"Kak....." panggil Rani saat telah berada di halaman belakang melihat sepasang suami istri itu tengah bercanda
"Rani, tumben kesini gak ngabarin dulu" kata Raya segera bangkit menghampiri sang adik
Rani tak menyahut, ia langsung menghambur ke pelukan sang kakak, Kevin yang bisa membaca situasi segera pamit pada Raya hendak ke dalam dengan alasan ingin mengecek pekerjaan sebentar.
Raya membiarkan sang adik menangis sembari ia membantu sang adik untuk duduk di gazebo yang ada di halaman belakang di kediamannya, Raya belum bertanya masih sibuk mengelus punggung belakang sang adik.
Setelah hampir setengah jam Rani menumpahkan kesedihannya di pelukan sang kakak, baru Rani melepas pelukan itu kemudian menghapus air matanya yang telah mengalir di kedua pipinya.
"Udah tenang, udah siap buat cerita?" tanya Raya sembari menatap kedua mata sang adik yang tampak sembab
"Kak Putra, Kak. Dia telah mendua, dia ternyata punya kekasih juga di kota X, padahal selama ini aku sudah setia menjaga cinta kami" Rani mulai bercerita dengan Raya
Meski rasa sakit di hatinya belum sembuh, tapi setidaknya masalah yang tengah di hadapinya saat ini sedikit berkurang dengan ia berbagi cerita dengan sang kakak yang selalu setia mendengar keluh kesahnya.
Raya masih belum menyahut ia menunggu sang adik menyelesaikan ceritanya, baru nanti akan ia respon bagaimana cara sang adik mengatasi masalah tersebut agar bisa di selesaikan dengan baik-baik.
Walaupun Putra kekasih sang adik telah berselingkuh bukankah hubungan keduanya telah terjalin cukup lama, bahkan hubungan mereka terjalin di awali dengan baik-baik jadi jika ingin berakhir tetap harus baik-baik juga.
"Memangnya kamu melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Putra berselingkuh?" akhirnya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Raya setelah sang adik selesai bercerita
"Aku gak lihat, tapi aku dengar pas Ica bertanya dengan Kak Putra secara langsung. Jawaban Kak Putra, IYA" kata Rani yang masih kecewa saat mendengar pengakuan sang kekasih tadi
"Iya Kakak gak bisa bantu, ini masalah kamu dengan kekasih mu. Kamu udah dewasa jadi tau apa yang harus kamu lakukan, tapi ingat pikirkan baik-baik dulu sebelum menyesal ke depannya"
Raya sebagai kakak tak ingin ikut campur terlalu jauh karena ia yakin sang adik bisa berpikir, bukankah sang adik sudah dewasa tentu bisa menentukan masa depannya sendiri tanpa harus di arahkan.
Rani menganggukkan kepala
Ia paham apa yang di sampaikan sang kakak ia juga datang kesini hanya ingin meminta nasehat seperti ini lah dengan sang kakak, karena sang kakak memang selalu menyelesaikan masalah dengan sangat bijak.
Kemudian Rani kembali memeluk sang kakak sembari mengucapkan terima kasih karena dengan senang hati mendengarkan keluh kesah, mendengar hal itu Raya justru tersenyum.
Bukan kah sebagai kakak tentu ia tak akan lelah mendengarkan keluh kesah sang adik, karena hanya saudara kandung lah yang mau mendengar keluh kesah kita dengan sabar meski kadang ada juga sahabat seperti rasa saudara.
Cukup lama keduanya berbincang tak menyadari bahwa hari sudah menjelang siang, keduanya sadar saat salah satu ART yang bekerja di kediaman Raya memberi tahu Raya bahwa sudah di tunggu sang suami di ruang makan untuk makan siang bersama.
"Wah, berapa jam kita bercerita sampai tak sadar begini" kata Raya sembari tertawa setelah menyadari ia telah melupakan sang suami yang tak ada di dekatnya
"Maafin Rani, Kak. Kita jadi lupa waktu"
Kedua saudara kandung itu segera bangkit lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah dan menuju ruang makan, di ruang makan sudah ada Kevin yang telah duduk di kursi kepala keluarga.
Kemudian kedua saudara kandung itu segera duduk, Raya duduk di kursi sebelah kanan samping sang suami sedangkan Rani duduk di kursi sebelah kanan samping sang kakak lalu para ART pun segera menyajikan hidangan makan siang.
Setelah siap Raya dengan cekatan mengambilkan makanan untuk sang suami lalu untuk dirinya kemudian sekalian untuk sang adik, kini ketiga orang yang di meja makan itu segera menyantap makanan masing-masing.
Suasana di ruang makan selalu terasa sepi dan hampa, karena Raya dan Kevin belum di karuniai buah hati sedangkan papanya Kevin sekarang memilih tinggal di luar negeri mengurus perusahaan mereka disana.
Rumah mewah itu kadang ramai ketika Raya dan Kevin mengajak para anak yatim piatu untuk makan di rumah mereka, hanya menghabiskan waktu setengah jam ketiganya telah selesai menikmati makan siang bersama.
Baru saja Rani hendak membantu para ART merapikan meja makan, terdengar HP-nya yang ada di tas selempangnya berbunyi lalu Rani mendekati tas selempangnya yang kebetulan berada tak jauh dari ruang makan.
"Siapa?" tanya Raya yang kebetulan ikut mendekati sang adik
"Papa, tumben ya papa telepon" kata Rani kemudian menggeser ikon hijau gambar gagang telepon itu ke atas
"Hallo, iya pa ada apa?" tanya Rani setelah sambungan telepon terhubung
"Kamu dimana, Ica ada di rumah kita. Kamu bohongin papa, kata kamu mau main ke rumah Ica" di seberang telepon Rangga tampak marah pada putri bungsunya itu
"Akhh, sepertinya papa salah paham. Tadi memang sempat ke rumah Ica, karena Ica sibuk jadi Rani memutuskan ke rumah Kak Raya. Kalau papa gak percaya, ini tanya dengan Kak Raya kebetulan ada di samping Rani" jelas Rani yang tak mau sampai sang papa berang karena kesalahpahaman ini
"Hallo, pa. Apa kabar? papa dengan mama, maaf Raya dan Kevin belum sempat berkunjung ke rumah papa dengan mama" sapa Raya saat HP milik Rani di sodorkan padanya
"Iya hallo, papa dengan mama sehat. Gak apa-apa, papa dengan mama maklum kamu dengan Kevin pasti sibuk dengan pekerjaan kalian"
Rangga sangat memaklumi keadaan sang anak dan sang menantu yang sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka, namun Rangga juga sedih karena di usianya ya sudah renta belum juga ke sampaian untuk menimbang cucu.
Karena percaya dengan penjelasan Rani, akhirnya sambungan telepon pun berakhir dan sang papa langsung menghampiri Ica sahabat sang putri di ruang tamu yang tengah ngobrol dengan sang istri.
"Ica, Rani saat ini ada di rumah Raya. Karena kamu tadi sibuk, jadi dia memilih ke rumah kakaknya" kata Rangga saat telah duduk kembali di sofa ruang tamu
"Ohh gitu ya, Om. Tadi Ica nelepon Rani tapi gak di angkat Rani, Ica jadi khawatir makanya kesini" jelas Ica
Kedua orang tua Rani menggangguk, cukup lama mereka mengobrol Ica pun pamit pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments