Aku Astria Pratiwi, ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Butuh perjuangan panjang sampai di titik ini.
Masuk di Universitas ternama di kota ku membuatku kehilangan waktu tidur, otak di paksa aktif terus, dan mental yang di wajibkan untuk tetap kuat.
Sampai akhirnya aku lolos masuk di Universitas Tribakti Anugerah Raya (Untar) jurusan Ilmu Sejarah di Fakultas Pengetahuan Budaya
Ayahku seorang sejarawan sekaligus penulis. Dia punya banyak koleksi yang menarik di ruang kerja pribadi miliknya. Sedangkan ibuku bekerja di rumah sakit sebagai perawat.
Kedua orang tua ku jarang dirumah karena pekerjaan mereka yang sibuk dan tidak banyak waktu untuk berada dirumah secara bersamaan
"Triaaa" Suara seseorang mengganggu fokus lamunanku sejenak. Ku tolehkan segera kepalaku ke arah sumber suara.
"Marwah" Sapaku ramah, senyum mekar dari wajahku yang di sapu angin lembut
"Ternyata kamu masuk disini juga ya Mar"
"Iya Tria, ternyata kamu juga ternyata"
"Dari mana kamu tau kalau itu aku"
"Bagaimana mungkin aku ga kenalin sih, Nona Astria Pratiwi, tinggi 167 cm, kulit putih bersih, rambut panjang hitam pekat, dan wajah mulusnya"
Aku menatap Marwah keluh mendapatkan pujian di depan mataku oleh Marwah sahabat SMP ku
Meskipun kami tidak terlalu akrab dulu, tidak ada salahnya berteman baik dengannya sekarang
"Jangan memuji ku seperti itu, aku bisa terbang ke angkasa sepagi ini"
"Hahahaha, ada-ada saja kamu"
"Kamu fakultas apa Tri? "
"Pengetahuan Budaya"
"Takdir emang seru" Ucap Marwah lagi
"Maksudnya? "
"Kita satu Fakultas Tri"
Wah sangat mengesankan syukurlah aku tidak akan kesepian karena ada Marwah
"Sudah jam 8 ayo bergegas"
"Kelas pagi biasanya di mulai jam segini"
"Tapi belum ada pemberitahuan sebelumnya di papan pengumuman kemarin"
"Kamu tidak masuk grub WhatsApp ya? "
"Tidak" Gelengku
"Astaga bagaimana bisa? "
"Kamu masih non sosmed Tri? "
Aku hanya diam menanggapi ucapan Marwah sebagai tanda iya dari pertanyaannya barusan
Yap aku dari dulu di kenal kudet karena tidak mempunyai sosial media apapun
Aku punya handphone tapi hanya aku gunakan untuk mencari sumber informasi pelajaran dan hiburan dengan mendengarkan musik harmonika yang kusukai
"Jadi untuk Orientasimu? "
"Aku melihat informasi dari web kampus" Ujarku terkekeh
"Yaampun itu tutorial mempersulit diri"
"Semua informasi kelas biasanya di bagikan di whatsapp Tri jadi kalau ga mau ketinggalan apapun, kamu harus upgrade dirimu"
Aku memahami dengan baik maksud Marwah. Tapi aku masih sangat enggan menggunakan sosmed apapun
Aku terbiasa tanpa sosial media karena orang tuaku yang masih sangat kuno apalagi ayahku yang terbiasa menggunakan komputer saja untuk mengirimkan email kepadaku dan ibu
Ayah mengatakan bahwa sosial media akan membuatku terpacu dengan hal-hal tidak waras di dunia ini
Aku akan candu lalu tenggelam di dalamnya.
Aku akan menjadi budak dari ponsel yang selama ini aku genggam
Tapi sepertinya apa yang dikatakan oleh Marwah ada benarnya juga
Aku tidak bisa terkurung begini terus menerus jika ingin berkembang, bisa-bisa aku akan ketinggalan kelas
"Aku harus membuat sosmed, setidaknya WA saja" Ujarku membatin pada diri sendiri
Setelah menelusuri sepanjang koridor kampus, aku sampai di ujung kampus sebelah barat yang sangat luas.
"Ayok" Pinta Marwah
Aku masih takjub memperhatikan bangunan 7 lantai di hadapanku
"Fakultas Pengetahuan Budaya Untar"
Ramai sekali fakultas ini, mahasiswa dan mahasiswi dengan outfit beragam, bercengkrama satu sama lain dengan bebas.
