Kematian Datuk Priok

... ...

Teriakan Farhan parau menggema di seluruh ruas desa. Sosok hitam besar berdiri di belakang kedua polisi muda tersebut.

Wajahnya menyeramkan dengan taring di kedua sisi mulutnya.

"Hahahaha"

Tawa makhluk itu menyengat pendengaran Farhan begitu juga Arya

"Lari Ar"

"Tunggu Far"

"Sepertinya makhluk ini tidak lah jahat"

"Jangan aneh-aneh kamu Ar"

"Lihatlah" Arya menunjuk kedua tangan Makhluk itu yang memegang camera nikon milik Farhan yang rupanya ketinggalan juga sebungkus permen kosong.

"Ohiya itu kamera milikku"

"Kemarikan"

Makhluk itu hanya diam tapi mengerti apa yang di katakan oleh Farhan sehingga dia mundur dan menyembunyikan kedua tangannya ke belakang.

"Ar, makhluk ini sebesar beruang kutub, gimana kalau kita tiba-tiba.... Argh"

Farhan menutup matanya membayangkan bagaimana nasib mereka kedepannya

"Kamu polisi apa bukan si Far, penakut banget" Tatapan Arya langsung tajam mengisyaratkan tentang keteguhan dan kekuatan seorang polisi yang perkasa

"Kamu ada cemilan ga disitu Far"

"Ada tapi sisa satu, nih"

Farhan merogoh sakunya lalu mengeluarkan satu bungkus jelly.

"Sini"

"Sisa satu Ar" Farhan menahan tangan arya tapi segera di tepisnya

"Mau tukeran gak? " Arya mencoba mendekat ke arah makhluk tadi

"Eheeee" Makhluk itu terkekeh senang

"Hati-hati Ar"

Makhluk itupun meraih jelly dari tangan Arya lalu menyodorkan kamera milik Farhan

Begitu saja sampai akhirnya makhluk sebesar beruang itu pergi.

"Kalian ada apa kesini? "

Suara dari arah berlawanan menyentakkan keduanya

Rupanya Datuk Priok telah mengamati mereka berdua sedari tadi.

"Kami polisi kek" Ucap Arya cepat

"Itu tadi Peliharaan Iblis yang lari dari neraka karena tidak bisa berbuat jahat"

"Oh jadi itu tadi Iblis bukan hewan? "

"Iya itu Iblis Blakenca"

"Tapi kenapa dengan wajah menyeramkan itu bisa suka makanan manusia kek" Tanya Arya heran

"Itulah perbedaan Blakenca dengan Iblis lainnya, dia ingin hidup berdampingan dengan manusia dan selalu penasaran dengan kehidupan manusia"

Ditengah percakapan mereka bertiga tiba-tiba udara berubah sangat dingin Arya dan Farhan mulai merasa merinding, mereka merasakan hawa dingin membelai tengkuknya pelan dan terdengar samar-samar suara berisik dari segala arah.

"Ayok cepatlah, ikuti saya"

Datuk Priok yang paham dengan situasi yang ada langsung membawa mereka berdua ke rumahnya

Rumah kecil yang tertutup tabir itu adalah rumahanya

"Loh tadi tidak ada rumah disini"

"Nanti saya jelas kan"

"Masuklah cepat"

"Ada apa kek"

"Jangan menoleh kebelakang"

Keduanya pun hanya patuh dan mengikuti datuk Priok kedalam rumahnya

"Duduklah dulu"

"Saya harus mengganti pakaian dulu"

"Kakek yang punya ladang di sisi desa itu ya"

"Iya" Jawabnya singkat lalu pergi ke belakang

"Aku penasaran Ar, kenapa kita tidak boleh menoleh kebelakang"

"Juga tadi rumah ini sama sekali tidak ada"

"Kenapa sekarang tiba-tiba ada"

"Jangan-jangan kita dirumah Iblis nafsu"

"Iblis nafsu? "

"Konon ya Iblis nafsu akan makan hati dan jiwa manusia"

"Haaaa" Arya kaget mendengar penjelasan seperti itu dari temannya

"Bagaimana mungkin ada hal konyol seperti itu"

"Kamu harus akuin Ar, lihat kan tadi itu iblis"

"Kamu masih mau mengelak dan pertahankan logika mu itu? "

Arya hanya diam bagaimana pun dia menganut sistem realistis, dunia dan seiisinya berdasarkan logika dan bukti sains

Tapi setelah hari ini sepertinya Arya akan mencari kembali informasi yang lebih valid

"Bagaimana kalian bisa sampai kesini? "

Datuk Priok duduk bersila di antara mereka

Sembari membawakan tiga gelas teh hangat dan ubi rebus.

"Kami dapat laporan dari anak-anak di kota bahwa banyak orang tuanya menghilang"

"Bagaimana bisa penduduk desa ini menghilang semua kek"

"Sabarlah, kalian minum dulu, maaf ya saya hanya punya seadanya"

Datuk Priok meminta kedua pemuda di depannya untuk mengganjal perut mereka terlebih dahulu

"Terima kasih banyak kek"

Farhan yang dari tadi menahan haus segera meneguk teh hijau yang disajikan sampai habis separuh.

Datuk Priok menatap Farhan dengan wajah yang aneh dan tak bisa di jelaskan.

"Ada apa kek? " Mengapa menatap saya seperti itu Arya juga ikut heran dengan perubahan ekspresi kakek tua yang ada di hadapan mereka

"Kamu tadi buang hajat di dalam kendi ya? " Tanya Datuk dengan stengah melotot

"Benar Kek, tapi saya tidak sengaja"

"Berani berbuat harus berani bertanggungjawab"

"Ada apa kek? "

"Kendi yang kamu kencingi itu adalah tempat saya menyegel jiwa orang-orang mati agar tidak berkeliaran di desa dua tahun lalu"

"Pantas saja udara di desa kembali seperti es yang menusuk kulit"

Datuk Priok menghela nafas panjang, merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi dengan pria yang masih kepala 2 di depannya tersebut

"Apa konsekuensi yang akan diterima kek? "

"Jiwa di dalam kendi akan hilang kendali dan akan menimbulkan bencana bagi desa ini"

Farhan menekuk lututnya, dia merasa bersalah atas kelalaian yang dilakukan seisi desa bisa terancam hancur.

"Kek mohon penjelasannya tentang apa yang sebenarnya terjadi, kami hanya petugas berwajib yang harus menerbitkan Keamanan dan kejahatan"

"Tapi jika lawan kami hal-hal aneh ini, kami harus melakukan apa kek? "

Arya yang semula tidak percaya pun harus memaksakan dirinya bertindak cepat

Suara kilat dan guntur bersahutan, sekejap air hujan menerpa atap jerami gubuk datuk Priok deras sekali

Suara berisik dan ribut kembali terdengar mencekam

"Tolonggg"

"Tolong"

"Haus"

"Lapar"

"Tolong"

"Suara siapa itu kek? "

Arya bangkit dari duduknya mengintip di balik jendela

"Puluhan orang terlihat berjalan mendekati rumah Datuk Priok saat ini"

"Itu apaa? " Farhan menatap ngeri

"Itulah arwah penduduk desa yang tidak bisa tenang"

"Ini gawat, tabir rumah ini tidak akan sanggup menahan arwah sebanyak itu"

"Jadi kita harus bagaimana datuk? "

"Kita harus meninggalkan desa ini secepat mungkin"

"Baru saja Datuk Priok menyelesaikan perkataannya"

Roh jahat penduduk sudah berhasil menembus tabir dan dengan cepat mengepung mereka bertiga

Farhan dan Arya terus saja di tarik terus menerus

"Haus"

"Lapar"

Datuk Priok mengeluarkan kendi nya dan 17 Iblis peliharaan nya kembali ke dunia setelah di kurang semenjak insiden kematian penduduk

Tampaknya roh penduduk tidak akan tinggal diam begitu saja mereka terus melawan

"Lari Priok kami tidak akan sanggup bertahan lama"

"Cepat anak muda"

Arya dan Farhan yang tidak tau apa-apa hanya bisa terus berlari mengikuti datuk Priok yang tertatih

"Kakek tidak sakti yaa" Ujar Farhan terbata-bata

"Seharusnya begitu tapi saya tidak bisa menahan kemarahan roh warga desa ini"

Mereka terus menghindari tarikan para roh jahat walaupun telah berhasil di cakar berkali-kali mereka harus tetap berlari untuk keluar dari desa Galulang Sukma ini.

"Ayo Far"

"Ar aku sudah tidak kuat"

Farhan terjatuh setelah kakinya terluka sangat dalam Arya dengan cepat menggendong temannya itu di bahunya dengan tetap menangkis serangan demi serangan.

Suasana gelap dan mencekam mencekik mereka dengan ketakutan yang menggairahkan.

Antara hidup, mati, nyawa, dan energi kehidupan. Datuk Priok terlihat berhenti di depan pagar desa

"Kenapa berhenti kek? "

"Cepatlah Kek"

Datuk Priok tetap diam membeku

Arya yang tidak paham dengan situasi terjadi terus mendesaknya.

Sampai darah mengalir deras dari belakang tubuhnya. Seseorang telah menikam mati Datuk Priok dengan cepat, tubuh tua renta itu pun langsung terbujur kaku diatas tanah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!