Andari

Andari

CHAPTER 1: ANDARI

Kenalkan namanya Rasmi Andari. Bersuku Jawa dan ada sentuhan Jermannya dikit. Hahaha...

Panggil saja dia Andari atau Ndari, panggilan akrabnya. Ibunya dari Solo dan Ayahnya remix. Jawa dan Jerman.

Andari mempunyai seorang adik laki-laki yang masih menempuh perjuangannya sebagai mahasiswa di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Lebih tepatnya di Yogyakarta.

Adik laki-lakinya bernama Pandu Dharma Widyatmoko. Panggil saja dia Pandu. Sedang menyelesaikan kuliah kedokterannya. Mau jadi penyembuh hatinyang luka katanya. Gitulah ya pokoknya. 😄

Andari sendiri masih senang dengan status sendirinya. Ia seorang yang berjuang di dunia pendidikan. Bukan perkara mudah, mengajar di beberapa tingkat pendidikan yang berbeda.

Semakin bagus gajinya, semakin tinggi komplain dan permintaan yang ajaib dari orangtua murid untuk anak-anaknya menjadi nomor satu.

Tapi, tidak meruntuhkan semangat Andari untuk tetap berjuang bersama dengan tenaga pendidik di luar sana yang dengan tulus membimbing aset Negara.

Andari berusia 28 tahun. Hhmm... bukan usia yang muda ya... terbilang usia dimana ia sering sekali mendengar pertanyaan

"Lho, Mba Andari kapan nyusul ke pelaminan nih?"

Jawab aja pakai senyum "Ini udah di pelaminan kok, Bu... hehehe.. " Ucapnya saat bersalaman dengan sang pengantin. 😁✌️

Pertanyaan random yang sering banget ia dengar dari orang-orang tentangnya. Tapi, ya gitu... tipe karakter Andari itu agak cuek. Jadi, ya... bodoamat 😆

Andari tinggal di Jakarta sendiri. Karena Ayah, Ibu dan Pandu tinggal di Yogyakarta. Tapi, Pandu tidak tinggal dengan Ayah dan Ibu Andari. Pandu nge-kost, katanya mah biar mandiri. Hahaha... ada aja 😆

Kalau Andari memang benar nge-kost. Sebenarnya, ada adik dari Ibunya Andari. Namanya Tante Nani. Ia sering sekali datang ke kost Andari hanya sekedar mengantar makanan.

Tapi, buat Andari, lebih senang ia tinggal sendiri daripada harus merepotkan keluarga. Wanita tangguh, pola pikirinya beda kali ya...

Sedih? Iya, pasti. Tapi, di satu sisi, Andari senang. Karena ia bisa mengeksplorasi lebih jauh tentang Negara tercintanya ini. Karena ia paling suka traveling. 😁

Andari pulang kampungnya jika memang ada libur di sekolah. Itu pun jika memungkinkam waktunya. Tapi, jika tidak, ya hanya sekedar bertegur sapa melalui video call.

Nasibnya tinggal jauh dari keluarga 😅✌️

*****

"Ndar, lo besok dateng reunian kan?" Tanya Dina.

"Eh, iya, ya. Emang besok Sabtu?" Tanya Ndari yang menyuap satu sendok bakso. Makanan kesukaannya.

"Lha... kan... kebiasaan banget deh. Di reminder gitu apa, Ndar." Ucap Dina sewot.

"Ya, maaaappp..." Jawab Andari sambil menangkupkan kedua tangannya dan memohon kepada Dina.

Buuuggh !!!

Disenyumin sama Dina. Terus di tabok kencenggg banget tangannya Ndari !!! Sampai yang punya tangan meringis kesakitan.

Tuh, sobat... Kalau sobatnya bikin salah bukan di diemin tapi di tabok beneran sama doi. 😆

"Lo berangkatnya gimana?" Tanya Dina kemudian.

"Emang acaranya jam berapa ya?" Tanya Ndari balik.

"Jam 7 malam. Pesen online aja apa ya?" Tanya Dina.

"Boleh."

"Eh, tapi besok gue ada pertemuan orangtua murid. Langsung apa ya gue?" Tanya Ndari.

"Terus gue sama siapa dong??? Cumi goreng??" Tanya Ndari.

"Ketemuan aja di tempat." Jawab Andari tanpa bersalah.

"Gue kan mau nebeng sama lo, guritaa.." Ujarnya.

"Eeehh... iya... motor gue kan masih di bengkel. Gak bisa dong ya..." Sahut Andari sambil menepuk keningnya.

"Hah??!! Di bengkel?? Kok bisa???!!! Lo nabrak apaan lagi??" Tanya Dina dengan nada suara yang cukup tinggi untuk kalangan ruangan makan bakso seperti itu. 😅

"Ssstt!!! Berisik banget sih!!" Sahut Andari sambil menepuk-nepuk lengan Dina yang memintanya untuk mengecilkan volume suaranya.

"Lagian elu!! Gak cerita-cerita sama gue!! Jahat banget!!" Celoteh Dina sambil bersungut.

"Duh, ileeh... berasa di omelin sama pacar gue. Hahaha..." Ucapnya sambil tertawa terbaha-bahak.

"Puas lo?!!" Ujarnya sambil merengut.

"Lo kenapa deh? Dari tadi ngomel mulu kayak nyamuk." Ucap Andari yang membuat Dina tertawa kembali.

"Ya, kali Ndar. Nyamuk masa nyanyi. Wkwkwk..." Tawa Dina.

"Et, tawa mulu. Jadi gimana nih? Gue paling kelar jam 1-an. Masih bisa kan?" Tanya Andari sambil menyeruput segelas es jeruk. Syeegerrr 😄

"Terus kenapa di bawa ke bengkel?" Tanya Dina yang masih penasaran soal motor Andari.

"Gak apa-apa. Cuma cek rutin aja. Kan udh 2 mingguan gue gak pake motor. Pas kemaren gue pake, mogok. Eh, kata tukang bengkelnya, ada yang kering. Tau apanya yang kering. Akhirnya gue tinggal aja di bengkel. Katanya sih malem ini mau dianterin ke kosan gue." Jelas panjang lebar Andari.

"Kering?? Kantongnya kali yang kering. Hahaha..." Ujar Dina dengan tawanya.

"Itu mah juga teriak gue. Wkwkwk..."

"Jadi lo belum pasti nih kendaraannya?" Tanya Dina lagi.

"Iya. Belum tau gue." Jawab Andari.

"Yaudah, ketemuan di sana deh. Nungguin lo jadi lumut gue." Ucap Dina.

"Tapi kan, acaranya jam 7, ya? Berarti pulang dulu masih sempet kali ya gue..." Jawab Andari.

"Gak telat emang?" Tanya Dina.

"Emang kalo telat dihukum gitu?" Tanya Andari lagi.

"Ya gak dihukum juga, Ndar." Jawab Dina.

"Hahaha... ya kali... jaman-jama SMA kita dulu. Telat dikit disuruh lari keliling lapangan kalau gak hormat ke bendera. Kalau dipikir-pikir, meaningnya tuh di mana ya?? Hahaha..." Ucap Andari dengan tawa lepasnya.

"Itu mah elo. Sering banget telatnya. Gue kalo jadi gurunya juga males. Liat lo mulu yang telat. Hahaha..." Ujarnya sambil tertawa keras

"Eh, tapi ya, Ndar. Ngomong-ngomong, gue kangen banget deh sama nyokap-bokap lo. Tante Asih sama Om Tyo. Apa kabar mereka Ndar?" Tanya Dina lanjutnya.

"Baik kok. Kangen ya. Sama. Tadi pagi gue habis video call sama Ibu. Heboh!" Jawab Andari.

"Hah? Heboh kenapa?"

"Heboh curcoooll... gegara bapak sibuk sama ayam ternaknya. Jeleousnya level dewa tuh. Cemburu sama ayam. Wkwkwk..." Jahilnya Andari.

"Wkwkwk... gila luh. Emak sendiri diledekin gitu." Tawa Dina geli sekali.

"Eh, tapi beneran deh. Kangen gue sama Tante Asih. Ntar gue mau telepon Tante Asih, ah..." Ujar Dina dengan senyum sumringahnya.

"Telepon dah. Dari kemaren doi gue telepon yang ditanyain lo mulu. Kangen kali doi sama lo. Gantian, dengerin celotehnya doi. Hahaha..." Tawa Andari lepas.

"Gak apa-apa dong... berasa denger curhatan Ibu sendiri. Hehehe..." Jawab Dina yang seketika memudarkan tawa Andari.

Intermezzo open.

Ya. Radina Larasati. Panggilannya Dina. Sahabat karib Andari sejak mereka masih dalam kandungan. Pak Tyo Ayah Andari dan Pak Cahyono Ayah Dina mereka bersahabat sejak dulu.

Singkat cerita karena sang Ayah bersahabat, tentu sang istri pun ikut bersahabat. Bu Asih dan Bu Indah senang bertukar cerita bersama.

Hingga saat Dina duduk di kelas 3 SD Bu Indah meninggal dunia karena kanker payudara yang dideritanya.

Bersedih sudah cukup. Saatnya bangkit. Dina duduk di kelas 2 SMP. Pak Cahyono memutuskan untuk menikah lagi.

Ia menikah dengan teman SMA nya dulu. Ayah Andari mengenalnya. Yang katanya mereka sempat berpacaran. Tapi, putus dan baru dipertemukan kembali saat itu.

Awalnya Dina menolak untuk menerima sang Ibu barunya. Buat Dina, Ibunya tidak bisa digantikan. Lain Dina, lain pula Mas Dewo.

Karena mungkin Mas Dewo lebih dewasa, jadi ia sering mengarahkan Dina tentang keputusan sang Ayah. Saat itu Mas Dewo masih tinggal bersama dengan Dina.

Dina merasa tenang. Namun, semenjak Mas Dewo pindah kerja di luar Negeri, ia merasa kesepian. Meskipun ada adik tirinya.

Sejak saat itu, ia sering sekali main ke rumah Andari. Karena dulu, rumah Andari dan rumah Dina berdekatan. Jadi, mereka sering bergantian menginap di rumah Andari ataupun Dina.

Bu Asih juga sudah menganggap Dina seperti anak sendiri. Ia sering mengajak Dina ikut serta dalam acara keluarga Andari.

Saat SMA Dina sudah bertekad untuk tinggal di luar rumahnya. Sebenarnya bukan karena Ibu barunya jahat atau gimana sama Dina.

Hanya saja, rasa tidak nyaman dengan sesosok yang menduduki tempat paling penting dulunya. Membuat Dina menjadi tidak nyaman.

Akhirnya setelah lulus SMA, Dina dan Andari bertekad untuk kuliah di Negeri Gingseng. Dina dan Andari memtuskan untuk mengambil beasiswa tersebut dan tinggal bersama selama kuliah di Korsel tersebut.

Lulus kuliah, Dina bekerja di salah satu perusahaan bergengsi di Indonesia. Bidang apa aja ada di situ. Tapi, kalau Dina lebih ke bidang seni. Seperti advertisement. Periklanan tapi Dina yang dibagian editor ya? Kalau gak salah begitu katanya.

Intinya, Andari dan Dina itu perempuan tangguh yang tetap masih butuh kehangatan seorang laki-laki. 😄💪

Interm**ezzo close**.

Dina kembali ke kostannya dan Andari pun juga. Hanya saja saat itu, Andari perlu mampir ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-harinya.

Boleh dibilang, sebenarnya Andari bukan dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ayahnya mempunyai sebuah perusahaan yang tidak kecil tentunya.

Tapi yaa... namanya boss... suka-suka deh ya. Perusahaannya sekarang dipindah alihkan ke saudara kandung Pak Tyo.

Tapiii... berujung nama Pak Tyo disalah gunakan. Pak Tyondi fitnah karena telah memakai uang perusahaan. Karena tak ingin debat berkepanjangan, akhirnya Pak Tyo mengundurkan diri dari perusahaan.

Sekarang?? Beliau bahagia sekali mempunyai peternakan ayam di Yogya. Awalnya ia mau memboyong anak-anak serta istrinya ke Jerman.

Namun, saat itu justru Neneknya Andari yang di Jerman tidak mengizinkan Pak Tyo ke Jerman. Ia ingin Pak Tyo tetap di Indonesia saja.

