Segelas kopi hitam sudah kusiapkan di atas meja kamarku. Sebatang rokok kujepit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kananku, lalu kutarik rokok itu dari dalam bungkusnya, kemudian kuhimpit dengan kedua bibirku, dan kubakar ujungnya dengan korek api. Kuhisap dalam-dalam rokok itu, lalu aku hembuskan asapnya ke udara, melewati jendela kamar yang kubuka.
Sungguh sebuah kenikmatan tiada tara, sebagai penyembuh rasa jenuh akan rutinitas sehari-hari dan sebagai penghibur perasaan-perasaan khawatir. Aku akan selalu bersyu ...
...ngiiiiiiiiiiiiiiittt ....
Tiba-tiba sebuah suara misterius hadir di dalam kamarku. Suara itu tak merdu, tak juga sumbang. Seperti siulan, tapi nadanya terlalu tinggi. Tak lama setelah suara misterius itu terdengar, bau busuk tiba-tiba menyerebak di dalam kamarku. Aku mengarahkan pandanganku kebelakang, kulihat Jayadi sedang berguling-guling di atas lantai, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya untuk menahan tawa.
"Kau kentut, ya Jay?" tanyaku padanya.
Jayadi menatap wajahku, "dikit Bang," jawabnya. Lalu kembali dia berguling-guling di atas lantai, namun kali ini tawanya dia lepaskan. Terbahak-bahak.
Kupandangi saja dia, berguling-guling dan tertawa-tawa di atas penderitaanku karena kentutnya yang baunya sangat terkutuk itu.
"Yaelah si Abang, gitu doang ngambek," ucap si Jayadi. Lalu dia duduk bersila—punggungnya dia senderkan ke tembok.
"Kucoret kau dari daftar calon adik iparku!" ucapku padanya, sedikit mengancam.
"Buset Bang! Masa cuman gara-gara kentut setitik, rusak cikal bakal hubungan keluarga?" balasnya.
Tersenyum aku mendengar ucapannya. Tapi, begitulah Jayadi. Rekan kerjaku satu ini memang suka sekali melontarkan ucapan-ucapan yang bisa membuat pendengarnya tersenyum, bahkan tertawa.
"Jay, kamu sudah dengar belum tentang pengganti Pak Salman?" tanyaku padanya.
"Pengganti Pak Salman?" tanya Jayadi, sambil mengerutkan dahi. "Kayaknya belum ada deh Bang."
"Oh ... gitu?" balasku sambil menganggukkan kepala.
Wajar saja dia bingung. Karena memang belum ada desas-desus tentang pengganti Pak Salman, kordinator sales team-ku, yang meninggal dunia beberapa bulan lalu. Aku bertanya seperti itu padanya, karena aku penasara; siapa tahu saja, Jayadi mendengar sesuatu tentang nasib lowongan pekerjaan Lela yang aku berikan kepada Erwin dua hari yang lalu.
"Memang kenapa Bang?" tanya Jayadi.
"Kamu tahu Lela anak pemilik toko Sumber Kue?"
"Iya, tahu."
"Nah, dua hari yang lalu, aku menyerahkan surat lamaran pekerjaan punya si Lela, untuk ngisi posisi sales kordinator, kepada Erwin," ucapku.
"Cieeee ..." balas Jayadi, sambil tersenyum menggodaku.
"Apa kau cie-cie?!" balasku, dengan nada yang sedikit membentak.
"Haha. Ya enggak loh, Bang. Kok tumben, Bang Ben merekomendasikan orang untuk kerja di perusahaan kita? Bukannya Bang Ben anti, sama nepotisme?" ucapnya padaku.
Benar juga. Aku memang pernah bicara kepada Jayadi soal penolakanku, tentang praktek nepotisme yang sering terjadi di dalam perusahaan, dan sekarang lihatlah! Aku melakukan sesuatu yang sebelumnya sangat kubenci. Ternyata benar kata orang-orang, bahwa cinta itu membutakan. Bukan mata, tapi pikiran kita yang dibutakan oleh cinta.
"Tapi, kalo si Lela kerja di perusahaan kita. Mungkin omset kita di toko Sumber Kue bisa lebih besar?" ucap Jayadi.
Cerdas kau Jayadi, cerdas! Aku tidak perlu lagi menyusun alasan. "Nah, itu maksudku Jay."
Aku lihat Jayadi mengangguk-anggukan kepalanya. " Kalau gitu, harusnya kalo si Lela diterima, itu bisa jadi keuntungan buat team kita?" kata Jayadi kemudian.
"Nah, benarkan? Jadi gimana menurutmu?" tanyaku.
"Setuju sih," balasnya. "Nanti saya bantu merayu Mas Erwin deh, Bang," lanjutnya.
Tentu saja aku senang mendengar ucapan Jayadi. Untuk masalah merayu atasan, Jayadi itu lebih pintar dariku.
Ngiiiiiiiiiiittt ....
Suara itu lagi? Lalu kulihat Jayadi kembali tertawa terpingkal-pingkal sambil terguling-guling di atas lantai.
Bajingan anak ini!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
NH
Jaaayyyy.....
2020-10-08
0
Ipah Cakep
ngiiiiiiiiiuuiuuiuiuiyuyuttt.. suara misterius tambahan ni thor 🤣😂🤣😂😂🤣😂🤣😂🤣😂🤣😂
2020-05-15
1