Pertemuan orangtua murid dan guru hari itu cukup menguras tenaga dan pikirian Andari. Karena memasuki tahun ajaran baru, banyak orangtua yang bertanya tentang metode pembelajaran di kelas.
Andari menjadi wali kelas untuk anak usia 3-4 tahun. Tak heran jika banyak orangtua yang bertanya tentang kegiatan di kelas.
Andari dan partner mengajarnya Mba Mila, sangat kompak. Mba Mila sendiri wali kelas untuk anak usia 2-3 tahun lebih mungil-mungil lagi. Lucu-lucu banget anak-anak muridnya.
Itu kenapa Andari terlihat awet muda. Meski sudah berusia hampir kepala 3. Tapi, mengajar anak-anak usia dini sungguh menyenangkan.
"Bu Andari?" Tanya salah satu orangtua murid kelas Andari.
"Iya, Ibu Mysha. Ada yang bisa dibantu, Bu?" Tanya Andari dengan ramah.
Di sekolah tempat Andari mengajar, seorang guru wajib mengetahui dan mengenal siapa saja orangtu murid anak-anak didiknya.
Menghafal nama orangtua murid itu bukan perkara mudah dengan berbagai macam tingkatan di sekolahnya, tapi guru di sekolah tersebut harus mengingat siapa saja nama orangtua murid di sekolah.
Kenapa? Karena jika ada seseorang yang mengenal dan tau nama kita siapa pasti senang kan? Meski kita sendiri belum tentu mengenal atau mengingat namanya.
Itu yang ditanamkan sekolah tempat Andari mengajar kepada guru-guru untuk tetap ramah dan sopan kepada orangtua murid.
Tapi, bukan berati guru tidak mempunyai harga diri. Ada batasannya kok. Jika memang orangtua murid sudah diluar batas wajar, tentu sekolah akan menegurnya. Ya, itu sedikit cerita tentang sekolah Andari.
"Iya, Ibu. Senang sekali sudah dikenal sama Bu Andari. Haha..." Ujar Bu Mysha orangtua murid dari Zee.
"Senang juga saya mendengarnya, Bu Mysha. Gimana Ibu? Mau ngobrol dulu atau gimana?" Tanya Andari sambil tersenyum ramah kepada Bu Mysha.
"Enggak, Bu. Cuma mau bilang, titip Zee ya Bu. Zee kan kadang-kadanh suka ajaib. Sabar-sabar ya Bu." Ujarnya sambil tersenyum senang.
"Oh, iya... Ibu. Baik. Saya juga berterima kasih. Karena Bu Mysha dan Ayah Fadli mempercayakan Zee untuk bersekolah disini." Jawab Andari sopan sambil tersenyum senang.
"Senang, Bu saya. Waktu dengar Bu Andari jadi Wali Kelasnya Zee. Karena dengar cerita dari Jeng Nanda, saya sama suami jadi semangat kan. Deg-degan juga, Bu. Siapa ya kira-kira Bu Gurunya Zee nanti. Ternyata Bu Andari sama Bu Mila. Aduuhh... saya legaaa... sekali..." Jelas Bu Mysha panjang x lebar 😁
Jeng Nanda itu orangtua murid di sekolah. Anaknya namanya Kinar. Cantik, ceria, ramah dan sopan anaknya. Waktu dia naik kelas, sempat gak mau pisah sama Andari karena sudah seperti teman dekatnya.
"Terima kasih banyak, Bu Mysha." Jawab Andari dengan senyum ramah.
Meskipun sebenarnya saat itu Andari sudah di kode oleh Bu Mita sang Kepsek untuk menyudahi perbincangan karena mereka harus meeting.
Ibu-ibu begitu kayaknya. Bilangnya gak mau ngobrol. Tapi, curhat 😆✌️
Singkatnya hari itu Andari lelah. Mendengar beberapa cerita dari orangtua murid tentang anak-anak mereka. Beragam ceritanya.
Di ruang meeting
"Gimana Bu Guru, pertemuan orangtua murid hari ini? Hahaha..." Tanya Bu Mita dengan senang sekali raut wajahnya.
