Petualangan kedua

Xu Lian mematung setelah dirinya selesai membaca apa isi dari surat tersebut. Bukan karena berita dari surat itu yang mengatakan jika ada sebuah pedang langit yang muncul yang membuatnya terkejut, tetapi ketika ia mengetahui jika Danzi pasti sudah meninggal dengan kedatangan surat ini.

"Ini tidak mungkinkan? kakek tidak secepat itu pergi, bahkan ia belum melihat putra kita" ucap Xu Lian. Zhang Xiuhuan merengkuh bahu Xu Lian untuk memberinya semangat.

"Bersabarlah" seru Zhang Xiuhuan.

***

"Apa kau yakin ingin membawa Bing Bing juga?" tanya Xu Lian.

Xu Lian dan Zhang Xiuhuan terlihat sedang berjalan menuju tempat tinggal Kaisar Xu Kong dengan sedikit tergesa-gesa.

"Kita tidak punya pilihan lain lagi sayang, ini memang cukup berbahaya tetapi jika kita benar-benar menjaganya tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi kepada putra kita", Zhang Xiuhuan menghela nafas berat, "Lagi pula disini ia akan sendirian, kau tahu ayahmu pasti sibuk dengan pekerjaannya sebagai kaisar, dan kedua kakakmu sedang fokus dalam mempelajari politik", ia melirik kearah Xu Lian, "Kita tidak mungkinkan harus merepotkan mereka, lagi pula aku tidak tahu kita akan pergi berapa lama dan aku tidak ingin meninggalkan Bing Bing" serunya.

Xu Lian terlihat sedang berpikir. Ucapan Zhang Xiuhuan memang ada benarnya, ia juga tidak ingin meninggalkan Bing Bing sendirian karena ia juga pernah merasakan bagaimana rasanya sendirian ketika masih kecil. Xu Lian menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin Bing Bing merasakan apa yang pernah ia rasakan, jadi satu-satunya pilihan adalah membawa Bing Bing.

Zhang Xiuhuan menghentikan langkahnya tatkala ia sampai didepan pintu ruangan kaisar, sebelum masuk ia terlebih dahulu mengetuk pintu tersebut dengan perlahan.

"Fahuang" Xu Lian dan Zhang Xiuhuan serempak membungkukkan tubuhnya sebagai penghormatan.

(Fahuang : Ayah Kekaisaran)

"Kalian berdua ada apa kemari" Xu Kong menghentikan aktivitasnya dengan berkas-berkas dihadapannya tatkala putri dan menantunya memasuki ruangannya.

"Fahuang, aku hanya ingin meminta izin untuk pergi" seru Zhang Xiuhuan.

"Pergi? kalian mau pergi kemana lagi?" tanya Xu Kong.

"Sebenarnya Fahuang, aku mendapat surat dari Kakek Danzi" Xu Lian menjelaslan dengan rinci apa isi surat yang ia dapat dari Danzi kepada Xu Kong. Xu Lian merasa heran ketika ia menjelaskan apa isi surat tersebut Xu Kong tidak terkejut.

"Sudah kuduga, jadi ini benar-benar terjadi" saut Xu Kong.

"Fahuang juga sudah mengetahui tentang hal ini" tanya Zhang Xiuhuan.

"Iya, aku sudah mengetahui ini sejak lama bahkan sebelum kau lahir", Xu Kong melirik kearah Xu Lian, "Ibumu dulu pernah menceritakan kepadaku tentang kemunculan pedang tersebut, awalnya aku tidak tahu tentang keberadaan pedang tersebut karena menurut ibumu pedang tersebut hanya diketahui oleh orang orang timur", Xu Kong menghela nafas, "Dan karena pedang itu juga adalah salah satu alasan kehancuran Kerajaan Shangri-La, karena dari salah satu mereka membocorkan tentang keberadaan pedang tersebut kepada Sekte Aliran Hitam ataupun putih" ucapnya.

"Jadi kalian akan mencari pedang tersebut?" tanya Xu Kong kembali. Xu Lian dan Zhang Xiuhuan menganggukan kepalanya bersamaan.

"Aku tidak ingin pedang itu jatuh ketangan orang yang salah Fahuang, apalagi ketangan Sekte Aliran Hitam" seru Xu Lian.

