04

Zea berlari kedalam kamarnya lalu meraih hape miliknya. Dengan wajah sumringah gadis itu menghubungi Davin yang ternyata adalah

"Kenapa? Tumben nelepon malam-malam." Ucap Dave disambungan telepon. Zea buru-buru melihat hapenya yang ternyata orang yang ia telepon saat ini adalah Dave. Tanpa berpikir panjang, Zea langsung memutus sambungan telepon.

"Ngapain aku nelepon dia? Argh......" Ucap Zea frustasi sambil mengacak rambutnya. Baru saja Zea ingin kembali menghubungi Davin ia malah dikagetkan oleh oleh panggilan telepon dari Dave. Tanpa sadar, tangan itu langsung menekan tombol berwarna hijau dan panggilan langsung terhubung antar keduanya.

"Ng....ngapain kamu nelepon malam-malam?" Tanya Zea terdengar gugup sambil memejamkan kedua matanya.

"Lo sehat? Salah minum obat? Atau belum makan? Bukannya lo yang lebih dulu nelepon gue?" Serang balik dari Dave membuat Zea makin merasa menciut. Dalam hati gadis itu terus memaki dirinya sendiri.

"Apaan? Salah sambung, aku tadinya mau nelepon bang Davin tapi karena nama kalian deketan terus mirip makanya aku salah pencet." Sahut Zea tidak mau kalah membuat alasan yang cukup masuk akal.

"Berarti lo lagi mikirin gue. Lo kangen sama gue atau gimana? Kita kan udah ngabisin waktu seharian penuh. Masih kurang?" Mendengar hal itu Zea yang tadinya duduk sambil menarik-narik rambutnya karena merasa malu langsung berdiri sambil berkacak pinggang.

"HEH! KAMU MABUK ATAU NGINGO?!" Teriak Zea keras membuat Dave menjauhkan hp dari telinganya karena suara Zea yang nyaring.

"Makin lo marah, makin keliatan kalo lo lagi mikirin gue."

"TERSERAH, BODO AMAT!!" Zea langsung mematikan sambungan telepon sambil terus mengumpat pria yang baru saja bicara dengannya lewat telepon.

"BE*O, BE*O, BE*O! Kenapa nelepon si bangke kenapa? Aku sehatkan? Sehat pasti, sering minum vitamin mata tapi kok bisa salah gini?!" Zea benar-benar merutuki dirinya sendiri. Sedangkan Dave malah tersenyum lucu saat ini.

"Pasti lagi gelut sama dirinya sendiri, gadis konyol." Ucap Dave tertawa.

***

"Pagi mom." Sapa Dave pagi ini yang sudah rapi dan siap kekampus bersama Zea.

"Hai, Dave. Kamu jemput Zea? Ih tu anak pasti belum bangun." Ucap Luna sambil mengurus tanaman bunga-bunga kesayangannya. Dave tertawa mendengar hal itu.

"Kamu bangunin gih, mommy nanggung mau nyuci tangan." Tambah Luna memamerkan kedua tangannya yang penuh dengan tanah.

"D....Dave?" Ucap Dave kaget mendengar perintah Luna.

"Iya, Kerjaan mommy belum selesai sayang. Usah cepat sana bangunin, belum lagi nunggu dia mandi dan siap-siap. Dua jam gak akan cukup, bisa terlambat entar ke kampusnya." Sahut Luna lembut sambil tersenyum. Awalnya Dave ragu dan ingin menolak, tapi karena Luna memaksa maka Dave mau tidak mau pergi untuk membangunkan Zea dikamarnya.

Dave menarik nafas panjang, rasanya ini lebih menegangkan daripada ia harus mengikuti lomba balap. Dave mulai menarik gagang pintu dan pintu berwarna putih bersih itupun terbuka. Nuansa merah muda langsung terlihat saat Dave masuk kesana.

Pria itu memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya, memasuki kamar seorang gadia yang ia sukai sejak kecil bukanlah hal yang mudah terlebih ini untuk pertama kalinya semenjak mereka tumbuh dewasa.

Dave melihat banyak photo mereka bertiga saat masih kecil dan bahkan ada beberapa lembar photo saat mereka masih bayi. Dave terus menatapi photo-photo yang terpajang dikamar luas dan besar tersebut.

Dan akhirnya mata itu melihat kearah gadis yang masih tertidur lelap sambil memeluk boneka beruang yang berukuran sangat besar, lebih besar daripada tubuhnya sendiri. Senyum Dave mengembang dari suduh bibirnya, gadis itu tidak mirip seperti seorang putri raja dan jauh dari kata sempurna namun dia lah sang pemilik hati yang mengunci perasaan Dave selama ini.

Dave mendekat lalu duduk disamping Zea yang tertidur pulas.

"Hei my sunshine, What are you dreaming of this time? Am I in your sweet dream?" Ucap Dave pelan agar tidak membangunkan Zea. Zea menggeliat lalu membuka mata dan kaget minta ampun saat melihat Dave duduk santai disamping tempat tidurnya sambil membaca sebuah buku catatan kecil yang isinya tentang semua yang ingin Zea lakukan.

"HEH KAMU NGAPAIN DISINI?!" Teriak gadis itu bangun lalu memungut beberapa pakaiannya yang berserakan disembarang tempat.

"Mommy suruh gue buat bangunin lo, tapi gue geli liat cewek tidur ngorok sambil mangap gitu ileran lagi." Sahut Dave bergidik membuat Zea kalang kabut menyapu wajahnya dan hal itu tentu membuat Dave tertawa lucu. Melihat buku catatan kecil itu masih ada ditangan Dave, Zea langsung berlari kearah Dave dan ingin merebut buku tersebut namun Dave mengangkatnya tinggi hingga tidak bisa digapai oleh Zea walau ia sudah melompat untuk meraihnya.

"Balikin sini bangke!" Umpat Zea kesal karena Dave malah berjinjit membuat letak buku makin tinggi. Kesal akan kelakuan Dave Zea naik keatas ranjangnya hingga posisi mereka saat ini sejajar. Zea terus berusaha merebut buku tersebut dari tangan Dave hingga ia salah berpijak dan nyaris terjatuh jika tidak ditahan oleh Dave.

Tatapan mata kedua anak manusia itu saling berada satu sama lain, dekat dan sangat dekat. Andai ego bisa mengalah mungkin saat ini mereka berdua adalah sepasang kekasih yang sedang mabuk cinta. Sadar akan posisi mereka saat ini, Dave buru-buru melepaskan pelan tubuh Zea dari pelukannya hingga gadis itu terjatuh tepat diatas tubuh boneka raksasa miliknya.

"30 menit buruan turun." Ucap Dave sambil meletakan buku milik Zea kesembarang tempat lalu segera pergi dari sana.

"Mana cukup 30 menit!" Teriak Zea nyaring.

"Bo do a mat." Sahut Dave berlalu.

***

Zea buru-buru turun menghampiri Dave yang sedang ikut bercocok tanam bersama Luna dikebun belakang rumah. Gadis itu benar-benar memanfaatkan waktu 30 menitnya dengan baik.

"Mommy." Sapa gadis itu berjalan menghampiri Luna.

"Tumben kamu udah cantik dalam waktu 30 menit? Biasanya kalo enggak dua jam kamu gak akan keluar kamar." Tegur Luna tersenyum melihat anak gadisnya.

"Iya, kan Zea cuma cuci muka gak mandi makanya cepet." Sahut Zea santai tidak perduli.

"Hei, jorok banget sih!" Celetuk Dave yang baru selesai mencuci tangannya.

"Bodo amat, yang penting tetap cantik."

"Jaga jarak dari gue, jangan deket-deket." Dave langsung berdiri menjauh dari Zea membuat Luna tertawa melihat kedua anak tersebut.

"Mommy, barusan bang Davin telepon. Katanya hari ini akan ada pemotretan pertama, doain semoga semua lancar ya mom."

"Loh, Davin kok gak ngasih tau gue juga?" Protes Dave karena ia memang benar-benar tidak mendapat kabar dari Davin tentang hal itu.

"Emang kamu ikutan?" Tanya Zea, Dave langsung diam memasang wajah masam.

"Iya, mommy pasti selalu doain yang terbaik untuk kalian. Ya udah buruan berangkat entar terlambat. Hati-hati dijalan dan jangan ngebut."

"Siap mommy."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Fhita Iftha

Fhita Iftha

kerennnnn mntap Thor.
yg tau perasaan bang Dave ke zea sejak kecil hnya pacar dea wktu kecil om ken😘

2020-11-07

2

Anita Angelica

Anita Angelica

pake body mist cukup wkwkwkkw, eike banget pas lagi keburu

2020-10-19

0

Ayu Arthamobilindo

Ayu Arthamobilindo

seru smgt thor

2020-10-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!