Menentukan Pilihan

Kota Hong Kong

Kota yang melekat dengan citra metropolitan, Kota Hong Kong mencerminkan kehidupan yang penuh semangat dan dinamis. Saat matahari terbit, cahaya pagi yang memancar memeluk puncak-puncak gedung pencakar langit, menciptakan gambaran megah dari simbol kemakmuran, kemuliaan, dan kekayaan kota ini. Jalanan sibuk dipenuhi dengan lalu lintas kendaraan bermotor, seolah menyiratkan ritme yang tak pernah berhenti dari kehidupan urban yang cepat.

Provinsi yang terletak di tenggara Tiongkok di estuari Zhu Jiang ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Meski kota ini menjadi pusat keuangan ketiga terpenting setelah New York dan London.

Kehadiran bisnis dan keuangan yang kuat menyumbang aura profesional di lingkungan perkantoran. Di pusat-pusat perbelanjaan dan mal, gemerlap lampu dan hiruk-pikuk aktivitas konsumsi mencerminkan kemewahan dan keinginan untuk gaya hidup yang mewah.

Kepadatan penduduk yang tinggi menciptakan suasana hiruk-pikuk di setiap sudut kota. Orang-orang bergerak cepat, sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Gedung-gedung tinggi yang menjulang tinggi saling bersaing untuk menampilkan arsitektur modern yang mencengangkan, sementara pepohonan dan taman kota memberikan nafas segar di tengah beton dan kaca yang mendominasi lanskap.

Namun kota ini juga memiliki ketimpangan ekonomi yang parah. Dibalik kota yang glamor ini, tercipta pula berbagai sisi tak terkatakan yang membuat orang enggan mengetahuinya. Jauh dari kilauan gemerlap kota, terdapat sisi lain yang tak terlihat oleh banyak orang.

Di kawasan kumuh dan pemukiman padat penduduk, kehidupan masyarakat kelas pekerja mencerminkan ketimpangan ekonomi yang menyedihkan. Tinggal di rumah susun sempit, mereka berjuang untuk bertahan hidup dan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Namun, di tengah ketimpangan ini, semangat dan daya juang warga Hong Kong tetap menginspirasi. Perpaduan kekayaan budaya, kuliner yang lezat, serta kehidupan malam yang hidup memberikan energi tak tergantikan bagi kota ini.

Hong Kong pada tahun 2004 adalah tempat di mana masa lalu dan masa depan saling berbaur, menciptakan kisah-kisah menarik dan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang menginjakkan kaki di tanahnya.

....

Hong Kong tahun 2004

Pertama kalinya Aku menginjakkan kaki di negeri yang asing. Namun anehnya, tanah yang ku injak, udara yang ku hirup, gedung-gedung tinggi yang terlihat sejauh mata memandang ini terasa akrab dan familiar.

Hong Kong membawa kesan tak terlupakan. Saat pertama kali menginjakkan kaki di pelabuhan, aroma yang khas menyambutku dengan hangat. Udara lembut berpadu dengan sentuhan angin laut yang membawa kenangan masa lalu, seolah menghubungkan aku dengan rasa akrab yang sulit dijelaskan.

Berjalan melintasi jalan-jalan yang padat, jantungku berdegup kencang merasakan getaran energi kota yang tak pernah padam. Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi di sekitarku, memancarkan kemegahan dan kemakmuran. Pemandangan ini membuatku teringat pada kota-kota metropolitan yang hanya bisa kulihat dalam film-film masa kecilku.

Namun di balik kemegahan itu, terselip kehidupan warga lokal yang sungguh berbeda. Di sudut-sudut tersembunyi kota ini, terlihat pemukiman padat penduduk dengan rumah-rumah susun sempit. Warga berjalan dengan langkah berat, memikul beban kehidupan yang tak terungkapkan di wajah mereka. Ketimpangan ekonomi yang nyata itu menyentuh hatiku dan membuatku merenung tentang keberuntungan dan perjuangan hidup.

Meskipun begitu, Hong Kong memberi aku rasa nyaman dan seperti kembali pulang ke tempat yang tak pernah aku tinggalkan.

Di malam hari, Hong Kong berubah menjadi sebuah panggung gemerlap yang memikat hati. Lampu-lampu neon berkilauan, menciptakan langit-langit alam semesta buatan yang mempesona. Hidup malam yang berdenyut di jalanan, dengan klub malam yang meriah dan orang-orang yang bersorak mengisi malam dengan kegembiraan dan semangat.

Hong Kong pada tahun 2004 adalah sebuah perpaduan menarik antara kemegahan dan kesederhanaan. Kota ini menjadi saksi perjalanan hidupnya banyak orang, termasuk aku. Aku merasa diterima dan diakui di sini, seolah-olah aku telah menemukan bagian dari diriku yang pernah hilang.

Dengan setiap langkah, aku terus merayakan keajaiban dan keunikan kota ini, yang membuka pintu kenangan dan pengalaman yang takkan pernah pudar dari ingatanku.

Meski aku tidak lahir disini, kota ini lebih terasa lebih seperti kampung halaman bagiku. Tempat orang-orang yang kurindukan, juga tempat pertama aku merasa dimanusiakan.

Itu semua berkat Nona.

Nonaku, Zhao Jianing atau yang lebih sering muncul di halaman majalah dan tabloid gosip sebagai Vivianne Zhao.

.....

Di tengah gemerlap kota Hong Kong pada tahun 2004, ada sosok yang menjadi perbincangan hangat di antara kalangan sosialita dan gosipan. Dia adalah Nona Zhao Jianing, yang lebih sering dikenal dengan julukan Vivianne Zhao. Cantik, berbakat, dan mempesona, ia adalah sosialita muda yang juga merupakan pewaris perusahaan multinasional kenamaan, di Hong Kong, bisnis utamanya bergerak di bidang real estate yang mendominasi berbagai area sentral di kota ini.

Vivianne dikenal dengan citra dingin dan angkuh yang mirip dengan salju di puncak gunung. Namun di balik itu, ada pesona yang tak tertahankan, yang membuatnya menjadi sorotan banyak mata. Terutama, ketika namanya disebut oleh Playboy ternama di kota, yang menyebutnya sebagai dewi impiannya. Kisah asmara yang dibentuk sendiri oleh media ini dan kiprahnya dalam karir yang gemilang segera melambungkan namanya menjadi topik utama di majalah-majalah gosip dan berita hiburan.

Beberapa tahun telah berlalu sejak kejadian itu, namun media gosip tampaknya tetap tak bisa lepas darinya. Setiap kali edisi terbaru majalah menampilkan Vivianne Zhao, peningkatan penjualan merupakan kepastian. Ia memiliki magnet yang tak bisa diabaikan, menjadikannya figur yang penuh misteri dan daya tarik.

Namun di balik sorotan media dan kemegahan nama keluarganya, Vivianne memiliki sisi lain yang jarang diketahui banyak orang. Di balik dinding-dinding kemewahan, ada perasaan tanggungjawab dan tekanan yang kadang membuatnya merasa terjebak.

Bagi banyak orang, Vivianne adalah simbol glamor dan kejayaan, tetapi ia juga manusia dengan perasaan, harapan, dan kerentanannya. Di tengah sorotan kamera dan kehidupan yang gemerlap, ia merindukan stabilitas serta perasaan yang lebih dalam dan tulus.

Tetapi meskipun begitu, nama Vivianne Zhao terus bersinar dan mencuri hati banyak orang di Hong Kong. Keberadaannya di tengah kota metropolitan itu seakan memberikan warna dan pesona yang tak tergantikan. Bagi banyak orang, ia adalah dewi yang mereka kagumi dari kejauhan, sementara di balik itu, ia sendiri sedang mencari arti dan tujuan sejati dalam hidupnya.

....

Pikiranku yang melayang karena nostalgia karena kehadiran Nona akhirnya kembali.

Nona memintaku membuat pilihan sebelum ia kembali.

Meski sudah lebih dari dua dekade berlalu, ketiga pilihan itu aku masih mengingatnya.

Pertama, karena sudah dijual dan dibawa kesini, itu artinya aku akan dijadikan pelacur. Ya, pelacur. Ada masa pelatihan beberapa waktu, jika patuh dan lulus ujian maka akan dijadikan pelacur dengan papan nama dan hanya melayani elite. Jika tidak patuh dan tidak memiliki keterampilan, maka hanya bisa ditempatkan di kawasan Kowloon yang berantakan.

Kedua, pelatihan akan lebih lama, mungkin dibutuhkan waktu tahunan. Atas nama adopsi, yang terpilih akan menjadi saudari Nona. Namun masa depan semuanya tergantung atas keputusan Nona. Jika dibutuhkan, maka tetap akan dilempar ataupun memanjat tempat tidur yang ditunjuk.

Ketiga, pilihanku sebelumnya.

Menjadi Butler, Nona menginginkan kepala pelayan. Karena Anna Butler semakin menua, pelayan yang cakap sulit untuk dicari. Bila pun ada, dengan bisnis gelap dan terang, sangat sulit menemukan orang yang bisa dipercaya. Karena sulit dicari, maka hanya bisa dibuat.

Tidak semua orang beruntung diberikan pilihan, Aku beruntung karena berbagai kebetulan.

Kebetulan Anna Butler mencari penerus.

Kebetulan usiaku tepat.

Kebetulan Nona lewat dan berkomentar 'tulangnya cantik'.

Ketika Nona Vivianne menyampaikan kata-katanya dengan tegas, suasana ruangan langsung berubah. Seakan waktu berhenti sejenak, aku merasa semua mata tertuju padanya. Tubuhku gemetar, seolah dihadapkan pada kekuatan yang misterius dan menakutkan. Suaranya yang dingin dan tajam menusuk hati, menciptakan kesan seolah aku tengah berada di hadapan sosok yang tidak dapat ditebak.

Raut wajahnya menggambarkan kombinasi antara keangkuhan dan ketegasan. Matanya memancarkan aura kuasa dan dominasi, membuat siapa pun yang berhadapan dengannya merasa kecil dan cemas. Aku merasa kedinginan, walaupun ruangan ini sebenarnya hangat dan nyaman.

Dalam momen itu, Nona Vivianne seperti sosok yang tidak bisa dijangkau dan dipahami. Ada kekuatan magis dalam cara dia berbicara, seolah-olah ia memiliki kendali atas seluruh ruang dan waktu. Suasana menjadi tegang, dan setiap detak jantungku terdengar berirama seperti tanda ketegangan yang tak terelakkan.

Tatapannya menusuk jauh ke dalam diriku, seolah membaca pikiranku dan perasaanku tanpa kata-kata. Aku merasa seperti berada di bawah sorotan penuh pengawasan dan penilaian yang tajam. Segala sesuatu di sekitarku berubah menjadi hening, terkecuali suara hatiku yang berdegup kencang.

Saat itu, aku menyadari bahwa Nona Vivianne bukanlah sosialita biasa. Ada sesuatu yang tak terlihat dalam dirinya, kekuatan yang membuat orang lain takut dan terpesona sekaligus. Ia adalah sosok yang bisa mempengaruhi perjalanan hidup banyak orang dengan sekali anggukan atau pernyataan tegas.

Ketika kalimatnya selesai terlontar, aku mencoba menyembunyikan ketakutanku di balik senyum tipis. Namun, tubuhku masih gemetar, dan hatiku terisi dengan ketidakpastian dan kebingungan. Sungguh menakutkan, bagaimana satu pernyataan bisa merubah seluruh suasana ruangan dan mengguncangkan kedamaian hatiku. Sejak saat itu, aku merasa bahwa Nona Vivianne bukanlah sosialita biasa, melainkan sosok yang memiliki kekuatan luar biasa yang tak dapat diabaikan.

Di kehidupanku sebelumnya, Aku tanpa perlu berpikir panjang memilih opsi ketiga. Saat itu aku ketakutan dengan situasi yang aneh dan terintimidasi oleh aura Nona.

Tapi kali ini, aku akan membuat keputusan yang berbeda.

Aku akan memilih opsi kedua. Aku ingin menjadi saudari Nona, Aku ingin memiliki nama belakang yang sama dengan Nona.

Sebagai lulusan luar biasa dari Global Butler Elite Academy di kehidupan sebelumnya, aku tidak perlu lagi menjalani serangkaian pendidikan sistematis untuk memahami apa yang sedang terjadi saat ini.

Nona Vivianne Zhao sedang berada dalam momen yang kritis. Pengumuman pernikahannya dengan pewaris bisnis raksasa yang memiliki aliran berbeda telah menimbulkan kegemparan di kalangan pemangku kepentingan. Dua raksasa bisnis ini tidak pernah berpikir untuk bergabung, dan keputusan pernikahan mereka menciptakan ketegangan yang mendalam di antara para pengamat.

Musuh dari kedua sisi tidak melewatkan kesempatan untuk menambah bahan bakar ke dalam api konflik ini. Mereka saling bersekongkol, berusaha menyulut perang api dan memperkeruh situasi.

Meskipun pernikahan tersebut tidak bisa dibatalkan, kegembiraan mereka datang dari keriuhan yang bisa mereka ciptakan di sekitarnya.

Bukankah akan menyenangkan menambahkan sedikit lagi kekacauan?

Terpopuler

Comments

Noona Kim

Noona Kim

kata tetangga ku yang kerja jdi tkw juga gt, betahan di sana drpda dsni

2023-09-19

0

Tanata✨

Tanata✨

jalur khusus😅

2023-09-19

0

Tanata✨

Tanata✨

pilihan yang kurang tepat

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!