Part 4

Pagi ini Dyana disibukkan dengan kegiatannya memasak brownis cake pesanan pelanggan. Tidak banyak memang, hanya beberapa dus berukuran sedang saja.

Dua jam berlalu. Dyana sudah menyelesaikan semua kegiatannya.

"Ayah! Aku berangkat."

"Hati-hati, Dy!" teriak Harry dari depan rumah, sambil memegang dadanya.

Dyana menyusuri jalanan kota yang tidak terlalu ramai siang ini. Seperti niatnya semalam dia akan mengunjungi Julian setelah selesai mengantarkan semua pesanan pelanggannya.

Dyana memarkirkan sepedanya di bawah pohon yang terletak di parkiran apartemen. Dia berjalan dengan santai menuju lift, Dyana menekan nomor lantai apartemen Julian sambil tersenyum memikirkan bagaimana nanti ekspresi Julian saat dia tiba-tiba datang.

Ting!

Lift berdenting menandakan Dyana sudah sampai di lantai tujuan. Saat pintu terbuka seorang wanita masuk ke dalam lift dengan wajah berbinar.

Dyana menatap sekilas wanita itu sebelum melangkah keluar lift. Cantik dan seksi, itulah yang terbersit dalam otak Dyana saat menatap gadis itu.

Saat tiba di depan apartement Julian, Dyana langsung memencet bel, pada deringan ketiga pintu terbuka.

"Kau kembali, Na?" ucap Julian saat membuka pintu. Julian keluar dengan bertelanjang dada, sepertinya dia baru selesai mandi. Ekspresi Julian sedikit kaget saat melihat Dyana yang berdiri di depan pintu.

"Dyana? Ter..ternyata kamu?"

"Iya. Kau pikir siapa?" tanya Dyana yang kemudian masuk ke dalam apartement Julian setelah Julian mempersilahkannya.

"Tidak ada. Aku hanya terkejut kau datang. Tidak biasanya." ucap Julian sambil memakai kemejanya. Sedangkan Dyana berjalan melihat-lihat keadaan apartement Julian.

"Julian kenapa ranjangmu berantakan sekali?" Dyana menatap Julian curiga. "Tidak mungkin kau baru bangun jam segini."

"Ta-tadi. Hmm.. tadi aku mencari sesuatu." Dyana mengernyitkan dahinya seperti ada yang tidak beres dari ucapan Julian.

Dyana memasuki kamar Julian, menimbang-nimbang jikalau ada yang mencurigakan di sini.

"Jadi... apa kau sudah menemukan apa yang kau cari?" tanya Dyana yang telah duduk di pinggir kasur Julian.

"Be-belum."

"Oh.. Oh, ya Julian. Ini aku membawakan Brownis cake  kesukanmu." ucap Dyana mencoba memecahkan kecanggungan yang tiba-tiba terjadi.

"Terima kasih Dyana, nanti aku akan memakannya." Julian menerimanya dan hendak melangkah keluar dari kamarnya menuju dapur. Namun, sebelum itu suara Dyana menghentikannya.

"Eh.. apa itu?"

Dyana melihat ada sesuatu yang berkilauan di dekat nakas tempat tidur Julian, benda itu tergeletak di lantai. Dyana mendekatinya dan memungutnya.

"Sebuah kalung? Dan ini kalung wanita? Julian kalung siapa ini!?" Dyana menatap Julian curiga.

Julian yang sudah hampir keluar kamar membalikkan tubuhnya. Dia berjalan mendekati Dyana dan memperhatikan benda yang ada dipegangan Dyana. Sebuah kalung dengan bandul berbentuk oval berwarna perak yang di tengahnya terdapat sebuah permata berwarna biru terang. Sungguh indah, elegan dan sepertinya mahal.

Julian terlihat kaget dan salah tingkah.

"I-tu. Itu—"

"Apa Julian?" tanya Dyana mulai tak sabar.

"I-tu, ha, itu benda yang aku cari sejak tadi. Woww... Dyana kau menemukannya. I-tu memang untukmu." Julian menghampiri Dyana.

"Apa? Untukku?" Dyana mendongakkan wajahnya menatap Julian tak percaya.

"Iya. Itu untukmu, Baby." Julian mengambil kalung yang berada di tangan Dyana dan memasangkannya di leher Dyana. "Kau.. sungguh cantik, Dyana." ucap Julian yang berhasil membuat pipi Dyana memerah.

"Kau bisa saja." Dyana tersenyum. Julian membalas senyuman Dyana. Bodohnya dia yang sempat mencurigai Julian.

*****

Hari ini Dyana mendapatkan job menjadi pelayan di acara pernikahan seorang kenalan Calvin. Semua yang menyangkut makanan dan pelayan termasuk juru masak memang di sewa dari cafe Calvin.

Acara ini sungguh meriah, diadakan di sebuah hotel berbintang. Para undangan pun rata-rata dari kelas atas. Dyana berjalan dari tamu yang satu ke tamu yang lain, memberikan segala kebutuhan mereka.

Saat Dyana tengan sibuk memberikan minum pada para tamu. Tiba-tiba mata Dyana menangkap sosok yang sangat ia kenali. Matanya menyipit, memastikan siapa pria di sana. Itu Julian, tidak salah lagi, dan dia bersama seorang wanita.

Dyana tak percaya dengan apa yang tengah ia lihat. Memang bisa saja wanita itu adalah saudara atau teman Julian, tapi melihat tingkah dan kedekatan mereka Dyana tidak yakin akan hal itu.

Tangan Julian terlihat melingkar di pinggang wanita itu, sesekali wanita itu memegang wajah Julian dan dia bergelayut manja di lengan Julian. Mereka berjalan meninggalkan ballroom sementara acara belum selesai.

Tiba-tiba Dyana berniat mengikuti mereka, dia tidak peduli dengan pekerjaannya saat ini. Yang terpenting sekarang adalah Dyana harus tahu siapa wanita yang bersama Julian dan mau ke mana mereka.

Dyana berjalan di belakang mereka dengan harap-harap cemas.

Julian bersama wanita itu masuk ke dalam lift. Tak sengaja Dyana mendengar sedikit percakapan mereka dan Dyana tahu mereka hendak menuju lantai 21, dua lantai di atas tempat Dyana sekarang. Setelah mereka masuk dan pintu lift tertutup, Dyana masuk ke dalam lift yang bersebelahan dengan lift yang baru saja Julian masuki.

Dyana menekan angka 21, dengan cepat lift bergerak ke atas. Saat tiba dan pintu lift terbuka Julian bersama wanita itu berbelok ke sebelah kanan.

Mau ke mana mereka sebenarnya?

batin Dyana.

Dengan masih menjaga jarak agar tidak diketahui, Dyana terus mengikuti Julian. Sampai akhirnya, Julian bersama wanita itu berhenti di depan salah satu kamar di hotel ini. Emosi dan amarah Dyana seketika tersulut saat mereka berdua memasuki kamar tersebut dan menguncinya.

Dyana masih terpaku tak percaya dengan apa yang dia lihat. Apakah ini semua nyata? Apa dia sedang bermimpi? Julian—

"Apa Julian menghianatiku? Dasar pria brengsek! Beraninya dia! Aku tidak akan memaafkannya." Tanpa dikomando kaki Dyana melangkah cepat menuju kamar yang baru saja Julian masuki bersama wanita asing itu.

Dyana mencoba mengatur deru napas dan emosinya, dia takut air matanya jatuh dan Dyana tidak mau itu terjadi di saat seperti ini.

Sementara di dalam kamar Julian tengah asik bercumbu dengan wanita itu, bahkan wanita itu kini tengah berada di bawah Julian yang tengah asik menciumi bibir, leher, hingga dada wanita itu. Saat Julian hendak melepas baju wanita itu, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar.

Tok-tok-tok.

Sontak kegiatan mereka terhenti.

"Siapa?!" tanya Julian sedikit berteriak.

"Cleaning Service!" ucap seseorang dari luar.

Terpopuler

Comments

EmbunCahaya

EmbunCahaya

iya, bodoh juga percaya begitu saja...

2022-10-07

0

Mogu

Mogu

room service
sllu klu mo mrgokin psgan lg klonan itu kta kuncinya

2022-08-19

0

Vie Ibka

Vie Ibka

nyesel aq baru nemu novel ini sekarang,,
btw,ngapa sepi pembaca yach,padahal novelnya bagus,alurnya menarik,tata bahasanya juga rapi🤔🤔

2021-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!