...----------------...
Kubawa belanjaanku ke kamar, rencana mau aku bungkus lalu kuberikan pada ulang tahun ibu minggu depan.
...----------------...
Setelah ganti baju rumahan, aku duduk ditempat tidur dan mengambil bungkusan belanjaku tadi.
"Eh .... kok bungkusannya yang ini sih!!" gumanku.
"Astagfirullah...aku salah ambil paper bag..." aku menepuk dahiku sendiri karena ceroboh.
Ini karena dari toko yang sama, dan kebetulan ukuran tas belanjanya juga sama persis.
Segera kuambil ponsel, sambil berharap mas Reza masih di rumah mamanya.
Oh... iya aku kan tak punya nomor mas Reza, akhirnya aku pun menghubungi nomornya Tasya.
Namun beberapa kali ku telfon , tak ada jawaban.
"Hhh... kemana sih tu anak, pasti masih sibuk sama mas Adit deh..."
Aku menoleh ke samping dan melihat paper bag warna silver tadi, munculah rasa ingin tahuku, soalnya tadi mas Reza mengalihkan pembicaraan saat aku menanyakannya...
Pelan-pelan kubuka, benda kotak itu kuambil..
“Apaan nih!!" gumanku saat membolak balik kotak itu.
Ketika ku balik benda itu, gambar yang terpampang, cowok bule kulit coklat bergaya tanpa baju. Seketika benda itu terlempar karena aku terkejut.
Astaga!! celana dalam ya...!!
Pantes rasanya asing, selama ini penghuni rumah ini tiga orang wanita lajang, jadi aku memang nggak pernah familiar dengan yang benda seperti ini.
Ternyata mas Reza belanja celana dalam toh, pantesan tadi pas kutanyakan padanya langsung diumpetin.
Ya sudahlah, ku masukkan kembali benda itu ke dalam paper bag tadi …
Merasa lelah, beberapa kali aku pun menguap karena mengantuk.
Setelah membereskan barang-barang langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidur, seperti biasa saat terasa berat, mataku dengan cepat langsung terpejam dan tertidur pulas.
Dari kecil memang terkenal gampang banget tidurnya, baru nempel bantal langsung teler tak peduli tempat dan waktu.
Hal itulah yang membuat ibu sering khawatir bila aku pergi seorang diri.
Drrrtttt....drrrttt....
Getar ponsel membangunkan ku dari mimpi, ku ulurkan tangan dan meraba-raba benda itu lalu kuangkat. Rasanya nyawaku belum terkumpul sepenuhnya, mungkin sebagian masih melayang bersama mimpi..
"Halo...assalamualaikum..."entah siapa yang telfon belum sempat kulihat profilnya, karena mata ini masih berat untuk kubuka.
“Waalaikum salam!! Amel....kok lo ninggalin aku sih!! Masa iya aku harus pulang sama mas Adit!!” suara seorang cewek terdengar kesal.
"Hmmm...siapa ni..?"ucapku sambil menguap dan belum sepenuhnya sadar.
"Woooi Amel....ni Tasya, kamu ketiduran ya?? Cepetan bangun!!"
"OoohTasya ... bilang ma kakakmu ya, CDnya tadi masih di tempatku nih..."ucapku masih dengan nada malas.
"Apa maksudnya, Mel? kakakku? CD apa sih?"
"Oahem...astaga, Tasya!! kakakmu ya mas Reza, emang ada yang laen apa!!" aku mulai sewot gara-gara terganggu tidurku.
"Trus maksudmu CD apaan sih?!!"Tasya balasnya sewot karena kubentak.
“Ck Celana Dalamnya mas Reza masih di kamarku Tasya....."mataku masih saja tak bisa terbuka.
"Apa??Celana Dalam?? Astaghfirullah, Amel..?!?"
"Udah ya Sya, aku masih kecapean dan ngantuk banget nih...bye, wasallam!!"ku putus sambungan telfon secara sepihak.
Lalu aku kembali terpejam, menikmati mimpi yang terputus gara-gara sobat centilku itu.
Entah berapa lama aku terlelap, namun ketika kubuka mata dan kugerakkan badanku rasanya rileks seluruh syaraf ku. Ini namanya anugrah Tuhan, bisa tidur dengan nyaman banyak orang yang insomnia karena masalahnya masing-masing, namun itu tak berlaku buatku.
Ku Langkahkan kaki keluar kamar dan kulihat ibu sedang masak. Aku menghampirinya dan memeluknya.
"Eeeh...anak perawan ibu sudah bangun udah sholat belum non??"ucap ibu sambil memasak sesuatu.
"Lagi dapet bundooo...bau masakannya harum kali .... "sahutku saat melihat apa yang sedang ibu kerjakan.
"Sekali-kali bantuin masak dong Mel, nanti kalo kamu sudah berkeluarga, suami dan anakmu mau dikasih makan apa kalo nggak bisa masak..hmm?!?" omael ibu padaku.
"Amel mau cari jodoh seorang koki aja ya bu..." sahutku nyengir
"Lagian apa ibu nggak ingat terakhir aku masak?”ucapku kemudian
Seakan kuputar lagi tragedi aku masak waktu ibu sedang tidak enak badan. Kucari resep lewat internet yang serba tahu, karena bahan dan bumbu banyak yang tidak sesuai, akhirnya aku pake seadanya. Hasilnya ibu harus kubawa ke klinik karena diare. Rasa masakanku? Tentu saja nggak jelas banget..ha..ha..
Ibu hanya geleng-geleng kepala.
"Ya udah sana mandi, udah sore! Kurasa ibu harus lebih khusyuk berdoa, agar jodohmu kelak mau nerima putri ibu ini dengan apa adanya ,Mel.."gerutu ibu.
Kucubit gemas pipi ibu tersayang, lalu kuambil cumi goreng tepung sebelum berlalu ke kamar mandi.
Ibu yang asli jawa, selalu mengingatkan bahwa kodratku sebagai wanita yang akhirnya berumah tangga harus bisa masak, macak dan manak.
Kupikir semua wanita juga akan bisa dengan sendirinya bila sudah waktunya punya keluarga, tapi apa aku bisa ?? aku sendiri gak yakin apalagi ibu...
Malam itu terasa sepi, apalagi ibu masih belum pulang dari rumah Bu Dian, mengantar jahitan. Kalau cuma mengantar pasti setengah jam pasti udah balik rumah. Tapi dasar ibuku yang emang doyan ngobrol, ku tengok jam dinding hampir jam sembilan malam, berarti sudah sejam lebih belum juga kembali.
Mana kuotaku habis, mau ngechat Tasya aja nggak bisa, mau beli kuota diruko depan motornya dibawa ibu, mau jalan lagi males banget. Alhasil aku hanya bisa ngemil sambil nonton komedi di TV.
Tiba-tiba terdengar suara deru mobil didepan rumah.
Lalu seseorang mengetuk pintu rumah dan memanggil namaku.
"Assalamualaikum Ameeel..." suara centil itu langsung kukenal.
Tasya?
Ngapain malem-malem main kesini, apa mau nginep ??
Atau jangan-jangan dia mau ngamuk gara-gara aku meninggalkannya tadi..?
Aku yang sudah pe we didepan televisi, segera beranjak dari kursi.
Masih dengan membawa camilan ditanganku, aku berniat mengajaknya ngobrol dulu di teras.
"Waalaikum salam Tasya.."senyumku mengembang.
"Sini bentar, duduk! mama mau ketemu..." Tasya menarik lenganku dan masuk kembali kedalam rumah.
"Eh..tante juga kesini? waduh aku ganti baju dulu deh, malu kayak gini.."ucapku merasa malu karena penampilanku.
Kulihat penampilanku sendiri, setelan babydoll dan rambut dicepol dengan asal-asalan… Mirip pembokat deh..
"Halaah...gak penting!! Mama...ini orangnya ada.. "sahut Tasya sambil memaksaku duduk manis didepannya.
"Ada apa sih?"aku masih saja penasaran dengan sikap anehnya itu.
"Sssttt..."Tasya menempelkan telunjuknya dibibir, menyuruhku diam.
Lalu masuklah Tante Nina ,mamanya Tasya yang perlahan mendekat dengan wajah murung.
Dia langsung duduk disampingku, sedangkan Tasya duduk di depanku dengan wajah serius.
"Amel…tante minta maaf, karena Reza telah bersalah padamu.." tante Nina menatapku dengan tatapan penuh penyesalan.
Aku belum dapat mencerna perkataan Tante Nina. Kutoleh Tasya hanya mengangguk, semakin membuatku bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments