Morina sudah sampai di Taman Cempaka sesuai jam yang dia tentukan tapi belum melihat atau mendapatkan informasi dari MH.
"Permisi.." Sapa Ella dan Aster saat melihat Morina yang sesuai foto yang dia kirimkan.
"Kalian?"
"Kami dari MH, senang bisa bertemu dengan anda." Jawab Ella ramah dan Morina tampak tak percaya karena 2 gadis lugu ini yang akan membantunya.
"Ya, kami memang terlihat tidak meyakinkan tapi jangan khawatir Nona Morina, kami akan membantu anda." Jelas Aster yang tau gelagat Morina yang tampak ragu.
"Mari kita bicarakan dalam mobil." Ajak Ella dan mereka akhirnya masuk ke dalam mobill Aster beserta 2 orang pengawal disana.
"Ini, kami sudah menemukan siapa polisi yang ingin membunuh anda. Dia adalah sepupu dari wanita ini." Jelas Aster menunjuk pada wanita yang fotonya mereka dapatkan tadi pagi.
"Aditya Cahya, dia polisi yang menangani kasus kecelakaan anda dan menutupnya dengan kasus kecelakaan tunggal. CCTV di jalan itu juga telah di hapus, tidak ada jejak sama sekali dari lokasi awal mobil anda diikuti." Sambung Ella menjelaskan.
"Tapi jangan khawatir, kami sudah mendapatkan salinan nya. Mereka sedikit teledor karena di sekitar sana ada sebuah mini bus yang mogok, kamera dashboard mobil itu merekam dengan sempurna." Aster memperlihatkan video yang dia dapatkan dan itu adalah memang mobil yang mengejar Morina hari itu.
"Benar, ini mobilnya. Tapi apakah ini dapat dijadikan bukti, bisa saja pemilik mobil berkelit." Tanya Morina sedikit ragu.
"Tenang saja, ini adalah mobil Aditya dan dia lah yang mengejarmu dengan mobil ini. Kami sudah melacak mobil ini dan mendapatkan cctv lagi kalau polisi ini yang mengendarai mobil dari pagi hingga malam. Dia juga mengajukan izin hari itu." Jelas Aster lagi.
"Tenang Nona, kami belum selesai. Kami hanya ingin bertemu dan bertanya beberapa hal, mohon kerja samanya." Kata Ella dibalas anggukan oleh Morina.
"Apakah anda tau motif apa yang menyebabkan suami anda ingin membunuh anda?" Tanya Aster.
"Saya tidak tau, kami memang di jodohkan tapi selama 2 tahun ini baik-baik saja." Jawab Morina, dia terlihat sangat sedih karena tidak memiliki keluarga lainnya.
"Anda tidak punya keluarga lain?" Tanya Ella dan Morina mengiyakan.
"Saya sudah yatim patu sejak 2 setengah tahun lalu, makanya saya di jodohkan dengan Indra. Saya hanya wanita miskin dan tidak ada apapun yang bisa diambil dari saya." Jelas Morina.
Ella dan Aster saling pandang, mereka heran karena sebenarnya Morina punya banyak saham di perusahaan suaminya.
"Tapi kami menemukan anda adalah pemilik saham yang lumayan besar di perusahaan milik suami anda."
Morina tertegun sejenak dan akhirnya dia ingat, "Ya, mertuaku yang memberikannya tapi semua masih milik Indra, mereka belum memberikan pada saya." Jawab Morina.
"Tidak Nona, anda pemilik sah dari 27% saham tersebut." Ella langsung bergerak cepat, jari-jari cantiknya mengetik keyboard laptopnya dan hanya beberapa detik dia memutar layar laptop itu untuk diperlihatkan pada Morina.
"Ini, anda pemilik 27% saham di perusahaan ini dan setelah anda dinyatakan meninggal 27% saham jatuh pada anak anda dan yang mengelola tentu suami anda sampai anak anda 18 tahun." Jelas Ella yang telah meretas informasi penting perusahaan Indra.
"Astaga! Jadi karena saham? Tega sekali dia." Morina kembali menangis, dia tidak menyangka suaminya tega melakukan hal jahat demi saham.
"27% bukan angka kecil, setiap minggunya anda bisa mendapatkan ratusan juta Nona, kami sudah cek rekening anda dan Indra berhasil memindahkan dana hampir 5 milyar milik anda selama ini. Jika di lihat dari tanggalnya, saham 27% dan dana masuk ke rekening anda sejak anda melahirkan." Aster menjelaskan dengan detail pada Morina yang masih saja tidak percaya kalau dia punya uang sebanyak itu di rekeningnya yang entah kapan dia punya.
"Anda pemilik saham terbesar ke3 setelah Indra dan Bima kakaknya, mereka masing masing punya 31% dan 35%. Hanya saja, Bima saat ini masih di luar negri."
Morina tampak berpikir lagi dan memang benar Indra mempunyai kakak bernama Bima yang seharusnya adalah suaminya, tapi karena kecelakaan yang menimpa Bima membuatnya cacat dan tidak mau menerima perjodohan itu karena malu, jadinya Morina menikah dengan Indra.
"Baiklah, kami akan menyelidiki lagi, anda tenang saja. kami akan menyusup ke rumah itu sebentar lagi." Kata Aster meyakinkan.
"Baiklah, terima kasih. Tapi apakah benar kalian tidak menerima imbalan?" Tanya Morina menatap bergantian 2 gadis ludu di sampingnya.
"Tidak Nona, jika nanti kita berhasil anda hanya perlu hidup seperti biasa dan jadilah orang baik." Jawab Ella dengan senyum manisnya.
"Terima kasih."
Morina yang diantar pulang oleh Aster dan Ella merasa bersyukur. Dia tak henti-hentinya berterima kasih. Morina segera masuk ke gedung apartemennya dan kembali bersembunyi sambil meunggu hasil penyelidikan dari 2 gadis yang dia percaya.
Morina juga tidak tinggal diam, dia memang wanita lugu yang baik, setiap perkataan suaminya akan doa turuti. Memang pada dasarnya Indra memperlakukan Morina dengan baik, malah sangat baik dan tidak ada cela.
"Aku rasa tidak hanya saham yang menjadi tujuan Indra itu." Celetuk Aster pada Ella yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Ya, ini juga aku lagi cari sesuatu di sosmed mereka. Mungkin nemu sesuatu." Balas Ella yang sedang meretas sosial media Indra dan Lilian.
"Di sosmed Indra tidak ada apa pun." Gumam Ella yang beralih ke akun milik Lilian.
"Nah.. ini lihat." Ella menunjukan foto mesra Indra dan Lilian.
"Foto ini di unggah 3 tahun lalu, berati mereka memang telah berhubungan sejak lama?" Tanya Aster dan Ella mengangguk cepat.
"Brengssek, berarti motifnya? Kenapa menikah dengan Morina jika mereka sudah pacaran? Kenapa gak nikah saja?' Tanya Aster lagi dan Ella kembali mencari sesuatu di akun tersebut.
"Hem.. ini ternyata, lihat lah, dia adalah wanita panggilan sebelumnya." Ella menemukan lagi foto lama Lilian dengan pakaian terbuka, memegang kertas bertuliskan nomor ponsel dengan caption open BO.
"Mungkin keluarga Indra tidak menerima wanita seperti ini makanya mereka tidak bisa menikah. Lagi pula, saham 27% milik Morina diberikan oleh ayah mertuanya, bisa jadi karena tidak mau wanita ****** ini masuk ke keluarga mereka, lalu ayah mertuanya meninggal setahun lalu juga karena sakit."
Aster mengangguk mengerti, saat ini mereka hanya butuh pengakuan dari mulut Indra atau Lilian saja untuk membuktikan semuanya.
"Besok jadi ke rumah Indra?" Tanya Aster.
"Jadi dong, kan mau lamar jadi pengasuh." Jawab Ella.
"Baiklah, semoga kalian berhasil." Sahut Aster.
Tak terasa mereka telah sampai di rumah Ella, disana ternyata juga ada Florian dan Flora yang memang sedang datang berkunjung.
"Ayah, Ibu!" Panggil Aster begitu melihat orang tuanya.
"Masih aneh saja melihat dan mendengar Aster manggil ayah ibu. Gak pantes dengan wajah bule kalian." Seru Fano sambil tertawa geli.
"Biar lokal Fano.." Jawab Flora lalu masuk bersama dengan Aster yang baru sampai. Ternyata mereka ada acara makan malam dan Florian sengaja tidak memberitahu Aster karena sudah tau putrinya itu akan mengantar Ella pulang.
TBC ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments