Hancur

Anak mana sih yang pengen hancur. Mereka juga ingin merasakan menjadi keluarga bahagia dari hubungan orangtua yang harmonis. Bahkan dari kecil orangtua Andrian tidak bisa harmonis selalu ribut karena sama-sama mempunyai ego yang tinggi.

Andrian merasa terasa di asingkan, namun pada pagi hari sebelum berangkat ke kampus saat itu. Rana ingin berbicara kepada anaknya mengenai masalah kuliah sebab Andrian sudah menjadi mahasiswa abadi di kampus tersebut karena lama lulus.

"Andrian ada yang mau Mama bilang sama kamu." Rana menyuruh anaknya duduk dulu di ruang tamu, mereka akan berbicara empat mata mengenai kuliah.

"Ada apa Ma?" tanya Andrian seakan tak peduli dengan hal, yang ingin di bicarakan mamanya tersebut. Sebab sudah terlanjut sakit hati dengan sikap orangtua selama ini.

"Kapan sih kamu lulus? Lama banget lulusnya." Rana berbicara serius mengenai hal tersebut.

"Ma ... Tidak perlu pedulikan aku! Sejak kapan Mama peduli dengan aku?" tanya Andrian lalu berdiri.

"Kamu ini anak nakal, suka buat onar, mabuk dan pergaulan bebas. Loh selagi masih memakai uang gue, maka gue akan nanyakan hal tersebut. Sebab gue malu mengakui punya anak lama banget lulusnya di bangku kuliah, kamu kuliah saja tidak benar!" ujar Rana menyalahkan Andrian.

"Aku ini anak kamu, Ma. Jadi Mama malu punya anak seperti aku?" 

"Iya! Aku malu mempunyai anak seperti kamu." Rana mengakui malu mempunyai anak yang lama lulus.

Mendengar perkataan orangtuanya tersebut. Membuat Andrian semakin emosi tingkat tinggi sebab ada seorang Ibu yang malu mempunyai anak.

"Mama menghina saya ... Lihat dulu siapa orangtuanya, jika kalian sudah benar mendidik saya. Maka saya akan menjadi orang yang benar juga." Andrian tidak suka di salahkan. Sebab anak menjadi seperti ini karena didikan orangtua yang tidak benar.

Plakkkkkkkkkkkkkkkkk

"Dasar anak kurang hajar kamu! Untung saya sudah melahirkan, merawat kamu dan memberi fasilitas sama kamu," kata Rana terbuai emosi hingga membahas masalah pengorbanan orangtua.

"Aku tidak minta di lahirkan dari rahim kamu! Kalau boleh saya memilih orangtua, di waktu kandungan. Pasti saya tidak akan memilih Mama menjadi orangtua saya." Andrian sudah teriris hatinya.

Berlari kekamar mengambil tasnya, lalu pergi dari hadapan Rana. Andrian tidak suka disalahkan dengan hal ini, sebab di rumah pun Andrian tidak pernah menemukan kebahagiaan yang terarah. Dalam rumah tersebut isi karakter manusianya sangat berantakan.

"Andrian jangan pergi kamu! Dasar anak tidak tahu sopan. Tunguuuuuuu ..." Teriak Rana memanggil Andrian yang hendak meninggalkan rumah untuk ke kampus.

Andrian pergi begitu saja dan tidak menyahut panggilan sang Mama. Andrian sudah merasa teriris hatinya, saat orangtua berbicara bahwa malu mempunyai anak seperti Andrian sedangkan pria tersebut, tidak pernah meminta terlahir dari rahim Rana.

Sampai lah Andrian di kampus pada saat itu. Namun saat mau memasuki ruangan fakultasnya tersebut. Andrian berpapasan lagi dengan gadis tengil dan cupu tersebut siapa lagi kalau bukan Billa.

"Gadis tengil sini loh?" panggil Andrian, saat melihat Billa lurus saja tetap jalan maju. Tidak menoleh sedikit pun kearah Andrian, semakin membuat Andrian semaki geram sebab tidak disegani oleh Billa.

Setiap orang yang berpapasan dengan Andrian. Harus memberikan hormat atau menunduk sebagai tanda sopan, jika tidak maka Andrian akan memanggil orang tersebut. Menghukumnya dan memberikan pengancaman.

"Apaaaaaaaaaa?" jawaban singkat dari Billa.

"Loh itu tak ada takut! Loh tahu gue siapa? Namun loh bersikap belagak sama gue. Berikan hormat sama gue." Andrian menarik rambut Billa untuk meminta maaf kepadanya, Andrian terlihat kasar kepada Billa.

"Lepaskan rambut gue!  Aduhhhhh sakit." kata Billa meraung kesakitan.

Andrian akhirnya melepaskan jambakan tersebut. Sebab Billa sudah menangis karena di jambak oleh Andrian, terlihat cara yang kasar sekali.

"Minta maaf kepada gue! Jika mau hidup anda aman." Ancaman dari Andrian.

"Siapa loh? Gue harus minta maaf sama kamu." Billa menertawakan Andrian.

Lalu Billa pergi begitu saja karena tidak merasa bersalah. Andrian terlihat diam karena baru mendapati bahwa cewek yang melawannya pertama kali adalah Billa.

Saat itu Ardi sedang mencari Andrian. Lalu menemukan Andrian sendirian di halaman kampus tersebut karena Billa sudah duluan pergi.

"Hey Andrian ... Gue cariin dari tadi tidak ketemu," kata Ardi.

"Gue di sini Ardi, ada apa?" tanya Andrian.

" Gak ada cuma pengen barang ke keruangan saja."

"Ayo ..." Andrian tidak banyak cincong, langsung mengajak Ardi.

Andrian terlihat tidak mood atas masalahnya di pagi hari sudah banyak. Andrian merasa kesal sekali menghadapi yang namanya wanita, menghadapi Mama di rumah dan menghadapi mahasiswi yang menjengkelkan.

Billa berasal dari keluarga harmonis, ayah dan ibu nya tidak pernah bertengkar. Keluarga kecil mereka saling menyayangi dan mencintai.

Siapa pun yang melihat kedekatan keluarga mereka pasti iri. Billa dan Andrian tidak pernah dekat, namun mereka saling mengenal saja. Andrian mengetahui bahwa Billa menjadi anak bahan bullyan di kampus tersebut, tidak mempunyai teman.

Namun Billa merupakan mahasiswi pintar dan banyak prestasi. Billa memang tidak suka bergaya walau juga sudah dilahirkan dari keluarga konglomerat, bahkan Billa juga tidak pernah menyombongkan harta orangtua yang di punya.

Andrian mencoba untuk meredam emosinya saat itu. Namun Andrian ingin mengajak Ardi bolos saja, akhirnya mereka bolos dari kampus dan pergi ke rumah Ardi.

Di rumah Ardi mereka bermain game, menyediakan minuman bir. Sebab Andrian suka minum sampai 6 botol sehari, kecanduan merokok dan minuman keras. Kebiasaan tersebut tidak bisa di hilangkan lagi dari Andrian.

Bahkan pergaulan bebas Andrian sudah terlalu jauh. Selama ini Andrian sudah mencoba lingkaran hitam yang agak sulit untuk keluar dari jalur tersebut karena teman-teman di pertemanan semakin membuat Andrian terpuruk.

Andrian semakin jatuh kedalam lembah yang paling dalam. Andrian juga suka memboking wanita penghibur untuk tidur di ranjang bersamanya, bahkan anak itu berpikir untuk menghabiskan uang orangtua saja dari pada di beri hartanya kepada para selingkuhannya.

Andrian juga sering meminta ditransfer uang ke ayahnya tersebut. Itulah niat Andrian ingin menghancurkan ayah kandungnya sendiri dengan cara seperti itu. Andrian membenci simpanan ayahnya dan membenci selingkuhan ibunya.

Bahwa orangtua nya sudah terlalu jauh dalam hal mempunyai simpanan. Bahkan hal tersebut pun tidak di sembunyikan dari anak mereka juga akan berencana bercerai ketika Rana menikah dengan pacarnya.

Dua bulan lagi Rana akan menikah denga pria yang lebih muda darinya. Elsh dan Rana sudah bersepakat untuk bercerai karena tidak ada lagi unsur saling menyanyangi dalam rumah tangga yang sudah mereka jalani bertahun-tahun. Andrian di suruh pilih untuk mengikut ke siapa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!