"Ibuuuukkk!!!" Jawab Bu Guru serentak karena mengeluh banyak orangtua murid yang luar biasa tidak bisa berhenti cerita dari yang tertawa terbahak-bahak hingga menangis tersedu. Komplit pokoknya! 😪
"Okay, okay, sorry, sorry. Mmphh..." Jawab Bu Mita sambil menahan tawa.
Bagaimana tidak tertawa melihat para gurunya yang terlihat kualahan mengahadapi cerita orangtua murid yang sungguh, bisa dijadikan sebuah novel jika diizinkan untuk diceritakan. 🤐
Tapi, Bu Mita sangat bangga mempunyai guru-guru yang sangat luar biasa. Tanpa diminta harus melakukan apa, mereka tau apa yang harus mereka lakukan. Memang, jam terbang mengajar itu tidak bisa disepelekan. 😄
Bu Mita adalah kepsek untuk sekolah Playgroup hingga Kindergarten. Sedangkan untuk tingkat Preliminary sampai Senior High School berbeda. Pokoknya gitu deh.
Sekolah tempat Andari mengajar itu mempunyai bangunan yang sangat megah, mewah, dan bisa terlihat bahwa yang sekolah disana kalangan menengah atas.
Bangunannya menyatu dari SD - SMA. Tapi, berbeda untuk bangunan Playgroup dan Kindergarten. Makanya guru di Playgroup dan Kindergarten itu tidak begitu dekat dengan guru-guru yang mengajar di SD - SMA.
Sekolah BANGSA PERTIWI ini salah satu sekolah yang menjadi panutan di sekolah-sekolah daerah Jakarta. Karena mengenalkan tentang beragam budaya Indonesia. Sekolah yang berbudaya, semboyan dari sekolah tersebut.
"Okay, kita dengar dari kelas Gatotkaca (TK B) dulu deh ya. Gimana? Orangtua muridnya curhat apa? Haha..." Tanya Bu Mita dengan tawa senangnya.
Unik memang sekolah ini. Jadi, karena menjunjung nilai budaya Indonesia, mereka menamakan kelasnya dengan tokoh pewayangan Jawa.
Seperti kelas TK B mereka menamakan kelas Gatotkaca. Filosofinya, karena TK B itu anak-anak yang kisaran usia 5-6 tahun, diharapkan mereka bisa mengajak adik-adik kelasnya untuk bersikap baik. Kira-kira gitu ya. 😁
Sedangkan kelas TK A dinamai kelas Srikandi. Filosofinya hampir mirip dengan kelas TK B. Bisa mengajak adik-adik kelasnya untuk belajar bermain dan berbagi bersama-sama.
Untuk kelas Playgroup B diberi nama Nakula dan Playgroup A Sadewa. Filosofinya, mereka ingin anak-anak playgroup A dan B bisa membawa keceriaan dan kegembiraan untuk semua.
Keunikan ini yang menarik para orangtua murid percaya menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah BANGSA PERTIWI. Singkat cerita tentang lingkungan Andari mengajar.
"Tadi sih, orangtua lebih banyak nanya harus gimana untuk persiapan ke SD nantinya. Karena ada beberapa orangtua murid yang kemungkinan tidak melanjutkan SD disini." Ujar Bu Dewi Wali Kelas Pagi Gatotkaca (TK B).
"Terus kita jawab seperti yang sebelumnya kita sudah meeting kan Bu Mita. Kita jawab bahwa kami akan bantu dari segi akademis maupun non akademis. Tapi, tetap kepada prinsipnya, tidak memaksa anak." Jelas Bu Tanti Wali Kelas Siang Gatotkaca (TK B). Ada kelas pagi dan siangnya ya...
"Good job. Lalu tanggapan mereka bagaimana, Mba Dewi? Mba Tanti?" Tanya Bu Mita.
"Sebagian dari mereka tidak mengkhawatirkan tentang akademis yang penting sosial emosionalnya. Sebagian tetap kekeuh untuk akademis di kedepankan." Ucap Bu Tanti.
"Tapi, kita tetap bilang terima kasih kok Bu. Kita bilangnya, terima kasih untuk sarannya. Akan kami diskusikan kembali. Gitu Bu kita jawabnya." Ujar Bu Dewi.