Jadilah, mereka memutuskan untuk tinggal di Yogya sambil merawat Mbah Putri dan Mbah Akung. Saat itu yang diboyong hanya Bu Asih dan Pandu. Karena Pandu masih sekolah.

Sedangkan Andari ditinggalah ia di sini karena pekerjaannya yang tidak memungkinkannya untuk ikut serta tinggal di Yogya.

Kesibukannya Andari ya berkutat dengan anak-anak. Sibuk mendengarkan celoteh anak-anaknya. Seperti saat ini. Gak cuma anaknya yang berceloteh. Tapi orangtuanya pun ikutan berceloteh.

"Iya, Bu." Jawab Andari dari sebrang telepon Kepala Sekolahnya sedang menghubunginya karena menanyakan perihal yang sebenarnya sepele. Tapi kalau tidak hati-hati, cukup berisiko.

Berisiko bagi kesehatan mental. Karena bisa gemas dengan kelakuan orangtua murid yang ajaibnya seperti botol gosok yang keluarnya jin. 😆✌️

"Sudah saya telepon, Bu Mita. Tapi orangtuanya Cathlyn tidak menjawab dan saya informasikan melalui WhatsApp." Jelas Andari kepada Bu Mita sang Kepala Sekolah.

"Mba Ndari tadi neleponnya ke Ibunya aja atau bapaknya juga?" Tanya Bu Mita dari sebrang sana.

"Dua-duanya, Bu. Lebih dari 3 kali saya telepon." Jawab Andari dengan menghela nafas untuk mengucap kata sabar buat dirinya sendiri.

"Tapi kok Ibunya Cathlyn bilang kalau Mba Ndari belum telepon ya? Tadi waktu WA udah sempet dibaca sama Bu Tiar (Ibunya Cathlyn)." Tanya Bu Mita lagi.

"Tadi saya sudah telepon ke nomornya Bu Tiar, 3 kali tapi tidak di angkat telepon saya. Saya coba telepon nomor HP nya, nomor rumahnya, bahkan Pak George, Ayahnya Cathlyn saya telepon Bu Mita." Terang Andari.

"Saya WA sebelum dan sesudah telepon. Tapi tidak ada jawaban. dan saat saya WA setelah saya telepon beberapa kali ke beberapa nomor itu WA nya masih ceklis satu." Lanjut Andari.

"Terus Bu Susan (Admin Sekolah tempat Andari mengajar) bilangnya, besok mau dikabarin lagi. Karena tadi udah sore kan. Jadi, HP sekolah di matiin. Sesuai rules kerjanya." Jelas Andari.

"Oh... yaudah kalau gitu. Mba Ndari nelepon karena Cathlyn jatuh apa gimana?" Tanya Bu Mita lagi.

"Enggak Bu. Cathlyn hari ini baik-baik aja. Saya telepon karena kita kan mau tematik mencicipi makanan dari daerah Jakarta. Karena tema budaya dari daerah DKI Jakarta. Tapi gak dijawab-jawab sama orangtuanya." Jelas Andari.

"Terus akhirnya Cathlyn nyicip apa enggak?" Tanya Bu Mita.

"Enggak Bu. Tapi, saya bawain di tempat bekalnya dia yang kosong. Itu juga udah saya sampein sama susternya."

"Terus saya telepon karena takutnya Mbanya gak tau kalau kotak bekalnya Cathlyn ada makanannya. Karena biasanya kan Cathlyn selalu habis makannya."

"Tapiii... emak bapaknya gak ada yang jawab telepon. WA juga cuma ceklis satu." Jelas panjang lebar Andari kepada Bu Mita.

"Ohh... yaudah kalau gitu. Soalnya Bu Tiar ngomongnya gak enak banget di group." Ujar Bu Mita.

"Emang Bu Tiar ngomong apa Bu?"

"Gak enak deh pokoknya. Besok kita bahas. Sekarang Mba Ndari istirahat deh. Kita butuh tenaga ekstram besok. Hahaha..." Tawa Bu Mita.

"Okay, Bu!" Ucap Andari sambil menutup telepon dan membaringkan tubuhnya di kasur.

*****

Terpopuler

Comments

senjaku

senjaku

kox gue kangen bening sama laut ya thor

2020-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!