Sunshine

Setelah puas bermain air mereka berdua duduk dibawah sinar matahari unyuk mengeringkan pakaian yang sama basah kuyup.

"Satu jam lagi begini bakal kering juga badan gue." Celetuk Dave membuat Zea tertawa lucu.

"Gak apa sekali-sekali, kan selama di luar Negeri jarang-jarang kamu bisa nikmatin sinar matahari full begini." Sahut Zea sambil menulis dihamparan pasir putih.

"Ummmm kita main game gimana sambil nunggu baju kering." Ajak Zea, Saat ini mereka berdua sedang duduk saling membelakangi satu sama lain dan saling bersandar ke punggung masing-masing.

"Game apa?" Tanya Dave santai.

"Ummm gini-gini. Kita sebutin nama orang-orang terdekat kita dan langsung sebut hal apa yang pertama dipikirkan tentang orang tersebut."

"Jebakan." Sahut Dave singkat membuat Zea memalingkan tubuhnya melihat kearah Dave.

"Jebakan apa?" Tanya gadis itu penasaran.

"Secara bakal gak sengaja menghujat."

"Dih, berarti kamu mikir jelek ke orang tersebut." Sahut Zea kembali bersandar pada punghung Dave.

"Jelek gue bilang jelek, baik gue bilang baik. Itu cara gue jujur."

"Lagian cuma ada kita berdua disini, gak ada yang tau kamu mau ngehujat siapa. Aku mulai ya." Sahut Zea, Dave pun setuju untuk mengikuti game tersebut.

"Om Ken." Ucap Zea mendadak

"Ganjen." Sahut Dave santai.

"What? Ganjen? Ganjen darimana coba?" Ucap Zea mengelak jawaban Dave, dan Dave langsung melihat kearah Zea mendengar Zea seperti tidak terima dengan jawaban Dave.

"Tadi peraturan gimana emang? Disuruh nyebutin hal yang pertama kali dipikirkan kan?" Zea diam sesaat lalu membenarkan ucapan Dave.

"Iya sih, ya udah lanjutin giliran kamu. Gak bisa jawab, atau lama jawab kena hukuman. Hukumannya ngumpulin 50 keong dengan cangkang yang berbeda. Setuju?" Tantang Zea bersemangat.

"Oke." Sahut Dave tidak takut.

"Crishtian."

"Manis." Sahut Zea membuat Dave kembali melihat kearah Zea dengan tatapan kesal.

"Manis? Lo bilang Tian manis?" Tanya Dave sekali lagi mengulang ucapan Zea.

"Emang dia manis, baik dan cakep juga. Kenapa emang?" Sahut gadis itu santai tidak peduli dengan tatapan tajam dari Dave.

"Cakep, keren, ganteng, cool, manis juga gue." Zea langsung mendekati Dave sambil memperhatikan wajah Dave dengan seksama.

"Ih apaan? Malah emosi." Celetuk Zea mengangkat kedua alisnya.

"Gak, biasa aja gue. Buruan lanjutin."

"Cinta"

"Centil" Mendengar jawaban Dave, Zea langsung tertawa terbahak karena Zea pun memikirkan hal yang sama tentang Cinta.

"Calla" Balas Dave.

"Gak ada akhlak" Sahut Zea yakin tanpa ragu.

"Bunda"

"My life."

"Dave"

"Blackwidow" Sahut Zea, Dave mengangguk tersenyum karena yang ia anggap sosok blackwidow tidak lain adalah Zea sendiri.

"Zea" Balas Zea balik bertanya.

"Sunshine" Mendengar hal itu Zea terdiam.

"Sun...Shine?" Kata Zea mengulang ucapan Dave. Dave langaunh berdiri dari tempat duduknya.

"Ayo pulang, bentar lagi sunshine." Kata Dave membersihkan celananya dari pasir yang menempel.

"Sunshine? Sunset itu namanya astaga. Bisa bedain gak sih?" Protes Zea mengejar Dave yang lebih dulu berjalan.

"Keduanya sama-sama memiliki cahaya yang cantik." Sahut Dave sambil memakaikan helm pada Zea, membuat Zea kembali merasa deg degan.

"Ayo, kita kemalaman entar." Zea segera naik keatas motor dan merekapun pergi meninggalkan tempat itu. Tempat dimana Dave dan Zea melupakan permusuhan mereka selama ini.

"Lagi-lagi dia bersikap manis, bikin merinding." Kata Zea dalam hati mengomentari sikap manis Dave.

***

"Si cerewet kemana mom?" Tanya Calla menghampiri Luna didapur yang sedang sibuk memasak menyiapkan makan malam.

"Kakak Zea pergi sama bang Dave. Kenapa emang? Baru sebentar gak ketemu kangen kan? Kalo deket aja kek kucing dan tikus." Sahut Luna tersenyum santai karena ia tidak perlu khawatir jika Zea pergi bersama Dave atau Davin.

"Mommy salah duga, Justru Calla seneng karena jarang-jarang rumah rasanya tenang begini mom." Sahut Calla sambil mencicipi satu persatu masakan ibunya.

"Dasar kamu, bantu mommy bawa ke meja makan." Calla mengangguk lalu membawa satu buah piring berisi ayam goreng, makanan kesukaan nya.

Dan beberapa menit kemudian Dave juga Zea akhirnya sampai dirumah. Zea segera turun dari motor dan melepaskan helmnya.

"Gak masuk dulu?" Tanya Zea, Dave tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Udah malam, lagian badan gue udah lengket banget rasanya pengen buru-buru mandi. Salam sama mommy, daddy dan Calla ya."

"Liat rambut aku sampe kaku kena air asin." Kata Zea tertawa sambil memegangi rambutnya yang kasar. Dave ikut tertawa melihat hal tersebut, saat ini mereka berdua benar-benar seperti sedang seorang kekasih yang jauh dari kata ribut atau musuh.

"Oke, hati-hati dijalan. Kalo gitu aku masuk duluan." Ucap Zea terlihat seperti sedang malu-malu.

"Masuk sana." Kata Dave menyuruh Zea lebih dulu untuk masuk kedalam rumah.

"Lah, kamu pergi dulu." Jawab Zea yang malah menyuruh Dave lebih dulu untuk pergi dari rumahnya.

"Kok jadi ribet, udah sana buruan masuk." Zea tertawa dan akhirnya masuk lebih dulu kedalam rumah. Setelah memastikan Zea berada didalam rumah Dave lalu pergi dari sana tentu dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Mommy, daddy." Sapa Zea yang terlihat sangat bahagia.

"Loh Dave gak mampir?" Tanya Luna melihat kearah pintu.

"Enggak, Dave cuma nitip salam buat daddy dan mommy." Kata Zea terlihat sangat bahagia sambil memeluk ibunya yang sedang menikmati makan malam.

"Bang Dave gak nitip salam buat aku?" Tanya Calla memasang wajah cemberut.

"Ngapain nitip buat kamu? Emang kamu penting?" Sahut Zea cuek.

"Zea....." Tegur El sambil tersenyum.

"Iya bocah, Dave juga nitip salam buat kamu ish dasar bocah."

"Kamu darimana aja? Rambut kamu kasar banget, bau asem lagi." Tegur Luna mengendus aroma tubuh Zea.

"Daddy malah lebih fokus ke muka kamu." Tambah El memperhatikan wajah Zea, Zea langsung menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Kenapa muka Zea? Item ya?" Tanya Zea karena cuaca yg cukup panas saat ia dan Dave berada dipantai.

"JELEK." Sahut Calla penuh semangat membuat Luna menjewer telinga anak laki-lakinya tersebut.

"Kamu keliatan bahagia banget. Ada apa sih emang?" Ucap El menaikan kedua alisnya membuat wajah Zea makin memerah.

"Gak ada apa-apa. Udah ah Zea mau mandi dulu." Zea langsung buru-buru pergi kekamarnya sebelum kedua orangtuanya makin banyak bertanya.

Sesampainya dikamar Zea buru-buru menutup pintu bahkan mengunci pintu kamarnya.

"Aneh, kenapa jantungku rasanya begini? Besok harus kedokter." Ucap Zea memegangi dadanya. Bayangan itu kembali muncul demgam sendirinya, saat Dave memakaikan helm saat Dave mengganggunya dipantai. Semua terekam jelas dan tersimpan rapi didalam otak Zea.

"Sun...shine." Bibir Zea berucap dengan sendirinya tanpa ia sadari. Serasa jutaan kupu-kupu sedang beterbangan didalam perutnya saat ini.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

🌈🌈pelangi🌈🌈

🌈🌈pelangi🌈🌈

🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🥝

2020-12-18

0

🌟bintang🌟

🌟bintang🌟

Zea❤️Dave

2020-12-03

1

Fhita Iftha

Fhita Iftha

Asikk ceritanya seru Cinta El luna Daniel Dara berlanjut Cinta Dave dan zea😘

kapan Dave ungkapan kan rasa nya ayo dave om ken bilang star dari skarang 😂😘

2020-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!