"Okay, sip. Bagus. Keren." Jawab Bu Mita sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Berarti kelas Gatotkaca gak ada masalah ya?" Tanya Bu Mita.
"Gak ada, Bu." Jawab Bu Dewi dan Bu Tanti.
"Okay. Terima kasih Mba Dewi dan Mba Tanti. Sekarang kelas Srikandi. Gimana Mba Lulu dan Mba Yuli? Ada curcol apa nih dari ortu?" Tanya Bu Mita santai.
"Kebanyakan sih, nanya tentang metode pembelajaran di kelas, Bu. Karena anak-anak mereka kan peralihan nih dari playgroup ke TK. Dari kelas Nakula - Sadewa ke kelas Srikandi. Jadi mungkin agak khawatirnya disitu." Ujar Bu Yuli.
"Iya, Bu. Tapi, kita sudah jelaskan bahwa di kelas Srikandi nanti, untuk akademisnya kami kenalkan. Hanya saja melihat dari situasi dan kondisi anak. Tidak memaksa. Kami tekankan bahwa sosial emosional di kelas kami ini cukup menjadi fokus saya dan Bu Lulu. Gitu sih, Bu. Kita jawabnya. Gimana Bu?" Tanya Bu Yuli.
"Bagus kok. Sudah benar itu Mba Yuli dan Mba Lulu. Sudah menjawab sesuai prosedur yang ada. Okay, sip kalau gitu. Makasih ya Mba Lulu dan Mba Yuli..." Ucap Bu Mita dengan senyum hangatnya.
"Nah, ini nih. Yang pamornya naik daun banget. Hahaha..." Ujar Bu Mita yang membuat ruang meeting menjadi riuh.
"Asik, bingkisan banyak." Ujar Bu Susan. Sang Admin sekolah. Yang menjadi bahan meeting gak kelar-kelar ya celetukan-celetukan tiada akhir gini. Tapiii... membuat suasana meeting jadi lebih santai tapi tetap fokus.
Andari dan Bu Mila hanya tertawa bersama saja. Katanya mah, senyumin aja, ketawain aja. Selagi badai belum menghantui 😆
"Iyaa, Bu... banyak sekaliii yang curcol. Banyak dari mereka yang khawatir karena pergantian guru. Karena tahun lalu guru mereka kan Bu Tanti dan Bu Lulu. Sekarang ketemu sama saya dan Mba Ndari. Khawatir anak mereka akan gak nyaman." Jelas Bu Mila.
"Oh, iya? Terus kalian jawab gimana?" Tanya Bu Mita agak terkejut.
"Iya, Bu. Benar. Tapi tadi kita sudah jelaskan bahwa rasa tidak nyaman itu memang perlu ada Ayah dan Ibu. Supaya apa? Supaya anak-anak mengenal tentang emosi yang sedang ia rasakan." Jawab Andari.
"Dari sinilah kita bisa mengenalkan kepada anak apa sih yang sedang mereka rasakan dan saat mereka merasa tidak nyaman mereka ingin melakukan apa? Karena perasaan tidak nyaman bisa menjadi bahan pembelajaran untuk anak juga Ayah dan Ibu. Gitu Bu, kita jelasinnya. Benar gak Bu?" Tanya Andari.
Prok prok prok prok prok
Satu ruang meeting memberikan tepuk tangan kepada Andari. Karena jawabannya yang akurat dan tepat sasaran.
"Tjakeepp!!!" Sahut Bu Dewi.
"Lanjutkan perjuanganmu, Nak!! Hahaha..." Sahut Bu Lulu dengan ditanggapi Andari menunjukkan lengan bisepnya yang isinya tulang ajaahh... 🤣
"Bagus, bagus, bagus. Keceh!!" Ucap Bu Mita dengan tersenyum puas.
"Intinya sih, Bu. Kita lebih memfokuskan ke nyamannya anak dulu." Ucap Bu Mila.
"Nyaman aja dulu, Bu. Kalau udah nyaman kan susah move on. Wkwkwk..." Ujar Andari.
