Celahnya, Titik Balik

Tawa yang menyenangkan telah berlalu, kini Madam memulai kembali evaluasinya.

"Tidak ada penyakit serius selain kurang gizi, warna kulitnya tidak merata, usia 14 namun terlihat seperti 12 tahun." Madam menatap dada dan bokongku dengan menyedihkan.

"Banyak bekas luka di kulitnya, terutama punggung dan kaki, Ah Ning~~ ramuan dan salepku bisa menghilangkan semua bekasnya, tapi satu yang di lutut itu harus dihilangkan dengan operasi plastik, bidangnya terlalu luas dan dalam." Madam melemparkan pandangan dan ditanggapi dengan anggukan oleh Kakak.

"Jika dia dalam postur tegak, tidak terlihat ada masalah. Tapi... Coba rileks kan tubuhmu." perintah Madam padaku.

Aku pun merilekskan postur tegak ku dan Madam mulai melanjutkan, "Pinggul kanan sedikit lebih naik dibanding bagian kiri, jika terus berlanjut pasti akan menjadi skoliosis. Olahraga yang disarankan adalah pilates dan yoga, menari balet juga dapat membantu."

Dengan menghela nafas dia kembali membelai bahu dan leherku, gerakannya yang lembut membuatku merinding.

"Pasti sangat cantik.... "

"Dengan wajah dan tubuh seorang puteri namun memiliki nasib seperti budak. Sungguh dosa, wajah seperti itu dimiliki gadis malang."

Keheningan kembali menaungi ruangan temaram itu.

Di kehidupan sebelumnya, aku tidak mengalami hal-hal ini. Karena tujuanku menjadi butler, maka pendidikanku telah diatur oleh Anna Butler.

Tidak ada kejadian seperti hari ini, posturku memang nantinya kan diperbaiki dengan pilates dan yoga. Tapi sebelumnya, aku tidak pernah mempelajari balet, inilah perbedaan menjadi seorang nona dan pelayan.

Aku mempelajari apresiasi seni, mulai dari barang mewah, antik, musik klasik dan tarian. Tapi itu adalah apresiasi, menilai tinggi rendahnya kualitas yang dihadirkan namun tidak perlu menguasai, terjun dan memainkannya sendiri.

Berbagai hal mulai bergeser karena pilihanku yang berbeda.

"Dan kau, berhentilah berpura-pura." Madam berkata pelan namun tatapannya tajam.

"Entah apa yang kau sembunyikan, tapi itu sia-sia." Madam kembali menatap Kakak.

Deg!! Apa yang mereka ketahui. Dimana celah yang ku ungkap.

Otakku berputar memikirkan kapan mereka mengetahuinya. Lalu teringat apa yang terjadi pada awal kedatangan tadi. Mencoba mencari alasan agar terdengar masuk akal.

Benar-benar ceroboh.

Kakak berdiri dan menghampiri kami, "Jangan mencoba berbohong, itu menjijikkan." Tidak terdapat emosi apa pun dalam suara itu.

Kakak tidak marah.

Hatiku seakan melompat karena kegembiraan yang tiba-tiba. Mengetahui Kakak tidak keberatan dengan perilaku bodohku di awal, aku pun tak lagi terjerat dan memilih mengaku.

"Dimana celahnya?" Aku pun bertanya.

Madam mengangkat alisnya dan tersenyum mengejek, "Yo, tidak menjadi bayi penakut lagi?"

Dengan tawa seperti penyihir jahat dalam dongeng pengantar tidur, dia pun melanjutkan, "Lucu sekali, dari awal hingga akhir celahnya ada dimana-mana." Setelah mengatakan itu, dia tertawa lepas.

"Mungkin kau tak tahu, saat Aku berbicara pada Ah Ning, semakin penting informasi, Kau akan semakin menegakkan postur dudukmu. Apakah menurutmu kami akan lengah hanya karena menganggap dirimu tidak dapat memahami bahasa Kanton."

"Jadi pertanyaannya sekarang, sejak kapan kau memahami bahasa semua orang di sekitarmu? Dan apa saja bahasa yang kau pahami."

Menghela nafas dan mencoba tenang, aku berkata: "Entahlah, semakin banyak aku mendengar aku akan lebih cepat memahami apa yang dikatakan. Sejauh ini ada Bahasa Inggris, Kanton dan Mandarin. Aku tidak tahu apakah akan mudah bagiku untuk mencoba bahasa lainnya."

Bohong, Aku juga fasih berbahasa Latin, Spanyol dan Perancis. Sedikit memahami Korea dan Jepang, namun sangat terhalang saat mempelajari Bahasa Arab. Ini membuktikan bahwa aku sama sekali bukan jenius linguistik, semua itu mewakili kerja keras dua dekade di kehidupanku sebelumnya.

Karena lingkungan ku sekarang, Aku hanya terpapar ketiga bahasa itu, maka aku dengan menebalkan muka mengungkapkan 'kejeniusan ku'.

"Lalu mengapa kau menyembunyikannya? Bukankah baik bagimu jika orang-orang tahu bahwa kau cerdas dan berbakat. Itu akan meningkatkan chip tawar-menawar mu dan mengokohkan posisimu sebagai seorang Nona?" Madam bertanya dengan nada mencemooh.

"Bukankah menakutkan jika seseorang bisa memahami tiga bahasa dalam beberapa hari hanya karena sering mendengarkan percakapan?" jawabku dengan penuh keraguan dengan raut meringis.

"Sudah ku katakan berhenti berpura-pura, meski kau sekarang sekurus tauge dan tak terawat, dengan wajah yang bisa bersaing dengan roh rubah itu, sungguh tak tahu malu membuat ekspresi menyedihkan." Kata-kata Madam sangat langsung, benar-benar tidak memberiku jalan keluar ataupun menghindar.

"Kenapa kau selalu berpura-pura ketakutan?" Madam mendengus jijik.

"Alasan apa lagi? Untuk yang satu ini sungguh Aku tak berniat untuk berpura-pura. Sejujurnya aku sangat senang karena diberi kesempatan untuk memulai hidup baru yang begitu mulia, tapi apakah aku bisa bebas meluapkan segala kebahagiaanku di hadapan orang lain?! Apakah normal untuk seorang anak yang dijual keluarganya untuk bahagia di tanah asing? Aku pasti seorang monster jika aku masih bisa bersenang-senang setelah melalui semua malapetaka ini." Tidak terasa, rupanya aku menjawab sembari menangis.

"Jadi sebenarnya kau bahagia disini." Kali ini Kakak yang bertanya dengan heran.

"Tentu saja aku senang, dimana lagi aku bisa mendapatkan seorang Kakak yang dapat begitu diandalkan? Memberikan pakaian terbaik, makan enak, tempat tinggal yang begitu nyaman. Ini benar-benar kehidupan peri." Dengan tangis terisak, suaraku terdengar semakin lirih.

"Tapi ini tidak gratis, di masa depan kau akan membayar semua yang kau dapatkan ini dengan tubuhmu." Madam sepertinya berharap aku akan menjadi histeris.

Kini giliranku yang menjawab dengan dengusan, "Jadi apa? Toh, itu hanya tidur dengan seorang lelaki. Paling buruk adalah lelaki tua yang akan segera mati. Lagipula laki-laki itu pasti memiliki kekuasan jika itu membuatku harus digunakan untuk minat dan keuntungan Kakak. Apapun itu, pasti jauh lebih baik daripada menjadi istri dari pengangguran malas yang suka berjudi dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga yang ada di segala penjuru desaku."

Madam sepertinya tidak pernah menyangka aku berkata seperti itu lalu bergumam, "Pandangan dunianya agak bengkok, tapi logikanya benar."

Madam mulai menepuk-nepuk pundakku yang sedang menangis, "Tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu. Hanya tiga hasil yang akan terjadi jika orang yang memiliki moral melalui tragedi sepertimu. Berubah menjadi gila, menjadi penjahat atau menjadi monster. Kau memang monster. Jadi, patuhlah padaku. Hanya monster yang telah melewati sembilan kesengsaraan guntur lah yang bisa menjadi abadi dan melonjak ke langit."

Kakak ikut menambahkan.

"Jangan berpura-pura lagi, kau tidak perlu menyenangkan siapa pun. Jadilah apapun yang kau mau, tidak ada yang akan mengkritik mu. Sungguh menyebalkan melihatmu berpura-pura."

Aku hanya mengangguk dan mencoba menenangkan segala emosi yang tak terbendung ini.

Bodoh, bodoh sekali mencoba berpura-pura di hadapan Kakak. Sejak kapan kau bisa membohongi Nona?

Batinku tidak bisa berhenti mencela diri sendiri.

Dengan mentalitas ku yang lebih tua, aku berpikir Kakak di usia ini akan sedikit naif.

Tapi siapa Zhao Jianing?? Dia dikelilingi dengan orang kompeten di sekitarnya sejak masih kecil. Kebohonganku hanyalah pediatri baginya, pantas saja perkataannya padaku di ruang teh selalu penuh sarkasme. Bukan Aku yang dipandangnya rendah, tapi kebohonganku yang tidak layak lah yang mengganggunya.

Kakak selalu lebih pintar dariku, Aku tidak bodoh, tapi jika perbandingan adalah Kakak, dalam hal intrik dan manipulasi, bahkan jika terlahir kembali, masih belum banyak perbaikan dalam hal ini.

Keuntungan kelahiran kembali adalah pertambahan luas visi, mengetahui alur adalah batasnya. Hentikan rasa superioritas mu yang sok dan menganggap tahu lebih banyak dari semua orang. Yang kau ketahui belum terjadi dan belum tentu terjadi. Seperti halnya takdirmu yang mulai berubah, segala hal di masa depan pun mungkin mengalami perubahan.

Akuilah kelahiran kembali tidak membuat dirimu mahakuasa. Berhentilah mencoba mengatur semua strategi sendiri, itu bukan keunggulanmu. Banyak orang yang lebih kompeten di bidangnya, kau hanya perlu membuat visimu didengarkan dan menunjukkan arah agar mereka tidak perlu melalui jalan memutar. Jangan mengkhawatirkan segala hal, jangan menganggap semuanya tanggungjawab mu, kau terlalu serakah, terlalu sombong.

Ingatlah, kau bukan pahlawan dunia, cukup lindungi orang yang kau cintai. Menjadi egois itu manusiawi.

Terpopuler

Comments

Noona Kim

Noona Kim

denger2 di cina ga boleh pkek BHS Inggris ya?

2023-09-19

0

Tanata✨

Tanata✨

selau ingatlah, diatas langit masih ada langit😌

2023-09-19

0

Tanata✨

Tanata✨

multi language

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!