Pengembangan Masa Depan

Tiga hari berlalu sejak aku melalui perjalanan waktu.

Dalam tiga hari ini aku telah memulai pendidikan untuk memiliki kualitas sebagai saudari seorang Vivianne.

Aku yang sekarang, Sienna Zhao, dengan nama china Zhao Nana sedang menjalani pelatihan tiga tahun sebagai pewaris keluarga kaya. Jika aku lulus semua pelatihan, baru saat itulah aku akan resmi di adopsi.

Anna Butler telah memberikan jadwal kegiatanku 24/7, jadwalnya begitu padat. Mulai dari kursus Etika dan Tanggung Jawab, Manajemen Keuangan, Hukum dan Peraturan, Manajemen Bisnis, Keterampilan Kepemimpinan, Komunikasi dan Negosiasi, Pelatihan Etiket dan Tatanan, hingga Keberlanjutan dan Inovasi. Semuanya adalah kursus wajib untuk seorang pewaris.

Selain memulai kursus etiket ala keluarga bangsawan, Aku juga harus menjalani kelas literasi.

Karena diriku pada periode saat ini hampir bisa dikatakan buta huruf, Nenekku hanya mengizinkanku belajar di sekolah sampai sedikit memahami aritmatika dasar dan bisa membaca. Ayah dan ibuku pun tidak menolak ide nenek.

Kini aku sedang duduk di meja belajar, suasana ruang belajarnya begitu tenang dan penuh kedamaian. Cahaya alami dari jendela mengalir masuk, menerangi setiap sudut ruangan.

Udara segar dari luar mengisi ruangan, menciptakan atmosfer yang menyegarkan. Tidak ada suara bising atau gangguan dari luar, hanya keheningan yang mengizinkan pemikiran bebas mengalir.

Meja belajarnya teratur dan rapi, dikelilingi oleh buku-buku dan catatan-catatan penting. Di atas meja itu, ada beberapa alat tulis yang siap digunakan untuk menulis dan menggaris skala prioritasnya. Selembar kertas kosong menantinya, menunggu untuk diisi dengan rencana dan impian di masa depan.

Duduk di meja belajar, merenung dalam kesenduan, membiarkan pemikiran mengalir seperti arus sungai yang lembut.

Dia mengulas kembali skala prioritasnya, memastikan langkah-langkah yang akan diambil sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai yang dipegang teguh.

Tangan yang terampil menggenggam pena, mulai menuliskan setiap gagasan dan impian yang mengalir dari hatinya. Dalam suasana yang damai ini, dia merasa begitu terhubung dengan dirinya sendiri.

Ruang belajar ini menjadi tempat untuk merenung, mencari inspirasi, dan mengumpulkan kekuatan untuk melangkah maju. Setiap gerakan pena menorehkan makna dan arti yang mendalam, mencerminkan tekad dan semangatnya yang tak tergoyahkan.

Dengan setiap kata yang tertulis di atas kertas, dia merasa semakin mendekati tujuannya. Pikirannya menjadi jernih dan fokus, karena dia tahu bahwa setiap keputusan yang dia ambil akan membentuk masa depannya.

Duduk di meja belajarnya, dia merenung dalam kesenduan, menggenggam secarik kertas putih yang menantang untuk diisi dengan rencana dan impian masa depannya. Alunan musik yang lembut mengalun di ruangan, menciptakan atmosfer yang mendukung kreativitas dan refleksi.

Dengan mata yang fokus dan hati yang bersemangat, dia mulai menulis di atas kertas itu. Tinta pena mengalir dengan lancar, membentuk huruf-huruf yang berpadu menjadi kata-kata yang indah. Judulnya sendiri "Future Development Outline" terlihat begitu kuat dan penuh arti.

Tiga tujuan jangka panjang:

Diterima di Universitas kunci di Beijing, setidaknya diterima di universitas 211, jika memungkinkan diterima universitas 985.