"Booddoooamaattt cooyyy!!!" Sahut Bu Mila dan Bu Tanti.
Bu Guru juga manusia yaa... perlu bercanda. Perlu ketawa, perlu jadi gila meskipun udah gila sebenarnya. 😂
Meeting guru hari itu berlangsung menyenangkan. Lucunya guru-guru di sekolah itu tidak pernah ada yang merasa bosan. Meskipun mereka hampir setiap hari bertemu.
Bayangkan dari jam 6:00 guru-guru sudah mulai berdatangan ke sekolah sampai jam 7:00. Sampai mereka selesai mengajar jam 12:00 dan jam kerja mereka sampai jam 14:00.
Di hari tertentu mereka harus meeting mingguan untuk memberikan laporan di setiap kelas. Kadang kalau meeting, itu bisa sampai sore hari. Karena memang membahas 4 kelas dengan jumlah beragam di setiap kelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Intinya kalau mengajar di sekolah ini, terutama di Playgroup dan TK gak boleh baper deh gurunya. Enjoy aja. Baper dikiiitt... aja, tergores hatinya. 😆
Seperti Bu Hani. Guru baru di sekolah BANGSA PERTIWI. Cukup kaget melihat kedekatan antara guru-guru, admin sekolah, kepsek bahkan OB, Security dan Helper di sekolah ini jika ada meeting mingguan, semua ikutan meeting. Kalau gak ada satu orang yang meeting, batal meetingnya.
Kenapa? Karena supaya mereka kompak. Sama-sama tau ada apa di sekolah, bagaimana seharusnya bersikap? Info apa yang perlu diketahui mereka.
Ini seru banget sih. Andaikan...
*Andaikan kenapa Thor? 🙄
*Gak apa, berandai-andai aja... 😄
*Gak jelas 😑
\*\*\*\*\*
"Yaaampuuunn!!! Ndariiii!!! Ini jam berapaa???!!" Teriak Dina dari jauh yang melihat Ndari berlari menghampirinya.
"Maap diajeeng..." Ujar Ndari yang menangkupkan kedua tangannya memohon ampun.
"Lo ngapain sih?!! Lama banget!!" Ucap Dina bersungut.
"Gue habis meeting kan tadi... terus gue balik bentar ke kosan. Mandilah sekalian. Dempul cantik dulu sayah... eh, pas lihat jam udah jam 17:30. Hehehe... maap ya cantiikk..." Jelas Andari sambil cengar-cengir.
"Iihhh!! Nyebelin banget sih lo!" Ujar Dina yang sudah mulai menurun emosinya.
"Tapi kenapa lo bawa mobil? Terus? Ini kayaknya bukan mobil lo, Din?" Tanya Andari bingung.
"Iya. Gue tadi siang ke kantor dulu nganter materi buat meeting sama investor." Jawab Dina.
"Lha, katanya mau dianterin sama si Mamas lo itu?" Tanya Andari sambil memakai sabuk pengamannya.
"Iyaa, tadinya gituu... tapi, karena si Boss jadinya Mas Reza ketahan deh di kantor. Gak bisa nganter gue. Akhirnya gue disuruh bawa mobilnya. Biar cepet katanya." Jelas Dina.
"Ohh... gitu. Lha terus Reza pulangnya gimana?" Tanya Andari sambil memasukkan buah jeruk ke mulutnya. Makan mulu nih si Andari. 😂
"Pulang bareng sama Bossnya katanya." Jawab Dina sambil mengunyak buah jeruk. Jiah... samanya doi berdua. Makan mulu 😄
"Enaknyoo... punya sahabat yang jadi boss. Hahaha..." Tawa Andari.
"Enggak juga, Ndar. Tapi gue heran deh sama sobatnya Mas Reza. Betah banget di kantor. Weekend aja di kantor. Workaholic banget doi." Ucap Dina.
"Makanya dia kayaaa dan jadi booss... emang eluu... udah cuma karyawan masih ngeluh aja kalo lembur. Wkwkwk... padahal gue juga 😂". Tawa Andari.
"Wkwkwk... bodoamat Ndar." Tawa geli Dina.
"Tapi, lo sering ngobrol sama Boss lo itu?" Tanya Andari.
"Sering banget lah. Secara kan kantor gue gak jauh dari kantornya doi. Terus pacar gue sobatnya doi juga. Kalau diluar kantor doi tuh nice banget. Tapiii... kalo di kantor uuduhh... singa kalah garangnya sama doi. Wkwkwk..." Dina 🤣
"Wah... parah... Boss nya di lambe-in sama Dina. Gue rekam ya Din, gue kirim ke Boss lo. Wkwkwk... padahal kenal juga enggak." Andari 😂
"Eh, eh, tapi katanya Boss gue itu darah biru, cciinn..." Ujar Dina dengan wajah orang terkejut.
"Emang lo udah lihat?" Andari.
"Lihat apaan?"
"Lihat darahnya Boss lo lah... ya kali darah gue. Hahaha..." Ucap Andari dengan tawa gelinya.
"Iihh!! Ngaco!! Bukan itu maksudnya. Maksudnya tuh, doi maauh keturunan orang keraton-keraton gitu." Ujar Dina dengan semangat.
"Apaan?? Keraton? Kerajaan gitu maksudnya?" Andari.
"Iya, itu maksud gue. Berarti anak Sultan buukkk... wuideeh..." Ucap Dina dengan hebohnya.
"Lha, aneh. Gue pikir anak emak bapaknya." Jawab Andari datar. Yang justru mendapat pukulan di lengannya dari Dina yang membuatnya meringis kesakitan.
"Ada juga elo yang aneh! Ngaco!!" Ucap Dina sambil bersungut tapi justru membuat Andari gemas dengannya.
"Ya, biarin aja dia kaya. Mau dia darah biru kek, keturunan kerajaan kek, anak sultan kek, atau konglomerat sekalipun, kalau emang hidupnya bermanfaat buat orang lain itu bagus. Daripada dia udah punya segalanya di dunia ini tapi gak punya hati sama otak mah buat apaan." Jawab Andari yang membuat Dina melongo heran dengan jawaban Andari.
"Ini seriusan lo Ndar?" Tanya Dina yang terkejut melihat Andari bijak kata-katanya. Biasanya error soalnya 😂✌️
"Auw ah." Jawab Andari dengan bersungut tapi malah membuat Dina tertawa melihat wajah Andari yang memerah karena malu.
"Oh, iya Ndar. Katanya Vano dateng lho. Gue lupa lagi bilang sama lo." Ujar Dina yang handal sekali menyetir mobil.
"Oh, ya? Iya kayaknya." Jawab Andari cuek.
"Elo gak pengen nampol tuh orang emang, Ndar?" Tanya Dina dengan kesal.
"Enggak. Biasa aja." Jawab Andari datar dan emang udah biasa aja.
"Gila lo ya! Gue gak nyangka aja, lo secepat itu move on dari Vano." Ucap Dina tidak menyangka dengan ketangguhan hati Andari.
"Hati lo tuh terbuat dari apa sih... Andariii... gue kalo jadi lo udah gue maki-maki tuh si Sasy, Elvi sama Jihan. Muka polos-polos tapi nusuk temennya dari belakang!!" Ujar Dina menggebu-gebu.
"Lo tuh pacaran gak sebentar lho Ndar, sama Vano. 1 tahun dan selama itu dia udah selingkuhin lo sama 3 cewek. *******!! Gue aja kalo inget masih dendam banget sama Vano." Lanjut Dina.
"Yaudah, biarin aja. Lagian juga itu kan udah dulu-dulu banget cuyy... ya biarkanlah." Ujar Andari santai.
"Lo gak marah apa saat itu lo tau udah diselingkuhin sama 3 cewek sekaligus?" Tanya Dina yang masih menggebu.
"Normalnya, cewek akan marah atau menangis karena dikhianati kan ya? Tapi, waktu itu, entah kenapa, hati gue kayak plong... gitu... kayak apa ya? Kayak macem burung di sangkar terus di lepas dari sangkar. Sebebas itu hati gue. Aneh kan?" Jelas Andari.
"Iya dah. Kalau diinget-inget lagi, lo emang gak marah waktu itu. Gak nangis juga. Datar aja gitu. Malahan lo ketawa-ketiwi latihan Tari Saman sama gue waktu itu." Ujar Dina.