"Tidak ada aturan ketat di fakultas ini, semua mahasiswanya bebas mengekspresikan diri"
Marwah yang paham benakku segera menjelaskannya
"Kamu tau banyak ya Mar"
"Iyaa kakakku kuliah disini Tri" Jawab Marwah tersenyum bangga
Keduanya pun memutuskan segera masuk kedalam bangunan ini.
Saat hendak menutup pintu lift. Sebuah suara tunggu menahan tanganku untuk menutup pintunya.
Aku pun dengan cermat menahannya, membiarkan pemilik suara tersebut bergabung dengan kami, yang kebetulan hanya bertiga dengan seorang lagi yang sepertinya seorang Staf di Fakultas ini. Terlihat dari seragam yang dia kenakan
Tak lupa orang tersebut berterima kasih.
Sekilas aku menatapnya seorang pria yang hanya beda beberapa cm saja tingginya dariku tapi wajahnya cukup manis dan tersenyum hangat kepadaku
"Sama-sama" Jawabku cepat
Di lantai dua Marwah dan Staf yang bersama kami segera turun karena kelasnya ada disana sedangkan aku masih harus melanjutkan ke lantai 4 bersama pria tadi
"Kamu jurusan apa" tanya nya basa-basi
"Saya jurusan Ilmu Budaya" Jawabku singkat
Bagaimanapun aku tidak boleh akrab dengan orang asing, itu pesan dari ayah
"Ohhh kelas berapa? "
"B 23"
Tak selang lama pintu lift pun terbuka aku bergegas keluar dan mencari kelas yang akan aku tuju. Pria yang bersamaku tadi juga ikut berhenti di lantai 4 tapi aku tidak memperdulikannya
Lama aku berputar tak juga menemukan ruang kelasku karena ruangan yang banyak dari berbagai sudut
"Cari apa? " Seorang perempuan menghampiri ku, mungkin karena sudah pusing melihat ku terus berkeliling di hadapannya
"Kelas B23 dimana ya kak?" Akhirnya aku berani bertanya
"Ohh B23, kamu jurusan ilmu Budaya ya? "
"Iya kak" Jawabku menahan lelah
"Sini duduk dulu" Perempuan itu menarik tanganku untuk duduk bersamanya di kursi dengan meja bulat di sisinya
Aku tidak punya pilihan lain, selain ikut bersamanya. Ternyata dengan duduk disini kita bisa melihat pemandangan kampus yang cantik.
Aku cukup takjub dan membuatku sangat bangga bisa kuliah disini
Meski begitu aku masih saja bingung, sampai dia memperkenalkan diri
"Kenalin nama ku Sastra" Dia mengulurkan tangannya tampak antusias di wajahnya
"Ada apa dengan manusia ini" Gerutuku
"Oiya, saya Trias" Jawabku membalas uluran tangannya
"Kita satu kelas"
"Ilmu Budaya kan"
"Iya" Aku mengangguk
"Kuliah kita di undur jadi jam 10"
"Jadi aku disini saja bersantai"
"Kamu belum masuk grub kelas ya? "
"Grub kelas? " Tanyaku
"Iyaaa"
Sastra menunjukkan ponsel yang terlihat ada grub WhatsApp dengan tulisan B23 Untar dengan emotikon api di sana
"Oh belum" Ujarku
"Minta nomor WA mu sini, biar aku masukin grub"
"Hmmm"
"Kenapa Tria? " Sastra tampak heran denganku
"Aku tidak punya WA" Ucapku
"Sumpah? "
"Loh kok bisa"
"Ga bisaaaa"
"Sini hpmu"
Karena terus di desak olehnya aku mengeluarkan ponselku dari tas ransel putih milikku
"Wow"
Mulut sastra membulat sempurna saat memegang ponselku
"IPhone 14 pro max dong, gila keren banget"
Sastra terus Membalik-balikkannya dengan serius sekaligus takjub
"Kalau kamu disini, sambungin wifi nya saja pake password nim mu, langsung bisa tersambung otomatis"
Aku hanya mengangguk mengiyakannya
"Kamu hafal nomor mu gak? "
"Iya, 08*******"
"Oke"
Aku membiarkan perempuan yang baru ku kenal 5 menit ini mengotak atik ponselku sesukanya
"Sudah"
Sastra menyodorkan hpku yang sudah berisi grub WhatsApp dan tentu saja nomor telfon miliknya sendiri
Sastra adalah kontak ketiga yang ada di ponselku selain ayah dan ibu
Untuk kali ini sastra tidak banyak bicara mungkin dia paham bahwa aku gaptek teknologi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
WiraBP
baru baca🤭
lmyn seru jga dr awal²ny
2023-07-22
1