Menemukan solusi untuk meringankan penyakit Nuan Nuan. Buat "orang gila" itu lebih patuh, temukan pawangnya.

Setidaknya membangun kerajaan bisnis Anda sendiri di satu bidang dan jadilah orang kaya di dunia setidaknya sekali. Bangun bisnis yang berbeda dari pengembangan New World Group, agar bisa menjadi jalan keluar jika 'orang' itu membuat ulah lagi.

Tiga keunggulan:

Terlahir kembali pada tahun 2004, pandangan jauh ke depan.

Sudah pernah menjalani pendidikan butler, hal-hal dasar sudah dilampaui, yang akan datang lebih mudah dikuasai.

Lebih dari 20 tahun keterampilan hidup terakumulasi dalam kehidupan sebelumnya. mengetahui tren keuangan, gelombang krisis, internet, sekuritas dan saham, dunia hiburan...

Tiga kerugian:

Latar belakang, titik awalnya rendah. Harus berpura-pura dan membuat perubahan yang dapat diterima. Jangan sampai dicurigai.

Eranya terbatas, pencarian informasi tidak semudah 20 tahun ke depan, kualitas hidup, fasilitas dan kemudahan pasti akan menurun, harus cepat beradaptasi.

Kelemahan kepribadian saya sendiri, sedikit bodoh dan lamban, tidak sensitif terhadap perubahan arus.

Dia memandangi kembali kertas yang telah ditulisnya dengan ekspresi wajah yang rumit dan pahit. Matanya menyaksikan kata-kata yang ia rancang dengan hati-hati, tetapi kali ini, ada perasaan campur aduk yang terlihat jelas di dalam dirinya.

Kertas itu seakan menjadi cermin dari perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan cobaan. Di antara kata-kata indah yang tertulis, ada juga bekas luka dan kenangan yang menyakitkan. Rencana yang ia buat begitu kompleks, mencerminkan perjalanan hidup yang dipenuhi dengan rintangan dan kegagalan.

Di antara baris-baris tulisannya, ia merenungkan setiap pilihan dan keputusan yang pernah diambilnya. Beban masa lalu dan ketidakpastian masa depan terasa begitu berat di pundaknya. Namun, meskipun ekspresi wajahnya penuh dengan rasa pahit, di dalam dirinya ada keteguhan dan tekad yang tak tergoyahkan.

Dia menyadari bahwa hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. Ada hal-hal yang terjadi di luar kendali, ada kekecewaan dan kesedihan yang harus ia hadapi. Namun, di tengah semua itu, dia menemukan kekuatan untuk terus maju dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak.

Meski ekspresi rumit dan pahit terlihat di wajahnya, namun di dalam hatinya ada api yang menyala, api keberanian dan keteguhan untuk tetap berusaha dan berjuang. Rencana-rencana yang ditulisnya mungkin berubah seiring waktu, tetapi tekadnya untuk meraih impian-impian itu tetap berapi-api.

Dia memandangi kembali kertas itu dengan rasa haru dan syukur. Meskipun hidupnya penuh dengan liku-liku, setiap kata yang tertulis menjadi pengingat bahwa perjuangan dan kesulitan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup yang berarti.

Tok tok tok

Ada suara ketukan pintu yang membuyarkan pemikirannya.

"Ma-masuk..."

Sigh, kapan ini berakhir. Berpura-pura ketakutan dan selalu gugup.

Aku menjawab pelan. Di sana ada pelayan ruang teh yang membawakan memo Nona, ohh tidak. Sekarang aku memanggilnya Ning Jie secara pribadi dan memanggil Kakak jika sedang ada orang lain. Dia masih sama, sangat tidak menyukai orang memanggilnya Vivianne.

"Nona, Anna Butler meminta Anda untuk pergi ke ruang teh, sebentar lagi Nona Muda akan pulang. Mulai hari ini, setiap jadwal teh sore, Anda harus hadir di ruang teh sebelum Nona muda kembali."

Kata-kata pelayan sangat metodis, dengan nada tenang, artikulasi jelas dan postur hormat yang sempurna.

"Ba-baik..." jawabku terbata-bata.

Ck, benar-benar pelayan keluarga besar

Aku yang sekarang bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seorang pelayan, tapi tetap saja sikapnya sempurna. Apakah dalam hatinya dia mencibir?

"Mari Nona, ikuti saya".

Sambil mengambil setengah langkah mundur dan membuka pintu lebih lebar, dia berdiri di samping pintu dan menungguku melangkah.

Setelah kelahiran kembali, Aku masih Aku, tapi Aku juga bukan lagi Aku.

Untuk mengakomodasi ku, semua pelayan di sekitarku bisa berbahasa Melayu atau Indonesia. Aku diizinkan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang Aku bisa selama tiga bulan. Setelah tiga bulan ini berlalu aku setidaknya harus berbicara Bahasa Inggris, jika Aku masih mengucapkan bahasa ibuku, maka aku akan menerima hukuman.

Sesampainya di ruang teh, Kakak sudah hadir dengan pesonanya yang memukau. Ketika dia mengetukkan jari telunjuknya yang ramping ke sisi meja, pelayan yang datang bersamaku segera melihat isyaratnya dengan cermat. Dengan gesit dan sigap, pelayan itu memberikan memo yang dibawanya dengan penuh kerendahan hati.

Jari-jari Kakak itu terlihat begitu indah, seperti karya seni yang hidup. Setiap gerakan jemari telunjuknya mengandung keanggunan alami yang tak bisa diabaikan. Mereka seperti menyiratkan pesan yang tak terucapkan, memberikan perintah dengan lembut namun tegas.

Tangan Kakak itu begitu elegan, dengan ujung-ujung jari yang rapi dan terawat. Saat jari telunjuknya menyentuh permukaan meja, seakan menyisakan jejak keindahan yang tak terlupakan. Seperti alat yang digunakan untuk menyelami ruang dan waktu, jari-jarinya mengisi ruangan dengan aura kebangsawanan yang menonjol.

Ketika pelayan membawa memo, tanggapannya yang cepat dan tepat adalah gambaran dari kecerdasannya yang luar biasa.

Melihat Kakak mengetukkan jarinya dan memberikan instruksi dengan begitu santun, membuatku terpesona oleh keindahan dan kekuatannya. Tangan Kakak itu adalah representasi dari kepemimpinan yang teguh dan ketegasan yang diselimuti oleh keanggunan dan ketenangan.

Saat itu, ruang teh menjadi panggung bagi pesona dan keindahan jari-jari Kakak yang menyihir. Jemari-jemarinya menjadi lambang dari kekuasaan yang lembut dan kebijaksanaan yang dalam. Seolah-olah mereka memiliki kehidupan dan kekuatan sendiri, memancarkan pesona yang tak terhingga.

Setelah menulis beberapa kata dalam memo, dia meletakkan kembali memo dan mengambil cangkir teh.

Menyesap teh dan menghela nafas, tampaknya jauh lebih rileks.

Kakak menatapku dan berpindah duduk di sofa.

"Duduk disini saja."

Aku mengikutinya, aku memilih duduk di sofa yang bersebrangan dengannya.

"Aku akan membawamu keluar hari ini, pelajari apapun yang diajarkannya, jangan banyak berpikir dan jangan bertanya."

Suaranya serak namun lembut, nadanya malas tapi tak terbantahkan.

"Jangan sampai kau dipulangkan sebelum dinyatakan lulus, akan menyusahkan jika dia tidak senang" lanjutnya.

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan kaku.

Menatapku yang duduk di hadapannya, ada jejak sarkasme di wajah cantiknya.

Kamipun bergerak, dengan formasi lengkap pelayan mengantar kami ke mobil. Ada pengawal yang sudah bersiap dan membukakan pintu mobil untuk kakak.