"Iya kan? Ternyata pas gue telisik ke hati gue. Gue itu emang udah apa ya? Rasa sayang, suka, kayak gitu tuh udah tawar gitu. Udah apa yam? Udah biasa aja gitu gimana sih? Gitu lah pokoknya. Susah jelasinnya." Terang Andari.
"Hoohh... jadi karena itu, makanya lo biasa aja waktu tau Vano selingkuhin lo sama 3 cewek sekaligus? Berarti lo emang gak suka Vano, Ndar." Jelas Dina.
"Iya kali ya. Gak tau deh. Pokoknya seneng aja gitu udah gak sama Vano. Biarlah ya... masa lalu." Jelas Andari.
"Iyalah, Ndar. Cowok masih banyak. Cari dah. Ntar gue bantuin nyari. Kali aja ada yang buang. Wkwkwk..." Canda Dina yang mengundang Andari ikut tertawa.
Sudah sampai mereka di parkiran mobil. Turun dari mobil dan berjalan memasuki area reunian.
"Ndar, siap-siap." Ujar Dina.
"Siap-siap apaan?" Tanya Andari bingung.
"Siap-siap kuping panas. Ditanya soal kerjaan, pasangan dan lebih parahnya, harus banyak sabar dengerin curcolan mereka yang menonjolkan dirinya." Jelas Dina yang membuat alis Andari menyatu karena bingung dengan yang diucapkan oleh Dina.
"Itu mah kelas akselerasi kali. Kelas kita mah kan kelas teri, ikan tawar, ikan mujair. Hahaha..." Jawab Andari cuek dan tawa gelinya.
"Lo tuh ya! Kapan sih seriusnya!" Ujar Dina kesal.
"Din, yang kayak gitu kenapa harus dipusingin? Gak ada untungnya buat kita. Jenaka aja... hahaha..." Ucap Andari yang membuat Dina tersenyum kembali.
Beruntung Dina yang mempunyai sahabat seperti Andari. Selalu santai dengan obrolan-obrolan yang membuat telinga panas tapi selalu dibawa santai sama Andari.
Tempat reuniannya bisa dibilang cukup mewah. Karena disponsori oleh Giovano. Anak pewaris tahta perusahaan Bisnis Fashion terkemuka di Indonesia.
Yup! Mantannya Andari. 😄
*Eh, ada mantan. 😆
*Ejieehh... jangan baper 😂
Tempat reuninua di rooftop ada macem night view nya gitu dan yang dateng outfit beragam sekalii...
"Ndar, lo bawa undangannya kan?" Tanya Dina.
"Hah? Undangan? Undangan apaan?" Tanya Andari tanpa bersalah.
"Lhaa... gimana deh. Undangan reunian tuh dibawa. Mau masuk tuh kita harus kasih lihat undangannya. Jangan bilang lo gak bawa." Ucap Dina was-was.
"Undangan? Coba bentar. Gue cek dulu." Jawab Andari sambil mengacak-acak isi tasnya.
"Yang ini?" Tanya Andari sambil memperlihatkan undangan berwarna pinky sekali itu kepada Dina.
"Nah, iya itu. Itu undangan reuni. Ada nama lo kan?" Tanya Dina.
"Eh, emang ada ya? Gue belum cek." Jawab Andari santai.
"Gimana? Ada gak?" Tanya Dina berbisik yang sudah mulai masuk di antrean untuk cek undangan.
"Ini___" Belum sempat Andari melanjutkan pembicaraannya dengan Dina, ada yang datang.
"Udah, masuk aja. Ada gue." Ujarnya.
"Vano?" Ucap Andari dalam hati dan hanya saling pandang dengan Dina.
"Yuk, keburu mulai acaranya." Ujar Vano.
\*\*\*\*\*
Kenangan itu pasti ada.
Dan pasti terjadi.
Soal bagaimana kita dengan kenangan,
Itu urusan waktu dan kita sendiri.
Mau dijadikan sebuah pelajaran hidup
Atau sekedar kenangan saja?
Pilihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments