Aster dan Ella sedang bersama 3 orang lainnya di Magical Flower untuk menyelesaikan 200 bouquet mini pesanan salah satu sekolah dasar international. Pesanan itu harus mereka antarkan besok siang dan sudah jam 9 malam mereka baru saja menyelesaikan 80. Bukan karena mereka bekerja lambat, tapi karena pesanan mendadak itu lah yag membuat mereka berlima harus lembur.
"Gak mau kak, Ella masih sibuk bantu Aster. Masih ada 120 buket lagi." Tolak Ella saat Jarred menghubunginya untuk menjempuntnya pulang.
"Iya, Ella nginap saja di toko sama Aster, sudah izin papa dan mama kok." Lanjut Ella lagi sampai akhirnya 3 menit kemudian dia mematikan ponselnya.
"Kak J memang posesif ya.. sama adik sendiri aja begitu. Gimana nanti kalau punya pacar?" Celetuk Aster sambil menggeleng membayangkan jadi pacar Jarred yang begitu posesif.
"Kak J gak segitunya juga kok, dia pernah punya pacar di Inggris tapi dia di kecewakan loh." Jawab Ella mulai gibah.
"Ha? Kok aku gak tau? Cerita cepat!" Aster terkejut karena dia tidak tau sama sekali. Ella akhirnya cerita sedikit dan membuat Aster hanya bisa menghela panjang.
"Lelaki tampan, pintar, kaya raya dan sempurna bisa di duain, ampun... secantik apa sih cewek itu?" Komentar Aster masih tidak menyangka.
"Sudah lah, kerja lagi jangan gibah terus." Tegur Ella karena sudah hampir jam 11 malam dan mereka masih belum selesai. Hanya tinggal 3 orang saja yang bekerja karena 2 lainya sudah pulang di jam 10 malam karena rumah 2 karyawan itu lumayan jauh.
Akhirnya bouquet mini selesai di jam 1 dini hari sampai Ella dan Aster begitu lelah dan langsung tidur tanpa ganti baju lagi di kamar lantai 2 toko itu.
* * *
Aster terbangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan yang hanya segelas susu dingin dari kulkas dan buah apel, sedangkan Ella memakan roti dengan teh manis.
"Semua sudah beres dan ayo ke kampus, hari pertama kak J jadi dosen dan kita gak boleh melewatkan itu." Kata Aster dan Ella mengangguk sambil mengepang rambut panjang dan indahnya.
"Sudah selesai." Ucap Ella dengan dandanan culunnya seperti biasa. Mereka pasti berdandan seperti itu jika di luar rumah, hanya di rumah dan di kamar saja mereka melepaskan semua aksesoris yang membuat mereka jadi gadis jelek dan culun.
.
.
.
Di Kampus,
Seperti biasanya Aster dan Ella selalu datang bersama dengan mobil dan supir. Semua orang tau kalau Aster cukup berada karena selalu diantar dengan mobil.
Sedangkan Ella yang selalu mengekori Aster di pandang rendah karena mereka berpikir Ella adalah anak miskin. Mereka berdua memang pintar dan menjadi yang terpintar di jurusan masing-masing.
"Hari ini kita gak ada kelas yang sama." Ujar Ella menghela pelan, dia paling tidak suka berjauhan dengan Aster karena dia tidak punya teman.
"Sabar, ada kak J kan yang jadi dosen 2 mata kuliahmu jadi aman lah." Kata Aster menenangkan Ella.
"Sama aja! Pasti banyak cewek-cewek di kelas mengerubungi nya." Ella menggerutu pelan sejak tadi karena dari dia masuk gerbang kampus sudah melihat banyak mahasiswi membicarakan dosen baru yang sangat tampan.
"Sabar, mana tau salah satunya jadi kakak iparmu." Bisik Aster lebih menggoda Ella.
"Aku gak rela ya.. masa cewek-cewek genit seperti itu jadi kakak iparku." Sungut Ella tak terima, namun Aster malah terkekeh melihat raut wajah Ella yang kesal. Jika tidak berdandan culun wajahnya pasti sangat imut dan cantik.
Benar saja, Ella menggeleng melihat Jarred yang di kelilingi mahasiswa dari kelasnya bahkan dari kelas lain juga berniat pindah mata kuliah atau pindah jurusan. Memang pesona Jarred luar biasa!
Ella memilih duduk di barisan tengah tidak terlalu di depan atau di belakang agar lebih leluasa mendengar penjelasan dosen. Tapi berbeda dengan kali ini, Jarred langsung mengajar di mata kuliah pertama dan seluruh kelas sangat berisik, terutama gadis-gadis yang ingin mencari perhatian kakaknya itu.
