Penutupan Kasus

Setelah tubuh Datuk Ambruk terlihat Mustikalah yang memegang ujung ranting kering yang ditancapkan kepada Datuk Priok.

Kedua mata Mustika merah dengan senyum menyungging di bibirnya. Ada rasa puas di wajahnya setelah melihat Datuk Priok tumbang.

"Kek, ayo kita harus keluar"

"Nak, bawa mereka bersama mu"

Datuk Priok menyerahkan guci kerdil centolan udang miliknya kepada Arya

"Saya tidak bisa bertahan lebih lama lagi"

"Pergilah sejauh mungkin, saya akan menahan mereka"

Karena panik Arya tidak bisa berfikir jernih ataupun sempat menanyakan perbuatan Mustika. Dia hanya bisa patuh terhadap perintah Datuk Priok

Arya dengan segera menarik Mustika untuk pergi dengan cepat sebab roh jahat penduduk desa langsung mengerumuni tubuh Datuk Priok.

Segera tubuh tua itu kering dan berubah jadi abu. Hanya ada asap yang lembut menyapu udara dan kesepian yang siap memeluk arwah Datok Priok.

Arya menatap kepergian Datok Priok dengan sedih dia begitu berterima kasih karena beliaulah yang menolong mereka di desa ini. Datok Priok juga yang menjaga mereka dari arwah para penduduk desa.

17 Iblis peliharaan Datuk Priok kembali kedalam guci kerdil yang saat ini berada di dalam saku Arya. Kedepannya Arya akan menjadi pemilik guci ini yang berisi iblis nafsu yang belum tentu saja bisa Arya taklukkan iblis tersebut.

Iblis Blakenca menuntun perjalanan mereka di tengah hutan sehingga berhasil melewati hutan Jati Ireng tanpa tersesat lagi. Iblis ini begitu ceria dan terlihat ramah dan nampak menyukai Arya.

Untungnya ponsel Arya masih bisa dijadikan penerang jalan, walaupun dia sendiri harus tertatih karena menggendong Farhan di pundaknya. Berkali-kali dia terjatuh diantara ilalang yang lebat.

Berkali-kali juga dia terus bangkit karena khawatir dengan keadaan rekannya tersebut.Mustika hanya mengikuti mereka tanpa ekspresi bersalah sedikit pun di wajahnya setelah membunuh Datuk Priok di depan mata kepala dua orang polisi

Sebelum waktu fajar Arya, Farhan, dan juga Mustika berhasil sampai di jalan utama. Arya berusaha tetap menjaga kesadarannya dan meminta bantuan dari pengendara yang lewat.

Iblis Blakenca juga tak bisa ikut membantu, dia telah kembali dalam hutan dengan menatap sedih kearah Farhan yang sudah kritis saat ini

Untungnya dewi Fortuna masih berpihak kepada mereka bertiga

Seorang pengendara mobil pick up yang membawa aneka sayur melihat Mustika yang terus melambaikan tangan dan juga Arya yang menggendong Farhan

Bapak penjual sayur tersebut segera menepi dan bertanya

"Kalian mau kemana? "

"Pak tolong bawa kami ke rumah sakit"

"Mari cepat pak"

Sepertinya teman bapak ini terluka parah"

Bapak penjual sayur ini terlihat segan karena Arya dan Farhan yang masih mengenakan seragam dinas mereka

Arya menemani Farhan di depan samping supir sedangkan Mustika di belakang

Bagaimana pun Arya tidak akan pernah mempercayakan sahabatnya kepada gadis yang membunuh manusia lainnya di depan matanya sendiri.

Tapi Mustika tetap saja seorang perempuan dia tidak akan tega meninggalkan Mustika seorang diri di jalanan yang sepi.

"Farhan bertahan lah"

"Tampaknya temannya mas ini sudah pingsan"

"Saya masih sadar" Ucap Farhan lemah

"Bertahanlah"

"Aku akan baik-baik saja Ar"

"Kalian dari mana kenapa bisa sampai terluka begini"

"Kami dari Desa Galulang Sukma"

Penjual sayur tersebut tersentak dan menunjukkan ekspresi yang tidak biasa

"Ada apa pak? "

"Desa itu sangat angker mas"

"Untung mas bisa keluar dalam keadaan selamat seperti ini"

"Konon desa itu tinggal seorang gadis yang sangat cantik namanya tidak bisa disebutkan mas"

"Kenapa begitu pak? "

"Dia akan langsung muncul mas"

"Ngeri"

"Lalu apa yang terjadi pak? "

"Gadis itu sangat dikagumi oleh banyak orang"

"Banyak gadis lain yang iri terhadapnya dan membuat fitnah keji terhadapnya sampai di usir dari desa"

"Katanya gadis itu dendam dan mengutuk desa itu mas"

"Begitu ya pak"

"Saya juga tidak tau pasti mas, kalau mas mau tau lebih banyak saya kenal mas penduduk asli Desa Galulang Sukma"

"Saya butuh banyak infromasi pak, saya akan mencari bapak ya untuk wawancara"

"Tentu saja mas, dengan senang hati"

Butuh waktu 4 jam untuk sampai di pusat kota.

Pukul 7.00 mereka sampai di rumah sakit sejati asih dengan selamat

Mustika tertidur dengan lelap di bagian belakang mobil yang berisikan beraneka macam sayur mayur.

"Bisa-bisanya wanita ini tertidur pulas setelah membunuh orang" Gerutu Arya

Bapak penjual sayur tersebut segera membantu Arya menggotong tubuh Farhan yang tampak kesulitan

"Mari mas saya bantu"

"Terima kasih pak"

Mereka segera masuk kedalam dan dengan cepat Farhan di masukkan ke ruang UGD untuk di tangangi secepat mungkin

"Bapak sudah terlambat ke pasar karena mengantarkan kami, Terima kasih banyak pak"

"Bukan apa-apa mas, dengan senang hati"

"Rezeki tidak akan tertukar mas"

"Bisa saya minta kontak bapak"

"Boleh mas"

"Bapak itu meraih pena dan secarik kertas kecil dari sakunya"

"Ini mas"

"Oh bapak ini namanya pak Seto"

"Iya mas Arya"

"Loh? "

"Itukan ada di seragamnya mas"

"Eh iya juga hehe"

"Kenapa pak Seto menyiapkan nomor telepon bapak disin? " Arya menunjuk saku kanan cela pak Seto

"Saya simpan  HP dirumah mas karena cuman punya satu"

"Jadi kalau ada yang mau pesan sayur saya langsung kasihin nomor telfon saya mas yang sudah di tulis sama anak saya"

"Oh begitu rupanya pak"

"Kalau boleh bisa tidak saya meminjam ponsel mas Arya mau telfon anak saya"

"Ohiya silahkan pak"

Butuh bantuan Arya karena ponsel Arya yang merupakan keluaran terbaru saat itu. Hingga mas Seto berhasil menghubungi anaknya dan ingin mengabarkan akan pulang telat hari ini

Tapi sayang tidak ada jawaban dari anaknya tersebut.  Arya merasa curiga kepada pak Seto dan terus memperhatikan gerak geriknya.

Ditengah fokusnya tiba-tiba...

"Astaga"

"Mustika"

Arya meihat ke belakang tetapi dia kehilangan jejak Mustika dan membuat merasa kaget.

"Saya gegabah, sial" Umpat Arya mengepalkan kedua tangannya.

Arya berlari cepat kedepan rupanya mustika telah melarikan diri dengan membawa mobil pak Seto bersamanya.

"Loh mobil saya dimana?"

"Ya Gusti"

Arya hanya merasa bersalah karena kecerobohannya.

"Saya akan menggantikan semua kerugian bapak, tenang saja pak"

"Saya janji akan hubungi bapak, tapi saya mau fokus untuk perawatan teman saya"

"Terima kasih banyak Mas"

Pak Seto mengambil tangan Arya dengan wajah penuh haru dan mata berkaca-kaca. Ada harapan yang Arya tanggung saat ini karena melihat wajah Pak Seto yang sangat sedih bercampur haru.

Tak lupa Arya juga mengabarkan ke kantor polisi untuk kecelakaan kerja dirinya dan Farhan. Dia juga meminta bawahannya untuk mengurus semua biaya ganti rugi kendaraan Pak Seto.

Kasus di tutup begitu saja karena perintah langsung dari pusat. Semua penyelidikan tentang Desa Galulang Sukma di hentikan dan Arya sebagai saksi kunci dan Farhan dimutasi dan dipindah tugaskan ke desa terpencil yang berada di kota lain.

Semenjak hari itu Desa Galulang Sukma menjadi lebih tertutup dan sunyi. Sudah tidak ada yang kembali datang ke Desa tersebut. Hanya ada kegelapan dan para pemburu atau pendaki yang tersesat disana tanpa pernah kembali lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!