"Iya aku mengerti, baiklah kalian boleh untuk pergi mencari Pedang tersebut" saut Xu Kong dengan nada terpaksa.

***

"Ayah, kapan kau akan mengajariku beladiri lagi" seru Zhang Bing tatkala ia melihat ayahnya yang berjalan dihalaman pavilium milik orang tuanya.

"Bing Bing untuk saat ini kita tidak bisa berlatih beladiri" saut Zhang Xiuhuan.

"Kenapa?" tanyanya polos.

"Karena kita akan melakukan petualang yang seru, maka dari itu ayah harus menyiapkan keperluannya" Zhang Xiuhuan mengelus kepala Zhang Bing, "Kau bermainlah dengan Nang'er terlebih dahulu" Zhang Bing menganggukan kepalanya dengan antusias.

Walaupun Zhang Bing masih sangat belia, Zhang Xiuhuan selalu mengajarinya beladiri. Walaupun mereka harus belajar bersembunyi-sembunyi dari Xu Lian jika Zhang Bing harus belajar beladiri yang tidak sesuai dengan usianya.

"Kapan kita akan berangkat?" tanya Xu Lian ketika ia sudah berada disamping Zhang Xiuhuan.

"Pagi ini"

"Apa itu tidak terlalu cepat?"

"Tidak, karena kau tahukan pasti semua orang sudah tahu tentang keberadaan Pedang Goujian, aku tidak ingin kita kalah cepat" ucap Zhang Xiuhuan.

"Ya baiklah" saut Xu Lian.

Keesokkan harinya...........

Xu Lian dan Zhang Xiuhuan berpamitan kepada Xu Kong, mereka tidak berpamitan dengan Xu Yong Dan Xu Li karena mereka berdua tidak berada didalam istana.

Seperti biasa mereka bertiga melakukan perjalan dengan menaiki Nang'er.

(Nang'er: naga milik Xu Lian)

Mereka melakukan perjalan tanpa ada hambatan sedikitpun, hingga matahari mulai naik dan mengharuskan mereka mendarat dan mencari desa terdekat untuk mengisi perut mereka.

Nang'er turun mendarat cukup jauh dari desa yang ingin mereka kunjungi, karena mereka tidak ingin membuat keributan karena kehadiran seekor naga. Xu Lian dan Zhang Xiuhuan melanjutkannya dengan berjalan kaki.

Mereka bertiga memasuki desa tersebut, desa itu cukup terlihat besar karena banyak bangunan yang cukup mewah dalam desa tersebut tidak seperti desa kecil biasanya.

"Ini cukup aneh" gumam Zhang Xiuhuan.

"Aneh kenapa?" tanya Xu Lian heran.

"Kita tidak menemukan adanya penjagaan digerbang desa ini, dan lihatlah mereka semua berpakain kotor dan lusuh sedangkan desa ini memiliki bangunan-bangunan yang cukup bagus" Xu Lian mengikuti arah pandang Zhang Xiuhuan. Memang benar kebanyakan semua orang berpakaian kotor dan lusuh walaupun bangunan-bangunan disini terlihat cukup mewah.

"Sebaiknya kita jangan terlalu lama didesa ini, setelah selesai makan kita langsung melanjutkan perjalanan kita" Xu Lian mengangguk mengerti dengan ucapan Zhang Xiuhuan.

Untuk beberapa saat mereka bertiga berjalan mengelilingi desa untuk mencari tempat makan yang terdekat, setelah menemukannya tanpa membuang waktu mereka memasuki tempat makan tersebut.

Tempat makan itu cukup besar karena memiliki tiga tingkat bangunan. Didalam bangunannya juga cukup ramai dengan pengunjung. Zhang Xiuhuan memilih tempat duduk dekat dengan jendela, setelah itu seorang pelayan mendatangi mereka untuk memesan makanan.

Zhang Xiuhuan mengelilingi pandangannya, ia sedikit heran kenapa sedari awal ia masuk kedesa ini ia jarang sekali melihat seorang wanita dan juga anak-anak karena kebanyakan kaum laki-laki yang berada didesa tersebut.

Zhang Xiuhuan melirik kearah segerombolan kakek-kakek yang sedang asik mengobrol, ia ingin menghampiri mereka dan menanyakan tentang desa yang saat ini ia kunjungi.

"Ibu, ibu" Zhang Bing menarik-narik baju lengan Xu Lian.

"Ada apa?" tanya Xu Lian.

"Aku ingin melihat badut itu" Zhang Bing menunjuk sekelompok orang yang mengamen dipojok ruang tempat makan tersebut dengan menggunakan riasan seperti badut.

Xu Lian sebentar memperhatikan mereka, ia tidak merasakan aura pembunuh ataupun niat yang tidak baik pada mereka. Jadi ia mengijinkan Zhang Bing untuk melihatnya lebih dekat, lagi pula itu tidak terlalu jauh jadi Xu Lian juga masih bisa memperhatikan putranya.

"Kau mau kemana?" tanya Xu Lian tatkala ia melihat Zhang Xiuhuan yang akan beranjak dari duduknya.

"Aku ingin menghampiri mereka untuk menanyakan tentang desa ini" Zhang Xiuhuan menunjuk kearah meja yang berisi kakek-kakek.

"Baiklah, aku ikut!" Xu Lian ikut berdiri dan menghampiri kakek-kakek tersebut.

"Permisi tuan, bisakah aku ikut duduk disini?" seru Zhang Xiuhuan.

"Oh tentu bisa anak muda" salah satu kakek tersebut mempersilahkan Xu Lian dan Zhang Xiuhuan untuk duduk.

"Perkenalkan namaku Zhang Xiuhuan dan ini adalah istriku" Xu Lian terlihat tersenyum kecil kearah mereka.

Kakek-kakek itu hanya mengangguk mengerti, "Kau pendatang baru didesa ini ya?".

"Iya kami pendatang baru, dan bolehkan saya bertanya sesuatu?" tanya Zhang Xiuhuan.

"Oh tentu, tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan" seru salah satu kakek.

"Sebenarnya ada apa dengan desa ini, kenapa didesa ini sangat jarang ditemukan keberadaan anak-anak dan perempuan" Kakek-kakek tersebut seketika diam setelah mendengar pertanyaan Zhang Xiuhuan, sesekali mereka saling memandang satu sama lain.

Selang beberapa lama, salah satu mereka angkat untuk bicara.

"Sebenarnya memang didesa ini sangat jarang ada perempuan dan anak-anak. Karena sejak 6 bulan kemarin desa kami kehadiran dengan sekte misterius, mereka biasanya menculik perempuan dan anak-anak didesa ini untuk diperjual belikan", kakek tersebut menghela nafas berat, "kita sudah meminta bantuan kepada sekte-sekte aliran putih untuk menyusut kasus ini tetapi hasilnya sia-sia. Karena yang kita lawan sekarang bukanlah orang yang biasa" ucapnya.

Xu Lian dan Zhang Xiuhuan tersentak mendengar ucapan kakek tersebut. Pantas saja didesa ini memiliki suasana yang berbeda.

"Zhang Xiuhaun" ucap Xu Lian terkejut.

"Ada apa?" tanya Zhang Xiuhuan heran.

"Bing Bing" seru Xu Lian.

"Tenang saja ia sedang melihat pengamen tadi bukan, lagi pula aku tidak merasakan aura pembunuh ataupun untuk berniat jahat" ucap Zhang Xiuhuan. Tetapi tubuhnya diam mematung tatkala pandangannya melihat kearah tempat yang semulanya para pengamen tersebut dan kini tempat itu kosong.

"Kemana Bing Bing" teriak Xu Lian cemas.

"Pasti orang yang berada dibalik ini semua bukanlah orang yang biasa. Bahkan aku tidak bisa merasakan aura keberadaannya" gumam Zhang Xiuhuan.

"Kau benar, aku juga berpikir seperti itu" saut Pete dalam pikiran Zhang Xiuhuan.

****

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Bing Bing di culik itu...

2021-04-24

1

kak ipung

kak ipung

bagus ceritanya

2020-07-03

2

Rw Nurasajati

Rw Nurasajati

lanjut thor
up

up

uo

up

2020-07-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!