"Dasar bodoh! Kalian tidak akan bisa mendekati kakak-ku!" Pekik Ella dalam hati dengan senyum tipisnya dia juga bersorak, karena Jarred sangat tegas dan akan menjadi dosen killer.
"Saya akan memilih asisten, Andri Andara dan Fiorella maju ke depan." Panggil Jarred, Ella sedikit terkejut dan langsung menatap ke arah Jarred. Lain lagi dengan tatapan para mahasiswi di kelasnya yang menatap tajam padanya seakan tidak terima.
"Kenapa Ella pak?" Protes salah satu mahasiswi.
"Kenapa? Kalian tidak setuju pilihan saya?" Tanya Jarred dengan tegas.
"Dia jelek begitu tidak pantas di sebelah bapak." Ucap salah satu mahasiwi yang terkenal cantik dan modis.
"Hem.. kalau begitu kamu ingin menggantikan Fiorella?" Tanya Jarred dan tentu gadis itu dengan senang hati menerimanya.
"Tentu pak, saya dengan senang hati membantu anda pak Jarred." Jawabnya sambil memberikan senyum tercantiknya. Sedangkan Jarred melihat-lihat sebuah map yang sejak tadi ada di tangannya.
"Nilaimu benar-benar menyedihkan.. Ayana, jika mau menggantikan Fiorella setidaknya nilaimu harus mendekati nilainya." Jarred menunjuk ke Ella yang sejak tadi berdiri di depan, di sampingnya di apit oleh Andri juga.
"Yang saya butuhkan adalah ini." Lanjut Jarred lagi menunjuk ke arah kepalanya lalu berjalan keluar kelas di ikuti oleh Andri dan Ella yang terlabih dulu mengambil tas mereka.
Setelah memberi penjelasan apa saja pekerjaan dari asisten dosen, Andri sudah keluar terlebih dulu karena ada kelas selanjutnya sedangkan Ella masih disana karena kelas berikutnya 1 jam lagi.
"Kakak apaan sih? Ella tuh mau kuliah dengan damai malah jadi asdos!" Gerutu Ella yang sudah kesal sejak tadi tetapi di tahan sampai mereka berdua saja.
"Seharusnya kamu itu memang jadi asdos kan? Berapa banyak dosen yang kamu tolak? Lumayan dapat pengalaman dan nilai tambahan." Jelas Jarred sambil melirik ke Ella yang mencebik kesal.
"Jangan kira kakak gak tau apa yang kau lakukan dengan Aster, kalian tau itu berbahaya?" Ucap Jarred lagi yang berhasil membuat mata Ella melotot tak percaya.
"Lakukan apa? Maksud kakak apa?" Tanya Ella pura-pura amnesia.
"Kalian sok menjadi detektif untuk bantu para pelanggan kan? Ini." Jarred menunjukkan sebuah website ala-ala detektif.
"Itu.. em.. kak..." Ella mulai menunduk, dia tau kalau dia adalah adik manjanya Jarred tapi kalau Jarred marah maka siapa pun tidak bisa meredakannya termasuk sang mama.
"Maaf.." Cicitnya.
Jarred menghela nafas panjang, Ella memang dibekali ilmu beladiri tapi tetap saja dia adalah perempuan dengan tubuh lumayan mungil seperti mamanya.
"Papa dan mama tidak tau kan kak?" Tanya Ella yang kini sudah berdiri di depan Jarred dengan wajah memelas lucu.
"Menurutmu?" Jarred balik bertanya dan Ella langsung merasakan kakinya seperti tak bertulang.
"Papa tau, mama tidak.. makanya papa ingin kakak memantaumu. Jadi jangan lakukan lagi." Jawab Jarred yang sedikit melunak, dia juga tidak sanggup melihat wajah sedih Ella.
"Tapi kak, mereka sangat kasihan. Ada banyak kasus yang penjahatnya berhasil kabur karena uang dan kekuasaan, ada yang diancam sampai keluarganya di hajar habis-habisan." Jelas Ella begitu semangatnya.
"Justru itu, kalian membahayakan diri sendiri. Kalau ketahuan pelaku? Apa kalian bisa selamat juga?"
"Tapi, tidak ada yang bisa bantu mereka. Kakak jangan cemas, Aster kan punya tangan ajaib, trus kami dibantu sama pengawal papa dan uncle Flo jadi aman!"
Jarred menghela nafas panjang lagi, Ella dan Aster memang sangat dekat dan apa pun yang mereka lakukan sebenarnya sangat berbahaya.
"Baiklah, untuk sementara kalian jangan bergerak dulu. Kakak tau ada yang minta bantuan lagi kan?" Ella mengangguk tapi memang mereka belum memberi jawaban pada client apakah kasus itu diterima atau tidak.
TBC ~
Fiorella
Aster
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments