani pulang karena ia tak ingin kedua orang tua Rani khawatir mencari keberadaan putri bungsu mereka.

"Nanti kalau akan berangkat kabarin ya, aku akan mengantar Kakak ke bandara" kata Rani saat mereka telah naik di atas motor matic milik Putra

"Oke, kemungkinan dua atau tiga hari ke depan aku akan berangkat"

Putra menjawab sembari melajukan motor matic miliknya meninggalkan danau tempat rahasia sepasang kekasih tersebut, dengan kecepatan sedang motor matic milik Putra telah tiba di depan komplek perumahan Rani.

Putra tak pernah mengantar Rani sampai di kediamannya, karena ia tau bahwa papanya Rani memberi peraturan pada Rani bahwa Rani tak boleh pacaran selagi belum lulus SMA seperti kakaknya Rani dulu.

Maka dari situ mereka bertemu selalu di taman kota, dengan setiap hari Rani alasan pada sang papa bahwa ia tengah berkunjung ke rumah sahabatnya yaitu Ica adik sepupunya Putra.

Setelah memastikan Putra pergi dari depan komplek perumahannya, Rani mulai melangkahkan kaki menuju kediamannya yang berjarak lima rumah dari gerbang komplek yang lumayan jauh.

Namun Rani sangat suka berjalan kaki, apalagi di sore hari seperti ini membuat ia bisa menikmati suasana komplek perumahannya hingga tak terasa ia pun tiba di halaman kediamannya.

Rani memencet bel berapa kali, ART yang bekerja di kediamannya segera membukakan pintu untuk anak majikannya itu, lalu Rani melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah sembari mengucap salam kemudian menghampiri kedua orang tuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!