Aku mengikuti beberapa langkah di belakangnya, namun ada pengawal yang menahan gerakanku. Hal ini membuat jarakku dan kakak diperbesar.

Aku membuat ekspresi tak mengerti, lalu ada pengawal yang mengarahkan ku ke mobil di belakang mobil kakak.

Ternyata kami menggunakan mobil yang berbeda, ini akan membuat kesan aku tidak dihargai oleh Nona Muda, tapi tak satupun dari pengawal atau pelayan yang melihatku dengan tatapan merendahkan.

Benar-benar kualitas yang patut ditiru, Anna Butler pantas dipuji atas kerja kerasnya.

Pantas saja lulusan Butler sangat pemilih. Tidak sembarang orang kaya bisa merekrutnya.

Di Akademiku dulu, bukan hanya orang kaya yang memilih Butler, tapi sang Butler juga memilih orang yang dilayaninya.

80% siswa baru adalah orang yg dikirim belajar oleh keluarga atau klan yang akan menggunakannya, sedangkan sisanya pasti akan dipesan bahkan sebelum menyelesaikan semester pertamanya.

Lulusan tidak perlu mencari pekerjaan dan yang didapatkan adalah pekerjaan yang sangat stabil dan jika tidak ingin pensiun, maka bisa dikatakan berlaku seumur hidup. Sungguh mangkuk nasi besi yang sangat kokoh.

Jangan remehkan lulusan Butler, jaringan kontaknya mungkin lebih luas dari keluarga kaya berusia se-abad.

Dengan lulusan yang menyebar ke segala penjuru dunia, berada di lingkungan sosial paling elit dalam lingkaran yang paling sulit ditembus orang biasa.

Alumni akademiku bukan hanya Butler, industri hospitality adalah pemburu utama jasa kami.

Pekerjaan seperti penguji anggur, appraiser barang antik, negosiator, konsultan desain berbagai merk mewah, konsultan manajemen asset dan manajemen investasi sampai membuat rencana pendidikan anak-anak keluarga kerajaan berbagai negara adalah pekerjaan lepas yang dijadikan selingan oleh para Butler ini.

Jaringan yang begitu luas, melingkupi berbagai rahasia negara, bisnis dan konspirasi terangkai begitu apik, karena begitu pentingnya jaringan ini maka ada aturan tak tertulis bahwa kontak hanya dipertukarkan, tidak diberikan. Maka lingkaran ini tumbuh menjadi lingkaran ekslusif yang tertutup. Hanya bisa dihubungi oleh orang yang berada di dalamnya, orang luar bahkan mungkin tidak pernah mendengar dan membayangkan bahwa ada keberadaan yang begitu kuat tapi memilih membisu.

Memikirkannya sekarang, Aku telah menjadi orang luar. Kontak dan jaringan masih ada, tapi tidak akan bisa lagi digunakan.

Perjalanan kami berlangsung dengan begitu mulus dan tanpa hambatan. Mobil yang kami tumpangi meluncur di atas jalan raya dengan suara mesin yang halus, menemani perjalanan kami dengan kenyamanan dan ketenangan.

Tiba-tiba, mobil berbelok. Aku melihat sebuah bangunan megah berdiri di hadapan kami. Bangunan itu menjulang tinggi dengan desain arsitektur yang elegan, menjadikannya sebagai tempat yang menarik perhatian. Ini adalah Clubhouse yang begitu eksklusif dan mewah.

Kami telah sampai tujuan, ternyata Kakak membawaku ke sebuah Clubhouse.

Terpopuler

Comments

Noona Kim

Noona Kim

setiap deskripsinya detil bgt smpe kebayang di otak ku

2023-09-19

0

Tanata✨

Tanata✨

orang indo yang mayor rebahan apa kabar mendengar jadwal segila ini🤣 kayaknya mereka makan lngsung ldr-an dengan kasur

2023-09-19

0

Tanata✨

Tanata✨

merepotkan, tapi ini sebuah keharusan

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!